Aisyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Silsilah: menambah referensi #HibahBuku |
||
(13 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 25:
== Kehidupan ==
=== Silsilah ===
=== Pernikahan dengan Nabi Muhammad ===
{{utama|Pernikahan Muhammad#Aisyah binti Abu Bakar}}
Muhammad dua kali bermimpi kalau Aisyah dibawakan oleh [[Malaikat]] untuk menjadi jodohnya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 7012|url=https://sunnah.com/bukhari:7012|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060308/https://sunnah.com/bukhari:7012|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3895|url=https://sunnah.com/bukhari:3895|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060310/https://sunnah.com/bukhari:3895|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref> Menganggap itu adalah ketentuan dari Allah yang harus dijalankan, beliau pun meminta kepada ayahnya Aisyah, yaitu [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]], untuk memberikan putrinya
Di berbagai riwayat [[Hadits Shahih|shahih]], dicatatkan bahwa Aisyah dinikahi oleh Nabi Muhammad ketika Aisyah berumur 6 atau 7 tahun,<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5158|url=https://sunnah.com/bukhari:5158|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060428/https://sunnah.com/bukhari:5158|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1877 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1877|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818040802/https://sunnah.com/ibnmajah:1877|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1422d - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1422d|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818040828/https://sunnah.com/muslim:1422d|archive-date=2021-08-18|access-date=2021-08-18|dead-url=no}}</ref> dan di saat itu Nabi Muhammad berusia 50 tahun.<ref>{{Cite book|last=al-Mubarakfuri|first=Shafiyurrahman|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=zioTEAAAQBAJ&pg=PA96&f=false#v=onepage&q&f=false|title=Sirah Nabawiyah|publisher=Gema Insani, 2020|isbn=6022508509|page=96}}</ref> Namun baru setelah berumur 9 tahun lah Aisyah
Akan tetapi menurut pendapat seorang ulama [[Ahmadiyyah|Ahmadiyah]], Ghulam Nabi Muslim Sahib, Aisyah setidaknya berumur 19 tahun saat berumah tangga dengan [[Muhammad]].<ref>{{Cite web|title=aaiil.org|url=http://aaiil.org/text/acus/islam/aishahage.shtml|archive-url=https://web.archive.org/web/20210719062434/https://aaiil.org/text/acus/islam/aishahage.shtml|archive-date=2021-07-19|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref> Namun argumennya dan yang serupa dengannya dibantah secara terperinci oleh [[Ulama|Ulama Besar]] serta Ahli [[Hadis|Hadits]], [[Gibril Haddad|Gibril Fouad Haddad]] dan situs [[Salafiyah|Islam Salafi]], ''[[IslamQA.info]]'', dengan menekankan bahwa riwayat-riwayat mengenai Aisyah dinikahi oleh Rasulullah pada umur 6 atau 7 tahun dan mulai berumah tangga pada saat berusia 9 tahun tercatat secara [[mutawatir]] (secara massal dengan berbagai jalur sanad yang berbeda) di dalam [[Kutubus Sittah]] (6 kitab induk hadits dalam Islam), sehingga tidak ada keraguan di dalamnya dan [[Fardhu|wajib]] hukumnya seorang muslim untuk mengimaninya.<ref name="islamqa2">{{Cite web|title=تحقيق في عمر أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها عندما تزوجها النبي صلى الله عليه وسلم|url=https://islamqa.info/ar/answers/124483/%D8%AA%D8%AD%D9%82%D9%8A%D9%82-%D9%81%D9%8A-%D8%B9%D9%85%D8%B1-%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%88%D9%85%D9%86%D9%8A%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D9%89%D8%B4%D8%A9-%D8%B1%D8%B6%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%86%D9%87%D8%A7-%D8%B9%D9%86%D8%AF%D9%85%D8%A7-%D8%AA%D8%B2%D9%88%D8%AC%D9%87%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%D8%B5%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87-%D9%88%D8%B3%D9%84%D9%85|website=IslamQA.info|archive-url=https://web.archive.org/web/20210719062812/https://islamqa.info/ar/answers/124483/%D8%AA%D8%AD%D9%82%D9%8A%D9%82-%D9%81%D9%8A-%D8%B9%D9%85%D8%B1-%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%88%D9%85%D9%86%D9%8A%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D9%89%D8%B4%D8%A9-%D8%B1%D8%B6%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%86%D9%87%D8%A7-%D8%B9%D9%86%D8%AF%D9%85%D8%A7-%D8%AA%D8%B2%D9%88%D8%AC%D9%87%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%D8%B5%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87-%D9%88%D8%B3%D9%84%D9%85|archive-date=2021-07-19|dead-url=yes|access-date=2021-07-17}}</ref><ref