Subduksi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dino Eri (bicara | kontrib)
Indonesia Bagian Barat (Kecuali Pulau Kalimantan) merupakan bagian dari Sabuk Alpida
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RHKt (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
 
(14 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Zona subduksi.PNG|300px|jmpl|Zona subduksi, lempeng yang [[Massa jenis|kerapatannya]] lebih besar menunjam lempeng lainnya.]]
[[File:Global subducted slabs USGS.png|thumb|280px|[[Zona subduksi]] di dunia]]
'''Subduksi''' adalah proses geologi<ref>{{Cite web|title=Definition of subduction zone {{!}} Dictionary.com|url=https://www.dictionary.com/browse/subduction--zone|website=www.dictionary.com|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> wilayah kerak bumi di mana terdapat pada batas dua [[lempeng tektonik]] [[litosfer]], lempeng dengan kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah lempeng yang dengan kerak benua yang lebih tebal secara [[Batas konvergen|konvergen]].<ref>{{Cite web|title=Heboh Ancaman Tsunami 20 Meter di Jawa, Pakar ITB: Zona Subduksi Memanjang dari Sumatra sampai Papua - Pikiran-Rakyat.com|url=https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-01773692/heboh-ancaman-tsunami-20-meter-di-jawa-pakar-itb-zona-subduksi-memanjang-dari-sumatra-sampai-papua?page=2|website=www.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-06}}</ref><ref>{{Cite web|title=Subduction Zones|url=http://www.columbia.edu/~vjd1/subd_zone_basic.htm|website=www.columbia.edu|access-date=2020-10-07}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Convergent Plate Boundaries—Subduction Zones - Geology (U.S. National Park Service)|url=https://www.nps.gov/subjects/geology/plate-tectonics-subduction-zones.htm|website=www.nps.gov|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=Earthquake Glossary|url=https://earthquake.usgs.gov/learn/glossary/?term=subduction%20zone|website=earthquake.usgs.gov|access-date=2020-10-07}}</ref> Zona subduksi dapat terjadi baik antara dua lempeng benua, antar dua lempeng samudra maupun antara lempeng benua dan samudra. Kerak samudra biasanya tenggelam ke dalam mantel di bawah kerak benua yang lebih ringan.<ref name=":1">{{Cite web|title=What Is a Subduction Zone? {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/43220-subduction-zone-definition.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-10-07}}</ref> Penghancuran kerak samudra akibat subduksi dapat membentuk kerak benua.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Wahyu|first=Robert Owen|last2=Djamaluddin|first2=Rignolda|last3=Mamuaya|first3=Gybert E.|last4=Yatimantoro|first4=Tatok|last5=Priyobudi|first5=Priyobudi|date=2018-12-07|title=PEMODELAN INUNDASI TSUNAMI DI SEPANJANG PESISIR MANADO AKIBAT GEMPABUMI M8,5 DI ZONA SUBDUKSI SULAWESI UTARA|url=http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v19i1.448|journal=Jurnal Meteorologi dan Geofisika|volume=19|issue=1|pages=13|doi=10.31172/jmg.v19i1.448|issn=2527-5372}}</ref> Akibat perbedaan [[massa jenis]] antara kedua jenis lempeng tersebut, satu lempeng yang lebih ringan harus naik di atas yang lain, memaksa lempeng yang lebih berat ke bawah [[Mantel (geologi)|mantel]].<ref>{{Cite book|last=Hasegawa|first=Akira|date=1990|url=https://doi.org/10.1007/0-387-30752-4_129|title=Geophysics|location=Boston, MA|publisher=Springer US|isbn=978-0-387-30752-7|pages=1054–1061|language=en|doi=10.1007/0-387-30752-4_129}}</ref> Lempeng tersebut masuk ke dalam magma dan akhirnya meleleh seluruhnya.