Abdul Wahab Bugis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan
Ustad abu naum (bicara | kontrib)
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 25:
| religion = [[Islam Sunni]]}}
 
'''Syekh Abdul Wahab Bugis''' (atau '''Syekh Abdul Wahab Bugis al-Banjari''') yang bergelar '''''Sadenreng Bunga Wariyah '''''adalah salah seorang [[ulama]] [[suku Bugis]] berasal dari Bugis, Makasar, Sulawesi Selatan. Tepatnya, menurut Abu Daudi (1996: 28), Abdul Wahab adalah seorang berdarah bangsawan, ia keturunan seorang raja yang berasal dari daerah Sadenreng Pangkajene, dan dilahirkan di sana. Sebagai seorang yang berdarah bangsawan ia diberi gelar Sadenring Bunga Wariyah. Jadi nama lengkapnya adalah Abdul Wahab Bugis Sadenreng Bunga Wariyah., tetapi ia banyak berkiprah hingga wafatnya di Tanah Banjar. Kelahiran Syekh persisnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan antara tahun 1725-1735 Masehi, mengingat usianya yang masih lebih muda dari Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]].<ref>{{Web|url = http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2011/04/syekh-abdul-wahab-bugis-mengungkap.html|title = Syekh Abdul Wahab Bugis: Mengungkap Riwayat dan Perjuangan Dakwah Syekh Abdul Wahab Bugis|date =2011-04-03|author = Sya'roni As-Samfuriy}}</ref> Ia juga dikenal sebagai ''Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu)''<ref name=":0">{{Web|url = http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/07/18/mq3twd-muhammad-arsyad-albanjari-sang-matahari-agama-dari-kalimatan|title = Muhammad Arsyad al-Banjari Sang Matahari Agama dari Kalimantan|date = 18 Juli 2013|author = [[Republika (surat kabar)|Republika]]}}</ref>yang menuntut ilmu di [[Madinah]] dan [[Mesir]] bersama 3 sahabat lainnya yaitu [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari]], [[Abdus Samad al-Palimbani|Syekh Abdus Shamad al-Palimbani]], dan [[Syekh Abdurrahman Mashri al-Jawi|Syekh Abdurrahman Mishri al-Jawi.]]<ref name=":0" /> Jika Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] dan Syekh Abdus Samad al-Palimbani lebih banyak menghabiskan waktu menuntut ilmu di Kota Makkah, maka Syekh Abdul Wahab Bugis bersama dengan sahabatnya Syekh Abdurrahman Misri lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Mesir. Syekh Abdul Wahab tercatat sebagai salah seorang murid dari Syaikhul Islam, Imam al-Haramain Allimul Allamah Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi. Itulah sebabnya ia mengiringi gurunya itu ke Kota Madinah ketika gurunya itu hendak mengajar, mengembangkan pengetahuan agama dan Ilmu Adab serta mengadakan pengajian umum. Di sinilah empat serangkai kemudian bertemu. Selama di Madinah, 4 Serangkai juga sempat belajar ilmu tasawuf kepada Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani, seorang ulama besar dan Wali Quthub di Madinah, sehingga akhirnya mereka berempat mendapat gelar dan ijazah khalifah dalam tarekat Sammaniyah Khalwatiyah. Syekh Abdul Wahab Bugis pulang ke Kerajaan Banjar beriringan dengan kepulangan Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]. '''Oleh Sultan, Syekh Abdul Wahab diangkat menjadi penasihat dan guru spiritual istana''', Ia juga mengkader umat, dan ikut membantu membuka kawasan kosong bersama-sama dengan Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] untuk dijadikan sentral pendidikan agama. Syekh Abdul Wahab Bugis memiliki jasa, peranan, dan perjuangan yang besar terhadap perkembangan dakwah, terutama di Kerajaan Banjar (sekarang: Kota Banjarmasin). Walaupun ia bukan orang Banjar, tetapi ilmu, amal, dan perjuangan hidupnya telah dibaktikan untuk kejayaan Islam di Tanah Banjar. Di samping Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] sebagai motor penggerak utama kegiatan dakwah Islam di Tanah Banjar, Abdul Wahab juga memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan Islam di Tanah Banjar, mengingat kedudukan dan figur Abdul Wahab sebagai seorang ulama yang dikenal alim dan sekian lama menuntut ilmu di Mesir dan daerah Timur Tengah. Perjuangan utama Abdul Wahab Di Tanah Banjar sendiri adalah membantu Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] mendakwahkan Islam di wilayah kerajaan Banjar yang waktu itu belum begitu berkembang. Mulai dari mengajarkan Islam kepada keluarga kerajaan, mendidik kader-kader dakwah, sampai dengan membangun desa Dalam Pagar, yang kemudian berkembang menjadi pusat penyebaran dan pengajaran Islam di Kalimantan.
'''Syekh Abdul Wahab Bugis''' (atau '''Syekh Abdul Wahab Bugis al-Banjari''') yang bergelar '''''Sadenreng Bunga Wariyah '''''adalah salah seorang [[ulama]] [[suku Bugis]] berasal dari Bugis, Makasar, Sulawesi Selatan. Tepatnya, menurut Abu Daudi (1996: 28), Abdul Wahab adalah seorang berdarah bangsawan, ia keturunan seorang raja yang berasal dari daerah Sadenreng Pangkajene, dan dilahirkan di sana. Sebagai seorang yang berdarah bangsawan ia diberi gelar Sadenring Bunga Wariyah. Jadi nama lengkapnya adalah Abdul Wahab Bugis Sadenreng Bunga Wariyah., tetapi ia banyak berkiprah hingga wafatnya di Tanah Banjar.
 