name="Haddad3">{{Cite web|last=Haddad|first=Gibril|title=Our Mother Lady A’isha’s Age at Marriage|url=https://www.livingislam.org/ir/d/aam1_e.pdf|website=eshaykh.com|page=https://eshaykh.com/hadith/our-mother-lady-ayeshas-age-at-marriage/|archive-url=https://web.archive.org/web/20210817115428/https://www.livingislam.org/ir/d/aam1_e.pdf|archive-date=2021-08-17|dead-url=yes|access-date=17 Agustus 2021|middle=Fouad}}</ref><ref name="Haddad22">{{Cite web|title=More on ‘Ā’isha’s Age at the Time of Her Marriage - A Dialogue Between “The Learner” and Shaykh Gibril F. Haddad|url=https://www.livingislam.org/ir/d/aam2_e.pdf|website=eshaykh.com|page=https://eshaykh.com/hadith/our-mother-lady-ayeshas-age-at-marriage/|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717060538/https://www.livingislam.org/ir/d/aam2_e.pdf|archive-date=2021-07-17|dead-url=yes|access-date=17 Agustus 2021}} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210717060538/https://www.livingislam.org/ir/d/aam2_e.pdf|date=2021-07-17}}</ref>
Baris 58:
Setiap kali Muhammad akan melakukan serangan ghazwah ke pemukiman atau [[Kafilah|kafilah dagang]] milik orang-orang [[kafir]], ia biasa mengundi istri-istrinya untuk memilih salah satu dari mereka yang akan menemaninya. Aisyah menjadi orang yang beruntung pada saat itu. Ia pun dibawa di dalam sebuah [[rengga]] tertutup di atas seekor [[unta]]. Dalam perjalanan pulang seusai serangan, rombongan Nabi berhenti sejenak untuk istirahat, dan Aisyah pun turun untuk buang air. Sekembalinya dirinya ke rengga, ia menyadari bahwa kalungnya hilang, maka Aisyah kembali ke tempat ia buang air untuk mencarinya. Setelah berhasil menemukannya, rupanya rombongan Nabi telah pergi, mengira Aisyah berada dalam rengga-nya. Maka Aisyah pun menunggu di tempat itu berharap rombongan Nabi akan sadar bahwa dirinya tertinggal.
Menunggu lama, Aisyah mengantuk dan tertidur. Pada pagi harinya, Safwan bin Mu'attal, salah seorang pasukan Nabi yang tertinggal karena alasan tertentu, menemuinya dan mengantarnya pulang. Setibanya di [[Madinah]], timbullah rumor bahwa Aisyah telah berzina dengan Safwan. Hal ini diperburuk dengan fakta bahwa Aisyah terbaring sakit selama sebulan semenjak dirinya pulang, yang mengakibatkan rumor tersebut semakin besar dan tidak terkendali.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4750 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4750|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Selama sakitnya, Aisyah telah menduga ada yang aneh, sebab Nabi tidak lagi berlaku hangat kepadanya, dan cenderung menghindari berkomunikasi langsung dengannya. Ia pun mengetahui kalau ada tuduhan dirinya telah berzina setelah diceritakan oleh Umm Mistah. Aisyah pun merasa sedih dan meminta kepada sang Rasul supaya dirinya diizinkan untuk kembali ke rumah ibunya untuk menenangkan diri.
Baris 70:
Maka setelah saat itu Nabi pun naik ke atas mimbar mengajak para pengikutnya untuk menghukum Abdullah bin Ubai bin Salul yang telah memfitnah keluarganya. [[Sa'ad bin Mu'adz|Sa'ad bin Muadz]] pun berdiri dan berkata ''"Wahai Rasulullah (ﷺ)! Demi Allah, Aku akan membebaskanmu dari dirinya. Jika orang itu dari [[Bani Aus]], aku akan penggal kepalanya, dan jika dia berasal dari saudara-saudara kami, [[Bani Khazraj]], maka perintahkanlah kami, dan kami akan memenuhi perintah anda."'' Pimpinan Bani Khazraj, Sa'ad bin Ubadah pun berdiri dan berkata ''"Demi Allah! Kau telah berbohong, kau tidak boleh membunuhnya dan kau tidak akan bisa membunuhnya."'' [[Usaid bin Hudhair]] lalu ikut berdiri dan berkata (ke Sa'ad bin Ubadah), ''"Kau yang berbohong! Demi Allah kami akan membunuhnya, dan kau adalah seorang munafik, yang membela teman munafiknya."'' Cekcok pun semakin memanas antara Bani Aus dan Khazraj. Sebelum timbul konflik antara kedua belah pengikutnya tersebut, Nabi pun mendiamkan mereka.
