Hindia Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hakim pandaraya (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox former country
| conventional_long_name = Hindia Belanda<ref>{{Cite web |url=http://www.delcampe.net/page/item/id,203658033,var,INDES-NEERLANDAISES-Passeport-1931-DUTCH-EAST-INDIES-Passport--Revenues,language,E.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-01-11 |archive-date=2015-05-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150527195154/http://www.delcampe.net/page/item/id,203658033,var,INDES-NEERLANDAISES-Passeport-1931-DUTCH-EAST-INDIES-Passport--Revenues,language,E.html |dead-url=yes }}</ref>
| native_name = ''Nederlandsch-Indië''<br>''Nederlands-Indië''<br>''Dutch East Indies''<br>''Hindia-Belanda''<br>''Hindia Timur Belanda':
| common_name = Hindia Belanda
<!-- |country = Indonesia
Baris 32:
| p12 = Kesultanan Banten
| flag_p12 = Flag_of_the_Sultanate_of_Banten.svg
| p13 = MelakaKesultanan PortugisGorontalo
| flag_p13 = Flag of Portugal (1640).svg=
| p14 = Republik Lanfang
| flag_p14 = Lanfang_Republic_Reconstructed_Flag.svg
Baris 47:
| flag_s4 = Flag of Netherlands.svg
| flag = Bendera Belanda#Hindia Belanda
| image_flag = Flag of the Dutch East India CompanyNetherlands.svg
| image_map = Atlas van Nederlandsch Oost-Indië.tif
| image_map = [[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|ka|320px|Ekspansi VOC dilanjutkan oleh pemerintahan Hindia Belanda di Kepulauan Indonesia.]]
| image_map_caption = Peta wilayah Hindia Belanda sekitar tahun 1898-1907
| image_coat = Royal coat of arms of the Netherlands.svg
| national_anthem = "[[Wien Neêrlands bloed]]" (1815-1932) {{center|[[File:WienneerlandsbloedWien-Neêrlands-Bloed.ogg|noicon]]}}<br>"[[Wilhelmus (lagu)|Wilhelmus]]" (1932-1942)<br />[[Berkas:United States Navy Band - Het Wilhelmus (tempo corrected).ogg|noicon|pus]]</center>
| capital = [[Batavia]]
| capital_exile = {{Flagicon|Australia}} [[Melbourne]]<br/>{{small|(1942–1944)}}<br/>{{Flagicon|Australia}} [[Brisbane]]<br/>{{small|(1944–1945)}}
Baris 61:
| leader1 = -
| year_leader1 = [[Republik Batavia|Kepala<br>Republik Batavia]]
| leader2 = [[:en:Augustijn Gerhard Besier|Augustijn Gerhard Besier]]
| year_leader2 = 1800 <small>(pertama)</small>
| leader3 = [[:en:Carel de Vos van Steenwijk|Carel de Vos van Steenwijk]]
| year_leader3 = 1806 <small>(terakhir)</small>
| leader4 = -
Baris 91:
| stat_pop1 = 60.727.233
| currency = [[Gulden Hindia Belanda]]
| today = [[Indonesia]]<br/>[[Malaysia]]{{efn|Pelabuhan [[Melaka|Malaka]] merupakan bagian dari [[Malaka Belanda|Hindia Belanda]] dari 1818 hingga 1825}}
| footnote_a = {{note|aaa}} [[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Diduduki pasukan Jepang]] antara tahun 1942 hingga 1945, yang diikuti oleh [[Revolusi Nasional Indonesia]] hingga tahun 1949. Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. [[Nugini Belanda]] diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1963. Tanggal resmi menurut PBB adalah 27 Desember 1949 <ref>https://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml</ref>
}}
{{Sejarah Indonesia}}
{{Sejarah Malaysia}}
'''Hindia Belanda''' atau '''Hindia Timur Belanda''' ({{lang-nl|Nederlands(ch)-Indië}}) ({{lang-en|Dutch East Indies}}) adalah sebuah daerah [[Imperium Belanda|pendudukan Belanda]] yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama [[Republik Indonesia]]. Berdasarkan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824]], Belanda telah menyerahkan [[Melaka Belanda]] kepada Inggris, yang dulunya merupakan kegubernuran di Hindia Belanda. Hal ini telah mengkonsolidasikan pemerintahan modern ke negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]]. Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari penasionalan tanah-tanah koloni [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC), yang berada di bawah pemerintahan [[Republik Batavia|Belanda]] pada tahun 1800.
 
Selama abad ke-19, daerah jajahan dan pengaruh Belanda diperluas, mencapai batas wilayah kekuasaan terbesar mereka pada awal abad ke-20. Hindia Belanda adalah salah satu jajahan Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan [[Imperium Belanda|Kerajaan Belanda]],<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=LnevC1FYdnEC&pg=PA201 |title=Empires and Colonies|publisher=}}</ref> dan menyumbang pada keunggulan Belanda di dunia dalam perdagangan rempah-rempah dan [[tanaman dagang|hasil bumi]] pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20.<ref>Booth, Anne, et al. ''Indonesian Economic History in the Dutch Colonial Era'' (1990), Ch 8</ref> Tatanan masyarakat kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elite Belanda yang tinggal terpisah tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah mereka.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, hlm. 118</ref> Istilah "''Indonesia''" mulai digunakan untuk tempat geografis setelah tahun 1880. Pada awal abad 20, para cendekiawan lokal mulai mengembangkan gagasan [[Indonesia]] sebagai negara dan bangsa, dan menetapkan panggung untuk gerakan kemerdekaan.<ref>Robert Elson, ''The idea of Indonesia: A history'' (2008) hlmn 1-12</ref>
Baris 158:
Belanda, Inggris dan Amerika Serikat mencoba mempertahankan koloni ini dari pasukan Jepang ketika mereka bergerak ke selatan pada akhir 1941 untuk mencari minyak yang dikuasai Belanda.<ref>Jack Ford, "The Forlorn Ally—The Netherlands East Indies in 1942," ''War & Society'' (1993) 11#1 hlmn: 105-127.</ref><ref>Herman Theodore Bussemaker, "Paradise in Peril: The Netherlands, Great Britain and the Defence of the Netherlands East Indies, 1940–41," ''Journal of Southeast Asian Studies'' (2000) 31#1 hlmn: 115-136.</ref> Pada tanggal 10 Januari 1942, selama [[Kampanye Hindia Belanda]], pasukan Jepang menyerbu Hindia Belanda sebagai bagian dari [[Perang Pasifik]].<ref>Morison (1948), hlm. 191</ref> Perkebunan karet dan ladang minyak Hindia Belanda dianggap penting untuk kepentingan perang Jepang. Pasukan sekutu dengan cepat ditundukkan oleh Jepang dan pada tanggal 8 Maret 1942, [[KNIL|Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL) menyerah di Jawa.<ref>Ricklefs (1991), hlm. 195</ref><ref>L., Klemen, 1999–2000, ''The Netherlands East Indies 1941–42'', "[http://www.dutcheastindies.webs.com/index.html Forgotten Campaign: The Dutch East Indies Campaign 1941–1942] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20110726053035/http://www.dutcheastindies.webs.com/index.html |date=26 July 2011 }}".</ref>
 
