Kabupaten Aceh Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 2001:448A:11A8:14D6:F528:C31:DE82:A63B (bicara) ke revisi terakhir oleh 182.3.4.248
Tag: Pengembalian
perubahan dasar hukum
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
|propinsi = [[Aceh]]
|ibukota = [[Lhoksukon, Aceh Utara|Lhoksukon]]
|dasar hukum = UU NomorNo. 710 Tahun 19562024<ref name="UU">{{cite web| date = 2024-07-02 | url = https://otdajdih.kemendagrisetkab.go.id/wp-contentPUUdoc/uploads177241/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2Salinan_UU_Nomor_10_Tahun_2024.pdf | title =Pembentukan DaerahUndang-DaerahUndang OtonomNomor di10 IndonesiaTahun s/d2024 Tahuntentang Kabupaten Aceh Utara di Aceh 2014|website publisher =www.otda.kemendagri.go.id Lembaran Negara Republik Indonesia |accessdate access-date =8 Desember2024-07-15 2021| archive-date =12 Juli2024-07-15 2019| archive-url = https://web.archive.org/web/2019071212164820240715054144/httphttps://otdajdih.kemendagrisetkab.go.id/wp-contentPUUdoc/uploads177241/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2Salinan_UU_Nomor_10_Tahun_2024.pdf|dead-url=yes }}</ref>
|tanggal = 14[[24 November]] [[1956]]<ref name="UU"/>
|hari jadi = [[7 September]] [[1226]]<ref>http://www.acehutara.go.id/berita-sah%E2%80%A6-hari-jadi-aceh-utara-ditetapkan-7-september.html{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|kecamatan = 27 [[kecamatan]]<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|desa = 852 [[Gampong]]<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Mahyuzar Reuby]] ([[Penjabat|Pj.]])
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = ''Lowonglowong''
|sekretaris daerah = Dayan Albar (Pj.)
|ketua DPRD = Arafat Ali
|luas = 3296,86
Baris 57:
|web = {{url|acehutarakab.go.id}}
}}
'''Aceh Utara''' ({{Lang-ace|[[abjad Jawi|Jawoe/Jawi]]: اچيه باروﺡ|Acèh Barôh}}) adalah sebuah [[kabupaten]] yang terletak di provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref><ref name="Permendagri-72-2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref> Ibu kota kabupaten ini dipindahkan dari [[Lhokseumawe]] ke [[Lhoksukon, Aceh Utara|Lhoksukon]], menyusul dijadikannya [[Lhokseumawe]] sebagai kota otonom. Jumlah penduduk Aceh Utara pada akhir tahun [[2023]] sebanyak 627.543 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=28 Januari 2024|format=Visual}}</ref>
 
== Geografi ==
Wilayah Aceh Utara memiliki [[topografi]] wilayah yang sangat bervariasi, dari daerah dataran rendah yang luas di utara memanjang barat ke timur hingga daerah pegunungan di selatan. Ketinggian rata-rata wilayah Aceh Utara adalah 125 m. Jalan lintas timur Sumatra melintasi wilayah dataran rendah sehingga menjadikan wilayah rendah ini menjadi kawasan yang lebih berkembang secara ekonomi dibanding wilayah selatan yang ada dipedalaman.
 
Pada wilayah dataran rendah lebih sering dilanda banjir ketika curah hujan tinggi di selatan, salah satu wilayah yang menjadi daerah banjir kiriman dari selatan adalah kecamatan [[Lhoksukon, Aceh Utara|Lhoksukon]], [[Matangkuli, Aceh Utara|Matangkuli]], [[Pirak Timur, Aceh Utara|Pirak]], [[Samudera, Aceh Utara|Samudera]], [[Lapang, Aceh Utara|Lapang]], [[Tanah Luas, Aceh Utara|Tanah Luas]], [[Tanah Pasir, Aceh Utara|Tanah Pasir]] dan [[Meurah Mulia, Aceh Utara|Meurah Mulia]]. Luapan dari sungai Keureutoe dan Sungai Pasee menjadi momok tahunan bagi masyarakat Aceh Utara di kecamatan-kecamatan tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://www.acehutara.go.id/page-geografi.html|title=Geografi|last=Utara|first=Pemerintah Kabupaten Aceh|website=Geografi|language=English|access-date=2019-10-29|archive-date=2019-10-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20191002023843/http://www.acehutara.go.id/page-geografi.html|dead-url=yes}}</ref>
Baris 77:
 
