Kota Sorong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redireksiIndoKabKota|Sorong|kabupaten|1|1}}
{{Dati2
| settlement_type = Ibu kota
| nama
| provinsi
| julukan
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|foto = Sorong view-1.jpg▼
|
|dasar hukum = UU No. 45 Tahun 1999<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>▼
|image2= }}
|tanggal = [[28 Februari]] [[2000]]▼
| caption = Pemandangan Kota Sorong
|motto = ''Setara - Bersahabat - Dinamis''▼
▲| dasar hukum
|semboyan = ▼
|lambang = Lambang Kota Sorong.png▼
|peta = Lokasi Papua Barat Daya Kota Sorong.svg▼
|distrik = 10▼
|kelurahan = 41▼
|nama_walikota = [[Septinus Lobat]] ([[Penjabat|Pj.]])▼
| pushpin_map = #Indonesia
|nama_wakil_walikota = ''Lowong''▼
|sekretaris daerah = Rudy R Laku ([[Penjabat|Pj.]])▼
|luas = 1105,00▼
|area_rank = 5▼
|penduduk = 295809▼
|penduduktahun = 2022▼
|population_rank = 48▼
|pendudukref = <ref name="SORONG">{{cite web|url=https://sorongkota.bps.go.id/publication/2023/06/26/dfc46c1763d28c1c3cf0ae1e/statistik-daerah-kota-sorong-2023.html|title=Statistik Daerah Kota Sorong 2023|last=|first=|website=|publisher=BPS Kota Sorong|accessdate=21 July 2023|archive-date=2023-06-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230721132947/https://sorongkota.bps.go.id/publication/download.html|dead-url=no}}</ref>▼
|kepadatan = auto▼
|agama = {{ublist |item_style=white-space; ▼
▲| population_rank = 48
▲| pendudukref
|{{Tree list}}
* 54,80% [[Kristen]]
Baris 32 ⟶ 36:
{{Tree list/end}}
|44,92% [[Islam]] |0,19% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,08% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=14 Desember 2023|format=Visual}}</ref>}}
| IPM
| kodearea
| nomor_polisi
| zona
| kode
| SNI
| dau
| dauref
| web
}}
'''Kota Sorong''' adalah
Sebagai kota pelabuhan, Kota Sorong terletak sangat strategis karena berdekatan dengan [[ALKI|ALKI 3]] yang merupakan salah satu alur pelayaran internasional. Hal itu menjadikan Kota Sorong sebagai 'gerbang' yang mempertemukan rute pelayaran luar negeri dan dalam negeri di [[Kawasan Timur Indonesia]].
== Etimologi ==
Nama Sorong berasal dari kata ''
Namun versi lain menyebutkan nama Sorong berasal dari singkatan salah satu anak usaha dari kartel dagang [[VOC]] yang bernama ''Seismic Ondersub Oil
== Sejarah ==
=== Masa Hindia Belanda (
[[Berkas:Doom Island 1955.jpg|jmpl|220px|ki|Pulau Doom pada tahun 1955.]]
Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai "Kota Minyak". Berawal sejak kedatangan
Di era sebelum kemerdekaan pula, penghuni Sorong, seperti Suku Moi di Kota Sorong saat ini dan Suku Salawati di Kabupaten Raja Ampat saat ini, sudah menjalin kontak dengan masyarakat luar yang berbeda suku dan agama. Hubungan itu, antara lain, dengan Kerajaan Tidore di Maluku Utara dan bahkan Kesultanan Cirebon di Jawa Barat. Kontak itu terjalin dalam hubungan perdagangan (barter), penyebaran agama, dan perkawinan yang terjadi sejak abad ke-17. <ref name=":1">{{Cite web|last=JEMALI|first=VIDELIS|date=2022-02-07|title=Menjaga Sorong sebagai Kota Bersama|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/02/04/menjaga-sorong-sebagai-kota-bersama|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-06-11}}</ref>
Semasa perang antara Sekutu melawan Jepang, pemerintah Belanda membentuk satuan pemerintahan sipil yang diberi nama ''[[Netherlands Indies Civil Administration]]'' (NICA). Setelah berakhirnya perang, satuan pemerintahan ini masih berkuasa hingga tahun 1947. Pada tahun 1947, pemerintah Belanda mulai menyusun struktur pemerintahan dengan pembagian-pembagian wilayah atas daerah besar dan kecil. Sorong ditentukan sebagai ''onderafdeling'' yang meliputi distrik-distrik di Kepulauan Raja Ampat dan [[Semenanjung Doberai]]. ''Onderafdeling'' ini dipakai oleh seorang ''Hoofd van Plaatslijk Bestuur'' (HvPB) dan berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Kota [[Pulau Doom|Sorong-Doom]] ditentukan sebagai ibu kota ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah Semenanjung Doberai dan Fakfak (sekarang [[Kabupaten Fakfak]]). ''Afdeling West Nieuw Guinea'' ini dikepalai oleh seorang asisten residen, sedangkan residennya sebagai kepala provinsi berkedudukan di [[Jayapura|Hollandia]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1949. Pada tahun 1950, Pemerintah Belanda berusaha memisahkan Papua melalui [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB), maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukannya dengan membentuk Satuan Pemerintahan yang diberi nama '''''Het Gouverment Van Nederlands Nieuw Guinea''''' ([[Nugini Belanda|Netherlands New Guinea]] atau [[Nugini Belanda]]) dikepalai oleh seorang ''gouvernelir'' berkedudukan di Jayapura.
Mulai pada saat itu terbentuklah beberapa ''afdeling definitif'' di seluruh Irian Barat (''Nederlands Nieuw-Guinea''), diantaranya ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah kepala burung (''vogelkop'') dan [[Fakfak, Fakfak|Fakfak]] dikepalai oleh seorang ''residen'' yang berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1950, karena luasnya wilayah ''onderafdeling'' Sorong maka pada tahun 1952, ''onderafdeling'' kemudian dipecah menjadi 2 (dua) ''onderafdeling'' yaitu:
# ''Onderafdeling Sorong-Olie''
# ''Onderafdeling Radja Ampat''
Masing-masing dikepalai oleh seorang ''Hoofd van Plaaslijk Bestuur (HvPB)'', dan keduanya berkedudukan di Sorong-Doom.
'''Sorong-Olie''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Sorong-Oil''; [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Sorong-Minyak'') saat itu juga disebut '''Sorong-vaste-wal''' (''Sorong-Daratan''). Keduanya adalah sebutan dalam [[bahasa Belanda]] untuk wilayah yang sama, yaitu '''Kota Sorong''' saat ini. Sebutan Sorong-Olie dan Sorong-vaste-wal saat itu digunakan untuk membedakan antara "Sorong-Daratan" dengan "Sorong-Doom".<ref>{{Cite web|title=Pulau Doom island - Reisverslag uit Sorong, Indonesië van Stephan Manie - WaarBenJij.nu|url=https://stephanmanie.waarbenjij.nu/reisverslag/2301739/pulau-doom-island|website=stephanmanie.waarbenjij.nu|access-date=2024-02-21}}</ref>
▲Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai Kota Minyak. Berawal sejak kedatangan surveyor minyak di daerah [[Semenanjung Doberai]], [[Pulau Papua]] hingga ditemukannya sumber minyak pada tahun 1908 menjadi penanda awal pendudukan Belanda wilayah tersebut. Pada masa itu, sebagian besar wilayah [[Kepulauan Nusantara]], termasuk Pulau Papua bagian barat adalah [[koloni]] dari [[Kerajaan Belanda]]. Pada tahun 1932 pengeboran [[sumur minyak]] pertama kali dilakukan. Perusahaan minyak Belanda, [[Royal Dutch Shell]] melalui anak usahanya ''[[Bataafsche Petroleum Maatschappij|Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)]]'' di [[Hindia Belanda]] kemudian mendirikan '''''Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM)''''' sebagai perusahaan tambang minyak bumi di wilayah Papua pada tahun 1935. Sebelum dipindahkan ke Sorong, Shell (NNGPM) pada awalnya mendirikan ''base-camp'' dan kantor pertamanya di [[Pulau Doom]], sebuah pulau kecil yang terletak berhadapan di sebelah barat daya Sorong. Pada masa itu, sebutan "Sorong" masih sangat melekat dengan Pulau Doom (Sorong-Doom) karena kegiatan administrasi pemerintahan masih terpusat disana. Setelah perpindahan NNGPM ke Sorong, Pulau Doom tetap ditinggali keluarga-keluarga yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan lain di masa kolonial. <ref name=":0" />
Pada tahun 1956, ''Afdeling West Nieuw Guinea'' kemudian dipecahkan dan dibentuk menjadi 2 (dua) ''afdeling'', yaitu ''Afdeling West Nieuw Guinea'' dan ''Afdeling Fakfak''. Bersamaan dengan pemecahan tersebut maka residen West Nieuw Guinea yang tadinya berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]] kemudian dipindahkan ke [[Manokwari (kota)|Manokwari]] pada Maret 1957.