Dipicu oleh propaganda perang Jepang ''Cahaya Asia''<ref>Shigeru Satō: War, nationalism, and peasants: Java under the Japanese occupation, 1942–1945 (1997), hlm. 43</ref> dan [[Kebangkitan Nasional Indonesia]], sebagian besar penduduk pribumi Hindia Belanda pertama-tama menyambut Jepang sebagai pahlawan pembebasan mereka dari pemerintah kolonial Belanda, tetapi sentimen ini dengan cepat berubah karena pendudukan Jepang ternyata jauh lebih opresif dan menghancurkan daripada pemerintah kolonial Belanda.<ref>[[Pendudukan Jepang di Indonesia]]</ref><ref>{{cite web|url = http://www.britannica.com/eb/article-22819/Indonesia|title = Indonesia :: Japanese occupation| accessdate = 21 Januari 2007| author = Encyclopædia Britannica Online| authorlink = Encyclopædia Britannica| year = 2007| quote = Though initially welcomed as liberators, the Japanese gradually established themselves as harsh overlords. Their policies fluctuated according to the exigencies of the war, but in general their primary object was to make the Indies serve Japanese war needs.}}</ref> [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Pendudukan Jepang]] selama Perang Dunia II mengakibatkan jatuhnya negara kolonial di Indonesia,<ref>{{cite journal |title=Dutch Attitudes towards Colonial Empires, Indigenous Cultures, and Slaves |journal=Eighteenth-Century Studies |volume=31 |issue=3 |author=Gert Oostindie and Bert Paasman |pages=349–355 |year=1998 |url=http://muse.jhu.edu/journals/eighteenth-century_studies/v031/31.3oostindie.html |doi=10.1353/ecs.1998.0021 |ref=harv|issn = 0013-2586 }}; {{cite book |last=Ricklefs |first=M.C. |title =History of Modern Indonesia Since c.1300, second edition |publisher=MacMillan |year=1993 |location=London |pages= |url= |doi= |isbn=0-333-57689-6}}</ref> karena Jepang menyingkirkan sebanyak mungkin struktur pemerintah Belanda, dan menggantinya dengan rezim mereka sendiri.<ref name="VICKERSp85">Vickers (2005), hlm. 85</ref> Meskipun posisi teratas di pemerintahan dipegang oleh Jepang, pengasingan semua warga Belanda menandakan bahwa banyak posisi kepemimpinan dan administrasi yang diduduki oleh orang Indonesia. Berbeda dengan penindasan Belanda terhadap nasionalisme Indonesia, Jepang mengizinkan para pemimpin pribumi untuk menjalin hubungan di antara massa, dan mereka melatih dan mempersenjatai generasi yang lebih muda.<ref>Ricklefs (1991), hlm. 199</ref>
 
Menurut laporan PBB, empat juta orang meninggal di Indonesia sebagai akibat dari pendudukan Jepang.<ref>Cited in: Dower, John W. ''War Without Mercy: Race and Power in the Pacific War'' (1986; Pantheon; {{ISBN|0-394-75172-8}})</ref> Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, pemimpin nasionalis [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] menyatakan kemerdekaan Indonesia. [[Revolusi Nasional Indonesia|Perang empat setengah tahun]] menyusul peristiwa ini ketika Belanda mencoba membangun kembali koloni mereka; Meskipun pasukan Belanda menduduki kembali sebagian besar wilayah Indonesia, perang gerilya terjadi, dan mayoritas orang Indonesia—serta opini internasional, lebih menyukai kemerdekaan Indonesia. Pada bulan Desember 1949, Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia dengan pengecualian wilayah [[Nugini Belanda]] ([[Nugini Barat]]). Pemerintahan Soekarno mengklaim kendali Indonesia atas wilayah itu, dan dengan tekanan dari Amerika Serikat, Belanda menyetujui [[Perjanjian New York]] yang hasilnya meminta Belanda untuk menyerahkan wilayah tersebut kepada pemerintahan Indonesia pada bulan Mei 1963.
Baris 195:
Sejak zaman VOC, otoritas tertinggi Belanda di Hindia Belanda berada di "Kantor Gubernur Jenderal". Selama era Hindia Belanda, Gubernur Jenderal berperan sebagai presiden eksekutif utama dari pemerintah kolonial dan menjabat sebagai [[panglima tertinggi]] tentara kolonial (KNIL). Hingga tahun 1903, semua pejabat dan organisasi pemerintah adalah agen resmi Gubernur Jenderal dan sepenuhnya bergantung pada administrasi pusat dari "Kantor Gubernur Jenderal" untuk anggaran mereka.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, p. 108</ref> Hingga tahun 1815, Gubernur Jenderal memiliki hak mutlak untuk melarang, menyensor atau membatasi publikasi apa pun di wilayah koloni. Kekuasaan Gubernur Jenderal yang terlalu besar memungkinkannya untuk mengasingkan siapa pun yang dianggap sebagai pihak subversif dan berbahaya bagi perdamaian dan ketertiban, tanpa melibatkan Pengadilan Hukum.<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, p. 140</ref>
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_huis_van_de_resident_in_Surabaya_TMnr_3728-839.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_huis_van_de_resident_in_Surabaya_TMnr_3728-839.jpg|kiri|jmpl|Rumah Residen (administrator kolonial) di Surabaya]]
Hingga tahun 1848, gubernur jenderal diangkat langsung oleh raja Belanda, dan dipada tahun-tahun berikutnya melalui Kerajaan dan atas nasihatsaran kabinet metropolitan Belanda.  Selama dua periode (1815–1835 dan 1854–1925) gubernur jenderal memerintah bersama dengan dewan penasehat yang disebut ''Raad van Indie'' (Dewan Hindia).  Kebijakan dan strategi kolonial menjadi tanggung jawab Kementerian Koloni yang berbasis di Den Haag.  Dari tahun 1815 sampai 1848 kementerian berada di bawah kekuasaan langsung raja Belanda.  Pada abad ke-20, koloni ini secara bertahap berkembang sebagaimenjadi negara yang berbeda dari metropolis Belanda dengan perbendaharaanperbendaharaannya dipisahkan pada tahun 1903, pinjaman publik dikontrak oleh koloni darisejak tahun 1913, dan hubungan kuasi -diplomatik didirikandibangun dengan ArabArabia untuk mengelola hajiibadah Haji dari Hindia Belanda.  .  Pada tahun 1922 koloniHindia ituBelanda berdiri sejajar dengan Belanda dalam konstitusi Belanda, sementarawalaupun tetap berada di bawah Kementerian Koloni.[64]<ref>R.B. Cribb and A. Kahin, pp. 87, 295</ref>
 
Gubernur jenderal memimpin hirarki pejabat Belanda;  wargalalu diikuti oleh residen, asisten residen, dan petugaspejabat distrik memanggilatau pengawasyang sering disebut ''controllers''.  Penguasa tradisional yang selamat dari pemindahan oleh penaklukan Belanda dilantik sebagai bupati dan aristokrasiaristokrat pribumi menjadi pegawai negeri pribumi.  SementaraMeskipun secara de facto mereka kehilangan kontrol nyatakekuasaan, kekayaan dan kemegahan mereka di bawah pemerintahan Belanda tumbuhsemakin bertambah.[35] <ref Aturanname="Reid 1974, p. 1"/> Pemerintahan tidak langsung bagi pribumi ini tidak mengganggu kaum tani dan hemat biaya bagi Belanda;  pada tahun 1900, hanya 250 orangpegawai negeri Eropa dan 1.500 pegawai negeri pribumi, danserta 16.000 perwira dan prajurit Belanda serta 26.000 tentara sewaanbayaran pribumi, diharuskanyang diwajibkan untuk memerintah 35 juta pendudukwarga kolonial.[65] <ref>Vickers (2005), p. 15</ref> Sejak tahun 1910, Belanda menciptakan kekuasaan negara yang paling terpusattrsentralisasi di [[Asia Tenggara.[30] ].<ref name="Friend p21"/> Secara politis, struktur kekuasaan yang sangat terpusat yang dibentuk oleh pemerintahan Belanda, termasuk kekuasaan pengasingan dan penyensoran yang sangat tinggi,[66]<ref>Cribb, R.B., Kahin, pp. 140 & 405</ref> dibawa ke dalam republik Indonesia yang baru.[30]<ref name="Friend p21"/>
 
Dewan Rakyat yang disebut ''[[Volksraad]]'' untuk Hindia Belanda dimulai pada tahun 1918. Volksraad terbatas pada peran penasehatpenasihat dan hanya sebagian kecil penduduk pribumi yang dapat memilih anggotanya.  Dewan tersebut terdiri dari 30 anggota pribumi, 25 orang Eropa dan lima orang Tionghoa dan penduduk lainnya, dan dibentukdipilih kembali setiap empat tahun.  Pada tahun 1925 ''Volksraad'' dijadikan badan semilegislatifsemi-legislatif;  meskipun keputusan masih dibuat oleh pemerintah Belanda, gubernur jenderal diharapkan untuk berkonsultasi dengan ''Volksraad'' mengenai masalah-masalah besar.  ''Volksraad'' dibubarkan pada tahun 1942 selama pendudukan Jepang.[67]<ref>Harry J. Benda, S.L. van der Wal, "De Volksraad en de staatkundige ontwikkeling van Nederlandsch-Indië: The Peoples Council and the political development of the Netherlands-Indies." (With an introduction and survey of the documents in English). (Publisher: J.B. Wolters, Leiden, 1965.)</ref>
 
