Māra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(36 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:057 Blessings of Success 1, The Perfections overcome Mara (9273482106).jpg|jmpl|Lukisan di [[Wihara]] Chedi Traiphop Traimongkhon, [[Hat Yai]], Thailand yang menggambarkan kisah [[Sang Buddha]] diserang pasukan Māra karena mereka tidak ingin Buddha mencapai [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]].]]
{{Buddhist term|fontsize=100%|title=Māra|sa=मार, Māra|pi=Māra|en=Mara; Demon|bo=བདུད|bo-Latn=[[Wylie transliteration|Wylie]]: bdud|ja=魔羅; マーラ; 天魔|ja-Latn=Mara; Māra; Tenma|ko=마라|ko-Latn=Mara|th=มาร|zh=天魔; 魔羅; 魔罗|zh-Latn=Tiān Mó; Mó Luó; Mó Luó|km=មារ|vi=Thiên Ma|si=මාරයා|si-Latn=Mārayā|th-Latn=Māra|km-Latn=Méru|my=မာရ်နတ်|my-Latn=Marnat|id=Mara; Setan; Iblis}}
{{Buddhisme|dhamma}}
'''Māra''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; {{lang-sa|मार atau मृत्यु|}}, ''{{IAST|Māra atau Mṛtyu}}''), dalam [[Buddhisme]], merujuk kepada metafora "setan", dan makhluk setan berstatus raja surgawi ganas yang mencoba menghentikan [[Siddhattha Gotama|Pangeran Siddhattha Gotama]] mencapai [[Nirwana]] dengan rayuan bala tentara surgawinya dan perwujudan wanita cantik yang, dalam berbagai kejadian, sering dipanggil sebagai putri Māra.<ref>See, for instance, [[Samyutta Nikaya|SN]] 4.25, entitled, "Māra's Daughters" (Bodhi, 2000, pp. 217–20), as well as [[Suttanipata|Sn]] 835 (Saddhatissa, 1998, page 98). In each of these texts, Mara's daughters (''Māradhītā'') are personified by sensual Craving (''[[taṇhā]]''), Aversion (''arati''), and Passion (''rāga'').</ref> Beberapa referensi menyebut Māra sebagai "raja iblis".<ref>{{Cite journal|last=Hidayat|first=Ima Kusumawati|last2=Sunarto|first2=Priyanto|last3=Guntur|first3=Triyadi|date=2014-01|title=Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame|url=http://journal.itb.ac.id/index.php?li=article_detail&id=1315|journal=ITB Journal of Visual Art and Design|volume=6|issue=1|pages=58–68|doi=10.5614/itbj.vad.2014.6.1.6|issn=1978-3078}}</ref>
Dalam [[Kosmologi Buddha|kosmologi Buddhis]], Māra dikaitkan dengan kematian, kelahiran kembali, dan keinginan.<ref name=":0">{{cite book|last=Trainor|first=Kevin|year=2004|title=Buddhism: The Illustrated Guide|url=https://archive.org/details/buddhismillustra0000unse_l2c4|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=9780195173987|page=[https://archive.org/details/buddhismillustra0000unse_l2c4/page/34 34]}}</ref> [[Nyanaponika Thera]] <span class="extension-adhd-reader-wrapper"><span class="extension-adhd-reader-container"><span class="extension-adhd-reader-boldify">menggambarkan Māra sebagai "personifikasi kekuatan yang berlawanan dengan pencerahan."</span></span></span><ref>{{cite book|last=Thera|first=Nyanaponika|year=2008|title=The Roots of Good and Evil: Buddhist Texts translated from the Pali with Comments and Introduction|publisher=[[Buddhist Publication Society]]|isbn=9789552403163|page=22}}</ref> Dalam Buddhisme tradisional, empat atau lima bentuk metafora Māra adalah:<ref>{{cite book|date=2013|title=Princeton Dictionary of Buddhism.|location=Princeton, NJ|publisher=Princeton University Press|isbn=9780691157863|editor1-last=Buswell|editor1-first=Robert Jr|editor1-link=Robert Buswell Jr.|pages=530–531, 550, 829|editor2-last=Lopez|editor2-first=Donald S. Jr.|editor2-link=Donald S. Lopez Jr.}}</ref>▼