 
 
Kelahiran Syekh persisnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan antara tahun 1725-1735 Masehi, mengingat usianya yang masih lebih muda dari Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]].<ref>{{Web|url = http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2011/04/syekh-abdul-wahab-bugis-mengungkap.html|title = Syekh Abdul Wahab Bugis: Mengungkap Riwayat dan Perjuangan Dakwah Syekh Abdul Wahab Bugis|date =2011-04-03|author = Sya'roni As-Samfuriy}}</ref>
 
 
 
Ia juga dikenal sebagai ''Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu)''<ref name=":0">{{Web|url = http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/07/18/mq3twd-muhammad-arsyad-albanjari-sang-matahari-agama-dari-kalimatan|title = Muhammad Arsyad al-Banjari Sang Matahari Agama dari Kalimantan|date = 18 Juli 2013|author = [[Republika (surat kabar)|Republika]]}}</ref>'' ''yang menuntut ilmu di [[Madinah]] dan [[Mesir]] bersama 3 sahabat lainnya yaitu [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari]], [[Abdus Samad al-Palimbani|Syekh Abdus Shamad al-Palimbani]], dan [[Syekh Abdurrahman Mashri al-Jawi|Syekh Abdurrahman Mishri al-Jawi.]]<ref name=":0" />
 
 
 
Jika Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] dan Syekh Abdus Samad al-Palimbani lebih banyak menghabiskan waktu menuntut ilmu di Kota Makkah, maka Syekh Abdul Wahab Bugis bersama dengan sahabatnya Syekh Abdurrahman Misri lebih banyak menghabiskan waktu mereka menuntut ilmu di Mesir.
 
 
 
Syekh Abdul Wahab tercatat sebagai salah seorang murid dari Syaikh al-Islam, Imam al-Haramain Allimul Allamah Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi. Itulah sebabnya ia mengiringi gurunya itu ke Kota Madinah ketika gurunya itu hendak mengajar, mengembangkan pengetahuan agama dan Ilmu Adab serta mengadakan pengajian umum.
 
 
 
Di sinilah empat serangkai kemudian bertemu. Selama di Madinah, 4 Serangkai juga sempat belajar ilmu tasawuf kepada Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani, seorang ulama besar dan Wali Quthub di Madinah, sehingga akhirnya mereka berempat mendapat gelar dan ijazah khalifah dalam tarekat Sammaniyah Khalwatiyah.
 
 
 
Syekh Abdul Wahab Bugis pulang ke Kerajaan Banjar beriringan dengan kepulangan Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]. '''Oleh Sultan, Syekh Abdul Wahab diangkat menjadi penasihat dan guru spiritual istana''', Ia juga mengkader umat, dan ikut membantu membuka kawasan kosong bersama-sama dengan Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] untuk dijadikan sentral pendidikan agama.
 