Sistem hukum dibagi oleh tiga kelompok etnis utama yang diklasifikasikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda.  Orang Eropa, Orang Timur Asing Timur (Arab dan CinaChina) dan pribumi;  ketiga kelompok ini tunduk pada sistem hukum mereka sendiri, yang semuanya berlaku secara bersamaan.[68]<ref>{{Cite book |last=Tagliacozzo |first=Eric |url=https://books.google.com/books?id=S3nlvRJyjUEC |title=Southeast Asia and the Middle East: Islam, Movement, and the Longue Durée |publisher=NUS Press |year=2009 |isbn=978-9971-69-424-1 |pages=177 |language=en |access-date=16 September 2022 |archive-date=16 November 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231116064831/https://books.google.com/books?id=S3nlvRJyjUEC |url-status=live }}</ref>
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Het_Hooggerechtshof_en_het_Paleis_van_Daendels_het_'Grote_Huis'_aan_het_Waterlooplein_te_Batavia'_TMnr_10015231.jpg|ka|jmpl|Gedung Mahkamah Agung, Batavia]]
Pemerintah Belanda mengadaptasi kitab undang-undang Belanda di daerah jajahannya.  Pengadilan hukum tertinggi, Mahkamah Agung di Batavia, menangani banding dan memantau hakim dan pengadilan di seluruh koloni.  Enam dewan keadilan (''Raad van Justitie'') sebagian besar menangani kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dari kelas hukum Eropa[69] dan hanya secara tidak langsung menangani penduduk pribumi.  Dewan pertanahan (''Landraden'') berurusan dengan masalah perdata dan pelanggaran ringan seperti perceraian harta benda, dan perselisihan pernikahan.  Penduduk pribumiasli tunduk pada hukum adat mereka masing-masing dan bupatitunduk pribumipada sertabupati dan pengadilan negeri adat, kecuali jika kasuskasusnya diajukandibawa ke hadapan hakim Belanda.<ref name="Virtueel Indi">{{cite web |url=http://www.virtueelindie.nl/index.php?pagina=virtueelindie&locatie=7 |title=Virtueel Indi |access-date=25 August 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120331060935/http://www.virtueelindie.nl/index.php?pagina=virtueelindie&locatie=7 |archive-date=31 March 2012 |url-status=live |df=dmy-all}}</ref><ref group="note">Note: Komunitas hukum adat secara formal didirikan di seluruh nusantara, contohnya di [70][71Orang Minangkabau|Minangkabau] ]. See: Cribb, R.B., Kahin, p. 140</ref> Setelah kemerdekaan Indonesia, sistem hukum Belanda diadopsi dan secara bertahap sistem hukum nasional yang didasarkan pada ajaran hukum dan keadilan Indonesia didirikan.[72]<ref>http://alterisk.ru/lj/IndonesiaLegalOverview.pdf{{Dead link|date=July 2018 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, 2002 version:
 
{{Citation |last=Tabalujan |first=Benny S. |title=Features – The Indonesian Legal System: An Overview |date=2002-12-02 |url=https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |publisher=LLRX |access-date=17 January 2023 |archive-date=17 January 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230117145438/https://www.llrx.com/2002/12/features-the-indonesian-legal-system-an-overview/ |url-status=live}}</ref>
Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.  Penjara Meester Cornelis di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandel.  Di penjara Sawahlunto di Sumatra para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara.  Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita.  Di Lapas Wanita Bulu Semarang, para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik.  Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73]  Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea.  Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74]
 
Pada tahun 1920 Belanda telah mendirikan 350 penjara di seluruh koloni.  Penjara [[Jatinegara|Meester Cornelis]] di Batavia memenjarakan narapidana yang paling bandelsulit diatur.  Di penjara [[Sawahlunto]] di SumatraSumatera para tahanan harus melakukan kerja kasar di tambang batu bara.  Penjara terpisah dibangun untuk remaja (Jawa Barat) dan untuk wanita.  Di Lapas Wanita Bulu di [[Semarang]], para napi mendapat kesempatan belajar profesi selama di tahanan, seperti menjahit, menenun, dan membatik.  Pelatihan ini dijunjung tinggi dan membantu mensosialisasikan kembali perempuan setelah mereka berada di luar lembaga pemasyarakatan.[70][73] <ref name="Virtueel Indi"/><ref group="note">Note: Penjara perempuan Bulu di Semarang, yang menampung perempuan Eropa dan pribumi, memiliki kamar tidur terpisah dengan dipan dan kelambu untuk perempuan elit pribumi dan perempuan kelas hukum Eropa. Tidur di lantai seperti perempuan petani dianggap sebagai sanksi hukum yang tidak dapat ditoleransi. See: Baudet, H., Brugmans I.J. ''Balans van beleid. Terugblik op de laatste halve eeuw van Nederlands-Indië.'' (Publisher: Van Gorcum, Assen, 1984)</ref> Menanggapi pemberontakan komunis tahun 1926, kamp penjara Boven-Digoel didirikan di New Guinea.  Sejak tahun 1927, para tahanan politik, termasuk penduduk asli Indonesia yang mendukung kemerdekaan Indonesia, 'diasingkan' ke pulau-pulau terluar.[74]<ref>Baudet, H., Brugmans I.J. ''Balans van beleid. Terugblik op de laatste halve eeuw van Nederlands-Indië.'' (Publisher: Van Gorcum, Assen, 1984) P.76, 121, 130</ref>
 
=== Pembagian administratif ===
{{main|Pembagian administratif Hindia Belanda}}
 
Hindia Belanda dibagi menjadi tiga gouvernement, yaitu Gouvernement Sumatra, Gouvernement van [[Dependensi Borneo|Borneo en Onderhoorigheden]], ''gouvernementen''—[[Timur Raya (Hindia Belanda)|Gouvernement GrooteGroot Oost]], [[GouvernementDependensi DjokjakartaBorneo|Borneo]], [[Gouvernementdan Soerakarta]], sertaSumatra—dan tiga Provinsi yang secara khusus hanya ada''provincies'' di Jawa. Provinsi''Provincies'' dan Gouvernement''Gouvernment'' dibagi lagi menjadi Karesidenan—untukKeresidenan—untuk KaresidenanKeresidenan di bawah Provinsi''Provincies'' langsung dibagi menjadi ''Regentschappen'', sedangkan KaresidenanKeresidenan di bawah Gubernemen''Gouvernment'' dibagi menjadi ''[[Afdeling]].''<ref>{{cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/pages/chapter-4.html {{Webarchive|title=Chapter 4: The Netherlands Indies, 1800–1942 &#124; Digital Atlas of Indonesian History – by Robert Cribb |access-date=2012-01-19 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120119042918/http://www.indonesianhistory.info/pages/chapter-4.html |archive-date=2012-01-19 January 2012 |df=dmy-all}}, sourced from {{Citation | author1=Cribb, R. B | title=Digital atlas of indonesianIndonesian history | publication-date=2010 | publisher=Nias | isbn=978-87-91114-66-3 }} from the earlier volume {{Citation | author1=Cribb, R. B | author2=Nordic Institute of Asian Studies | title=Historical atlas of Indonesia | publication-date=2000 | publisher=Curzon ; Singapore : New Asian Library | isbn=978-0-7007-0985-4 }}</ref> Pada tahun 1942, pembagian administratif Hindia Belanda terdiri dari:<ref>{{Cite book|last=Dutch East Indies|date=1942|title=Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indie|location=Batavia|publisher=Lands-Drukkerij|url-status=live}}</ref>
 