<ref name=":5">{{Cite web|date=2009-11-02|title=What is a Subduction Zone?|url=https://www.universetoday.com/43822/subduction-zone/|website=Universe Today|language=en-US|access-date=2020-10-07}}</ref> Perbedaan densitas ini dapat terjadi karena perbedaan komposisi, umur, jenis batuan penyusun lempeng bumi.<ref>{{Cite journal|last=Harmoko|first=Sapto|date=2015-11-05|title=Analisis Tingkat Kepuasan Pemustaka terhadap Kepuasan Layanan pada Perpustakaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada|url=http://dx.doi.org/10.22146/bip.7712|journal=Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi|volume=9|issue=2|pages=18|doi=10.22146/bip.7712|issn=2477-0361}}</ref> '''Zona subduksi''' adalah area di mana dua lempeng bertemu yang membentuk deretan [[gunung berapi]] dan [[gempa bumi]].<ref>{{Cite web|title=SUBDUCTION ZONE {{!}} meaning in the Cambridge English Dictionary|url=https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/subduction-zone|website=dictionary.cambridge.org|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Daerah pertemuan antarlempeng di lokasi zona subduksi disebut sebagai [[patahan gempa]], atau sebuah megathrust.<ref>{{Cite web|last=Siagian|first=Todung R.|date=2011-02-08|title=Subduksi (Penujaman) di Sumatera|url=https://strukturawam.wordpress.com/2011/02/09/subduksi-penujaman-di-sumatera/|website=Struktur untuk Awam - BENCANA ALAM|language=|access-date=2020-10-06}}</ref>
'''Subduksi''' adalah proses geologi<ref>{{Cite web|title=Definition of subduction zone {{!}} Dictionary.com|url=https://www.dictionary.com/browse/subduction--zone|website=www.dictionary.com|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> wilayah kerak bumi di mana terdapat pada batas dua [[lempeng tektonik]] [[litosfer]], lempeng dengan kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah lempeng yang dengan kerak benua yang lebih tebal secara [[Batas konvergen|konvergen]].<ref>{{Cite web|title=Heboh Ancaman Tsunami 20 Meter di Jawa, Pakar ITB: Zona Subduksi Memanjang dari Sumatra sampai Papua - Pikiran-Rakyat.com|url=https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-01773692/heboh-ancaman-tsunami-20-meter-di-jawa-pakar-itb-zona-subduksi-memanjang-dari-sumatra-sampai-papua?page=2|website=www.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-06}}</ref><ref>{{Cite web|title=Subduction Zones|url=http://www.columbia.edu/~vjd1/subd_zone_basic.htm|website=www.columbia.edu|access-date=2020-10-07}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Convergent Plate Boundaries—Subduction Zones - Geology (U.S. National Park Service)|url=https://www.nps.gov/subjects/geology/plate-tectonics-subduction-zones.htm|website=www.nps.gov|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=Earthquake Glossary|url=https://earthquake.usgs.gov/learn/glossary/?term=subduction%20zone|website=earthquake.usgs.gov|access-date=2020-10-07}}</ref> Zona subduksi dapat terjadi baik antara dua lempeng benua, antar dua lempeng samudra maupun antara lempeng benua dan samudra. Kerak samudra biasanya tenggelam ke dalam mantel di bawah kerak benua yang lebih ringan.<ref name=":1">{{Cite web|title=What Is a Subduction Zone? {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/43220-subduction-zone-definition.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-10-07}}</ref> Penghancuran kerak samudra akibat subduksi dapat membentuk kerak benua.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Wahyu|first=Robert Owen|last2=Djamaluddin|first2=Rignolda|last3=Mamuaya|first3=Gybert E.