 
 
Syekh Abdul Wahab Bugis memiliki jasa, peranan, dan perjuangan yang besar terhadap perkembangan dakwah, terutama di Kerajaan Banjar (sekarang: Kota Banjarmasin).
 
 
 
Walaupun ia bukan orang Banjar, tetapi ilmu, amal, dan perjuangan hidupnya telah dibaktikan untuk kejayaan Islam di Tanah Banjar.
 
 
 
Di samping Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] sebagai motor penggerak utama kegiatan dakwah Islam di Tanah Banjar, Abdul Wahab juga memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan Islam di Tanah Banjar, mengingat kedudukan dan figur Abdul Wahab sebagai seorang ulama yang dikenal alim dan sekian lama menuntut ilmu di Mesir dan daerah Timur Tengah.
 
 
Perjuangan utama Abdul Wahab Di Tanah Banjar sendiri adalah membantu Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] mendakwahkan Islam di wilayah kerajaan Banjar yang waktu itu belum begitu berkembang. Mulai dari mengajarkan Islam kepada keluarga kerajaan, mendidik kader-kader dakwah, sampai dengan membangun desa Dalam Pagar, yang kemudian berkembang menjadi pusat penyebaran dan pengajaran Islam di Kalimantan.
 
 
Baris 211 ⟶ 173:
Tidak diketahui secara pasti kapan tahun meninggalnya, tetapi diperkirakan antara tahun 1782-1790M. Tahun ini didasarkan pada catatan tahun pertama kali kedatangannya dan tahun pemindahan makamnya. Semula ia dikuburkan di pemakaman Bumi Kencana Martapura, tetapi oleh Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] - bersamaan dengan pemindahan makam Tuan Bidur, Tuan Bajut (isteri dari Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]), dan Aisyah (anaknya Tuan Bajut), makamnya kemudian dipindahkan ke desa Karang Tangah (sekarang masuk wilayah Desa Tungkaran Kecamatan Martapura) pada tahun 1793 M.
 
'''BacaSilsilah juga:'''
* [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
 
'''Bagan1. SilsilahNabi Muhammad ArsyadShallallahu al-Banjari'''Alaihi Wasallam
<div align="center">Silsilah:'''</div>
<div align="center">1.Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">2.Fatimah Az-Zahra'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">3.Husain Asy-Syahid'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">4.Ali Zainal Abidin As-Sajjad'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">5.Muhammad Al-Baqir'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">6.Ja'far Ash-Shadiq'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">7. Ali Al-Uraidhi
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">8. Muhammad An-Naqib'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">9. Isa Ar-Rumi'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">10. Ahmad Al-Muhajir'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">11. Ubaidillah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">13. Muhammad Maula Shama'ah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">14. Alwi Ats-Tsani'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">15. Ali Khali' Qasam'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">16. Muhammad Shahib Mirbath'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">19. Alwi Al-Ghayyur'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">20. Ali Maula Ad-Dark'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">21. Muhammad Al-Mauladawilah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">22. Abdurrahman Assegaf'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
 
2. Fatimah Az-Zahra
<div align="center">25. Syaikh'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">26. Abdullah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">27. Husain'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">28. Ahmad Ash-Shalabiyah'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">29. Sulthan Syarif Hasyim Abu Bakar Mindanao Al-Hindi''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">30. Abdul Haris ( Sulthan Abdurrasyid )'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">31. Abu Bakar'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">32. Abdullah Lok-Gabang'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">33. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Syarifah diperistri Syekh Abdul Wahab Bugis'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Datu Fatimah Abdul Wahab Al-Banjary diperistri Tuan Haji Muhammad Said Bugis
( Al-Banjary)'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Ratu Halimah diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">Wali sultan banjar Pangeran Mangkoe Boemi [[Pangeran Wira Kasoema]] menikahi Ratu Hasiah binti [[Pangeran Antasari]]'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR) diperistri Pangeran Sjerief Aboe Bakar(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Syarifah Intan'''
 
3. Husein Asy-Syahid
{| border=0 width="100%"
|- valign=top
| width="50%" |'''Muhammad Arsyad Al-Banjari menikah dengan 11 perempuan, yaitu : '''
1. ♂ '''DARI ISTRI TUAN BAJUT, MEMPUNYAI ANAK'''
:::↓ (berputri)
1.1.♀ -'''SYARIFAH AL-BANJARI'''
 