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
Baris 217 ⟶ 221:
!Level 4
|-
| rowspan="18" |Provincie West -Java (Batavia)
| rowspan="3" |Residentie Bantam (Serang)
|Regentschap Serang
Baris 230 ⟶ 234:
| rowspan="3" |Residentie Batavia (Batavia)
|Regentschap Batavia
|1) Batavia 2) Weltevreden 3) Tangerang 4) Tjoeroeg 5) Balaradja 6) MawoekMaoek
|-
|Regentschap Meester Cornelis
Baris 236 ⟶ 240:
|-
|Regentschap Krawang
|1) Poerwakarta 2) Krawang 3) Tjikampek 4) Rengasdengklok 5) Soebang 6) SegalaherangSagalaherang 7) Pamanoekan 8) PegadenPagaden
|-
| rowspan="3" |Residentie Buitenzorg (Buitenzorg)
|Regentschap Buitenzorg
|1) Buitenzorg 2) Tjiawi 3) Leuwiliang 4) Djasinga 5) TjibinongParoeng 6) Djonggol/Tjibinong 7) Tjibaroesa
|-
|Regentschap Soekaboemi
Baris 256 ⟶ 260:
|-
|Regentschap Garoet
|1) Garoet 2) Bajongbong 3) Tjibatoe 4) Trongong 5) LelelsLeles 6) Tjikadjang 7) Boengboelang 8) Pameungpeuk
|-
|Regentschap Tasikmalaja
Baris 277 ⟶ 281:
|1) Madjalengka 2) Talaga 3) Randjagaloeh 4) Djatiwangi
|-
| rowspan="22" |Provincie Midden -Java (Semarang)
| rowspan="4" |Residentie Pekalongan (Pekalongan)
|Regentschap Pekalongan
Baris 309 ⟶ 313:
|-
|Regentschap Rembang
|1) Waroe 2) Soelang 3) Binangoen 4) Kragan 5) PamotanPamoetan
|-
|Regentschap Pati
|1) Pati 2) KajenKadjen 3) Djoewana 4) Djakenan 5) Tajoe
|-
|Regentschap Blora
Baris 352 ⟶ 356:
| rowspan="4" |Residentie Soerabaja (Soerabaja)
|Regentschap Soerabaja
|1) Kota Soerabaja 2) Djabakotta 3) Goenoengkendeng 4) Bawean 5) Grissee 6) Tjermee 7) Sidajoe
|-
|Regentschap Sidoardjo
Baris 400 ⟶ 404:
|-
|Regentschap Toeloengagoeng
|1) Kota Toeloengagoeng 2) Ngoenoet 3) Tjampoerdarat 4) Kalangbret 5) Trenggalek 6) Kampak 7) Karangan
|-
| rowspan="4" |Residentie Malang (Malang)
Baris 425 ⟶ 429:
|1) Djember 2) Kalisat 3) Majang 4) Rambipoedji 5) Tanggoel 6) Poeger 7) Woeloehan
|-
|Regentschap BanjoewangiBandjoewangi
|1) BanjoewangiBandjoewangi 2) Genteng 3) Blambangan 4) Bangoredjo 5) RagodjampiRogodjampi
|-
| rowspan="3" |Residentie Madoera (Pamekasan)
|Regentschap Pamekasan
|1) Pamekasan 2) Bender 3) Pagantenan 4) Waroe 5) Kota Sampang 6) Kedoengdoeng 7) Tordjoen 8) Ketapang
|-
|Regentschap Bangkalan
Baris 441 ⟶ 445:
| rowspan="5" |Afdeeling Jogjakarta (Jogjakarta)
|Regentschap Jogjakarta
|1) Kota Kalasan 2) Sleman 3) Mlati
|-
|Regentschap Bantoel
Baris 449 ⟶ 453:
|1) Wonosari 2) Plajen 3) Semanoe
|-
|Regentschap Pakoe AlamPakoealam
|1) Pakoealam
|-
|Regentschap Adikarto
Baris 464 ⟶ 468:
|-
|Regentschap Kota Mangkoenegaran
|1) Kota Mangkoenegaran 2) Karanganjar 3) KarangpadanKarangpandan 4) Djoemapolo
|-
|Regentschap Wonogiri
Baris 482 ⟶ 486:
|-
|Afdeeling Noordkust van Atjeh
|1) Sigli 2) Meureudoe 3) Lammeulo 4) Bireuen 5) Lho' SeumaweLhokseumawe 6) Lho' SoekonLhosoekon 7) Takengon
|-
|Afdeeling Oostkust van Atjeh met Alaslanden, Gajo Loeos en Serbodjadi
|1) Idi Rajeuk 2) Langsa 3) TemiengTemiang 4) Alaslanden 5) Gajo Loeos
|-
|Afdeeling Westkust van Atjeh
Baris 501 ⟶ 505:
|-
|Afdeeling Simaloengoen en Karolanden
|1) Simaloengoen 2) de KarolandenKaro-landen
|-
| rowspan="4" |Residentie Tapanoeli (Sibolga)
Baris 508 ⟶ 512:
|-
|Afdeeling Nias
|1) Nias en omliggende -eilanden 2) Batoe-eilanden 3) Banjak-eilanden
|-
|Afdeeling Padangsidimpoean
Baris 518 ⟶ 522:
| rowspan="5" |Residentie Sumatra's Westkust (Padang)
|Afdeeling Zuid Benedenlanden
|1) Padang 2) Kerintji-Indrapoera 3) Painan 4) MentawaiMantawai-eilanden
|-
|Afdeeling Tanahdatar
Baris 526 ⟶ 530:
|1) Oud Agam 2) Manindjau 3) Loeboeksikaping 4) Ophir
|-
|Afdeeling L.Limapoeloeh Kota
|1) Pajakoemboeh 2) Soeliki 3) Bangkinang
|-
Baris 534 ⟶ 538:
| rowspan="3" |Residentie Riouw (Tandjoengpinang)
|Afdeeling Tandjoengpinang
|1) Tandjoengpinang en Bintan 2) Karimoen 3) Lingga 4) Poelaoetoedjoeh
|-
|Afdeeling Indragiri
Baris 548 ⟶ 552:
|Residentie Benkoelen (Bengkoelen)
|Afdeeling Benkoelen
|1) Benkoelen-Seloema 2) Redjang -Lebong 3) Manna 4) Kaoer 5) Kroei 6) Lais 7) Moeko-Moeko
|-
| rowspan="3" |Residentie Palembang (Palembang)
Baris 562 ⟶ 566:
|Residentie Lampongsche Districten (Teloekbetoeng)
|Afdeeling Teloekbetoeng
|1) Teloekbetoeng 2) Kaliandak 3) Kota Agoeng 4) Kotaboemi 5) Soekadana 6) Menggala 7) Mesoedji-Kajoeagoeng
|-
|Residentie Bangka en Billiton (Pangkalpinang)
Baris 571 ⟶ 575:
| rowspan="5" |Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo (Bandjermasin)
|Afdeeling Bandjermasin
|1) Bandjermasin-Marabahan 2) Martapoera 3) Pelaihari 4) Poelaoe Laoet 5) Satoei-Tanah Boemboe
|-
|Afdeeling Hoeloesoengai
|1) Kandangan 2) Barabai 3) Amoentai 4) Tandjoeng 5) Rantau 6) Balangan 7) Tabalong
|-
|Afdeeling Kapuas-Barito
|1) Beneden Dajak 2) Boven Dajak 3) Sampit 4) Kota WaringinKoetawaringin 5) Moeara Teweh 6) Poeroek Tjaoe
|-
|Afdeeling Samarinda
|1) Oost-Koetai 2) Balikpapan 3) West-Koetai 4) PasirPaser 5) Boven MahamMahakam
|-
|Afdeeling Boeloengan en Beraoe
|1) Tarakan 2) Tidoengsche -landen 3) Apau -Kajan 4) Boeloengan 5) Beraoe
|-
| rowspan="4" |Residentie Westerafdeeling van Borneo (Pontianak)
Baris 598 ⟶ 602:
|1) Boven en Beneden Matan 2) Soekadana
|-
| rowspan="2324" |[[Timur Raya (Hindia Belanda)|Gouvernement Groote Oost]] (Makassar)
| rowspan="7" |Residentie Celebes en Onderhoorigheden (Makassar)
|Afdeeling Makassar
|1) Makassar 2) Maros 3) Pangkadjene 4) GoaGowa 5) Djeneponto-Takalar
|-
|Afdeeling Bonthain
|1) Bonthain 2) Boeloekoemba 3) Sindjai 4) Saleijer-eilanden
|-
|[[Afdeeling Bone]]
Baris 616 ⟶ 620:
|-
|Afdeeling Loewoe
|1) Palopo 2) Makale-Rantepao 3) Masamba 4) MailiMalili 5) Mangkoetana 6) Kolaka
|-
|Afdeeling Boetoeng en Laiwoei
|1) Boetoeng 2) Moena 3) Kendari 4) Toekangbesi-eilanden
|-
| rowspan="56" |Residentie Manado (Manado)
|[[Afdeeling Manado]]
|1) MinahasaAmurang 2) BolaangTondano Mongondow3) Manado
|-
|Afdeeling Sangihe en Talaude EilandenTalaud-eilanden
|1) Sangihe-eilanden
|-
|Afdeeling Bolaangmongondow
|1) Bolaang 2) Pasi 3) Lolayan 4) Dumoga 5) Koetaboenan
|-
|[[Afdeeling Gorontalo]]
|1) Gorontalo 2) Boeol 3) Kwandang 4) Boalemo
|-
|Afdeeling Donggala
|1) Donggala 2) Paloe 3) Parigi 4) Toli -Toli 5) Moutong
|-
|[[Afdeeling Poso]]
|1) Poso 2) Kolonodale 3) Banggai en Peleng 4) Todjo en Oena-Oena
|-
| rowspan="5" |Residentie Molukken (Amboina)
|Afdeeling Amboina
|1) Amboina 2) Boeroe 3) Saparoea 4) Banda-eilanden 5) West-Ceram 6) Amahai 7) Wahai 8) Kairatoe 9) Oost-Ceram, Ceram Laoet en Goram
|-
|Afdeeling Ternate
|1) Ternate 2) Makian en Kajoa 4) Batjan 3) Djailolo 4) Weda 5) Tobelo 6) Soela-eilanden
|-
|Afdeeling Toeal
|1) Kei-eilanden 2) Aroe-eilanden 3) Tanimbar-einlandeneilanden 4) Zuid-Wester einlanden 5) Boven Digoel 6) Zuid-Nieuw Guinea
|-
|Afdeeling Noord -Nieuw Guinea
|1) Manokwari 2) Sorong 3) Radja Ampat 4) Seroei 4) Sarmi 5) Hollandia
|-
|Afdeeling West -Nieuw Guinea
|1) Fak-Fak 2) Inanwatan 3) Kaimana 4) Mimika
|-
| rowspan="3" |Residentie Timor en Onderhoorigheden (Koepang)
|Afdeeling Timor en Eilanden
|1) Koepang 2) Zuid Midden -Timor 3) Noord Midden -Timor 4) Beloe 5) Alor-eilanden 6) Rote-eiland
|-
|Afdeeling Flores
|1) Ende 2) Oost -Flores en Solor Eilanden-eilanden 3) Maoemere 4) Ngada 5) Manggarai 6) Nage-Keo
|-
|Afdeeling Soembawa en Soemba
|1) Bima 2) Soembawa 3) Oost -Sumba 4) West -Soemba
|-
| rowspan="3" |Residentie Bali en Lombok (Singaradja)
Baris 667 ⟶ 674:
|1) Boeleleng 2) Djembrana
|-
|Afdeeling Zuid -Bali
|1) Badoeng 2) Tabanan 3) Gianjar 4) Kloengkoeng 5) Karangasem
|-
|Afdeeling Lombok
|1) West -Lombok 2) Midden -Lombok 3) Oost-Lombok 4) Noord-Lombok
|}
 
