Keuskupan Agung Merauke: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Afif Brika1 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Keuskupan
| jurisdiction = Keuskupan Agung
| name
| latin
| local =
| image = Keuskupan_Merauke.jpg
| image_size =
| image_alt =
| caption = Gedung Keuskupan Agung Merauke
| coat =
| coat_size =
| coat_alt =
| coat_caption =
| flag =
| flag_size =
| flag_alt = <!---- Locations ---->
▲|country = [[Indonesia]]
▲|territory = {{Collapsible list
| bullets = on
| titlestyle = background:none; font-weight: normal; text-align:left;
| title = Sebagian besar [[Papua Selatan]]
|[[Kabupaten Merauke]]|[[Kabupaten Boven Digoel]]|[[Kabupaten Mappi]] (kecuali [[Citak Mitak, Mappi|Distrik Citak Mitak]], [[Kaibar, Mappi|Kaibar]], [[Passue Bawah, Mappi|Passue Bawah]], dan [[Ti Zain, Mappi|Ti Zain]])}}
| province
| metropolitan
| suffragan_diocese = {{unbulleted list|[[Keuskupan Agats|Agats]]|[[Keuskupan Jayapura|Jayapura]]|[[Keuskupan Manokwari-Sorong|Manokwari-Sorong]]|[[Keuskupan Timika|Timika]]}}
| archdeaconries
| kevikepan
| subdivisions
| headquarters
| coordinates
<!---- Statistics ---->| area_km2 = 91243
| area_sqmi = ▼
| area_footnotes
▲|area_sqmi =
▲|area_footnotes = <ref>{{Cite web|title=Archdiocese of Merauke, Indonesia 🇮🇩|url=https://gcatholic.org/dioceses/diocese/mera0.htm|website=GCatholic|access-date=2024-01-24}}</ref>
▲|population = 297,243
▲|population_as_of = 2021
| catholics_percent = 60,5▼
▲|catholics = 179932
▲|catholics_percent = 60,5
▲|parishes = 37
▲|churches =
| schools = ▼
▲|congregations =
| members = <!---- Information ---->▼
▲|schools =
| denomination = [[Gereja Katolik]]
| sui_iuris_church = [[Gereja Latin]]▼
▲<!---- Information ---->
|
▲|sui_iuris_church = [[Gereja Latin]]
▲|established = {{start date and age|1950|6|24}}
| cocathedral =
▲|dissolved =
| patron = ▼
▲|cathedral = [[Gereja Katedral Merauke|Santo Fransiskus Xaverius]], [[Merauke, Merauke|Merauke]]
|
| priests = 69 (27 imam diosesan, 2 diakon diosesan)
▲|patron =
| calendar =
| music = <!---- Current leadership ---->▼
▲|language = [[Bahasa Indonesia]]
|
▲<!---- Current leadership ---->
| bishop =
▲|pope = {{Incumbent pope}}
| bishop_title =
▲|patriarch =
|
▲|major_archbishop =
|
|
| auxiliary_bishops = ▼
▲|metro_archbishop = [[Petrus Canisius Mandagi]], [[Misionaris Hati Kudus Yesus|M.S.C.]]
| vicar_general = R.P. [[Hendrikus Kariwop]], M.S.C.▼
▲|auxiliary_bishops =
▲|vicar_general =R.P. [[Hendrikus Kariwop]], M.S.C.