4. Ali Zainal Abidin
1.2.♀ -Aisyah Al-Banjari
 
5. Husein Al-Ashghar
 
6. Ubaidillah Al-Araj
2.'''DARI ISTRI TUAN BIDURI, MEMPUNYAI ANAK'''
:::↓ (berputra)
2.1. Qadhi H.Abu Su'ud Al- Banjari
 
7. Ali Ash-Sholeh
2.2-Sayyidah Al-Banjari
 
8. Ubaidillah Ats-Tsani
2.3. -Syekh Qadhi H.Abu Na'im Al-Banjari
 
9. Abil Hasan Ali
2.4. -Khalifah H.Syihabuddin Al-Banjari
 
10. Ubaidillah Ats-Tsalits
 
11. Al-Amir Muhammad Al-Asytar
3.'''DARI ISTRI TUAN LIPUR, MEMPUNYAI ANAK'''
:::↓ (berputra)
3.1-Abdul Manan Al-Banjari
 
3.2-H12. Abu NajibAli Al-BanjariMuhammad
 
13. Abil Ala Muslim
3.3.-Al Alim Al Fadhil H.Abdullah Al-Banjari
 
14. Abu Thohir Muhana Al-Awwal
3.4-Abdurrahman Al-Banjari
 
15. Muslim
3.5-Al Alim Al Fadhil H.Abdurrahim Al-Banjari
 
16. Muhammad
 
17. Abu Ali Hasan
4. '''DARI ISTRI TUAN GUWAT,ISTRI DARI KETURUNAN CHINA TUAN GO HWAT NIO MEMPUNYAI ANAK'''
:::↓ (berputra)
4.1. -Asiyah Al-Banjari
 
18. Muhana Ats-Tsani
4.2. -Khalifah H.Hasanuddin Al-Banjari
 
19. Abul Hasan Ali
4.3.-Khalifah H.Zainuddin Al-Banjari
 
20. Muhana Ats-Tsalits
4.4.-Rayhanah Al-Banjari
 
21. Abul Ma'ali Muhammad
4.5.-Hafshah Al-Banjari
 
422.6-Mufti H.Ahmad Jamaluddin Al-Banjari
 
23. Muhammad Az-Zahid
 
24. Abul Hasan Ali
5. '''DARI ISTRI TUAN TURIYAH, MEMPUNYAI ANAK :'''
:::↓ (berputra)
5.1 -Nur'aini Al-Banjari
 
25. Abul Baralat Muhana Ar-Rabi
5.2.-Rahmah Al-Banjari
 
26. Ali Jalaluddin
5.3-Hawa Al-Banjari
 
27. Muhana Al-Khamis
 
28. Ali
6. '''DARI ISTRI RATU AMINAH BINTI PANGERAN THAHA, MEMPUNYAI ANAK :'''
:::↓ (berputra)
6.1. Mufti Pangeran H. Ahmad (Mufti H. Ahmad)
 
29. La Makkarakka
6.2.-Shafiyyah Al-Banjari
 
Addaowang XI & Addatuang I
6.3.-Shafura Al-Banjari
 
30. La So'ni
6.4.-Maimun Al-Banjari
 
Addatuang II
6.5.-Sholehah Al-Banjari
 
31. To Dani
6.6.-Pangeran H.Muhammad Al-Banjari
 
Addatuang III
6.7.-Maryam Al-Banjari
 
32. La Tenri Sempe
 
Addatuang IV
7. '''DARI ISTRI TUAN PALUNG, MEMPUNYAI ANAK :'''
:::↓ (berputra)
7.1. -Salman Al-Farizi Al-Banjari
 
33. La Mallewai Arung Barru
7.2.-Salamah Al-Banjari
 
Addatuang V
7.3.-Salim Al-Banjari
 
34. We Rakya
 
Addatuang VI
8. '''Dari istri Tuan Kadarmanik, tidak mempunyai anak.'''
 
35. La Taranatie
 
Addatuang VII
9. '''Dari istri Tuan Markidah,tidak mempunyai anak.'''
 