|last4=Yatimantoro|first4=Tatok|last5=Priyobudi|first5=Priyobudi|date=2018-12-07|title=PEMODELAN INUNDASI TSUNAMI DI SEPANJANG PESISIR MANADO AKIBAT GEMPABUMI M8,5 DI ZONA SUBDUKSI SULAWESI UTARA|url=http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v19i1.448|journal=Jurnal Meteorologi dan Geofisika|volume=19|issue=1|pages=13|doi=10.31172/jmg.v19i1.448|issn=2527-5372}}</ref> Akibat perbedaan [[massa jenis]] antara kedua jenis lempeng tersebut, satu lempeng yang lebih ringan harus naik di atas yang lain, memaksa lempeng yang lebih berat ke bawah [[Mantel (geologi)|mantel]].<ref>{{Cite book|last=Hasegawa|first=Akira|date=1990|url=https://doi.org/10.1007/0-387-30752-4_129|title=Geophysics|location=Boston, MA|publisher=Springer US|isbn=978-0-387-30752-7|pages=1054–1061|language=en|doi=10.1007/0-387-30752-4_129}}</ref> Lempeng tersebut masuk ke dalam magma dan akhirnya meleleh seluruhnya.<ref name=":5">{{Cite web|date=2009-11-02|title=What is a Subduction Zone?|url=https://www.universetoday.com/43822/subduction-zone/|website=Universe Today|language=en-US|access-date=2020-10-07}}</ref> Perbedaan densitas ini dapat terjadi karena perbedaan komposisi, umur, jenis batuan penyusun lempeng bumi.<ref>{{Cite journal|last=Harmoko|first=Sapto|date=2015-11-05|title=Analisis Tingkat Kepuasan Pemustaka terhadap Kepuasan Layanan pada Perpustakaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada|url=http://dx.doi.org/10.22146/bip.7712|journal=Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi|volume=9|issue=2|pages=18|doi=10.22146/bip.7712|issn=2477-0361}}</ref> '''Zona subduksi''' adalah area di mana dua lempeng bertemu yang membentuk deretan [[gunung berapi]] dan [[gempa bumi]].<ref>{{Cite web|title=SUBDUCTION ZONE {{!}} meaning in the Cambridge English Dictionary|url=https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/subduction-zone|website=dictionary.cambridge.org|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Daerah pertemuan antarlempeng di lokasi zona subduksi disebut sebagai [[Gempa bumi berdorongan besar]], atau sebuah megathrust.<ref>{{Cite web|last=Siagian|first=Todung R.|date=2011-02-08|title=Subduksi (Penujaman) di Sumatera|url=https://strukturawam.wordpress.com/2011/02/09/subduksi-penujaman-di-sumatera/|website=Struktur untuk Awam - BENCANA ALAM|language=|access-date=2020-10-06}}</ref>
 
Ilmuwan pertama kali mengidentifikasi zona subduksi pada tahun 1960-an, dengan menempatkan gempa bumi di kerak yang turun.<ref name=":1" /> Subduksi menyebabkan terbentuknya palung laut, misalnya [[palung Mariana]], serta menyebabkan terbentuknya pegunungan. Dua pegunungan paralel biasanya berkembang di atas zona subduksi - pegunungan pesisir yang terdiri dari lapisan [[sedimen]] dan batuan keras yang terangkat dari laut ([[baji akresi]]), dan pegunungan vulkanik yang lebih jauh ke pedalaman ([[busur vulkanik]]).<ref name=":4" /> Gunung api yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini, misalnya puncak [[Gunung St. Helens|Saint Helens]] dan [[Krakatau]], disebut sebagai gunung api zona subduksi.<ref name=":0">{{Cite web|title=Karakteristik Zona Subduksi Penyebab Gempa|url=https://opini.id/amp/sosial/read-4957/karakteristik-zona-subduksi-penyebab-gempa|website=opini.id|access-date=2020-10-07}}</ref> Pergerakan lempeng tektonik sendiri disebabkan oleh arus konveksi panas. Sedangkan perbedaan massa jenis ini terjadi akibat dari jenis batuan yang ada pada kedua lempeng ini berbeda. Pada lempeng samudra batuannya bersifat lebih basabasah daripada lempeng benua. Selain akibat pertemuan dua lempeng, aktivitas tektonik juga disebabkan oleh sesar.<ref>{{Cite journal|last=Hasan|first=Muhammad Mifta|date=2015-10-01|title=Estimasi Besar Konvergensi Zona Subduksi dan Mentawai Fault Zone (MFZ) di Sumatera Barat|url=http://dx.doi.org/10.12962/j24604682.v11i3.1070|journal=Jurnal Fisika dan Aplikasinya|volume=11|issue=3|pages=110|doi=10.12962/j24604682.v11i3.1070|issn=2460-4682}}</ref>
 
