Kakawin Sutasoma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Assyari374 (bicara | kontrib) |
k Bot: tetapi (di awal kalimat) → namun |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 53:
Sang raja memiliki [[kaul]] akan mempersembahkan 100 raja kepada batara [[Kala]] jika dia bisa sembuh dari penyakitnya ini.
Sang Sutasoma diminta oleh para pendeta untuk membunuh raja ini tetapi ia tidak mau, sampai-sampai [[dewi]] [[Ibu Pretiwi|Pretiwi]] keluar dan memohonnya.
Maka berjalanlah ia lagi. Di tengah jalan syahdan ia berjumpa dengan seorang raksasa ganas berkepala [[gajah]] yang memangsa manusia. Sang Sutasoma hendak dijadikan mangsanya.
Lalu sang pangeran berjalan lagi dan bertemu dengan seekor naga. Naga ini lalu dikalahkannya dan menjadi muridnya pula.
Maka akhirnya sang pangeran menjumpai seekor [[harimau]] betina yang lapar. Harimau ini memangsa anaknya sendiri.
Hatta tatkala itu, sedang berperanglah sang Kalmasapada melawan raja Dasabahu, masih [[sepupu]] Sutasoma. Secara tidak sengaja ia menjumpai Sutasoma dan diajaknya pulang, ia akan dikawinkan dengan anaknya. Lalu iapun ber[[kawin]]lah dan pulang ke [[Hastina]]. Ia mempunyai anak dan dinobatkan menjadi [[Monarki|prabu]] Sutasoma.
Baris 104:
== Resepsi kakawin Sutasoma di Bali ==
Di pulau Bali kakawin ini merupakan salah satu kakawin yang cukup digemari. Hal ini berkat kiprah [[I Gusti Bagus Sugriwa]], salah seorang pakar susastra dari Bali yang memopulerkan kakawin ini. Ia sebagai contoh banyak menggunakan petikan-petikan dari kakawin ini dalam bukunya mengenai pelajaran kakawin.
== Penerbitan kakawin Sutasoma''Kakawin Sutasoma'' telah diterbitkan dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh [[Soewito Santoso]]. Suntingan teksnya diterbitkan pada tahun 1975. ==
|