▲=== Masa Pendudukan Jepang (1941-1945) ===
▲Sebelum dan selama peristiwa [[Perang Pasifik]], wilayah Sorong masih menjadi bagian dari koloni Hindia Belanda. Selama tahun 1942 pasukan Jepang berhasil menduduki wilayah Sorong dan wilayah-wilayah koloni Belanda lainnya di Papua. Pada pertengahan tahun 1943 hingga akhir tahun 1944 Sorong menjadi target serangan bom dan pesawat tempur [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Pendudukan Jepang di Sorong terus berlangsung hingga berakhirnya [[Perang Dunia II]] ketika [[Menyerahnya Jepang|Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu]]<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-05-19|title=Warga Sorong Papua Temukan Bom Perang Dunia Saat Keruk Pembuangan Air|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4965837/warga-sorong-papua-temukan-bom-perang-dunia-saat-keruk-pembuangan-air|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-02-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=PacificWrecks.com|title=Pacific Wrecks|url=http://pacificwrecks.com/|website=pacificwrecks.com|language=en|access-date=2024-02-21}}</ref>
Pada tahun 1959, ''Hoofd van Plaatselijk Bestuur'' (HvPB) Sorong-Olie dipindahkan dari Sorong-Doom ke Remu sebagai ibu kota ''onderafdeling'' Sorong-Olie yang baru ('''Kota Sorong''' saat ini), sedangkan Sorong-Doom tetap sebagai Ibukota ''onderafdeling'' Raja Ampat.
▲=== Masa Nugini Belanda (1949-1962) ===
''Remoeland'' atau ''Remoe Complex'' (Remu) adalah sebuah lokasi baru di Sorong Daratan, terletak 6 km di sebelah selatan pusat perminyakan yang dibuka oleh NNGPM dan diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis
▲Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis, ditambah dengan adanya gejolak politik dan perkiraan bahwa masa depan pertambangan minyak dan Sorong akan suram. Pada tahun 1961, sebagian besar pekerja ekspatriat Eropa meninggalkan Sorong dan sejumlah tentara Belanda ditempatkan di Distrik [[Klademak, Sorong, Kota Sorong|Klademak]] untuk mengawal keberangkatan mereka. Pada akhirnya NNGPM menjual seluruh asetnya sebelum Republik Indonesia menguasai Papua. Pertambangan minyak di Sorong kemudian diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara (Permina) yang kemudian menjadi Pertamina.