Dalam [[Kosmologi Buddha|kosmologi Buddhis]], Māra dikaitkan dengan kematian, [[Punarbawa|kelahiran kembali]], dan [[nafsu keinginan]].<ref name=":0">{{cite book|last=Trainor|first=Kevin|year=2004|url=https://archive.org/details/buddhismillustra0000unse_l2c4|title=Buddhism: The Illustrated Guide|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=9780195173987|page=[https://archive.org/details/buddhismillustra0000unse_l2c4/page/34 34]}}</ref>
== Theravāda ==
{{Lihat pula|Theravāda}}
{{Theravada}}
▲
* '''''Devaputta
* '''''Kilesa
* '''''Khandha
* '''''Maccu
* '''''Abhisaṅkhāra
=== Tiga putri Māra ===
Dalam beberapa kisah tentang pencapaian kecerahan [[Sang Buddha]], dikisahkan bahwa setan Māra tidak mengirimkan ketiga putrinya untuk menggoda, tetapi sebaliknya mereka datang dengan sukarela setelah Māra mengalami kemunduran dalam usahanya untuk melenyapkan pencarian Sang Buddha untuk mencapai [[Nirwana]].<ref>{{cite book|last=Keown|first=Damien|year=2004|title=A Dictionary of Buddhism|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=9780191579172|page=174}}</ref> Ketiga putri Mara bernama Taṇhā ([[nafsu kehausan]]), Aratī (keengganan, ketidakpuasan), dan Ragā ([[Nafsu kehausan (Buddhisme)|nafsu]], [[Kemelekatan (Buddhisme)|kemelekatan]], keserakahan).<ref name="tempter2">{{cite web|title=The Buddha's Encounters with Mara the Tempter: Their Representation in Literature and Art|url=http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/guruge/wheel419.html#fn-26|website=www.accesstoinsight.org}}</ref><ref>See, e.g., [[Samyutta Nikaya|SN]] 4.25 (Bodhi, 2000, pp. 217–20), and [[Suttanipata|Sn]] 835 (Saddhatissa, 1998, p. 98). In a similar fashion, in Sn 436 (Saddhatissa, 1998, p. 48), ''{{IAST|taṇhā}} '' is personified as one of Death's four armies (''senā'') along with desire (''[[Kāma|kāmā]]''), aversion (''arati'') and hunger-thirst (''khuppipāsā'').</ref> Sebagai contoh, dalam bagian ''Māra-saṁyutta'' di [[Saṁyutta Nikāya]], ketiga putri Māra sedang melepaskan pakaian mereka di hadapan Sang Buddha; namun gagal menggoda-Nya:
: Mereka mendatangi Beliau gemerlap dengan kecantikan–
: Taṇhā, Arati, dan Ragā–
: Tetapi [[Siddhattha Gotama|Sang Guru]] menyapu mereka dari sana
: Bagaikan angin, menyapu gumpalan kapas yang jatuh.<ref>[[Samyutta Nikaya|SN]] 4.25, v. 518 (Bodhi, 2000, p. 220).</ref><ref>{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=SN 4.25: Māradhītusutta (Indonesian translation)|url=https://suttacentral.net/sn4.25/id/anggara|website=SuttaCentral|language=id|access-date=2024-10-25}}</ref>
== Mahāyāna ==
{{Lihat pula|Mahāyāna}}
{{Mahayana}}
Māra digambarkan sebagai entitas yang memiliki eksistensi di [[Loka (Buddhisme)|alam Kāma]] ("alam nafsu"),<ref>{{cite web|date=10 August 2008|title=Mara, Māra: 13 definitions|url=https://www.wisdomlib.org/definition/mara/index.html|website=www.wisdomlib.org}}</ref> sama seperti yang ditunjukkan di sekitar Sang Buddha, dan juga dijelaskan dalam ''[[Kemunculan Bersebab|pratītyasamutpāda]]'' sebagai, terutama, penjaga nafsu dan katalisator nafsu, keraguan dan ketakutan yang menghalangi meditasi di antara umat Buddha. Empat jenis Māra diidentifikasi:<ref name=":1" />
* '''''Kleśa-māra''''' ([[Sanskerta]]) – Māra sebagai perwujudan semua [[Pengotor batin|kondisi batin yang tidak terampil]], seperti [[Keserakahan (Buddhisme)|keserakahan]], [[Kebencian (Buddhisme)|kebencian]], dan [[Delusi (Buddhisme)|delusi]].
* '''''Mṛtyu-māra''''' – Māra sebagai kematian.
* '''''Skandha-māra''''' – Māra sebagai metafora untuk keseluruhan keberadaan yang terkondisikan.
* '''''Devaputra-māra''''' – dewa dari alam indrawi yang mencoba menghalangi Buddha Gautama memperoleh pembebasan dari siklus [[Punarbawa|kelahiran kembali]] pada malam [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]]-Nya.
