Kabupaten Aceh Tamiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan
k Membatalkan 3 suntingan by 114.79.0.184 (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 26:
|sekretaris daerah = Asra
|ketua DPRD = Suprianto
|luas = 19571956,0272
|luasref = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|penduduk = 305217308102
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
Baris 55:
}}
 
'''Kabupaten Aceh Tamiang''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Aceh]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Désémber 2018}}</ref><ref name="Permendagri-72-2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref> Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Aceh Timur]] dan terletak di perbatasan [[Aceh]]-[[Sumatera Utara]]. Pada akhir tahun [[2023]], jumlah penduduk Aceh Tamiang sebanyak 308.102 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=28 Januari 2024|format=Visual}}</ref>
 
Kabupaten ini berada di jalur timur [[Sumatra]] yang strategis dan hanya berjarak lebih kurang 250&nbsp;km dari [[Kota Medan]] sehingga akses serta harga barang di kawasan ini relatif lebih murah daripada daerah Aceh lainnya. Di samping itu, kawasan ini relatif lebih aman semasa [[GAM]] berjaya dahulu. Ketika seruan mogok oleh GAM diberlakukan di seluruh Aceh, hanya kawasan ini khususnya [[Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang|Kota Kuala Simpang]] yang aktivitas ekonominya tetap berjalan.