Zona subduksi dengan demikian adalah sistem interior bumi dengan skala dan kompleksitas yang tak tertandingi.<ref>{{Cite journal|title=Subduction Zones|url=http://dx.doi.org/10.1007/springerreference_225507|journal=SpringerReference|location=Berlin/Heidelberg|publisher=Springer-Verlag}}</ref> Zona subduksi terjadi di sekitar [[Samudra Pasifik]], lepas pantai [[Washington]], [[Kanada]], [[Alaska]], [[Rusia]], [[Jepang]], dan [[Indonesia Bagian Timur|Indonesia Bagian Timur]]. Disebut "[[Cincin Api Pasifik|Cincin Api Pasifik]]", zona subduksi ini bertanggung jawab atas gempa bumi terbesar di dunia, tsunami paling mengerikan, dan beberapa letusan gunung berapi terburuk.<ref name=":1" />
Baris 25 ⟶ 26:
Melihat Cincin Api Pasifik mengungkapkan hubungan antara zona subduksi dan gunung berapi. Pedalaman setiap zona subduksi adalah rantai gunung berapi menyembur yang disebut busur vulkanik, seperti [[Kepulauan Aleut]] Alaska. Letusan [[Gunung Toba|gunung api Toba]] di Indonesia, letusan gunung berapi terbesar dalam 25 juta tahun terakhir, berasal dari gunung berapi zona subduksi.<ref name=":1" />
 
== Gempa bumi Megathrust ==
{{Lihat|Gempa bumi berskala besar}}
Zona Subduksi pada bagian laut dangkal berpotensi melahirkan gempa besar atau sering disebut megathrust (tumbukan besar). Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudrs bergerak terdorong naik (''thrusting''). Namun, dibanding gempa akibat [[patahan]] atau sesar, gempa jenis megathrust memiliki siklus lebih lambat karena periode akumulasi energi yang besar.<ref name=":0" /><ref name=":3">{{Cite web|title=Apa Itu Gempa Megathrust? dan Apa Itu Zona Megathrust? Berikut Penjelasannya Supaya Kita Waspada - Mantra Sukabumi|url=https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-20778774/apa-itu-gempa-megathrust-dan-apa-itu-zona-megathrust-berikut-penjelasannya-supaya-kita-waspada|website=mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-07}}</ref>
Zona Subduksi pada bagian laut dangkal berpotensi melahirkan [[Gempa bumi berskala besar|gempa bumi besar]] atau sering disebut gempa bumi megathrust (tumbukan besar). Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudrs bergerak terdorong naik (''thrusting''). Namun, dibanding gempa akibat [[patahan]] atau sesar, gempa jenis megathrust memiliki siklus lebih lambat karena periode akumulasi energi yang besar.<ref name=":0" /><ref name=":3">{{Cite web|title=Apa Itu Gempa Megathrust? dan Apa Itu Zona Megathrust? Berikut Penjelasannya Supaya Kita Waspada - Mantra Sukabumi|url=https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-20778774/apa-itu-gempa-megathrust-dan-apa-itu-zona-megathrust-berikut-penjelasannya-supaya-kita-waspada|website=mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com|access-date=2020-10-07}}</ref>
 
Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya zona subduksi diasumsikan sebagai "patahan naik yang besar", yang kini populer disebut Zoma Megathrust.<ref name=":3" />
Baris 53 ⟶ 55:
== Zona subduksi di Indonesia ==
{{Main|Gempa bumi di Indonesia}}
