Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
| registered = 43.104.464
| turnout = 87,66%
 
| image1 = [[Berkas:Sidik Djojosukarto.jpg|100x100px]]
| leader1 = [[Sidik Djojosukarto]]
Baris 20 ⟶ 19:
| popular_vote1 = 8.434.653
| percentage1 = 22,3%
| image2 = [[Berkas:Mohammad Natsir 1950s.jpg|100x100px]]
 
| leader2 = [[SoekimanMohammad WirjosandjojoNatsir]]
| image2 = [[Berkas:Sukiman Wirjosandjojo, Departemen Dalam Negeri dari Masa ke Masa, p59.jpg|100x100px]]
| leader2 = [[Soekiman Wirjosandjojo]]
| party2 = Partai Masyumi
| seats2 = 57
| popular_vote2 = 7.903.886
| percentage2 = 20,9%
 
| image3 = [[Berkas:Abdul Wahab Hasbullah.jpg|100x100px]]
| leader3 = [[Abdul Wahab Hasbullah]]
Baris 34 ⟶ 31:
| popular_vote3 = 6.955.141
| percentage3 = 18,4%
| image4 = [[Berkas:DN Aidit, Pekan Buku Indonesia 1954, p230.jpg|100x100px]]
 
| image4leader4 = [[Berkas:AliminD.jpg|100x100pxN. Aidit]]
| leader4 = [[Alimin]]
| party4 = Partai Komunis Indonesia
| seats4 = 39
| popular_vote4 = 6.176.914
| percentage4 = 16,4%
 
| image5 = [[Berkas:Anwar Tjokroaminoto, Kepartaian dan Parlementaria Indonesia (1954), p336.jpg|100x100px]]
| leader5 = [[Anwar Tjokroaminoto]]
Baris 49 ⟶ 44:
| percentage5 = 2,89%
| color5 = 000000
 
| image6 = [[File:Johannes Leimena.jpg|100x100px]]
| leader6 = [[Johannes Leimena]]
Baris 57 ⟶ 51:
| percentage6 = 2.6%
| color6 = 799BCB
 
| image7 = [[File:Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono, Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia, p354.jpg|100x100px]]
| leader7 = [[Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono|I. J. Kasimo]]
Baris 65 ⟶ 58:
| percentage7 = 2.0%
| color7 = 800000
 
| image8 = [[File:Sutan Sjahrir, Pekan Buku Indonesia 1954, p246.jpg|100x100px]]
| leader8 = [[Sutan Sjahrir]]
Baris 73 ⟶ 65:
| percentage8 = 1.99%
| color8 = D40000
 
| posttitle = Ketua DPR
| after_election = [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]: [[Sartono]]
| map_imagemap = [[File:1955 Indonesian legislative election results map by electoral district.svg|300px]]
| map_size =
| map_alt =
| map =
| map_caption = Hasil menurut daerah pemilihan
| map2_image = Map of 1955 Indonesian Legislative Election - Cities and Regencies.svg
Baris 88 ⟶ 76:
}}
[[Berkas:1955 Indonesian Election Posters.png|jmpl|300px|Poster kampanye pada Pemilu 1955]]
'''Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955''' (biasa dikenal dengan '''Pemilu 1955''') adalah [[Pemilihan umum di Indonesia|pemilihan umum Indonesia]] yang diadakan pada tahun [[1955]] untuk memilih anggota-anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]]. Pemilu ini merupakan [[Pemilihan umum|pemilu]] pertama yang pernah diadakan sejak [[Indonesia]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaannya]]. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260257.<ref>Biro Humas KPU, Pemilu Indonesia Dalam Angka dan Fakta Tahun 1955-1999, 2000</ref> Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Ali Sastroamidjojo]]. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri, dan pada saat pemungutan suara, dan kepala pemerintahan telah dipegangdijabat oleh Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]].
 
Pemilu ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif;. beberapaBeberapa daerah mengalami kekacauan oleh gerakan DI/TII ([[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]]/[[Negara Islam Indonesia|Tentara Islam Indonesia]]) khususnya pimpinan Kartosoewirjo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga ikut memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan, digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya -pun berlangsung aman.
 
