Partai Golongan Karya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(67 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Berkarya|Partai Karya Perjuangan}}
{{Infobox
| colorcode
|
| logo
|
| sekjen = [[Muhammad Sarmuji]]
| leader1_title
| leader1_name
|
|
| ideologi = [[Pancasila (politics)|Pancasila]]<ref name="peta">{{cite journal| title = Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia| last = Nurjaman| first = Asep| date = 2009| journal = Bestari| via = Neliti.com| url = https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| access-date = 2022-12-03| archive-date = 2022-11-13| archive-url = https://web.archive.org/web/20221113130959/https://www.neliti.com/publications/243916/peta-baru-ideologi-partai-politik-indonesia| dead-url = no}}</ref><ref>{{cite web|publisher=[[The Economist]]|title=Indonesia's election|date=24 March 2009|url=https://www.economist.com/node/13355940|access-date=2021-02-26|archive-date=2018-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20180503180711/https://www.economist.com/node/13355940|dead-url=no}}</ref><br>[[Konservatisme bangsa]]<ref>{{cite book|title=Images of Malay-Indonesian Identity|year=1997|publisher=OUP|page=101|first=Michael|last=Hitchcock}}</ref><br>[[Developmentalisme]]<ref name="realsource">{{Cite web|url=https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jog/article/download/2674/2090|title=Dinamika Partai Politik dan Positioning Ideologi: Studi Tentang Pergeseran Positioning Ideologi Partai-partai Politik Peserta Pemilu 2014|publisher=Journal of Governance|access-date=2024-03-31|archive-date=2020-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20200805144324/http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jog/article/download/2674/2090|dead-url=no}}</ref><br>[[Liberalisme ekonomi]]<ref name="auto">{{cite web|url=https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-parties-pub-53414|title=Indonesia's Political Parties|first1=Nadia|last1=Bulkin|website=Carnegie Endowment for International Peace|access-date=2021-02-26|archive-date=2021-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20210814010312/https://carnegieendowment.org/2013/10/24/indonesia-s-political-parties-pub-53414|dead-url=no}}</ref><br>[[Nasionalisme Indonesia]]<ref name="auto"/><ref name="King">{{cite book |surname=King |given=Blair A. |chapter=Chapter 4. Government and Politics |editor1=Frederick, William H. |editor2=Worden, Robert L. |title=Indonesia: A Country Study |series=Area handbook series, 39 |others=[[Library of Congress]], Federal Research Division |edition=6 |place=Washington, DC |publisher=U.S. Government Printing Office |year=2011 |pages=263–266 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-0-8444-0790-6 |lang=en}}</ref><br>[[Sekularisme]]<ref name="auto"/><ref name="King" /><br>'''Masa Orde Baru:'''<br>[[Tenda besar]]<ref>Editorial of ''Suara Karya'', 1 May 1971</ref><br>[[Otoritarianisme|Otoritarianisme sayap-kanan]]<br>[[Antikomunisme|Anti-komunisme]]<br>Nasionalisme Indonesia<br>'''[[Faksi]]:'''<br>[[Ultranasionalisme]]<ref>{{cite web|url=https://www.jstor.org/stable/27751535|title=Comparing Indonesia's Party Systems of the 1950s and the Post-Suharto Era: From Centrifugal to Centripetal Inter-Party Competition|access-date=2021-07-24|archive-date=2023-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230712093306/https://www.jstor.org/stable/27751535|dead-url=no}}</ref>
| political_position = [[Politik kanan tengah|Kanan-tengah]]<ref>{{cite book|page=13|publisher=Oxford Business Group|year=2008|title=The Report: Indonesia 2008
|
▲| political_position = [[Politik kanan tengah|Kanan-tengah]]<ref>{{cite book|page=13|publisher=Oxford Business Group|year=2008|title=The Report: Indonesia 2008}}</ref> ke [[Politik sayap kanan|sayap-kanan]]<ref>{{cite book|page=116|title=Political Systems Of The World|publisher=Allied Publishers|year=1990|first=J. Denis|last=Derbyshire}}</ref><ref>{{cite book|first=Anjali|last=Thomas Bohlken|publisher=Cambridge University Press|year=2016|page=221|title=Democratization from Above}}</ref><br>'''Selama Orde Baru:'''<br>[[Politik kanan jauh|Kanan-jauh]]<ref>{{Cite web|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14623528.2017.1393943|title=Contesting Victimhood in the Indonesian Anti-Communist Violence and Its Implications for Justice for the Victims of the 1968 South Blitar Trisula Operation in East Java}}</ref>
|
|
| flag =
▲| DPRD2seats = {{Infobox political party/seats|2412|17340|hex={{party color|Golongan Karya}}}}
▲| abbr = Partai Golkar
| youth = {{ubl|AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar)|AMPI (Angkatan Muda Pembaharu Indonesia)}}