36. Syaikh Abdul Wahab Bugis Al-Banjari yang bergelar Sadenreng Bunga Wariyah bersaudara dengan To Appo Sultan Abdul Hakim Arung Tempe Arung Berru
 
Addatuang VIII
10.'''Dari istri Tuan Liyyuhi ,tidak mempunyai anak.'''
 
Kedatuan Sidenreng atau Addatuang ri Sidenreng merupakan kerajaan yang terletak di Sulawesi atau tepatnya di Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
 
11.'''Dari istri Tuan Dayi tidak mempunyai anak.'''
 
 
 
|width="1" bgcolor="#808080" rowspan=3 |
|'''Jalur Silsilah Ratu Halimah '''
♂ '''Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari menikahi TUAN BAJUT)'''
:::↓ (berputri)
♀ '''SYARIFAH AL-BANJARI''' diperistri ♂ [[Syekh Abdul Wahab Bugis]] Al-Banjary
:::↓ (berputri)
♀ '''DATU FATIMAH ABDUL WAHAB AL-BANJARI''' Diperistri ♂ Tuan Haji Muhammad Said Bugis( Al-Banjary)
:::↓ (berputri)
♀ '''RATU HALIMAH AL-BANJARI''' Diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda [[Abdur Rahman dari Banjar]]
:::↓ (berputra)
♂'''WALI SULTAN BANJAR PANGERAN MANGKOE BOEMI''' [[Pangeran Wira Kasoema]] menikahi Ratu Hasiah binti [[Pangeran Antasari]]
:::↓ (berputri)
♀'''RATOE SJERIEF ABOE BAKAR(RATU SYARIF ABU BAKAR)''' Diperistri PANGERAN SJERIEF ABOE BAKAR(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
:::↓ (berputri)
♀'''SYARIFAH INTAN'''
|}
'''Jalur silsilah Ratu Halimah'''
 
== Bagan Silsilah Ratu Halimah ==
{{ahnentafel | align = center
| boxstyle_1 = background-color: #fcc;
Baris 436 ⟶ 294:
}}
 
Jalur Silsilah '''♀ Syarifah Intan'''
 
== Bagan Silsilah '''♀ Syarifah Intan''' ==
== Silsilah Syarifah Intan ==
{{ahnentafel | align = center
| boxstyle_1 = background-color: #fcc;
Baris 465 ⟶ 324:
| 15 = ♀ Ratoe Idjah(anak Njahi Salamah) binti Sultan [[Sulaiman dari Banjar]]
}}
 
== Hubungan Silsilah dengan keluarga kerajaan Sumbawa ==
== Hubungan Silsilah Dengan Keluarga Kerajaan Sumbawa ==
Tertulis dalam buku ''Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde'' volume 14 (1864:503):<ref name="Tijdschrift14">{{cite journal
| url=https://books.google.co.id/books?id=ZUVBAQAAMAAJ&pg=PA503&dq=Ratoe+Laija&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWhuSa8vzhAhUN2qwKHZytCYQQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Ratoe%20Laija&f=false
Baris 821 ⟶ 681:
{{familytree/end}}
 
== Lihat pulaPula ==
* [[Sulthan Syarif Hasyim Abu Bakar Mindanao Al-Hindi )]]
* [[Abdul Haris ( Sulthan Abdurrasyid )]]
* [[Abu Bakar]]
* [[Abdullah Lok-Gabang]]
* [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]
Baris 846 ⟶ 704:
* [[Adipatie Danoe Radja]]
 
== '''Kekarabatan Kesultanan Banjar Dengan Keluarga Al-Banjari'''==
 
== '''Kekerabatan Kesultanan Banjar dengan Al-Banjari'''==
 
{{chart top|Jalur silsilah }}
Baris 1.291 ⟶ 1.148:
{{chart/end}}
{{chart bottom}}
 
== Bacaan lanjutan ==
== Bacaan Lanjutan ==
* Abu Daudi, ''Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Tuan Haji Besar'', (Martapura: Sekretariat Madrasah Sullamul Ulum, 1996), h.28
{{Portal bar|Islam|Indonesia|Sejarah|Biografi}}
 
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{Reflist}}
{{Reflist|30em}}
 
{{Datu di Kalimantan Selatan}}
|}
[[Kategori:1725]]
[[Kategori:Kelahiran 1725]]