[[File:Plate setting Sunda megathrust.png|thumb|250px|Peta menampilkan [[Zona subduksi Selat Sunda]] (''Sunda Megathurst'')]]
Konsekuensi dari lokasi Indonesia menyebbkan bencana yang datang silih berganti. Di Indonesia sendiri, sebagai tempat bertemunya tiga lempeng dunia yang menyebabkan banyak terbentuknya gunung api, serta beberapa lempeng mikro menyebabkan frekuensi kejadian gempa di berbagai daerah sangat tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Yanow|first=Scott|date=2014-05-31|title=Mitchell, Grover|url=http://dx.doi.org/10.1093/acref/9780195301731.013.39612|journal=African American Studies Center|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-530173-1}}</ref><ref>{{Cite web|last=ITB|first=Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi|title=Ahli Geologi Inggris Robert Hall: Zona Subduksi di Indonesia Timur Memiliki Keunikan untuk Diteliti -|url=https://www.itb.ac.id/news/read/56976/home/ahli-geologi-inggris-robert-hall-zona-subduksi-di-indonesia-timur-memiliki-keunikan-untuk-diteliti|website=Institut Teknologi Bandung|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Ada enam megathrust di Indonesia yang terbagi lagi menjadi 16 segmen megathrust. Megathrust melingkari nyaris seluruh pulau besar di Indonesia.<ref name=":0" /> [[Subduksi Sunda|Zona subduksi Sunda]], mencakup selatan Jawa yang membentang dari pinggiran Sumatra hingga papua merupakan subduksi panjang yang terbentuk akibat tumbukan [[lempeng Indo-Australia]] dan [[Lempeng Eurasia|Eurasia]] yang membentuk [[busur sunda]].<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Ragil Setiawan|first=Muhammad|last2=Setiawan|first2=Ari|date=2017-07-31|title=Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Zona Subduksi dan Busur Gunungapi Jawa Timur berdasarkan Analisis Data Gravitasi|url=http://dx.doi.org/10.22146/jfi.27092|journal=Jurnal Fisika Indonesia|volume=19|issue=57|doi=10.22146/jfi.27092|issn=2579-8820}}</ref> Penelitian [[ITB]] menyebutkan, bahwa zona subduksi tersebut dapat menyebabkan Tsunami hingga 20 meter. Selain itu beberapa subduksi megathrust lainnya lainnya yaitu aktivitas subduksi [[lempeng Filipina]] di Indonesia,<ref>{{Cite news|last=Rinaldo|date=2020-09-07|title=BMKG: Gempa di Melonguane Akibat Subduksi Lempeng Laut Filipina|url=https://www.liputan6.com/news/read/4349453/bmkg-gempa-di-melonguane-akibat-subduksi-lempeng-laut-filipina|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-10-07|editor-last=Rinaldo}}</ref> subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Sulawesi, hingga subduksi Utara Papua.<ref name=":3" />
Konsekuensi dari lokasi Indonesia menyebbkan bencana yang datang silih berganti. Di Indonesia sendiri, sebagai tempat bertemunya tiga lempeng dunia yang menyebabkan banyak terbentuknya gunung api, serta beberapa lempeng mikro menyebabkan frekuensi kejadian gempa di berbagai daerah sangat tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Yanow|first=Scott|date=2014-05-31|title=Mitchell, Grover|url=http://dx.doi.org/10.1093/acref/9780195301731.013.39612|journal=African American Studies Center|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-530173-1}}</ref><ref>{{Cite web|last=ITB|first=Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi|title=Ahli Geologi Inggris Robert Hall: Zona Subduksi di Indonesia Timur Memiliki Keunikan untuk Diteliti -|url=https://www.itb.ac.id/news/read/56976/home/ahli-geologi-inggris-robert-hall-zona-subduksi-di-indonesia-timur-memiliki-keunikan-untuk-diteliti|website=Institut Teknologi Bandung|language=en|access-date=2020-10-07}}</ref> Ada enam megathrust di Indonesia yang terbagi lagi menjadi 16 segmen megathrust. Megathrust melingkari nyaris seluruh pulau besar di Indonesia.