Sejak tanggal 1 Oktober 1962 penyerahan Pemerintahan atas Irian Barat kepada Badan Penguasa Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa atau ''United Nations Temporary Executive Authority'' (UNTEA). Pada 1 Mei 1963 penyerahan Irian Barat ke Pemerintah Republik Indonesia. <ref>{{Cite web|title=Pemerintah Kabupaten Sorong {{!}} Sejarah|url=https://sorongkab.go.id/Profile|website=sorongkab.go.id|access-date=2024-03-06}}</ref>
▲=== Masa Pemerintahan Indonesia (1962-Sekarang) ===
Setelah penyerahan [[Irian Barat]] secara penuh oleh Penguasa Sementara [[PBB]] atau [[Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNTEA]] ''(United Nations Temporary Executive Authority)'' kepada pemerintah [[Republik Indonesia]], maka pada tahun [[1965]] berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas:
Baris 141 ⟶ 161:
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kota Sorong tahun 2022, dengan Luas wilayah 1.105 km² jumlah penduduk Kota Sorong pada tahun 2022 mencapai 295.809 jiwa, yang terdiri atas 155.628 laki-laki dan 140.181 perempuan. Jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin ''([[Rasio jenis kelamin manusia|sex ratio]])'' sebesar 111,08, yang artinya dalam setiap 100 orang penduduk terdapat 111 orang penduduk laki-laki. Bila dilihat dari komposisi kelompok umur, struktur penduduk Kota Sorong tergolong sebagai penduduk usia muda pada usia produktif 20-34 tahun. Selain itu, [[Angka kelahiran|jumlah kelahiran]] (Usia 0-4 tahun) di Kota Sorong juga tergolong tinggi. Jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) adalah sekitar 23,33% terhadap total penduduk. Sedangkan penduduk usia non-produktif adalah sebesar 4,31% terhadap total penduduk. ''[[:en:Dependency_ratio|Dependency ratio]]'' Kota Sorong sebesar 38,20% yang artinya dari 100 orang yang masih produktif harus menanggung beban hidup sekitar 38 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan penduduk usia non-produktif (65 tahun keatas). Disamping itu, beban tanggungan penduduk perempuan ternyata lebih tinggi daripada penduduk laki-laki, dimana dependency ratio perempuan sebesar 30,40% sedangkan dependency ratio laki-laki hanya sebesar 37,14%.
Penyebaran penduduk Kota Sorong di setiap distrik cenderung tidak merata. Distrik yang memiliki wilayah lebih luas tidak diiringi dengan jumlah penduduk yang lebih banyak. Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk lebih memilih tinggal di distrik yag lebih potensial secara ekonomi dan memiliki infrastruktur serta fasilitas umum yang lebih lengkap. Distrik Manoi berada pada peringkat tertinggi perihal kepadatan penduduk yakni 443 jiwa per km<sup>2</sup>. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat pada Distrik Maladum Mes yakni 92 jiwa per km<sup>2</sup>. Selain itu, Distrik Sorong Kepulauan juga memiliki kepadatan penduduk terendah karena karakteristik wilayahnya yang berupa kepulauan sehingga memiliki penduduk yang lebih sedikit<ref>{{Cite web|title=BPS Kota Sorong|url=https://sorongkota.bps.go.id/indicator/12/67/1/kota-sorong.html|website=sorongkota.bps.go.id|access-date=2024-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://sorongkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NmQ5Y2YwMjJhMDU2MjUyMDE4ZmQyOWUw&xzmn=aHR0cHM6Ly9zb3Jvbmdrb3RhLmJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDIzLzA1LzMxLzZkOWNmMDIyYTA1NjI1MjAxOGZkMjllMC9pbmRla3MtcGVtYmFuZ3VuYW4tbWFudXNpYS1rb3RhLXNvcm9uZy0yMDIyLmh0bWw=&twoadfnoarfeauf=MjAyNC0wMi0yMiAxNTo0NToyNw==|website=sorongkota.bps.go.id|access-date=2024-02-22}}</ref>
{| class="mw-collapsible mw-collapsed"▼
Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 2,27 persen per tahun. ▼
!Tahun
!Jumlah Penduduk
Baris 163 ⟶ 185:
|295.809
|}
▲Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 2,27 persen per tahun.
=== Agama ===
[[Berkas:Sorong church.jpg|jmpl|220px|ka|Sebuah gereja [[Protestan]] di Sorong]]
Baris 184 ⟶ 204:
{{bar percent|Lainnya|red|0.01}}}}
{{-}}
== Pendidikan ==
|