Pemilihan umum legislatif 1955 ini dianggap sebagai pemilu yang paling [[Demokrasi|demokratis]] sepanjang [[sejarah Indonesia]].
Baris 96 ⟶ 84:
== Latar belakang ==
[[Berkas:IndonesianParty1955.jpg|jmpl|Partai-partai yang terdaftar resmi di Indonesia pada tahun 1954.]]
Pemilihan pertama awalnya direncanakan untukpada bulan Januari 1946,. tetapiTetapi karena [[Revolusi Nasional Indonesia]] masih berlangsung, hal ini tidak memungkinkan. Setelah perang, setiap kabinet memasukkan pemilihan umum dalam programnya. Pada bulan Februari 1951 [[kabinet Natsir]] memperkenalkan [[Rancangan Undang-Undang|RUU]] pemilu, tetapi kabinet ini jatuh sebelum hal ini diperdebatkan dalam parlemen. Kabinet berikutnya, yang dipimpin oleh [[Sukiman]], berhasil mengadakan beberapa pemilihan regional.{{sfn|Feith|2007|p=273}} Akhirnya, pada bulan Februari 1952, [[kabinet Wilopo]] memperkenalkan RUU untuk pendaftaran pemilih. Diskusi di Dewan Perwakilan Rakyat tidak dimulai sampai September karena berbagai keberatan dari partai politik. Menurut Feith, ada tiga faktor penyebab hal ini terjadi. Pertama, para legislator khawatir kehilangan kursi mereka; kedua, mereka khawatir tentang kemungkinan ayunan untuk partai-partai [[Islam]]; dan ketiga, sistem pemilihan sesuai dengan [[UUDS 1950|Konstitusi Sementara tahun 1950]] sehingga akan berarti lebih sedikit perwakilan untuk daerah di luar [[Jawa]].{{sfn|Feith|2007|pp=274-275}}
 
Mengingat kenyataan bahwa kabinet itu jatuh setelah memperkenalkan langkah-langkah kontroversial, ada keengganan untuk memperkenalkan RUU pemilu dan ada kekhawatiran tentang kemungkinan konflik politik yang disebabkan oleh pemilihan.{{sfn|Feith|2007|p=276}} Meskipun demikian, banyak pemimpin politik menginginkan pemilihan umum karena legislatif yang ada pada saat itu didasarkan pada kompromi dengan Belanda (yang sebelumnya merupakan kekuasaan kolonial) dan karena itu dianggap memiliki sedikit otoritas rakyat. Mereka juga percaya bahwa pemilu akan membawa stabilitas politik yang lebih besar.{{sfn|Feith|2007|p=277}} Hal ini semakin diperkuat oleh "Peristiwa 17 Oktober 1952", ketika tentara bersenjata di depan istana menuntut pembubaran badan legislatif, menyebabkan tuntutan yang lebih besar dari semua pihak untuk pemilihan awal. Pada 25 November, RUU Pemilu telah diajukan ke [[Dewan Perwakilan Rakyat]]. Setelah 18 minggu perdebatan dan 200 usulan amandemen, RUU tersebut akhirnya disahkan pada 1 April 1953 dan menjadi hukum pada 4 April. RUU ini menetapkan jumlah keanggotaan legislatif dimana satu anggota legislatif untuk 150.000 penduduk dan memberikan hak untuk memilih bagi semua orang yang berusia di atas 18 tahun, atau yang pernah atau sudah menikah.{{sfn|Feith|2007|pp=278-280}} Begitu RUU itu disahkan, kabinet mulai menunjuk anggota Komite Pemilihan Pusat. Hal ini dilakukan untuk memiliki satu anggota dari setiap partai pemerintah dan ketua independen. Namun, [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) memprotes bahwa mereka tidak memiliki anggota dalam komite, dan perselisihan ini masih belum terselesaikan ketika kabinet itu jatuh pada 2 Juni.{{sfn|Feith|2007|p=281}}
 
