Bahasa Sunda Ciamis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(9 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
| pronunciation = [[Bantuan:IPA/Bahasa Sunda|<abbr title="ʔ adalah hamzah">/basa sʊnda t͡ʃiʔamɪs/</abbr>]]
| states = [[Indonesia]]
| region = {{tampilkan|
* [[Kabupaten Ciamis]]
* [[Kota Banjar]]
Baris 33:
|ancestor3 = [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|ancestor4 = [[Bahasa Sunda Klasik|Sunda Klasik]]
|ancestor5 = [[Bahasa Sunda pada masa Kolonial Belanda|Sunda Modern Awal]]
| script = [[Alfabet bahasa Sunda|Alfabet Latin]] & [[Aksara Sunda Baku]]
| glotto = ciam1234
| notice =
| notice2 =
| ref = {{sfnp|Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis|2020}}{{sfnp|Maarif|2021}}{{sfnp|Kementerian Dalam Negeri|2020}}{{Efn|Didasarkan pada hitungan kasar jumlah penduduk di wilayah tersebut dan asumsi semua penduduk di wilayah tersebut menggunakan dialek ini.}}
| date = 2020
Baris 52 ⟶ 53:
| imagesize = 260px
| sk = NE
| verif = ya
| HAM = ya
| contoh_teks = {{PWB norm text|Aksara Sunda Kawali}}
[[File:UDHR Article 1 Free Translation In Ciamis Sundanese Dialect Using Kawali Sundanese Script.svg|360px]]
{{PWB norm text|Aksara Sunda Modern}}
<div style="line-height:1.4>{{lang|ban|ᮊᮘᮦᮂ ᮏᮨᮜᮨᮙ ᮒᮤ ᮞᮘᮨᮒ᮪ ᮜᮠᮤᮁᮔ ᮌᮦᮔ᮪ ᮌᮩᮞ᮪ ᮘᮦᮘᮞ᮪ ᮏᮩᮀ ᮘᮧᮌ ᮙᮁᮒᮘᮒ᮪ ᮉᮏᮩᮀ ᮠᮊ᮪-ᮠᮊ᮪ ᮃᮔᮥ ᮞᮛᮥᮃ. ᮙᮛᮔᮦᮂᮔ ᮌᮦᮔᮔ᮪ ᮓᮤᮘᮦᮛᮦ ᮃᮊᮜ᮪ ᮉᮏᮩᮀ ᮠᮒᮦ ᮔᮥᮛᮔᮤ, ᮊᮔ᮪ᮏᮒ᮪ ᮏᮀ ᮌᮅᮜ᮪ ᮏᮩᮀ ᮘᮒᮥᮁ ᮏᮤᮌ ᮊ ᮓᮥᮜᮥᮁ }}</div>
| contoh_cat = Pasal tersebut ditulis dengan [[aksara Sunda Kuno]] varian Kawali, yakni varian aksara Sunda Kuno yang digunakan di [[Kawali|Kadatuan Kawali]] pada masa [[Niskala Wastu Kancana|Pareubu Raja Wastu]] sekitar tahun 1300-an secara ''[[scriptio continua]]'' (atas) dan dengan [[aksara Sunda|aksara Sunda Modern]] (bawah).
| contoh_romanisasi = Kabéh jelema ti sabet lahirna gén geus bébas jeung boga martabat eujeung hak-hak anu sarua. Maranéhna génan dibéré akal eujeung haté nurani, kanjat jang gaul jeung batur jiga ka dulur.
