Ci Liwung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
KsmUh (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 44:
Dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta, Ci Liwung memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena ia mengalir melalui tengah kota Jakarta dan melintasi banyak perkampungan, perumahan padat, dan permukiman-permukiman kumuh. Sungai ini juga dianggap sungai yang paling parah mengalami perusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta. Selain karena daerah tangkapan airnya di bagian hulu di wilayah [[Puncak]] dan Bogor yang rusak, badan sungai di wilayah Jakarta juga banyak mengalami penyempitan dan pendangkalan yang mengakibatkan daya tampung air sungai menyusut, dan mudah menimbulkan banjir.
 
Sistem pengendalian banjir sungai ini mencakup pembuatan sejumlah pintu air atau pos pengamatan banjir, yaitu di [[Katulampa]] (Kota Bogor), Depok, [[Pintu Air Manggarai|Manggarai]], [[Pintu Air Karet|Karet]], serta Pintu Air Istiqlal; serta dengan membagi aliran Ci Liwung melalui kanal-kanal banjir seperti yang diuraikan di atas. Pemerintah pernah merencanakan untuktelah membangun [[Waduk]] Ciawi dan Sukamahi di [[GadogMegamendung, Bogor|Megamendung]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]] sebagai cara untuk mengendalikan aliran sejak dari bagian hulu.
 
== Lihat pula ==