Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(18 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
<!-- Commanders -->
|commander1
=Kolonel Inf. [[Nur Wahyudi|Nur Wahyudi, S.E., M.I.POlPol.]]
|commander1_label
=Komandan
Baris 30:
|notable_commanders=|size=Dirahasiakan}}
 
'''Satuan 81 KopassusGultor,''' atau dulu lebih dikenal sebagai '''SAT-81/GultorPenanggulangan Terorisme''' adalah satuanUnit antiteror di [[Kopassus]] setingkat Grup yang terdiri dari prajurit terbaik dengan kualifikasi di atas rata-rata pasukan khususElit/Khusus pada umumnya yang diseleksi dariDan satuandi Kopassus. Satuan-81 Kopassus sendiri bermarkaslatih di [[Cijantung,pusdiklat Pasar Rebo|Cijantung]], [[Jakarta Timur]]Kopassus.
 
Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara luas dari sisi jumlah personel maupun jenis persenjataannyapersenjataan yang digunakannyadigunakan.
 
Semua unsur tersebut dijaga dengan kerahasiaan tingkat tinggi dan hanya diketahui oleh sebagian kecil pemangku otoritas. Mengingat ini satuan terbaik di antara yang terbaik di dalam organisasi Kopassus secara khusus, dan TNI Angkatan Darat pada umumnya.
 
Perlu untuk diketahui bahwa beberapa tahun belakangan ini istilah Gultor dihilangkan seiring dengan peningkatan kualifikasi yang dimiliki lebih dari sekadar penanggulangan teror.
Baris 45:
Pada tahun 1970''',''' Kepala Pusat Intelijen Strategis melaksanakan studi banding ke negara-negara Barat seperti Eropa dan Amerika dalam proses pembentukan satuan anti teror.
 
Beberapa negara dan satuan antiteror yang menjadi acuannyaacuan antara lain ialah [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Korps Commandotroepen]] dari Belanda, kemudian [[Special Air Service]] yang adalah pasukan khusus Angkatan Darat dari Inggris, [[GSG-9|GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9)]], satuan kepolisian paramiliter elit dari Jerman Barat, dan [[Special force|U.S Special Force]] dari Amerika Serikat.
 
Pada tanggal 28 Maret 1981''',''' terjadi suatu peristiwa pembajakan pesawat DC-9 Garuda Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis bernama Komando Jihad.
 
Kopassus, yang waktu itu masih bernama Kopassandha, kemudian ditunjuk oleh [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|Panglima ABRI]] pada saat itu yakni, [[M. Jusuf|Jenderal M. Jusuf]] untuk mengambil alih operasi pembebasan sandera dengan [[Sintong Panjaitan|Letnan Kolonel Inf. Sintong Panjaitan]] sebagai pimpinan operasi, dengan memilih personel Kopassandha yang terbaik dimana saat itu Sat 81/Gultor belum terbentuk.
 
Operasi pembebasan sandera pun berjalan sukses dan secara dramatis melambungkan reputasi Kopassus di mata dunia internasional.
Baris 55:
Berangkat dari pengalaman ketidaksiapan dalam menghadapi terorisme di era itu kemudian mendorong [[Badan Intelijen Strategis|Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI]] saat itu, [[Leonardus Benyamin Moerdani|Letnan Jenderal TNI L.B Moerdani]], untuk menginisiasi agar segera membuat kesatuan baru setingkat Detasemen di lingkungan Kopassandha.
 
Pada [[30 Juni]] [[1982]], dibentuklah '''Satuan Anti Teror''' '''Detasemen 81 (Den-81)''' '''Kopassandha''', melalui surat keputusan nomor: SKEP/4/VI/1982 Tanggaltanggal 30 Juni 1982 yang merupakan Satuan Anti Teror pertama di Indonesia, dengan komandan pertama [[Mayor]] Inf. [[Luhut Binsar Panjaitan]] dengansebagai wakilkomandan dan [[Kapten]] Inf. [[Prabowo Subianto]] selaku wakil komandan.
 
[[Berkas:Pendidikan_Antiteror_GSG-9,_Jerman.jpg|jmpl|ka|Kapten Inf. Prabowo Subianto (paling kiri) bersama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan (kanan pertama) diutus oleh ABRI pada tahun 1982 untuk mengikuti Pendidikan Antiteror di Jerman sebelum membentuk satuan antiteror pertama di Indonesia.]]
Baris 77:
 
== Sistem Rekrutmen ==
Rekrutmen anggota Satgultor 81/Kopassus diambil dari anggota minimal berdinas aktif 2 tahun di Grup-Grup Jajaran [[Kopasus|Komando Pasukan KhussusKhusus]] [[TNI Angkatan Darat]].
 
== Operasi Militer ==
Baris 120:
|-
|-
||9.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[I Nyoman Cantiasa|I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr.(Han).]] || 2010 || 2012 || Waka BIN || [[Letnan Jenderal TNI]]-
|-
|-
||10.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[R. Sidharta Wisnu Graha|R. Sidharta Wisnu Graha, S.E.]] || 2012 || 2014 || Gubernur Akmil || [[Mayor Jenderal TNI]]-
|-
|-
||11.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Taufiq Shobri]] || 2014 || 2015 || Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unhan || [[Brigadir Jenderal TNI]]-
|-
|-
||12.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Thevi Angandowa Zebua|Thevi Angandowa Zebua, S.E.]] || 2015 || 2016 || Waaslat[[Kodam KasadXVII/Cenderawasih|Kepala bidangStaf KermamilKomando ||Daerah [[BrigadirMiliter Jenderal TNIXVII/Cenderawasih]]|| -
|-
|-
||13.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Tri Budi Utomo|Tri Budi Utomo, S.E.]] || 2016 || 2017 || [[PangdamSekjen VI/Mulawarman]]Kemhan RI || [[Mayor Jenderal TNI]]-
|-
|-
||14.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Murbianto Adhi Wibowo]] || 2017 || 2018 || Kapusdiklat BIN || [[Brigadir Jenderal TNI]]-
|-
|-
||15.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Yudha Airlangga]] || 2018 || 2019 || Wadanjen Kopassus || [[Brigadir Jenderal TNI]]-
|-
|-
Baris 147:
|-
|-
||18.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Raden Nasrul Fathurrohman]] || 2022 || 2023 || PamenAjudan MabesadWapres dalam rangka Dikreg Sesko TNI TA. 2023RI || -
|-
|-
||19.|| [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Charles Yohanes Alling|Charles Yohanes Alling, S.E., M.MDS.]] || 2023 || 2024 || -Asren Danjen Kopassus || -
|-
|-
Baris 167:
* Letkol Inf [[Achiruddin|Achiruddin, S.E.]] (2017-2018)⭐⭐
* Letkol Inf [[Josep D.D. Surbakti|Josep D.D. Surbakti, S.E.]] (2019-2020)
* Letkol Inf [[Wimoko]] (2020-2022)
* Letkol Inf [[Charles Yohanes Alling|Charles Alling, S.E., M.MDS.]] (2022-2023)
 
== Lihat pula ==
Baris 178:
* [[Komando Operasi Khusus|Koopsus TNI]]
* [[Satuan Bravo 90]]
* [[Satuan 81 Gultor]]
 
== Referensi ==