Pada 1818-18251818–1825, Melaka Belanda merupakan bagian administratif dari Hindia Belanda. Pada tahun 1825 akhirnya Melaka diserahkan kepada Britania Raya berdasarkan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1824]].
{| class="wikitable mw-collapsible"
|+
Baris 698 ⟶ 705:
 
==Ekonomi==
{{main|Ekonomi Hindia Belanda}}
{{See also|Sistem Budidaya|Zaman Liberal (Hindia Belanda)}}
Sejarah ekonomi koloni berkaitan erat dengan kesehatan ekonomi Belanda.<ref>Dick, et al. (2002)</ref> Meskipun keuntungan yang meningkat dari sistem pajak tanah Belanda, keuangan Belanda sangat terpengaruh oleh biaya [[Perang Diponegoro|Perang Jawa]] dan [[Perang Padri]], serta [[Perang Belanda-belgia|kekalahan Belanda atas Belgia pada tahun 1830]] yang membawa Belanda ke jurang kebangkrutan. Pada tahun 1830, seorang gubernur jenderal baru, [[Johannes van den Bosch]], ditunjuk untuk membuat Hindia membayar melalui eksploitasi Belanda atas sumber dayanya. Dengan dominasi politik Belanda di seluruh Jawa untuk pertama kalinya pada tahun 1830,<ref>Ricklefs (1991), p 119</ref> mereka memperkenalkan kebijakan pertanian tanam paksa yang dikendalikan pemerintah. Kebijakan itu disebut ''cultuurstelsel'' (sistem tanam) dalam bahasa Belanda atau "tanam paksa" dalam bahasa Indonesia. Para petani diwajibkan untuk menyerahkan, sebagai bentuk pajak, hasil panen tertentu dalam jumlah tetap, seperti gula atau kopi.<ref name="Taylor 2003, p. 240">Taylor (2003), p. 240</ref> Sebagian besar Jawa menjadi perkebunan Belanda dan pendapatan terus meningkat selama abad ke-19 yang diinvestasikan kembali ke Belanda untuk menyelamatkan negara dari kebangkrutan.<ref name="LP_23-25"/><ref name="Taylor 2003, p. 240"/> Antara tahun 1830 dan 1870, 840 juta gulden (setara €8 miliar pada tahun 2018<ref>{{Cite web |url=http://www.iisg.nl/hpw/calculate2-nl.php |title=Waarde van de gulden / euro |website=www.iisg.nl |access-date=8 May 2020 |archive-date=7 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200507213957/http://www.iisg.nl/hpw/calculate2-nl.php |url-status=live}}</ref>) diambil dari Hindia Timur, rata-rata menghasilkan sepertiga dari anggaran tahunan pemerintah Belanda.<ref>{{Cite web |url=https://www.kivi.nl/afdelingen/telecommunicatie/nieuws/artikel/promotie-huib-ekkelenkamp-op-9-april-2019-tu-delft |title=Promotie Huib Ekkelenkamp op 9 april 2019 TU Delft |website=KIVI |access-date=8 May 2020 |archive-date=8 March 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210308170608/https://www.kivi.nl/afdelingen/telecommunicatie/nieuws/artikel/promotie-huib-ekkelenkamp-op-9-april-2019-tu-delft |url-status=live}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.thejakartaglobe.com/opinion/indonesias-infrastructure-problems-a-legacy-from-dutch-colonialism/437111 |title=Indonesia's Infrastructure Problems: A Legacy From Dutch Colonialism |work=The Jakarta Globe |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20121124023601/http://www.thejakartaglobe.com/opinion/indonesias-infrastructure-problems-a-legacy-from-dutch-colonialism/437111 |archive-date=24 November 2012 |df=dmy-all}}</ref> Akan tetapi, Sistem Tanam Paksa membawa banyak kesulitan ekonomi bagi para petani Jawa, yang menderita kelaparan dan wabah penyakit pada tahun 1840-an.<ref name="LP_23-25"/>
Baris 710 ⟶ 718:
== Angkatan bersenjata ==
{{main article|Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Angkatan Laut Gubernemen}}
[[Berkas:Javaanse_KNIL-militairenElf Javaanse KNIL,K, SFA022800558.jpg|jmpl|Prajurit KNIL asli Indonesia, 1927.]]
[[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL) dan [[Angkatan Udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (ML-KNIL) didirikan pada tahun 1830 dan 1915 secara berturut-turut. Pasukan Angkatan Laut dari [[Angkatan Laut Kerajaan Belanda]] bermarkas di [[Kota Surabaya|Surabaya]], tetapi tidak pernah menjadi bagian dari KNIL. KNIL adalah cabang terpisah dari [[Tentara Kerajaan Belanda]], dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan didanai oleh anggaran kolonial. KNIL tidak diizinkan merekrut orang Belanda yang sedang wajib militer dan memiliki sifat "[[Sukarelawan asing|Legiun Asing]]" dan memiliki kebiasaan merekrut bukan hanya orang Belanda, tetapi juga dari banyak negara Eropa lainnya (terutama tentara bayaran Jerman, Belgia, dan Swiss).<ref>Blakely, Allison (2001). Blacks in the Dutch World: The Evolution of Racial Imagery in a Modern Society. Indiana University Press. hlm. 15 {{ISBN|0-253-31191-8}}</ref> Sementara sebagian besar perwira adalah orang Eropa, mayoritas prajurit adalah orang Indonesia asli, dan kontingen terbesar adalah [[orang Jawa]] dan [[orang Sunda|Sunda]].<ref>Cribb, R.B. (2004) 'Historical dictionary of Indonesia'. Scarecrow Press, Lanham, USA.{{ISBN|0 8108 4935 6}}, hlm. 221 [https://books.google.com/books?id=SawyrExg75cC&dq=number+of+javanese+in+KNIL&source=gbs_navlinks_s]; [Catatan: Statistik KNIL pada tahun 1939 menunjukkan setidaknya 13,500 orang Jawa dan Sunda yang bergabung dengan mereka, dibandingkan dengan 4,000 prajurit dari Ambon]. Sumber: [http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/ Netherlands Ministry of Defense] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111001011455/http://www.defensie.nl/nimh/geschiedenis/tijdbalk/1814-1914_nederlands-indi/|date=2011-10-01}}.</ref>
[[File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Lombok_1894_J._Hoynck_van_Papendrecht_1858_1933.jpg|kiri|jmpl|Dutch intervention in Lombok and Karangasem, 1894.]]
Baris 735 ⟶ 743:
===Seni Visual===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschildering_voorstellend_de_grote_postweg_bij_Buitenzorg_TMnr_1012-1.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschildering_voorstellend_de_grote_postweg_bij_Buitenzorg_TMnr_1012-1.jpg|ka|jmpl|Penggambaran romantis ''[[Jalan Raya Pos|De Grote Postweg]]'' dekat Buitenzorg]]
Keindahan alam Hindia Timur telah mengilhami karya-karya seniman dan pelukis yang sebagian besar mengabadikan pemandangan romantis Hindia kolonial. Istilah ''[[Mooi Indie|Mooi Indië]]'' (Bahasa Belanda untuk "Hindia Indah") awalnya diciptakan sebagai judul dari 11 reproduksi lukisan cat air [[Du Chattel]] yang menggambarkan pemandangan Hindia Timur yang diterbitkan di [[Amsterdam]] pada tahun 1930. Istilah ini menjadi terkenal pada tahun 1939 setelah [[Sindoedarsono Soedjojono|S. Sudjojono]] menggunakan itu untuk mengolok-olok para pelukis yang hanya melukiskan semua hal indah tentang Hindia.<ref>{{cite web |title=Mooi Indie, Aliran |url=http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/1931 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20111101020752/http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/1931 |archive-date=1 November 2011 |access-date=27 September 2011 |website=Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta |language=nl |df=dmy-all}}</ref> ''Mooi Indië'' kemudian diidentifikasi sebagai genre lukisan yang terjadi pada masa kolonial Hindia Timur yang menangkap penggambaran romantisme Hindia Belanda sebagai tema utama;  sebagian besar pemandangan alam pegunungan, gunung berapi, sawah, lembah sungai, desa, dengan pemandangan abdi dalem, bangsawan, dan terkadang wanita pribumi bertelanjang dada. Beberapa pelukis ''Mooi Indië'' terkemuka adalah seniman Eropa: F. J. du Chattel, [[Manus Bauer]], [[Nieuwkamp]], ​​[[Isaac Israëls|Isaac Israel]], [[PAJ Moojen]], [[Carel Dake]], dan [[Romualdo Locatelli]]; Pelukis Belanda kelahiran Hindia Timur: [[Henry van Velthuijzen]], [[Charles Sayers]], [[Ernest Dezentje]], [[Leonard Eland]] dan [[Jan Frank]]; Pelukis pribumi: [[Raden Saleh]], [[Pirngadie|Mas Pirngadie]], [[Abdullah Suriosubroto|Abdullah Surisubroto]], [[Wakidi]], [[Basuki Abdullah]], [[Soeryo Soebanto|Mas Soeryo Soebanto]] dan [[Henk Ngantung]]; dan juga pelukis Tionghoa: [[Lee Man Fong]], [[Oei Tiang Oen]], dan [[Siauw Tik Kwie]]. Para pelukis ini biasanya memamerkan karyanya di galeri seni seperti [[Bataviasche Kuntkringgebouw]], [[Theosofie Vereeniging]], [[Kunstzaal Kolff & Co]] dan [[Hotel des Indes|Hotel Des Indes]].
 