Pada tanggal 25 Agustus 1953, perdana menteri baru, [[Ali Sastroamidjojo]], mengumumkan jadwal persiapan untuk pemilihan selama 16 bulan mulai bulan Januari 1954. Pada tanggal 4 November, pemerintah mengumumkan Komite Pemilihan Pusat baru yang diketuai oleh anggota PNI S. Hadikusomo dan termasuk semua partai yang diwakili di pemerintahan yaitu [[Nahdatul Ulama]] (NU), [[Partai Sarekat Islam Indonesia]] (PSII), [[Partai Rakyat Indonesia]] (PRI), [[Partai Rakyat Nasional]] (PRN), [[Partai Buruh (1949)|Partai Buruh]] dan, [[Barisan Tani Indonesia]] (BTI), serta beberapa partai pendukung pemerintah, seperti [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (Perti) dan [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo).{{sfn|Feith|2007|p=348}}
 
== Persiapan dan hari pemilihan ==
[[Berkas:1955 Indonesian Election Sukarno.png|jmpl|350px|right|Presiden [[Sukarno]] memberikan suaranya pada saat pemilu.]]
Meskipun pada bulan April 1954 Panitia Pusat Pemilihan telah mengumumkan bahwa pemilihan akan diadakan pada tanggal 29 September tahun berikutnya, pada bulan Juli dan awal Agustus, persiapan telah terlambat dari jadwal. Pengangkatan anggota panitia TPS yang direncanakan dimulai pada 1 Agustus tidak dilakukan oleh sebagian besar daerah dan mereka baru memulainya pada 15 September. Dalam pidato hari kemerdekaan pada 17 Agustus, Presiden Sukarno mengatakan bahwa siapa -pun yang menghalangi pemilu adalah "pengkhianat revolusi". Pada 8 September, [[Menteri Penerangan]] [[Sjamsuddin Sutan Makmur]] mengatakan bahwa pemilihan akan diadakan pada 29 September kecuali di beberapa daerah yang persiapannya belum selesai. Akhirnya, sebagai hasil dari "kesibukan" (kerja keras) mereka, panitia [[Tempat pemungutan suara|TPS]] siap pada hari pemilihan.{{sfn|Feith|2007|pp=424-426}}
 
Menjelang hari pemungutan suara, rumor menyebar, termasuk ketakutan akan keracunan yang meluas di Jawa. Ada juga penimbunan barang. Di berbagai bagian negara juga diberlakukan [[jam malam]] spontan dan tidak diumumkan selama beberapa malam sebelum hari pemungutan suara.
Baris 113 ⟶ 101:
{{seealso|Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1956–1960}}
{| class=wikitable style=text-align:right
| colspan="56" |[[File:DPR Hasil Pemilu 1955.svg|center|300px]]
|-
!align="left"|No.
!align="left" colspan=2|Partai
!align="right"|Jumlah Suara
!align="right"|Persentase
Baris 122 ⟶ 110:
|-
|align=left| 1.
|bgcolor={{Partai Nasional Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI)
|| 8.434.653
Baris 129 ⟶ 118:
|-
|align=left| 2.
|bgcolor={{Partai Masyumi/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi)
|| 7.903.886
Baris 136 ⟶ 126:
|-
|align=left| 3.
|bgcolor={{Nahdlatul Ulama/meta/color}}|
|align=left| [[Nahdlatul Ulama]] (NU)
|| 6.955.141
|| 18,41
|| 45
 
