Catherine Parr: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ellen.a.al9z (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 11:
| issue = Mary Seymour
| successor = [[Felipe II dari Spanyol|Felipe II]]<br>(Sebagai Raja bersama [[Mary I dari Inggris|Mary I]])
| birth_date = 14 Augustus 1512
| birth_place = Blackfriars, [[London]], [[Inggris]]
| death_date = {{Death date|1548|9|5|df=y}} (36 tahun)
Baris 17:
| signature = Catherine Parr Signature.svg|
}}
'''Catherine Parr''' (juga dieja '''Katherine''', '''Katharine''', '''Kateryn''', '''Katheryne Catharine''' atau '''Kathrine'''; (lahir tahuntanggal 14 Agustus 1512; meninggal 5 September 1548) adalah [[Permaisuri|Permaisuri Raja]] Inggris dan Irlandia sebagai istri keenam dan terakhir dari [[Raja Henry VIII]]. Dia menjadi permaisuri sejak pernikahannya dengan Henry pada 12 Juli 1543<ref name="Ens"/><ref name="Univ">{{en}} William A’Beckett., A Universal Biography: Including scriptural, Clasical. London: Isaac, Tuckey, and Company, 1836, hal. 611</ref> sampai mangkatnya Sang Raja pada 1547. Di antara Permaisuri Inggris yang lain, Catherine Parr adalah permaisuri yang paling banyak menikah, yakni sebanyak empat kali. Henry sendiri adalah suami ketiga dari Catherine Parr. Catherine adalah wanita pertama yang menyandang gelar "Permaisuri Irlandia".<ref name="Ens">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 1. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 596</ref> Selain itu, Catherine juga merupakan wanita terakhir yang menjadi istri penguasa Inggris dari [[wangsa Tudor]].
 
Catherine menikmati hubungan dekat dengan ketiga anak Henry yang lahir dari tiga istri pertamanya, dan secara pribadi terlibat dalam pendidikan Elizabeth dan Edward. Salah satu pengaruhnya dalam masalah pemerintahan adalah memasukkan kembali dua putri Henry, Mary dan Elizabeth dalam daftar pewaris takhta, setelah sebelumnya mereka dikeluarkan dari daftar lantaran hancurnya pernikahan masing-masing kedua orangtua mereka.