<ref name=":0" /> [[Zona subduksi Selat Sunda|Zona subduksi Selat Sunda]], mencakup selatan Jawa yang membentang dari pinggiran Sumatra hingga papua merupakan subduksi panjang yang terbentuk akibat tumbukan [[lempeng Indo-Australia]] dan [[Lempeng Eurasia|Eurasia]] yang membentuk [[busur sunda]].<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Ragil Setiawan|first=Muhammad|last2=Setiawan|first2=Ari|date=2017-07-31|title=Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Zona Subduksi dan Busur Gunungapi Jawa Timur berdasarkan Analisis Data Gravitasi|url=http://dx.doi.org/10.22146/jfi.27092|journal=Jurnal Fisika Indonesia|volume=19|issue=57|doi=10.22146/jfi.27092|issn=2579-8820}}</ref> Penelitian [[ITB]] menyebutkan, bahwa zona subduksi tersebut dapat menyebabkan Tsunami hingga 20 meter. Selain itu beberapa subduksi megathrust lainnya lainnya yaitu aktivitas subduksi [[lempeng Filipina]] di Indonesia,<ref>{{Cite news|last=Rinaldo|date=2020-09-07|title=BMKG: Gempa di Melonguane Akibat Subduksi Lempeng Laut Filipina|url=https://www.liputan6.com/news/read/4349453/bmkg-gempa-di-melonguane-akibat-subduksi-lempeng-laut-filipina|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-10-07|editor-last=Rinaldo}}</ref> subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, dan Subduksi Sulawesi, hingga subduksi Utara Papua.<ref name=":3" />
 
==Daftar Zona Subduksi di Indonesia==
 
Sumber:
* PuSGeN 2017
* Peta Sesar Aktif Indonesia <ref>{{Cite web|title=Peta Sesar Aktif Indonesia|url=https://gempadunia.github.io/psai/|[email protected]|access-date=01 September 2024}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
|-
! Indeks
! Nama Struktur
! Nama Segmen
! Panjang (km)
! Lebar (km)
! Laju Pergerakan (cm/tahun)
! Kekuatan Maksimal/Mmax (M<sub>w</sub>)
! Sejarah Gempa (tahun=M<sub>w</sub>)
|-
| M1
| Megathrust Sumatra
| Aceh-Andaman
| 1300
| 200
| 4.0
| 9.2
| 1450 = 9.3<ref>{{Cite web|title=~M9.3 - Gempa Sumatra-Andaman 1450|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd15b.html|[email protected]|access-date=05 September 2024}}</ref>, [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|2004 = 9.1]]
|-
| M2
| Megathrust Sumatra
| Nias-Simeuleu
| 400
| 200
| 4.0
| 8.7
| [[Gempa bumi Sumatra 1861|1861 = M8.6]], [[Gempa bumi Sumatra 2005|2005 = 8.5]]
|-
| M3
| Megathrust Sumatra
| Batu
| 70
| 100
| 4.0
| 7.6
|
|-
| M4
| Megathrust Sumatra
| Mentawai-Siberut
| 260
| 200
| 4.0
| 8.9
| [[Gempa bumi Sumatra 1797|1797 = 8.7]], [[Gempa bumi Sumatra 1833|1833 = 9.0]]
|-
| M5
| Megathrust Sumatra
| Mentawai-Pagai
| 280
| 200
| 4.0
| 8.9
| [[Gempa bumi Sumatra 1797|1797 = 8.7]], [[Gempa bumi Sumatra 1833|1833 = 9.0]], [[Gempa bumi Sumatra September 2007|2007 = 8.4 & 7.9]], [[Gempa bumi dan tsunami Kepulauan Mentawai 2010|2010 = 7.8]]
|-
| M6
| Megathrust Sumatra
| Enggano
| 250
| 200
| 4.0
| 8.7
| [[Gempa bumi Bengkulu 2000|2000 = M7.9]]
|-
| M7
| Megathrust Selat Sunda
| Selat Sunda
| 350
| 200
| 4.0
| 8.7
|
|-
| M8
| Megathrust Jawa
| Jawa Barat-Tengah
| 560
| 200
| 4.0
| 8.7
| [[Gempa bumi dan tsunami Jawa 2006|2006 = M7.7]]
|-
| M9
| Megathrust Jawa
| Jawa Timur
| 440
| 200
| 4.0
| 8.7
| [[Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994|1994 = 7.8]]
|-
| M10
| Megathrust Jawa
| Sumba
| 500
| 200
| 4.0
| 8.5
| 1818 = 8.1 (?)
|-
| M11
| Megathrust Sulawesi
| Utara Sulawesi
| 480
| 120
| ?