▲|episcopal_vicar = {{unbulleted list
|RD. Samson Walewawan (Vikep Merauke)
|RD. Andreas Fanumbi (Vikep Wendu)
Baris 77 ⟶ 73:
|RP. Dominkus Djawa, O.F.M. (Vikep Bade)
|RP. Salfinus Buarlele, M.S.C. (Vikep Mindiptana)}}
| judicial_vicar
| sekjen
| ekonom
| dean =
| archdeacons =
| emeritus_bishops = <!---- Map ---->
| map = {{Switcher|[[Berkas:Archdiocese of Merauke in the Province of Merauke.png|frameless]]|Cakupan Provinsi Gerejawi Merauke|[[Berkas:Archdiocese of Merauke in Indonesia Locator.png|frameless]]|Cakupan Indonesia}}
| map_size =
▲|map ={{Switcher|[[Berkas:Archdiocese of Merauke in the Province of Merauke.png|frameless]]|Cakupan Provinsi Gerejawi Merauke|[[Berkas:Archdiocese of Merauke in Indonesia Locator.png|frameless]]|Cakupan Indonesia}}
|
|
| website = {{url|https://komsoskeuskupanagungmerauke.id/}}
| footnotes = ▼
▲|footnotes =
}}
'''Keuskupan Agung Merauke''' adalah salah satu [[keuskupan]] di Indonesia, serta merupakan [[Keuskupan|keuskupan metropolit]] atas [[provinsi gerejawi]] yang dalam kesatuan dengan [[Keuskupan Agats]], [[Keuskupan Jayapura]], [[Keuskupan Manokwari–Sorong]], dan [[Keuskupan Timika]]. Wilayahnya meliputi [[Kabupaten Merauke]], [[Kabupaten Boven Digoel]], dan sebagian besar wilayah [[Kabupaten Mappi]] (kecuali empat distrik yang masuk dalam [[Keuskupan Agats]]) di [[Papua Selatan]]. Keuskupan Agung Merauke adalah keuskupan dengan persentase umat Katolik yang paling tinggi bila dibandingkan dengan keuskupan-keuskupan lainnya di [[Pulau Papua|Tanah Papua]].
==
Berbeda dengan daerah lain di Papua yang merayakan [[Hari Injil Masuk Papua|masuknya Injil ke Tanah Papua]] pada tanggal [[5 Februari]], Keuskupan Agung Merauke memperingati masuknya pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan pada tanggal [[14 Agustus]] dengan R.P. [[Henri Nollen]], M.S.C.; R.P. [[Philipus Braun]], M.S.C.; [[Bruder]] [[Dionysius van Roesel]], M.S.C.; serta Bruder [[Melchior Oomen]], M.S.C.; sebagai pimpinan rombongan setelah sempat bekerja di [[Keuskupan Agung Rabaul|Vikariat Apostolik Pomerania Baru/''Neu Pommern'']].<ref>{{cite news|author=Agapitus Batbual|date=16 Februari 2014|title=Agama Katolik Turut Melahirkan Kota Merauke|url=https://penakatolik.com/2014/02/16/agama-katolik-turut-melahirkan-kota-merauke/|publisher=Pena Katolik|accessdate=16 oktober 2019|coauthors=}}</ref>{{sfn|Sinaga|2013|p=264}}{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Hari tersebut diperingati umat Katolik di Tanah Papua Selatan sebagai peringatan masuknya [[Misionaris Hati Kudus]] ke Papua Selatan pada tahun [[1905]] dan diperkuat dengan adanya [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] No. 1 Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh [[Kabupaten Merauke|Pemerintah Kabupaten Merauke]] bersama-sama dengan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke]].<ref>{{cite news|author=Ans K dan Dewi Wulandari|date=14 Agustus 2019|title=Ribuan umat Katolik Merauke peringati 114 tahun masuknya Gereja Katolik di Papua Selatan|url=https://www.jubi.co.id/ribuan-umat-katolik-merauke-peringati-114-tahun-masuknya-gereja-katolik-di-papua-selatan|publisher=Tabloid Jubi|accessdate=16 Agustus 2019|coauthors=}}</ref> Peraturan daerah tersebut menyebutkan bahwa tanggal 14 Agustus merupakan hari libur fakultatif untuk warga Kabupaten Merauke. Tanggal tersebut, menurut [[Jacobus Duivenvoorde]], diambil mengingat Merauke pernah menjadi bagian dari Dekenat Papua–Maluku yang diresmikan oleh Uskup [[Keuskupan Amboina|Prefektur Apostolik Nugini Belanda]] pada tanggal 14 Agustus 1905. Adapun catatan masuknya pengabaran Injil ke tanah Papua Selatan yang lebih awal diberikan oleh [[Willem Hanny Rawung]], M.S.C. Menurutnya, pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan, yang sempat singgah di [[Sarire, Tanah Miring, Merauke|Sarire]], [[Tanah Miring, Merauke|Tanah Miring]],{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} dijalankan oleh R.P. van der Heyden, [[Yesuit|S.J.]] sejak Desember [[1892]].<ref>{{cite news|author=|date=19 Agustus 2013|title=Peristiwa 108 tahun- Injil masuk Papua Selatan ajak umat jadi misionaris|url=https://penakatolik.com/2013/08/19/peristiwa-108-tahun-injil-masuk-papua-selatan-ajak-umat-jadi-misionaris|publisher=Pena Katolik|accessdate=16 Agustus 2019|coauthors=}}</ref>{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}}▼