|sfn={{Lihat pula|#Galeri}}
Baris 81 ⟶ 82:
{{Lihat pula|Sejarah bahasa Sunda|Bahasa Sunda Kuno}}
[[Berkas:Kawali 1 Gigir.jpg|jmpl|ka|Prasasti Kawali I dan bagian-bagiannya.|400x400px]]
Berdasarkan sisi kesejarahannya, kemunculan bahasa Sunda—terutama dalam ragam tulis—di Kabupaten Ciamis dimulai dengan adanya beberapa buah [[prasasti]] yang menggunakan [[bahasa Sunda Kuno]] dan [[aksara Sunda Kuno]],{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=102|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=104|2017}} beberapa di antaranya adalah sekumpulan [[Prasasti Astana Gede|Prasasti Kawali]] yang berjumlah sebanyak enam buah prasasti dan diperkirakan berasal dari [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-14]]—angka tahun pembuatan prasasti ini tidak tertulis secara spesifik, tetapi dapat diperkirakan melalui nama raja yang disebutkan sedang memerintah pada waktu itu yaitu [[Niskala Wastu Kancana|Prabu Raja Wastu (Niskala Wastu Kancana)]]{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=108|2017}}
Kemunculan prasasti di Kabupaten Ciamis tersebut secara umum menunjukkan adanya perkembangan budaya tulis di antara masyarakat Sunda, terutama yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja yang memerintah di [[Kerajaan Sunda]] yang terkadang berpusat di [[Pakwan Pajajaran|Pajajaran]] maupun di [[Kawali]].{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=113-114|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=115|2017}} Sehingga dengan demikian, wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu tempat penting dalam hal kebudayaan termasuk bahasa dan kondisi kemasyarakatan yang sudah berlangsung sejak lama, hal ini juga didukung dengan adanya beberapa tinggalan arkeologis lainnya.{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=115|2017}}
=== Kondisi masa kini ===
[[Berkas:Perubahan ultima pada bahasa Sunda Ciamis.png|jmpl|Perubahan [[ultima]] (bunyi suku kata terakhir) salah satu leksikon khas Ciamis yang
Pemertahanan penggunaan bahasa Sunda di era modern merupakan salah satu sikap berbahasa yang di dalamnya terdapat peranan para penuturnya dari berbagai generasi, termasuk di sini ialah pemertahanan yang dilakukan oleh [[Milenial|generasi milenial]] di Kabupaten Ciamis, menurut penelitian yang dilakukan oleh {{Harvcoltxt|Wagiati|Darmayanti|Zein|2022}}, pemertahanan tersebut bisa dikategorikan baik.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=271|Zein|2022}} Hal ini tidak terlepas dari penggunaan bahasa Sunda di Ciamis pada berbagai bidang atau ranah. Hampir semua ranah komunikasi memiliki intensitas penggunaan bahasa Sunda yang bervariasi, beberapa di antaranya pada ranah kekeluargaan, ketetanggaan, dan kekariban, ketiga ranah tersebut memiliki tingkat kedekatan yang tinggi, sehingga wajar apabila intensitas pemertahanan bahasa Sunda juga cukup tinggi. Sementara itu, pada ranah transaksi dan kehidupan bersosial lainnya seperti pendidikan dan pemerintahan, bahasa Sunda terindikasi jarang dipakai sebagai alat komunikasi, hal ini diakibatkan oleh faktor ketidaktahuan seorang penutur dengan petutur yang tidak mengenal secara personal karena perbedaan latar belakang ketika hendak menentukan bahasa apa yang akan digunakan untuk berkomunikasi, jika kedua belah pihak sudah mengetahui latar belakang masing-masing, misalnya sama-sama berlatar belakang berbahasa Sunda, maka yang akan dipakai tentunya adalah bahasa Sunda. Namun bila belum diketahui, maka [[bahasa Indonesia]] menjadi opsi terbaik.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=275|Zein|2022}}
Baris 1.109 ⟶ 1.110:
|-
|7
|''
|santan
|style="text-align: center;"|{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=28}}
Baris 1.567 ⟶ 1.568:
# garitʡ-garitan 'alat pertanian''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
# cəprɛtʡ-cəprɛtan 'alat tukang kayu''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
=== Homonim ===
Di samping gejala sinonim, ditemukan pula gejala homonim atau kata yang sebentuk tetapi mempunyai makna yang berbeda.'''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
|