Aisyah telah menangis tanpa henti dua malam satu hari. Saat itu ia ditemani orang tuanya dan seorang perempuan [[Kaum Anshar|Anshar]] memasuki kamarnya dan ikut menagis dengannya. Tidak lama setelahnya, Muhammad pun datang mengunjunginya. Selama satu bulan lebih firman dari Allah tidak turun-turun kepada beliau mengenai kasus ini.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2661 - Witnesses - كتاب الشهادات - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2661|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref> Setelah duduk, Nabi mengucap [[Tasyahud]] dan berkata:
{{Quote|"Wahai Aisyah! Aku telah diinformasikan hal ini dan itu mengenai dirimu; dan jika kamu tidak bersalah, Allah akan menunjukkan ketidak bersalahanmu, sedangkan jika kamu telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah, dan bertobat kepadanya, karena ketika seorang hamba mengakui dosanya dan bertobat kepada Allah, maka Allah akan menerima tobatnya."}}
Ketika Muhammad selesai dengan perkataannya, Aisyah telah berhenti menangis. Ia pun meminta kepada orang tuanya untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakan kepada Muhammad, namun mereka menolak dengan mengatakan, bahwa mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada sang Rasul.
Baris 85:
Muhammad berkeputusan untuk hanya tidak mengunjungi mereka selama sebulan.
Setelah 29 hari berselang, sang Rasul pun mengunjungi Aisyah, yang mana Aisyah berkata kepada beliau ''"Wahai Nabi'' ''(ﷺ)! Engkau bersumpah kalau engkau tidak akan mengunjungi istri-istrimu dalam sebulan, tapi saat ini masih hari ke-29."'' Yang mana Muhammad menjawab, ''"bulan ini berisi 29 hari."''<ref name="Al-Jalalain 555"/><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2468 - Oppressions - كتاب المظالم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2468|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211214/https://sunnah.com/bukhari:2468|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref>
Akan tetapi sebuah riwayat mengatakan bahwa keributan di atas terjadi bukan karena Hafshah marah melihat Nabi bersetubuh dengan Mariyah, akan tetapi hanya dikarenakan Nabi meminum madu di rumah salah satu istrinya, [[Zainab binti Jahsy]], yang dianggap Hafshah kalau madu tersebut memiliki bau tidak sedap.<ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3421 - The Book of Divorce - كتاب الطلاق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai:3421|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref> Namun terdapat juga riwayat lain yang menyiratkan, bahwa "meminum madu" adalah bentuk [[eufemisme]] pada zaman itu dari [[Persetubuhan|berhubungan seks]].<ref>{{Cite web|title=Sunan Abi Dawud 2309 - Divorce (Kitab Al-Talaq) - كتاب الطلاق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/abudawud:2309|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211214/https://sunnah.com/abudawud:2309|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref>
Baris 93:
{{Quote|||quote={{script/Arabic | كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ " يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ ".}}<br />Sang Nabi (ﷺ) pada saat sakitnya yang berujung kematian sering berkata, "Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa pembuluh jantungku seperti sedang dipotong oleh racun itu."<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4428 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4428|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729223334/https://sunnah.com/bukhari:4428|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=إسلام ويب - صحيح البخاري - كتاب المغازي - باب مرض النبي صلى الله عليه وسلم ووفاته- الجزء رقم2|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|website=islamweb.net|language=ar|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210727210359/https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|dead-url=yes}}</ref>|source=[https://sunnah.com/bukhari:4428 Sahih Bukhari 4428]}}
Sakit yang dialami Nabi Muhammad pun semakin parah, dan pada waktu-waktu terakhirnya, beliau dilaporkan kerap berkata:<blockquote>{{script/Arabic|اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الأَعْ}}<br />Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku dan izinkanlah aku bergabung dengan teman-teman yang tertinggi (di surga).<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5674 - Patients - كتاب المرضى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5674|website=sunnah.com|access-date=2023-02-02}}</ref></blockquote
<blockquote>