===Teater dan film===
{{See also|Daftar film Hindia Belanda|Daftar produser film Hindia Belanda|Daftar sutradara film Hindia Belanda}}
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Bioscoop_Mimosa_in_Batoe_TMnr_60052449.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Bioscoop_Mimosa_in_Batoe_TMnr_60052449.jpg|jmpl|Bioskop Bioscoop Mimosa di Batu, Jawa, 1941]]
Sebanyak 112 film fiksi diketahui telah diproduksi di Hindia Belanda antara tahun 1926 dan pembubaran koloni pada tahun 1949. Film paling awal, yang diimpor dari luar negeri, ditayangkan pada akhir tahun 1900,[126]{{sfn|Biran|2009|p=27}} dan pada awal tahun 1920-an diimpor  serial impor dan film fiksi ditampilkanmulai ditayangkan, seringkalisering kali dengan nama lokal.[127]  Perusahaan Belanda juga memproduksi film dokumenter tentang Hindia Belanda untuk ditayangkan di Belanda.[128] {{sfn|Biran|2009|p=35}} Film produksi lokal pertama, ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'', disutradarai oleh [[L. Heuveldorp]] dan dirilis pada 31 Desember 1926.[129] {{sfn|Biran|2009|pp=61, 68}} Antara 1926 dan 1933 banyak produksi lokal lainnya yang dirilis.  Selama pertengahan tahun 1930-an, produksi turun sebagai akibat dari [[Depresi Hebat.[130Besar] ].{{sfn|Biran|2009|p=145}} Tingkat produksi menurun lagi setelah pendudukan Jepang dimulai pada awal 1942, menutup semua kecuali satu studio film.[131] {{sfn|Biran|2009|pp=319, 332}} Sebagian besar film yang diproduksi selama pendudukan adalah film pendek propaganda Jepang.[132] {{sfn|Biran|2009|pp=334, 340}} Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dan selama revolusi berikutnya, beberapa film dibuat, baik oleh pendukung pro-Belanda maupun pro-Indonesia.[133][134]{{sfn|Biran|2009|pp=367–370}}{{sfn|Kahin|1952|p=445}}
 
Umumnya film-film yang diproduksi di Hindia Belanda mengangkat kisah-kisah tradisional atau diadaptasi dari karya-karya yang sudah ada.[135] <ref>Heider (1991), p. 15</ref> Film-film awal adalah [[film bisu]], dengan [[Karnadi Anemer Bangkong]] ([[Karnadi si Kontraktor Katak; 1930]]) umumnya dianggap sebagai film bicara pertama;[136][sumber yang lebih baik diperlukan] film-film selanjutnya akan menggunakan bahasa Belanda, Melayu, atau bahasa pribumi.  SemuanyaSemua film berwaarna hitam-putih.  Antropolog visual Amerika [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film sebelum tahun 1950 hilang.[137] <ref>Heider (1991), p. 14</ref> Namun, catatan Katalog Film Indonesia dari [[JB Kristanto]] mencatat beberapa di antaranya bertahan di arsip Sinematek Indonesia, dan Biran menulis bahwa beberapa film propaganda Jepang bertahan di Dinas Penerangan Pemerintah Belanda.[138]{{sfn|Biran|2009|p=351}}
 
Drama teater karya penulis drama seperti [[Victor Ido]] (1869–1948) dipentaskan di [[Schouwburg Weltevreden]], sekarang dikenal sebagai [[Gedung Kesenian Jakarta]].  Bentuk teater yang kurang elit, yang populer di kalangan orang Eropa dan pribumi, adalah pertunjukan teater keliling Indo yang dikenal sebagai [[Komedie Stamboel 1891-1903|Komedie Stamboel]], yang dipopulerkan oleh [[Auguste Mahieu]] (1865–1903).
 
===Sains===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo÷logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Zo%C3%B7logisch_Museum_en_laboratorium_van_'s_Lands_Plantentuin_te_Buitenzorg_West-Java_TMnr_10010799.jpg|ka|jmpl|Museum dan lab di [[Kebun Raya Bogor|Buitenzorg Plantentuin]]]]
Kekayaan alam dan budaya Hindia Belanda menarik para intelektual, ilmuwan, dan peneliti Eropa.  Beberapa ilmuwan terkemuka yang melakukan sebagian besar penelitian penting mereka di kepulauan Hindia Timur adalah [[Johannes Elias Teijsmann|Teijsmann]], [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]], [[Christiaan Eijkman|Eijkman]], [[Eugène Dubois|Dubois]], dan [[Alfred Russel Wallace|Wallace]].  Banyak lembaga seni, budaya, dan ilmu pengetahuan penting didirikan di Hindia Belanda.  Misalnya, ''[[Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen|Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Masyarakat Seni dan Sains Kerajaan Batavia),]]'' pendahulu [[Museum Nasional Indonesia]], didirikan pada 1778 dengan tujuan untuk mempromosikan penelitian dan mempublikasikan temuan di bidang seni dan sains khususnya sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika.  [[Kebun Raya Bogor]] dengan ''[[Herbarium Bogoriense]]'' dan [[Museum Zoologicum Bogoriense]] merupakan pusat utama penelitian botani yang didirikan pada tahun 1817 dengan tujuan mempelajari flora dan fauna Nusantara.
 