Stasi pertama Keuskupan Agung Merauke dibangun di Kampung Maro, [[Merauke, Merauke]].{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} Stasi kedua Keuskupan dibangun di Kampung Okaba, Distrik [[Okaba, Merauke|Okaba]], Dekenat Wendu pada Juli 1910 dan ditutup pada September 1915. Stasi kedua lalu aktif kembali sejak 1922.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Stasi ketiga dan stasi keempat dibangun di Kampung [[Kumbe, Malind, Merauke|Kumbe]], [[Malind, Merauke|Malind]], dan Kampung [[Wambi, Okaba, Merauke|Wambi]], [[Okaba, Merauke|Okaba]] setelah proposal yang diajukan oleh Imam Peter Vertenten pada 29 Januari 1921 disetujui oleh Gubernur Jenderal [[Johan Paul van Limburg Stirum]] pada 27 April 1921.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=243-44}} Sebagai bagian dari pengembangan Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Amboina mengirim dua guru agama dari Kei/Kai, yakni Kassimirus Maturbongs untuk [[Merauke]] dan Adrianus Dumatubun untuk [[Okaba, Merauke|Okaba]], pada November 1921. April 1922, pembaptisan dewasa pertama dilakukan di Merauke. Pada tahun 1923, Imam Johannes van der Kooij berkarya di Dekenat Wendu setelah sempat bertugas di Kei/Kai sejak 1915.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}} Tahun 1924, van der Kooij membaptis 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan di Dekenat Wendu. Imam Peter Vertenten kemudian berpindahtugas untuk menjadi pimpinan pertama Misionaris Hati Kudus wilayah [[Republik Demokratik Kongo|Kongo-Belgia]] pada tahun 1925.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}}▼
Tahun 1927 merupakan tahun perkembangan bagi Gereja-gereja di Kevikepan/Dekenat Mumanja. Namun, tidak seperti dekenat lain di Keuskupan Agung Merauke, sejarah perkembangan Kevikepan Mumanja dimulai ketika Kevikepan Mumanja menerima ratusan tahanan dari berbagai latar belakang agama yang merupakan tahanan [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927]] dan di Jawa pada tahun 1926. Salah satu tahanan yang cukup lama tinggal [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|di sana]] adalah [[Chalid Salim|Ignatius Fransiscus Michael Salim]]. Salim secara resmi dibaptis pada 26 Desember 1942 oleh Imam C. Meuwese. Adapula tahanan lain yang memberi kontribusi, yakni [[Soekardjo Prawirojoedo]], tokoh Katolik yang baru masuk [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] tahun 1933 setelah [[Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi]] dan [[Mohammad Hatta]], ekonom lulusan Belanda yang lebih dulu masuk penjara.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=251-52}}▼
Perluasan selanjutnya dilakukan oleh Imam Drabbe M.S.C. Pada tahun [[1938]], ia ditugaskan untuk menjadi imam di Kokonao dan pada tahun [[1939]], ia bertolak ke [[Kabupaten Mappi|Mappi]] untuk memimpin proyek penyusunan [[katekismus]], buku doa dan buku cerita ke dalam bahasa Yakai.<ref name="felicia">{{cite web|last1=Hanggu|first1=Felicia Permata|date=25 Juni 2018|title=Jalan Misi Gereja Papua|url=https://www.hidupkatolik.com/2018/06/25/22606/jalan-misi-gereja-papua.php|website=[[Majalah Hidup]]|access-date=17 Januari 2022}}</ref>▼
=== Garis waktu ===
* Didirikan sebagai '''Vikariat Apostolik Merauke''' pada tanggal 24 Juni 1950, memisahkan diri dari [[Keuskupan Amboina|Vikariat Apostolik Amboina]]
* Ditingkatkan menjadi '''Keuskupan Agung Merauke''' pada tanggal 15 November 1966
== Waligereja ==
{{Incumbent bishop<!--/elected--><!--/sede vacante-->
| name = Petrus Canisius Mandagi
| order = M.S.C.