| 8.5
| 1990 =7.8<ref>{{Cite web|title=M7.8 - Gempa Gorontalo 1990|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd262.html|[email protected]|access-date=05 September 2024}}</ref>, [[Gempa bumi Sulawesi Tengah 1996|1996 = 7.9]], [[Gempa bumi Sulawesi 2008|2008 = 7.4]]
|-
| M12
| Megathrust Sulawesi
| Sulawesi Utara
| 500
| 120
| ?
| ?
| 1889 = 8.0<ref>{{Cite web|title=~M8.0 - Gempa Sulawesi Utara 1889|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd101.html|[email protected]|access-date=05 September 2024}}</ref>, 1913 = 7.9<ref>{{Cite web|title=M7.9 - Gempa Sulawesi-Mindanao 1913|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd88.html|[email protected]|access-date=05 September 2024}}</ref>
|-
| M13
| Megathrust Halmahera
| Halmahera
| 440
| 150
| ?
| ?
| ?
|-
| M14
| Megathrust Manokwari
| Manokwari Barat
| 137
| 100
| 1.0
| 7.6
| ?
|-
| M15
| Megathrust Manokwari
| Manokwari Tengah-Timur
| 309
| 100
| 1.0
| 8.0
| [[Gempa bumi Papua Barat 2009|2009 = 7.6]]
|-
| M16
| Megathrust Papua
| Papua
| 800
| 100
| ?
| 8.7
| 1914 = 8.2, [[Gempa bumi Biak 1996|1996 = 8.1]]
|-
| M4-5
| Megathrust Sumatra
| Mentawai (Mentawai-Siberut dan Mentawai-Pagai)
| 540
| 200
| 4.0
| 9.0
| [[Gempa bumi Sumatra 1797|1797 = 8.7]], [[Gempa bumi Sumatra 1833|1833 = 9.0]]
|-
| M4-5-6-7
| Megathrust Sumatra
| Mentawai – Enggano – Selat Sunda
| 1140
| 200
| 4.0
| 9.2
|
|-
| M6-7-8
| Megathrust Jawa
| Enggano – Selat Sunda – Jawa Barat-Tengah
| 1160
| 200
| 4.0
| 9.1
|
|-
| M7-8-9
| Megathrust Jawa
| Selat Sunda – Jawa Barat-Tengah – Jawa Timur
| 1350
| 200
| 4.0
| 9.1
|
|-
| M8-9
| Megathrust Jawa
| Jawa Barat-Tengah – Jawa Timur
| 1000
| 200
| 4.0
| 9.0
|
|-
|
| Sesar Anjak Timor
| Timor 1
| 355
|
| 0.25
| 8.1
|
|-
|
| Sesar Anjak Timor
| Timor 2
| 320
|
| 0.25
| 8.0
|
|-
|
| Sesar Anjak Timor
| Timor 3
| 220
|
| 0.25
| 7.8
|
|-
|
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 1
| 190
|
| 0.25
| 7.8
|
|-
|
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 2
| 300
|
| 0.25
| 8.0
|
|-
|
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 3
| 250
|
| 0.25
| 7.9
|
|-
|
| Sesar Anjak Tanimbar-Kai
| Tanimbar-Kai 1-2
| 490
|
| 0.25
| 8.6
| 1852 = 8.6<ref>{{Cite web|title=~M8.6 - Gempa Laut Banda 1852|url=https://gempadunia.github.io/ksgi/hgd114.html|[email protected]|access-date=05 September 2024}}</ref>
|-
|
| Sesar Anjak Seram
| Seram 1/Barat
| 514
|
| 1.5
| 8.6
| [[Gempa bumi Laut Banda 1629|1629 = 8.6]]
|-
|
| Sesar Anjak Seram
| Seram 2/Timur
| 81
|
| 1.0
| 7.4
|
|}
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Ilmu kebumian}}
 
* [[Cincin Api Pasifik]]
* [[Daftar gempa bumi di Indonesia]]
* [[Daftar gempa bumi terkuat sepanjang sejarah]]
 
== Referensi ==