Fosi Manusia Jawa ditemukan oleh [[Eugène Dubois|Eugene Dubois]] pada tahun 1891. Komodo pertama kali dideskripsikan oleh [[Pieter Antonie Ouwens|Peter Ouwens]] pada tahun 1912, setelah kecelakaan pesawat pada tahun 1911 dan rumor tentang dinosaurus yang hidup di Pulau Komodo pada tahun 1910. Vitamin B1 dan hubungannya dengan penyakit beri-beri ditemukan  oleh [[Christiaan Eijkman|Eijkman]] selama bekerja di Hindia Belanda.
 
Dengan meningkatnya minat dalam penelitian ilmiah, pemerintah Hindia Belanda mendirikan [[Natuurwetenschappelijke Raad voor Nederlandsch-Indië|''Natuurwetenschappelijke Raad voor Nederlandsch-Indië'' (Dewan Ilmu Pengetahuan Hindia Belanda)]] pada tahun 1928.[139] <ref>{{Cite Iniweb |url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=274804 |title=NATUURWETENSCHAPPELIJKE raad voor Nederlandsch-Indie te Batavia |website=opac.perpusnas.go.id |access-date=2020-03-12 |archive-date=24 February 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210224122858/https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=274804 |url-status=live}}</ref> Badan ini beroperasi sebagai organisasi penelitian utama negara sampai pecahnya [[Perang Dunia II]] di Asia Pasifik pada tahun 1942. Pada tahun 1948 lembaga ini berganti nama menjadi [[''Organisatie voor Natuurwetenschappelijk Onderzoek]]'' (Organisasi untuk Penelitian Ilmiah).  Organisasi ini adalah cikal bakal [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] saat ini.[140]<ref>{{Cite web |url=http://lipi.go.id/berita/single/Selamat-Ulang-Tahun-LIPI/9492 |title=Selamat Ulang Tahun, LIPI! |website=lipi.go.id |language=id |access-date=2020-03-12 |archive-date=21 November 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191121025200/http://lipi.go.id/berita/single/Selamat-Ulang-Tahun-LIPI/9492 |url-status=live}}</ref>
 
===Masakan===
{{See also|Masakan Indonesia}}[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_familie_C.H._Japing_met_tante_Jet_en_oom_Jan_Breeman_aan_de_rijsttafel_Bandoeng_TMnr_10030167.jpg|ka|jmpl|Keluarga Belanda menikmati makan malam besar ''[[Rijsttafel]]'', 1936]]
Keluarga kolonial Belanda melalui pembantu rumah tangga dan juru masak mereka mengenal masakan Indonesia, akibatnyaalhasil mereka mengembangkan cita rasa rempah-rempah dan hidangan asli tropis.  Hidangan kolonial Hindia Belanda yang terkenal adalah [[rijsttafel]], meja nasimakan yang terdiri dari 7 hingga 40 hidangan populer dari seluruh koloni.  Lebih''Rijsttafel'' lebih merupakan perjamuan mewah daripada hidangan, masyarakat kolonial Belanda memperkenalkan meja nasi tidak hanya agar mereka dapat menikmati beragam hidangan dalam satu pengaturanmeja, tetapi juga untuk mengesankan pengunjung dengan kelimpahan eksotik koloni mereka.[141]<ref>{{cite web |url=http://www.culturebriefings.com/articles/indrcetb.html |title=The rise and fall of Indonesia's rice table |author=Geotravel Research Center |access-date=23 September 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111007031730/http://culturebriefings.com/articles/indrcetb.html |archive-date=7 October 2011 |url-status=dead |df=dmy-all}}</ref>

Melalui kolonialisme, Belanda memperkenalkan hidangan Eropa seperti roti, keju, steak panggang, dan pancake.  Sebagai penghasil tanaman komersial;  kopi dan teh juga populer di kolonial Hindia Timur kolonial.  Roti, mentega, dan margarin, sandwich isi ham, keju atau selai buah, ''[[Poffertjes|poffertjes]]'', ''pannekoek'', dan keju Belanda, biasa dikonsumsi oleh kolonial Belanda dan Indo pada masa kolonial. Beberapa ningrat (bangsawan) pribumi kelas atas dan beberapa pribumi terpelajar mengenal masakan Eropa, dan dijunjung tinggi sebagai masakan elit kelas atas masyarakat Hindia Belanda.  Hal ini menyebabkan adopsi dan fusiasimilasi masakan Eropa ke dalam masakan Indonesia, beberapa hidangan yang diciptakan pada masa kolonial dipengaruhi oleh Belanda: antara lain [[Selat solo|selat solo (salad solo)]], [[Bistik|bistik jawa (steak daging sapi Jawa)]], [[Semur|semur]] (dari ''smoor'' Belanda),]] [[sayur kacang merah (dari ''[[Brenebon|brenebon)]]'') dan [[Sup buntut|sop buntut]].  Kue dan biskuit juga dapat ditelusuri asal-usulnya hinggadari pengaruh Belanda;  seperti [[Bolu|kue bolu]] (dari ''tart'')]], [[Bolu pandan|kue pandan]], [[Lapis legit|lapis legit]] (dari ''spekkoek'')]], [[spiku]]lapis surabaya (lapisdari Surabaya''spiku''), [[Klapertar|klappertaart (tar kelapa)]] dan [[Kaasstengels|kaasstengels]] (kue keju)]].  [[Kue cubit]] yang biasa dijumpai di depan sekolah dan pasar diyakini berasal dari [[poffertjes]].[142]<ref name="dutchfood.about.com">{{cite web |url=http://dutchfood.about.com/od/aboutdutchcooking/a/FoodInfluences.htm |title=Dutch Food Influences – History of Dutch Food – Culinary Influences on the Dutch Kitchen |author=Karin Engelbrecht |work=About |access-date=22 September 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111005191741/http://dutchfood.about.com/od/aboutdutchcooking/a/FoodInfluences.htm |archive-date=5 October 2011 |url-status=live |df=dmy-all}}</ref>
 