Baris 118 ⟶ 120:
* Herman Tillemans, M.S.C. (15 November 1966 s.d. 26 Juni 1972, mengundurkan diri)
* [[Jacobus Duivenvoorde]], M.S.C. (26 Juni 1972 s.d. 7 April 2004, pensiun)
* [[Nicolaus Adi Seputra]], M.S.C. (
* [[Petrus Canisius Mandagi]], M.S.C. (sejak 11 November 2020)
Baris 127 ⟶ 129:
;Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke
* Petrus Canisius Mandagi, M.S.C. (28 Maret s.d. 11 November 2020, ganti jabatan)
▲Berbeda dengan daerah lain di Papua yang merayakan [[Hari Injil Masuk Papua|masuknya Injil ke Tanah Papua]] pada tanggal [[5 Februari]], Keuskupan Agung Merauke memperingati masuknya pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan pada tanggal [[14 Agustus]] dengan R.P. [[Henri Nollen]], M.S.C.; R.P. [[Philipus Braun]], M.S.C.; [[Bruder]] [[Dionysius van Roesel]], M.S.C.; serta Bruder [[Melchior Oomen]], M.S.C.; sebagai pimpinan rombongan setelah sempat bekerja di [[Keuskupan Agung Rabaul|Vikariat Apostolik Pomerania Baru/''Neu Pommern'']].<ref>{{cite news|author=Agapitus Batbual|date=16 Februari 2014|title=Agama Katolik Turut Melahirkan Kota Merauke|url=https://penakatolik.com/2014/02/16/agama-katolik-turut-melahirkan-kota-merauke/|publisher=Pena Katolik|accessdate=16 oktober 2019|coauthors=}}</ref>{{sfn|Sinaga|2013|p=264}}{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Hari tersebut diperingati umat Katolik di Tanah Papua Selatan sebagai peringatan masuknya [[Misionaris Hati Kudus]] ke Papua Selatan pada tahun [[1905]] dan diperkuat dengan adanya [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] No. 1 Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh [[Kabupaten Merauke|Pemerintah Kabupaten Merauke]] bersama-sama dengan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke]].<ref>{{cite news|author=Ans K dan Dewi Wulandari|date=14 Agustus 2019|title=Ribuan umat Katolik Merauke peringati 114 tahun masuknya Gereja Katolik di Papua Selatan|url=https://www.jubi.co.id/ribuan-umat-katolik-merauke-peringati-114-tahun-masuknya-gereja-katolik-di-papua-selatan|publisher=Tabloid Jubi|accessdate=16 Agustus 2019|coauthors=}}</ref> Peraturan daerah tersebut menyebutkan bahwa tanggal 14 Agustus merupakan hari libur fakultatif untuk warga Kabupaten Merauke. Tanggal tersebut, menurut [[Jacobus Duivenvoorde]], diambil mengingat Merauke pernah menjadi bagian dari Dekenat Papua–Maluku yang diresmikan oleh Uskup [[Keuskupan Amboina|Prefektur Apostolik Nugini Belanda]] pada tanggal 14 Agustus 1905. Adapun catatan masuknya pengabaran Injil ke tanah Papua Selatan yang lebih awal diberikan oleh [[Willem Hanny Rawung]], M.S.C. Menurutnya, pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan, yang sempat singgah di [[Sarire, Tanah Miring, Merauke|Sarire]], [[Tanah Miring, Merauke|Tanah Miring]],{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} dijalankan oleh R.P. van der Heyden, [[Yesuit|S.J.]] sejak Desember [[1892]].<ref>{{cite news|author=|date=19 Agustus 2013|title=Peristiwa 108 tahun- Injil masuk Papua Selatan ajak umat jadi misionaris|url=https://penakatolik.com/2013/08/19/peristiwa-108-tahun-injil-masuk-papua-selatan-ajak-umat-jadi-misionaris|publisher=Pena Katolik|accessdate=16 Agustus 2019|coauthors=}}</ref>{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}}