|-
|align=left| 4.
|bgcolor={{Partai Komunis Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI)
|| 6.179.914
Baris 150 ⟶ 141:
|-
|align=left| 5.
|bgcolor={{Partai Syarikat Islam Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII)
|| 1.091.160
Baris 157 ⟶ 149:
|-
|align=left| 6.
|bgcolor={{Partai Kristen Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo)
|| 1.003.326
Baris 164 ⟶ 157:
|-
|align=left| 7.
|bgcolor={{Partai Katolik (Indonesia)/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik]]
|| 770.740
Baris 171 ⟶ 165:
|-
|align=left| 8.
|bgcolor={{Partai Sosialis Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Sosialis Indonesia]] (PSI)
|| 753.191
Baris 178 ⟶ 173:
|-
|align=left| 9.
|bgcolor={{Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia]] (IPKI)
|| 541.306
Baris 185 ⟶ 181:
|-
|align=left| 10.
|bgcolor={{Persatuan Tarbiyah Islamiyah/meta/color}}|
|align=left| [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Pergerakan Tarbiyah Islamiyah]] (Perti)
|| 483.014
Baris 192 ⟶ 189:
|-
|align=left| 11.
|bgcolor=grey|
|align=left| [[Partai Rakyat Nasional (Indonesia)|Partai Rakyat Nasional]] (PRN)
|| 242.125
Baris 199 ⟶ 197:
|-
|align=left| 12.
|bgcolor={{Partai Buruh Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Buruh Indonesia]]
|| 224.167
Baris 206 ⟶ 205:
|-
|align=left| 13.
|alignbgcolor=left| [[{{Gerakan Pembela Panca Sila]] (GPPS)Pancasila/meta/color}}|
|align=left| [[Gerakan Pembela Pancasila]] (GPPS)
|| 219.985
|| 0,58
Baris 213:
|-
|align=left| 14.
|bgcolor={{Partai Rakjat Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Rakjat Indonesia]] (PRI)
|| 206.161
Baris 220 ⟶ 221:
|-
|align=left| 15.
|alignbgcolor=left| [[{{Persatuan Pegawai Polisi RI]]Republik (P3RI)Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia]] (P3RI)
|| 200.419
|| 0,53
Baris 227 ⟶ 229:
|-
|align=left| 16.
|bgcolor={{Partai Musyawarah Rakyat Banyak/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak]] (Murba)
|| 199.588
Baris 234 ⟶ 237:
|-
|align=left| 17.
|bgcolor={{party color|Consultative Council for Indonesian Citizenship}}|
|align=left| [[Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia]] (Baperki)
|| 178.887
Baris 241 ⟶ 245:
|-
|align=left| 18.
|bgcolor={{Partai Persatuan Indonesia Raya/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Persatuan Indonesia Raya]] (PIR)
|| 178.481
Baris 248 ⟶ 253:
|-
|align=left| 19.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Grinda]]
|| 154.792
Baris 255 ⟶ 261:
|-
|align=left| 20.
|bgcolor={{Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia/meta/color}}|
|align=left| [[Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia]] (Permai)
|| 149.287
Baris 262 ⟶ 269:
|-
|align=left| 21.
|bgcolor={{party color|Dayak Unity Party}}|
|align=left| [[Partai Persatuan Dayak]] (PPD)
|| 146.054
Baris 269 ⟶ 277:
|-
|align=left| 22.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[PIR Hazairin]]
|| 114.644
Baris 276 ⟶ 285:
|-
|align=left| 23.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Persatuan Tharikah Islam]] (PPTI)
|| 85.131
Baris 283 ⟶ 293:
|-
|align=left| 24.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Angkatan Kemenangan Umat Islam]] (AKUI)
|| 81.454
Baris 290 ⟶ 301:
|-
|align=left| 25.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Persatuan Rakjat Desa]] (PRD)
|| 77.919
Baris 297 ⟶ 309:
|-
|align=left| 26.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Republik Indonesia Merdeka]] (PRIM)
|| 72.523
Baris 304 ⟶ 317:
|-
|align=left| 27.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Partai Acoma]]
|| 64.514
Baris 311 ⟶ 325:
|-
|align=left| 28.
|bgcolor={{/meta/color}}|
|align=left| [[Soedjono Prawirosoedarso]] (perseorangan)
|| 53.306
Baris 318 ⟶ 333:
|-
|align=left| 29.
|bgcolor=#FFFFFF|
|align=left| Lain-lain
|| 1.022.433
|| 2,71
|| –
 
|- class="sortbottom"
!colspan=23 align=left| Jumlah
|| 37.785.299
|| 100,00
Baris 330 ⟶ 345:
 
|-
|align=left colspan=56|Sumber: Komisi Pemilihan Umum (KPU){{sfn|Sekretariat Jenderal KPU|2010|p=35}}
|}