"Rasulullah ﷺ meninggal di rumahku, pada hariku dan berada antara dada dan kerongkonganku." Salah seorang dari kami membacakan doa untuknya dengan doa yang biasa dibacakan untuk orang sakit. Aku pun ikut mendoakannya. Kemudian beliau mengangkat pandangannya ke langit dan mengucapkan: 'Arrafiiqul A'laa, Arrafiiqul A'laa (Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi, ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi).' Lalu Abdurrahman bin Abu Bakr masuk dengan membawa kayu siwak yang masih basah. Nabi pun menatapnya, saya mengira beliau memang membutuhkan siwak tersebut. Aisyah berkata, "Maka aku mengambilnya, mengunyahnya, mengibas-ngibaskannya, dan membaguskannya, kemudian aku berikan kepada beliau. Lantas beliau membersihkan giginya dan belum pernah aku melihat orang yang membersihkan giginya sebagus yang beliau lakukan. Setelah itu beliau memberikannya kepadaku namun jatuh (lepas) dari tangannya. Segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan antara air liurku dengan air liur beliau pada hari-hari terakhir beliau di dunia dan pada hari-hari pertama di akhirat kelak."<ref>{{Cite web|last=Bukhari|first=Imam|title=Shahih Bukhari - 4096|url=https://hadits.in/bukhari/4096?s=1656115200070|website=hadits.in|access-date=1 Agustus 2024}}</ref>
</blockquote>Akan tetapi, beberapa riwayat dari kalangan [[Syiah|Syi'ah]] menuding bahwa kematian Nabi Muhammad justru diakibatkan oleh racun yang disisipkan oleh Aisyah yang berkomplot dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name=":42">{{cite journal|author1=Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari|date=2009|editor1-last=Kohlberg|editor1-first=Etan|editor2-last=Amir-Moezzi|editor2-first=Mohammad Ali|title=Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi|url=https://archive.org/details/KitabAlQiratOfAhmadB.MuhammadAlSayyari|journal=Texts and studies on the Qurʼān|publisher=BRILL|volume=4|page=103|issn=1567-2808}}</ref>
=== Lain-lain ===
Selain terkenal akan kecerdasannya, Aisyah juga memiliki sifat yang jujur dan suka berterus terang. Ia kerap kali tanpa takut mengutarakan pendapatnya apabila dirinya menemukan hal-hal yang kurang ia senangi. Seperti pada suatu ketika orang-orang berkata di hadapannya mengenai apa-apa saja yang membatalkan [[Salat|sholat]] seorang [[Mu'min|mukmin]], yaitu, "[[
Pada peristiwa lain, diriwayatkan bahwa Aisyah mengaku dirinya memandang rendah perempuan-perempuan yang memberikan diri mereka kepada Nabi Muhammad. Ia berkata, "
Aisyah juga tidak segan membicarakan hubungan [[Seksualitas manusia|seksualitas]]-nya bersama Nabi. Dalam kesempatan lain, ia menceritakan ketika ia selesai mencuci pakaian Nabi dan akan menjemurnya, beberapa kali ia temukan jejak-jejak [[Semen (reproduksi)|air mani]] Nabi masih tersisa di pakaian beliau, maka ia pun membersihkannya dengan menggunakan kukunya untuk menggaruknya.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 290 - The Book of Purification - كتاب الطهارة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:290|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211236/https://sunnah.com/muslim:290|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 232 - Ablutions (Wudu') - كتاب الوضوء - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:232|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211202/https://sunnah.com/bukhari:232|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Dan Nabi pun mengenakan pakaian tersebut kemudian untuk [[Salat|sholat]].<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 288a - The Book of Purification - كتاب الطهارة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:288a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211259/https://sunnah.com/muslim:288a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Di riwayat-riwayat lain, juga diceritakan bahwa dirinya mendapat giliran lebih banyak dari istri-istri Nabi Muhammad lainnya,<ref>{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1972 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1972|website=sunnah.com|access-date=2021-12-12}}</ref> sang Nabi suka mandi di dalam satu bak dengannya sehabis berhubungan seksual ([[junub]]), dan bagaimana ketika dirinya sedang [[menstruasi]] Nabi suka menyuruhnya menggunakan izar (pakaian yang dipasang di bawah pinggang) lalu beliau membelai-belai badannya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 299, 300, 301 - Menstrual Periods - كتاب الحيض - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:299|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211213/https://sunnah.com/bukhari:299|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref>
|