▲| newspaper = ''[[Suara Karya]]'' (1971–2016)
|
| labour
| membership
▲| labour = {{ubl|[[SOKSI]]|[[Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia|KSPSI]]|[[KORPRI]] (1971–1999)}}
▲| membership = 839.187 (2022)<ref>{{cite web|title=Info Pemilu - Partai GOLKAR|url=https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/9|website=Komisi Pemilihan Umum RI|date=22 Desember 2022|access-date=4 Januari 2023}}</ref>
▲| slogan = ''Suara Golkar, Suara Rakyat''
▲| website = {{url|partaigolkar.com}}
}}
'''Partai Golongan Karya (Golkar)''' atau secara umum disingkat dengan '''Partai Golkar''' adalah sebuah [[partai politik
Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan [[B.J. Habibie]]. Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden [[Abdurrahman Wahid]], [[Megawati Soekarnoputri]], dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Ketika [[Presiden Indonesia|Presiden Joko Widodo]] dari [[PDI-P]] terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal Presiden [[Prabowo Subianto]], yang pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden ke-7 [[Joko Widodo]] pada tahun 2016.<ref>{{cite news|title=Golkar menyatakan dukungan untuk Jokowi|url=http://www.pressreader.com/indonesia/the-jakarta-post/20160728/281582354994806|newspaper=The Jakarta Post
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.<ref>{{Cite web|last=Roni|first=Heriyandi|date=2006|title=Demokratisasi internal partai golkar pasca orde baru (1998-2004)|url=http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|website=digilib.ui.ac.id|access-date=2022-12-22|archive-date=2022-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20221222045907/http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|dead-url=yes}}</ref> Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham [[sentrisme]] yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat [[moderat]].
==Awal mula==
Partai Golkar muncul dari kolaborasi gagasan dari tiga tokoh, [[Soekarno]], [[Soepomo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] sejak tahun 1940. Saat itu muncul dengan adanya Kelompok Pungsional. Kemudian diubah menjadi Golongan Karya dari tahun 1959. Saat ini Golkar dikenal sebagai partai politik di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |title=Salinan arsip |access-date=2024-03-31 |archive-date=2024-03-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20240309132813/https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |dead-url=no }}</ref>
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin, yang dimana kelompok fungsional akan berperan dalam pemerintahan menggantikan partai politik. Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok-kelompok ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin besar. Pada tahun 1960, Soekarno menganugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi, pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Karena beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan pengaruh politik kepada Angkatan Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat pekerja anti-PKI, [[SOKSI]] (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia), dan menggunakan ini sebagai inti dari perlawanan terhadap [[PKI]] dan juga inti dari Sekretariat Gabungan Golongan Karya yang dipimpin oleh [[ABRI]], atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.{{sfn|Nishihara|1972|p=17-19}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=243}} Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretatiat Bersama Golong Karya.▼
▲
== Sejarah ==
Baris 75 ⟶ 76:
== Perolehan suara ==
[[Berkas:Golongan Karya rally 1997.jpg|jmpl|300px|Foto Habibie saat mengkampanyekan Golongan Karya.]]
Partai Golongan Karya selalu menempati peringkat pertama atau kedua dalam perolehan suara.<ref>{{Citation|title=Golkar Jadi Motor KIB, Airlangga: Koalisi Ini Akan Melanjutkan Warisan Jokowi|url=https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|accessdate=2022-07-17|language=id-ID|archive-date=2023-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20231006033049/https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|dead-url=no}}</ref> Pada Pemilu pasca reformasi, tahun 1999, Golkar memperoleh 22% suara, menempati peringkat kedua. Selama era Presiden Soeharto, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara. Dalam Pemilu 1997, Golkar memperoleh suara sebanyak 70,2%, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70%. Contohnya, dalam pemilu tahun 1987 Partai Golongan Karya dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama [[Orde Baru]], DPR betul-betul dikuasai Golkar, dan saat itu [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] juga memiliki jatah kursi.