▲Stasi pertama Keuskupan Agung Merauke dibangun di Kampung Maro, [[Merauke, Merauke]].{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} Stasi kedua Keuskupan dibangun di Kampung Okaba, Distrik [[Okaba, Merauke|Okaba]], Dekenat Wendu pada Juli 1910 dan ditutup pada September 1915. Stasi kedua lalu aktif kembali sejak 1922.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Stasi ketiga dan stasi keempat dibangun di Kampung [[Kumbe, Malind, Merauke|Kumbe]], [[Malind, Merauke|Malind]], dan Kampung [[Wambi, Okaba, Merauke|Wambi]], [[Okaba, Merauke|Okaba]] setelah proposal yang diajukan oleh Imam Peter Vertenten pada 29 Januari 1921 disetujui oleh Gubernur Jenderal [[Johan Paul van Limburg Stirum]] pada 27 April 1921.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=243-44}} Sebagai bagian dari pengembangan Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Amboina mengirim dua guru agama dari Kei/Kai, yakni Kassimirus Maturbongs untuk [[Merauke]] dan Adrianus Dumatubun untuk [[Okaba, Merauke|Okaba]], pada November 1921. April 1922, pembaptisan dewasa pertama dilakukan di Merauke. Pada tahun 1923, Imam Johannes van der Kooij berkarya di Dekenat Wendu setelah sempat bertugas di Kei/Kai sejak 1915.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}} Tahun 1924, van der Kooij membaptis 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan di Dekenat Wendu. Imam Peter Vertenten kemudian berpindahtugas untuk menjadi pimpinan pertama Misionaris Hati Kudus wilayah [[Republik Demokratik Kongo|Kongo-Belgia]] pada tahun 1925.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}}
▲Tahun 1927 merupakan tahun perkembangan bagi Gereja-gereja di Kevikepan/Dekenat Mumanja. Namun, tidak seperti dekenat lain di Keuskupan Agung Merauke, sejarah perkembangan Kevikepan Mumanja dimulai ketika Kevikepan Mumanja menerima ratusan tahanan dari berbagai latar belakang agama yang merupakan tahanan [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927]] dan di Jawa pada tahun 1926. Salah satu tahanan yang cukup lama tinggal [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|di sana]] adalah [[Chalid Salim|Ignatius Fransiscus Michael Salim]]. Salim secara resmi dibaptis pada 26 Desember 1942 oleh Imam C. Meuwese. Adapula tahanan lain yang memberi kontribusi, yakni [[Soekardjo Prawirojoedo]], tokoh Katolik yang baru masuk [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] tahun 1933 setelah [[Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi]] dan [[Mohammad Hatta]], ekonom lulusan Belanda yang lebih dulu masuk penjara.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=251-52}}
▲Perluasan selanjutnya dilakukan oleh Imam Drabbe M.S.C. Pada tahun [[1938]], ia ditugaskan untuk menjadi imam di Kokonao dan pada tahun [[1939]], ia bertolak ke [[Kabupaten Mappi|Mappi]] untuk memimpin proyek penyusunan [[katekismus]], buku doa dan buku cerita ke dalam bahasa Yakai.<ref name="felicia">{{cite web|last1=Hanggu|first1=Felicia Permata|date=25 Juni 2018|title=Jalan Misi Gereja Papua|url=https://www.hidupkatolik.com/2018/06/25/22606/jalan-misi-gereja-papua.php|website=[[Majalah Hidup]]|access-date=17 Januari 2022}}</ref>
== Paroki ==
|