== Sejarah ==
Aceh Utara sekarang menempati bekas wilayah Kerajaan Islam [[Samudera Pasai]]. Kesultanan Pasai menurut beberapa pendapat disebutkan sebagai kerajaan pertama yang mengadopsi sistem pemerintahankerajaan Islam di Nusantara. Kesultanan Pasai mengalami lebih kurang 300 tahun masa jaya hingga kedatangan penjelajah dari Eropa yang menundukkanmenyerang kesultanan itu hingga hampir tak bersisa. Sedikit saja dari jejak sejarah kebesaran [[Kesultanan Pasai]] yang masih kita jumpai saat ini. Situs sejarah [[Kesultanan Samudera Pasai]] yang paling menonjol adalah kompleks makam Sultan [[Malikussaleh]] dan Makam Sultanah Nahrasiyah yang berlokasi di pesisir kecamatan Samudera sekarang. Pada masa lalu sering kali artefak sejarah berupa koin uang emas ditemukan terpendam berserakan di tanah pada bekas pertapakan ibu kota Kesultanan Pasai masa lampau, tetapi kini penemuan ini sudah jarang terjadi.<ref>{{Cite web|url=https://www.tagar.id/situs-sejarah-kerajaan-islam-yang-terlupakan-di-aceh|title=Situs Sejarah Kerajaan Islam yang Terlupakan di Aceh|last=News|first=Tagar|date=2017-12-23|website=TAGAR|language=id|access-date=2019-10-29|archive-date=2019-10-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20191029072228/https://www.tagar.id/situs-sejarah-kerajaan-islam-yang-terlupakan-di-aceh|dead-url=no}}</ref>
 
Ketika Belanda menginvasi Aceh dan berhasil menegakkan pemerintahan kolonial pada 1904, Aceh Utara ditetapkan sebagai sebuah (Kabupaten) ''Afdeeling'' yang dipimpin oleh Asisten Residen. Wilayah yang luas ini dinamakan sebagai ''Afdeeling Noord Kust Van Aceh'' (Kabupaten Aceh Utara). Afdeeling ini dibagi dalam 3 onderafdeeling (Kewedanaan) yang dikepalai seorang Countroleur (Wedana) yaitu: Onder Afdeeling Bireuen, Onder Afdeeling Lhokseumawe dan Onder Afdeeling Lhoksukon. Disamping itu pemerintah Hindia Belanda juga menetapkan beberapa Daerah Kekuasaan Ulee Balang yang memiliki pemerintahan sendiri terhadap daerah dan rakyatnya. Daerah ini dinamakan sebagai Zelf Bestuur yaitu
Baris 157:
* PT [[Arun Natural Gas Liquefaction]]
* [[Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe]]
 
== Kesehatan ==
 
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kabupaten Aceh Utara}}
 
{{:Daftar rumah sakit di Kabupaten Aceh Utara}}
 
== Pariwisata ==
Baris 162 ⟶ 169:
 
Dua destinasi wisata sejarah yang ada di Aceh Utara adalah situs sejarah bekas [[Kesultanan Samudera Pasai]] di Kecamatan Samudera, Rumah [[Cut Meutia]] di kecamatan Pirak Timu dan tugu perjuangan Teungku Abdul Jalil Cot Plieng di kecamatan Syamtalira Bayu. Sedangkan destinasi wisata alamnya adalah air terjun Blang Kulam di kecamatan Kuta Makmur, pemandian Krueng Sawang di kecamatan Sawang dan pantai Ulee Reubek di kecamatan Seunuddon, tempat wisata pegunungan yang berada di Gunung Salak [[Nisam Antara, Aceh Utara]].<ref>{{Cite web|url=https://festivaljalanjalan.com/tempat-wisata-di-aceh-utara/|title=5 Tempat Wisata di Aceh Utara yang Paling Keren untuk Dikunjungi {{!}} FJJ|website=festivaljalanjalan.com|access-date=2019-10-29|archive-date=2019-10-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20191029072232/https://festivaljalanjalan.com/tempat-wisata-di-aceh-utara/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Transportasi ==
Aceh Utara adalah satu-satunya daerah di provinsi Aceh yang termasuk memiliki sarana transportasi paling lengkap. Bus umum antar kota antar provinsi melayani pengguna di jalan lintas Sumatra sepanjang hari dan malam. Bagi pengguna moda transportasi udara terdapat [[Bandar Udara Malikus Saleh]] yang berada di kecamatan Muara Batu. Bandara ini mulai ramai didarati pesawat terbang berbadan sedang yang mengangkut penumpang menuju [[Bandara Kuala Namu]] di Sumatera Utara. Untuk angkutan laut juga telah tersedia pelabuhan Krueng Geukueh yang dibangun sebagai pelabuhan industri dan sarana pengangkutan komoditas pertanian serta industri.