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2009 ===
Baris 193 ⟶ 194:
|{{decrease}}6 kursi
|3
|[[Airlangga Hartarto]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|4
|{{Composition bar|102|580|hex={{Golongan Karya/meta/color}}}}
|23,208,654
|15.72%
|{{increase}}17 kursi
|2
|[[Airlangga Hartarto]]
|}
Baris 226 ⟶ 236:
|[[PDI-P]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Hanura]]–[[PKPI]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]
|-
| align="center" |2019–2024
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2019–2024)
|[[PDI-P]]–[[Gerindra]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Hanura]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[PKPI]]
|-
| align="center" |2024–2029
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2024–2029)
|[[Golkar]]–[[Partai Gerakan Indonesia Raya|Gerindra]]–[[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]]–[[Partai NasDem|NasDem]]–[[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Gelombang Rakyat Indonesia|Gelora]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[Partai Garuda|Garuda]]
|}
Baris 259 ⟶ 267:
=== Dualisme kepemimpinan ===
Pada akhir tahun 2014 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh Partai Golongan Karya, yang dipimpin oleh [[Aburizal Bakrie]] hasil munas Bali dan [[Agung Laksono]] hasil munas Jakarta. Pada awal Maret 2015, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]] mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan Golkar yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]]. Pada bulan April 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengeluarkan putusan sela menunda pelaksanaan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM [[Yasonna Laoly]] yang mengesahkan kepengurusan Partai Golongan Karya kubu Agung Laksono. Pada tanggal [[10 Juli]] [[2015]], empat hakim yang mengadili kasus tersebut, yaitu Arif Nurdu'a, Didik Andy Prastowo, Nurnaeni Manurung dan Diah Yulidar memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golongan Karya hasil Munas Bali [[Aburizal Bakrie]] terkait dualisme kepengurusan partai. Putusan itu diambil dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PTTUN Jakarta. Dengan dibacakannya putusan PTUN itu, kepengurusan Partai Golongan Karya yang kemudian diakui oleh pengadilan adalah hasil Munas Bali yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]] sebagai ketua umum dan [[Zainudin Amali]] sebagai sekjen.<ref>
|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|title=Profil Ketua Umum Partai Golkar dari Masa ke Masa - Kompas.com
|work=kompas.com
|accessdate=2023-10-20
|archive-date=2023-10-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20231021220544/https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|dead-url=no
}}</ref> yang baru dalam penyelenggaraan Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali.
Baris 277 ⟶ 288:
* [[Akbar Tandjung]] (1998–2004)
* [[Jusuf Kalla]] (2004–2009)
* [[Aburizal Bakrie]] (2009–2014 &
* ''[[Aburizal Bakrie]]'' & ''[[Agung Laksono]]'' (''dualisme kepemimpinan'') (2014–2016)
* [[Setya Novanto]]<ref>[https://web.archive.org/web/20171117002405/http://www.arah.com/article/3476/sah-setya-novanto-ketua-umum-baru-partai-golkar.html Sah! Setya Novanto Ketua Umum Baru Partai Golkar]
* [[Airlangga Hartarto]] (
* [[Bahlil Lahadalia]] (2024–sekarang)
== Bacaan ==
* {{cite book|url=https://www.goodreads.com/book/show/18633173-golkar---sejarah-yang-hilang?from_search=true&search_version=service|title=Golkar – Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran dan Dinamika
|authors=
* Ridwan Saidi. ''"Golkar Pascapemilu 1992
* Akbar Tandjung. ''"The Golkar Way: Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi"''
* Nanang Dwi Prasidi. ''"Golkar Retak?
* Dasman Djamaluddin. ''"Golkar as Alternative Party
* Masashi Nishihara. ''"Golkar and the Indonesian Elections of 1971"''
* Rully Chairul Azwar. ''"Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era"''
* Leo Suryadinata. ''"Golkar dan Militer: Studi tentang Budaya Politik"''
* Yohanes Krisnawan. ''"Pers Memihak Golkar?: Suara Merdeka Dalam Pemilu 1992"''
*
* Uziar Fauzan, Hairus H. Salim, Umar Ibnu Sholeh. ''"Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan Pemilu 1999: PAN, PBB, PDIP, Golkar, PK, PKB, PPP."''▼
* Umar Ibnu Alkhatab. ''"Dari Beringin Ke Beringin: Sejarah, Kemelut, Resistensi, Dan Daya Tahan Partai Golkar."''▼
▲* Uziar Fauzan, Hairus H. Salim, Umar Ibnu Sholeh. Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan Pemilu 1999: PAN, PBB, PDIP, Golkar, PK, PKB, PPP.
* Hendri F. Isnaeni. ''"Partai Demokrat Antek Pendjajah: Golkar Perubahan Dari Gerindra, Palu Arit
* Leo Suryadinata. ''"Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar"''▼
▲* Umar Ibnu Alkhatab. Dari Beringin Ke Beringin: Sejarah, Kemelut, Resistensi, Dan Daya Tahan Partai Golkar.
* {{cite book |author=Dirk Tomsa |title=Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the Post-Suharto Era |series=Routledge contemporary Southeast Asia series |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2008 |format=2010 Online version |isbn=978-041-557-429-7 |url=https://www.routledge.com/Party-Politics-and-Democratization-in-Indonesia-Golkar-in-the-post-Suharto-era/Tomsa/p/book/9780415574297?srsltid=AfmBOooG0Jsuc29k3XUV2vg5swyVpJmqeomCbJdKp0d-y_djsNEBPkz8 |lang=en}}
▲* Hendri F. Isnaeni. Partai Demokrat Antek Pendjajah: Golkar Perubahan Dari Gerindra, Palu Arit ALA Pki Dan Prd, ADA Jepang Di Balik Pks, Jepang Juga Bikin Pkb
▲* Leo Suryadinata. Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar
== Referensi ==
|