Majalengka, Majalengka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wikijuara50 (bicara | kontrib)
eksplorasi ditambahkan pranala dalam
Anangyb001 (bicara | kontrib)
membuat kalimat efektif
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
|provinsi=Jawa Barat
}}
'''Majalengka''' merupakan ibu kota [[Kabupaten Majalengka]]<ref>{{Cite web|title=DESA MAJALENGKA|url=https://desa-majalengka.id|website=desa-majalengka.id|language=en|access-date=2024-09-26}}</ref> sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari [[Kabupaten Majalengka]]. Majalengka merupakan suatu wilayah [[kecamatan]] dari total 26 kecamatan<ref>{{Cite web|url=http://www.nomor.net/_kodepos.php?_i=kecamatan-kodepos&sby=010000&daerah=Kab.&jobs=Majalengka|title=Daftar Kecamatan/Distrik di Kabupaten Majalengka + Kode POS, hal 1|website=www.nomor.net|language=en|access-date=2018-03-20}}</ref> yang terletak di [[Kabupaten Majalengka]], Provinsi [[Jawa Barat]], Indonesia. Majalengka sendiri memiliki suatu bangunan yang ikonik bernama gedung Jangkung.
 
== Sejarah Kecamatan Majalengka ==
Nama kecamatan dan kelurahan yang ada di kabupaten majalengkaMajalengka berdasarkan peraturan daerah kabupatenKabupaten majalengkaMajalengka nomor 10 tahun 2009 tentang organisasi perangkat daerah kabupaten majalengkaMajalengka. Kecamatan Majalengka terdiri atas:<ref>{{Cite web|url=http://www.nomor.net/_kodepos.php?_i=desa-kodepos&daerah=Kecamatan-Kab.-Majalengka&jobs=Majalengka&urut=&asc=000010&sby=010000&no1=2&prov=Majalengka|title=Daftar Desa/Kelurahan di Kecamatan Majalengka Kab. Majalengka + Kode POS, hal 1|website=www.nomor.net|language=en|access-date=2018-03-20}}</ref>
# Desa Cibodas (Kodepos: 45411)
# Desa Kawunggirang (Kodepos: 45411)
Baris 31:
# Kelurahan Majalengka Kulon (Kodepos: 45418)
# Kelurahan Babakan Jawa (Kodepos: 45419)
Karena Majalengka ini juga sebagai ibu kota Kabupaten Majalengka, kesejarahannya sebagai kabupaten sering tumpang tindih dengan kesejarahan kota kecamatan. Setiap kecamatan memiliki kesejarahannyasejarah sendiri-sendiri yang biasa dikenal sebagai asal-usul atau sasakala.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sasakala|title=Arti kata sasakala - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|last=Setiawan|first=Ebta|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2018-03-20}}</ref>
 
Sejarah Kabupatenkabupaten Majalengka pernah diteliti dan direkonstruksi. Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh N. Kartika yang meneliti sejarah Kabupatenkabupaten Majalengka dalam bukunya "Sejarah Majalengka; Sindangkasih–Maja–Majalengka."<ref>N. Kartika, Sejarah Majalengka; Sindangkasih–Maja–Majalengka. UvulaPress, 2008</ref>
 
Untuk melengkapi sejarah Kabupatenkabupaten Majalengka pada masa Pemerintahanpemerintahan Hindia Belanda. Secara ringkas, melalui data sejarah sebagai rekaman dan peninggalan agar peristiwa masa lampau dapat direkonstruksi secara imajinatif (Gottschalk, 1985: 32).<ref>Gottschalk, Louis. Louis Gottschalk. "Mengerti sejarah". 1985. Jakarta: UI Press</ref>
 
== Legenda Masyarakat ==
Masyarakat Kabupaten Majalengka memiliki banyak mitos sebagai upaya memperkaya khasanahkhazanah kebudayaan suatu masyarakat dan tingkat perkembangan pola pemikiran atau mentalitas masyarakat pada suatu periode. Mitos-mitos itu antara lain terkait pada asal-usul nama tempat atau daerah, benda dan budaya. Mitos yang menceritakan tentang asal usul nama Majalengka. Cerita asal-usul nama Majalengka berkaitan dengan Wawacanwawacan Sejarahsejarah Karatuankaratuan Sindangkasihsindangkasih antara lain menceriterakan bahwa pada akhir abad ke-15 daerah Sindangkasih diperintah oleh seorang ratu yang bernama Nyi RambutkasihRambut Kasih.
 