Kitab [[Denkoroku]] (kumpulan ''[[Kōan|koan]]'') menyebutnya sebagai "Yang Senang dalam Kehancuran", yang menyoroti sifatnya sebagai dewa di antara para [[Dewa (Buddhisme)|dewa]] di alam ''Parinirmitavaśavarti''.''<ref>{{cite web|last1=Jokin|first1=Keizan|date=2003|title=The Denkōroku: The Record of the Transmission of the Light|url=https://www.shastaabbey.org/pdf/bookDenk02.pdf|publisher=OBC Shasta Abbey Press|location=Mount Shasta, California|access-date=2019-12-06|translator=Hubert Nearman}}</ref>''
"Buddha menentang Māra" merupakan pose umum [[Buddharūpa|patung Buddha]].<ref>{{cite book|last1=Vogel|first1=Jean Philippe|last2=Barnouw|first2=Adriaan Jacob|year=1936|title=Buddhist Art in India, Ceylon, and Java|publisher=Asian Educational Services|pages=70–71}}</ref><ref name="tempter2" /> Sang Buddha digambarkan dengan tangan kirinya di pangkuan, telapak tangan menghadap ke atas dan tangan kanannya di lutut kanannya. Jari-jari tangan kanannya menyentuh bumi, untuk memanggil bumi sebagai saksinya dalam menentang Māra dan mencapai pencerahan. Postur ini juga disebut sebagai [[mudra]] ''bhūmisparśa'' "memanggil bumi sebagai saksi".
=== Pergantian agama Māra ===
Kitab Jǐngdé Chuándēnglù dan kitab Denkoroku keduanya mengandung kisah tentang pergantian agama Māra ke [[Buddhisme|agama Buddha]] di bawah naungan biksu [[Upagupta]].
Menurut cerita tersebut, Upagupta melakukan perjalanan ke kerajaan [[Mathura]] dan mengajarkan [[Dharma]] dengan sangat sukses. Hal ini menyebabkan istana Māra bergetar, mendorong sang dewa untuk menggunakan kekuatan penghancurnya terhadap Dharma. Ketika Upagupta memasuki ''[[samādhi]]'', Māra mendekatinya dan menyelipkan kalung giok di lehernya.
Upagupta membalasnya dengan mengubah mayat seorang pria, seekor anjing, dan seekor ular menjadi sebuah karangan bunga dan memberikannya kepada Māra. Ketika Māra mengetahui sifat sebenarnya dari pemberian tersebut, ia meminta bantuan [[Brahma (Buddhisme)|Brahma]] untuk mengambilnya. Brahma memberitahunya bahwa karena kalung tersebut diberikan oleh seorang murid Buddha yang sudah maju, pengaruhnya hanya dapat dikurangi dengan berlindung kepada Upagupta.
Māra kembali ke dunia manusia, kemudian ia bersujud di hadapan para biksu dan bertobat. Atas rekomendasi Upagupta, ia bersumpah untuk tidak pernah menyakiti Dharma dan berlindung pada [[Triratna]].<ref>{{cite web|last1=Jokin|first1=Keizan|date=2003|title=The Denkōroku: The Record of the Transmission of the Light|url=https://www.shastaabbey.org/pdf/bookDenk02.pdf|publisher=OBC Shasta Abbey Press|location=Mount Shasta, California|access-date=2019-12-06|translator=Hubert Nearman}}</ref>
▲* '''''Devaputta-māra''''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''devaputra-māra'') - makhluk setan berupa dewa yang bertempat tinggal di Kerajaan Māra (''māradheyya'') di alam surga ''Paranimmitavasavatti'', yang mencoba mencegah [[Siddhartha Gautama|Buddha Gautama]] mencapai pembebasan dari siklus [[Kelahiran kembali (Buddha)|kelahiran kembali]] pada malam [[Kecerahan (Buddhisme)|kecerahan]] Buddha.
▲* '''''Kilesa-māra''''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''kleśa-māra'') - Māra atau "setan" sebagai metafora untuk perwujudan dari semua kekotoran batin (''kilesa''), seperti keserakahan (''lobha''), kebencian (''dosa''), dan delusi (''moha'').
▲* '''''Khandha-māra''''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''skandha-māra'') - Māra atau "setan" sebagai metafora untuk bahaya agregat kehidupan (''khandha'') atau keberadaan yang terkondisi (''saṅkhāra'').
▲* '''''Maccu-māra''''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''mṛtyu-māra'' - Māra atau "setan" sebagai metafora untuk bahaya kematian.
▲* '''''Abhisaṅkhāra-māra''''' ([[Bahasa Pali|Pāli]]; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''abhisaṃskāra-māra'') - Māra atau "setan" sebagai metafora untuk buah karma buruk (''akusala-vipāka'').
== Referensi ==
|