===Arsitektur===
{{Main|arsitektur kolonial Indonesia}}{{See also|Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta}}
{{Main|arsitektur kolonial Indonesia}}{{See also|Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta}}Kedatangan kekuatan Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 di Indonesia memperkenalkan konstruksi batu ke Indonesia di mana sebelumnya kayu dan produk sampingannya hampir secara eksklusif digunakan.  Pada abad ke-17 dan ke-18, Batavia adalah kota bata dan batu berbentengdibentengi.[143] <ref name="Schoppert 38-39">Schoppert (1997), pp. 38–39</ref> Selama hampir dua abad, para kolonialis tidak banyak menyesuaikan kebiasaan arsitektur Eropa mereka dengan iklim tropis.[144] <ref name="d8">Dawson, B., Gillow, J., ''The Traditional Architecture of Indonesia'', p. 8, 1994 Thames and Hudson Ltd, London, {{ISBN|0-500-34132-X}}</ref> Mereka membangun rumah petak yang berventilasi buruk dengan jendela kecil, yang dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit tropis yang berasal dari udara tropis.[144] .<ref name=d8/> Bertahun-tahun kemudian Belanda belajar menyesuaikan gaya arsitektur mereka dengan fitur bangunan lokal (atap panjang, beranda, serambi, jendela besar, dan bukaan ventilasi),[145]<ref>{{cite conference |author=W. Wangsadinata and T.K. Djajasudarma |title=Architectural Design Consideration for Modern Buildings in Indonesia |year=1995 |book-title=INDOBEX Conf. on Building Construction Technology for the Future: Construction Technology for Highrises & Intelligence Buildings |location=Jakarta |url=http://www.wiratman.co.id/ximages/architecture.pdf |access-date=18 January 2007 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20070614232909/http://www.wiratman.co.id/ximages/architecture.pdf |archive-date=14 June 2007 |df=dmy}}</ref> dan rumah pedesaan Hindia Belanda abad ke-18 adalah salah satu bangunan kolonial pertama yang bergabung. memadukan Elemenunsur arsitektur Indonesia dan beradaptasi dengan iklim, yang kemudian dikenal dengan [[Rumah kongsi|Gaya Indies Style]].[146]<ref name="Schoppert 1997, pp. 72-77">Schoppert (1997), pp. 72–77</ref>
[[File:ITB_1.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:ITB_1.jpg|jmpl|Ceremonial Hall, Institut Teknologi Bandung, Bandung, dirancang oleh arsitek Henri Maclaine-Pont]]
Sejak akhir abad ke-19, kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi yang signifikan membawa kekayaan baru ke Jawa.  Bangunan modern, termasuk stasiun kereta api, bisnis hotel bisnis, pabrik dan blok perkantoran, rumah sakit dan institusi pendidikan, dipengaruhi oleh gaya internasional. Tren awal abad ke-20 adalah pengaruh modernis —seperti [[Art Deco|art-deco—yangdeco]]—yang pada dasarnya diekspresikan pada bangunan Eropa dengan trim Indonesia.  TanggapanRespons praktis terhadap lingkungan yang dibawa dari Gaya Hindia sebelumnya, termasuk atap yang menjorok, jendela yang lebih besar, dan ventilasi di dinding, yang melahirkan Gaya Hindia Baru.[147] <ref>Schoppert (1997), pp. 104–105</ref> Stok bangunan era kolonial terbanyakmasih banyak terdapat di kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti [[Bandung]], [[Jakarta]], [[Semarang]], dan [[Surabaya]].  Arsitek dan perencana terkemuka antara lain [[Albert Aalbers]], [[Thomas Karsten]], [[Henri MacLaine Pont|Henri Maclaine Pont]], [[J. Herbert Frank|J. Gerber]] dan [[C.P.W. Schoemaker]].[148] <ref>Schoppert (1997), pp. 102–105</ref> Dalam tiga dekade pertama abad ke-20, Departemen Pekerjaan Umum mendanai gedung-gedung publik utama dan memperkenalkan program perencanaan kota di mana kota-kota utama di Jawa dan Sumatra dibangun kembali dan diperluas.[149<ref>Vickers (2005), p. 24</ref>
 
Kurangnya pembangunan selama Depresi HebatBesar, gejolak [[Perang Dunia Kedua]] dan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1940-an, dan stagnasi ekonomi selama pergolakan politik tahun 1950-an dan 1960-an, berarti bahwamenyebabkan banyak arsitektur kolonial telahmasih dilestarikanbertahan hingga beberapa dekade terakhir.<ref 150] name="Schoppert 1997, p. 105">Schoppert (1997), p. 105</ref> Rumah-rumah kolonial hampir selalu menjadi milik para elit Belanda, Indonesia, dan Cina yang kaya;  namunNamun, gayanyagaya yang ada sering seringkalikali merupakan kombinasi yang kaya dan kreatif dari dua budaya, sedemikian rupa sehingga rumahnyarumah tersebut tetap dicari hingga abad ke-21.[146] <ref name="Schoppert 1997, pp. 72-77"/> Bisa dibilang arsitektur pribumi lebih dipengaruhi oleh ide-ide baru Eropa daripada arsitektur kolonial yang dipengaruhi oleh gaya Indonesia;  dan unsur-unsur Barat ini terus menjadi pengaruh dominan pada lingkungan binaan Indonesia saat ini.
 
===Mode===
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vorstelijk_echtpaar_Kangdjeng_Pangeran_Angabei_Sakalijan_met_echtgenote._TMnr_60002322.jpg|jmpl|Para bangsawan Jawa mengadopsi dan memadukan beberapa aspek mode Eropa, seperti pasangan ini pada tahun 1890.]]
Di wilayah jajahan Hindia Belanda, fashion memainkan peran penting dalam menentukan status dan kelas sosial seseorang.  KolonialMasyarakat kolonial Eropa mengenakan pakaian Eropa langsung dari Belanda, atau bahkan Paris, sedangkan penduduk asli mengenakan pakaian tradisional mereka yang berbeda di setiap daerah.  Seiring berjalannya waktu dan pengaruh Belanda semakin kuat, banyak penduduk asli mulai memadukan gaya Eropa dalam pakaian tradisional mereka.  Pribumi berpangkat tinggi di koloni serta bangsawan, akan mengenakan setelan gaya Eropa dengan sarung batik mereka untuk acara-acara khusus dan bahkan untuk penggunaan sehari-hari.  Semakin banyak penduduk asli Indonesia mulai berpakaian lebih Eropa.  Ini tentuHal sajaini datangmuncul dengan gagasan bahwa mereka yang mengenakan pakaian Eropa lebih progresif dan terbuka terhadap masyarakat Eropa dan etiket yang menyertainya.  Semakin banyak pengaruh Eropa yang lebih diutamakan di kalangan pribumi Indonesia.  IniPenyebabnya mungkin berasal dari fakta bahwa banyak penduduk asli diperlakukan lebih baik jika mereka mengenakan pakaian Eropa.  Rekan-rekan Eropa mereka mengakuinya, dan hal itu pada gilirannya kemungkinan besar menjadi katalis untuk adopsi pakaian barat menjadi pakaian tradisional Indonesia.[151]<ref>{{Cite book |title=Chic in kebaya: catatan inspiratif untuk tampil anggun berkebaya |last=Pentasari |first=R |publisher=Esensi |year=2007 |location=Jakarta}}</ref>
[[File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_een_Europees_echtpaar_gekleed_in_saroeng_kabaja_en_ochtendbroek_TMnr_60048827.jpg|kiri|jmpl|Pasangan kolonial Belanda pada awal abad ke-20 mengenakan busana batik dan kebaya asli]]
Pengaruh mode antara kolonial dan pribumi adalah fenomena timbal balik.  Sama seperti orang Eropa mempengaruhi penduduk asli, penduduk asli juga mempengaruhi kolonial Eropa. Misalnya, kain Eropa yang tebal dianggap terlalu panas untuk dipakai di iklim tropis. Dengan demikian, busana ringan dari kain kebaya yang tipis serta sarung batik yang nyaman dan mudah dikenakan dinilai cukup cocok untuk busana sehari-hari di iklim Hindia Timur yang panas dan lembab.
 
Kemudian dalam sejarah Hindia Belanda, ketika gelombang baru orang Eropa dibawa ke koloni, banyak yang mengadopsi gaya Indonesia, bahkan banyak yang memakai [[kebaya]] tradisional Jawa di rumah.[152] <ref>{{Cite book |title=The Netherlands East Indies at the Tropenmuseum: a colonial history |last=Legêne, S. |first=& Dijk, J. V |publisher=KIT |year=2011 |location=Amsterdam |pages=146}}</ref> [[Batik]] juga berpengaruh besar bagi Belanda.  Teknik ini sangat menarik bagi mereka sehingga mereka membawa teknik tersebut ke koloni mereka di [[Afrika]] di mana teknik tersebut diadopsi dengan pola Afrika.[153]  Sebagian besar, [[Europeanen|orang Eropa]] di Hindia Belanda, berpegang teguh pada gaya berpakaian tradisional Eropa.  Tren mode dari Paris masih sangat dihargai dan dianggap sebagai lambang gaya.  Wanita mengenakan gaun dan rok dan pria mengenakan celana dan kemeja.
 
== Olahraga ==
Baris 846 ⟶ 862:
 
[[Kategori:Kolonisasi Eropa di Asia]]
[[Kategori:KoloniBekas koloni Belanda]]
[[Kategori:Hindia Belanda| ]]
[[Kategori:Bekas koloni di Asia]]
[[Kategori:Bekas koloni di Oseania]]
[[Kategori:Bekas negara dalam sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Bekas negara dalam sejarah Malaysia]]
[[Kategori:Bekas negara di Asia Tenggara]]
[[Kategori:Maritime Southeast Asia]]
Baris 856 ⟶ 873:
[[Kategori:Indonesia abad ke-19]]
[[Kategori:Indonesia abad ke-20]]
[[Kategori:Malaysia abad ke-19]]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1800]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang dibubarkan tahun 1949]]