Lampung: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Saibatin_dan_Pepadun.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: No permission since 31 January 2024. |
k Perbaikan Aksara karena unicode Aksara Lampung belum secara resmi diterbitkan |
||
(50 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{Kegunaan lain|Lampung (disambiguasi)}}
{{Kotakinfo provinsi
| nama = Lampung
| translit_lang1 = bahasa
|
|
| translit_lang1_type2 =
| ibukota = [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]▼
| translit_lang1_info2 =
| kota besar = [[Kota Metro|Metro]]▼
| bendera = Flag of Lampung.svg
| lambang = Coat of arms of Lampung.svg
Baris 22 ⟶ 25:
}}
| caption = '''Dari atas, kiri ke kanan'''; Tugu Siger, [[Nuwo Sesat|Rumah Nuwo Sesat]], [[Pulau Pahawang]], [[Gunung Anak Krakatau]], [[Harimau sumatra]] di [[Bukit Barisan]], [[Tari Bedana|Penari Bedana]], Pantai Gigi Hiu Tanggamus, dan [[Pelabuhan Bakauheni]].
| motto = {{script/Lampung|}}<br/>'''Sang
| dak = Rp 1.138.239.984.000,- ([[2024]]<ref>https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-lampung</ref>)
| slogan = The Treasure of Sumatra<ref>{{Cite web|
| dasar hukum = Undang-
| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1964|3|18}}
| nama gubernur = [[
| nama wakil gubernur = ''Lowong''
| nama ketua DPRD = Mingrum Gumay
Baris 45 ⟶ 49:
| kelurahan = 205
| desa = 2.449
| DAU = Rp
| total APBD = Rp 8.333.594.479.430,-
| tahun APBD = 2024 <ref>https://jdih.lampungprov.go.id/product-hukum/provinsi/10970/anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-provinsi-lampung-tahun-anggaran-2024/</ref>
| PAD = Rp 4.936.497.456.098,- (2024<ref>https://jdih.lampungprov.go.id/product-hukum/provinsi/10970/anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah-provinsi-lampung-tahun-anggaran-2024/</ref>)
| TNKB = BE
| ISO = ID - LA
Baris 72 ⟶ 76:
}}
'''Lampung''' adalah sebuah [[provinsi]] di bagian ujung selatan [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama,
== Sejarah ==
Baris 94 ⟶ 98:
Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan [[Abu an-Nasr dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]] yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.<ref>{{Cite news|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|title=Raja-Raja Kerajaan Banten|work=[[Kompas.com]]|date=1 Mei 2021|accessdate=16 Oktober 2021|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|last=Ningsih|first=Widya Lestari|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709185342/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten?page=all|dead-url=no}}</ref> Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.
[[Berkas:Coat of Arms of Lampung (1920s).svg|kiri|jmpl|298x298px|Logo Distrik Keresidenan Bandar Lampung ('''''Oosthaven''''') saat era penjajahan Belanda]]
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "[[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]" atau kadang-kadang disebut [[gubernur]] hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan [[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Baris 154 ⟶ 158:
=== Gubernur ===
{{utama|Daftar gubernur Lampung}}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 299 ⟶ 279:
Agama di provinsi Lampung beragam. Agama [[Islam di Indonesia|Islam]] menjadi agama terbesar/terbanyak jumlahnya yang kebanyakkan dipeluk oleh [[suku Jawa]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]], [[Orang Minangkabau|Minang]], [[Suku Bugis|Bugis]], serta sebagian kecil [[suku Batak]] dan lainnya.
[[Kekristenan di Indonesia|Kekristenan]] (Protestanisme & [[Gereja Katolik|Katolik Roma]]) menjadi agama kedua terbesar yang dipeluk oleh masyarakat Lampung setelah [[Islam]] dengan persentase sebanyak 2,42%. Untuk denominasi Protestan sebagian besar dianut oleh [[suku Batak]], [[Suku Jawa|Jawa]], serta sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan lainnya. Sedangkan untuk denominasi [[Gereja Katolik|Katolik]]
Selain itu, agama Hindu juga dianut oleh masyarakat keturunan [[India-Indonesia|India]] (Tamil) serta juga dianut oleh sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] serta sebagian kecil [[suku Jawa]]. Agama [[Agama Konghucu|Konghucu]] umumnya hanya dianut oleh komunitas masyarakat [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] lalu ada agama lainnya/kepercayaan, sisanya tidak terdata/tidak diketahui.
|