Dalam penelitiannya Nina Lubis (2012) menceritakan berdasarkan cerita rakyat menerangkan bahwa Sangsang Raturatu Rambut Kasih merupakan keturunan Prabu Siliwangi sehingga masih bersaudara dengan Nyi Rarasantang, Prabu Kiansantang, dan Prabu Walangsungsang. Dari keempat orang itu hanya Nyi RambutkasihRambut Kasih yang masih memegang teguh agama Hindu, sedangkan ketiga saudaranya itu telah memeluk agama Islam.<ref>{{Cite web|url=http://id.rodovid.org/wk/Orang:906704|title=2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih b. 1552? - Rodovid ID|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2018-03-19}}</ref>
 
Lebih jauh dikatakan Nina Lubis bahwa kekuasaan Nyi RambutkasihRambut Kasih di Sindangkasih bermula dari keinginannya untuk menemui saudaranya yang bernama Raden Munding Sariageng yang pada waktu berkuasa di daerah Talaga. Akan tetapi, sesampainya di perbatasan Majalengka dan Talaga, Nyi RambutkasihRambut Kasih mengurungkan keinginannya itu karena mendengar daerah Talaga telah diislamkan. Sang Ratu kemudian memutuskan untuk menetap di Sindangkasih dengan wilayah kekuasaanya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakan Jawa, Munjul, dan Cijati.
 
Nyi RambutkasihRambut Kasih berhasil membawa Kerajaankerajaan Sindangkasih menjadi kerajaan yang makmur karena rakyat hidup aman dan sentosa. Kehidupan ekonominya berasal dari pertanian dan sebagian wilayahnya ditumbuhi pohon maja yang berkhasiat untuk mengobati penyakit demam. Selain itu, Kerajaan Sindangkasih pun telah berhasil membuat pakaian untuk kebutuhan sehari-harinya karena di kerajaan ini dikembangkan pohon kapas. Demikian juga dengan keperluan gula, sudah bisa dipenuhi sendiri karena Nyi RambutkasihRambut Kasih berhasil mengmbangkanmengembangkan pohon aren.<ref>{{Cite web|url=https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|title=Menguak Misteri Patilasan Nyi Rambut Kasih {{!}} SindangKasih News|website=www.sindangkasihnews.com|language=id-ID|access-date=2018-03-19|archive-date=2018-03-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180320105408/https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|dead-url=yes}}</ref>
 
Namun demikian, eksistensi Kerajaan Sindangkasih tidak berlangsung lama karena ketidakmampuan Nyi Rambutkasih membendung pengaruh Islam. Atas perintah Sunan Gunung Jati, Pangeran Muhammad beserta istrinya yang bernama Nyi Siti Armilah berangkat ke Kerajaan Sindangkasih. Mereka berdua diberi tugas untuk mencari pohon maja karena pada waktu itu banyak penduduk Cirebon yang sakit demam. Selain itu, kedua utusan Sunan Gunung Jati tersebut diperintahkan juga untuk mengislamkan Kerajaan Sindangkasih. Tujuan pertama dari kedua utusan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena pohon maja yang banyak tumbuh di Kerajaan Sindangkasih telah “disembunyikan” oleh Nyi RambutkasihRambut Kasih.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2018-03-19}}</ref>
 
Pangeran Muhammad terus mencari pohon maja dan menyuruh Nyi Siti Armilah untuk mencari Nyi RambutkasihRambut Kasih dengan maksud mengislamkan dirinya. Pada akhirnya, Nyi Siti Armilah berhasil bertemu dengan Nyi RambutkasihRambut Kasih sehingga terjadimenimbulkan perdebatan di antara keduanya. Ketika Nyi Siti Armilah mengingatkan Nyi RambutkasihRambut Kasih tentang kematian, Nyi RambutkasihRambut Kasih berkata bahwa dirinya tidak akan pernah mati. Bersamaan dengan itu, ngahiang-lah Ratu Sindangkasih itu di Cilutung. Nyi Siti Armila kemudian menetap di Sindangkasih dan berhasil mengislamkan daerah tersebut. Seiring dengan ngahiang-nya Nyi RambutkasihRambut Kasih, berakhirlah eksistensi Kerajaan Sindangkasih, sebuah kerajaan yang hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Majalengka. Sampai saat ini, beberapa patilasan Nyi RambutkasihRambut Kasih antara lain Sumur Sindangkasih, Sumur Sundajaya, Sumur Ciasih, dan batu-batu bekas bertapa yang ada di Majalengka masih dianggap sebagai tempat yang angker.
 
== Keadaan alam Kota Majalengka ==