Bahasa Rejang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(18 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
| states=* {{flag|Indonesia}}
----
| region =
'''Tanah Rejang (Taneak Jang)'''
* {{flag|Bengkulu}}
** {{Kab singkat|Bengkulu Tengah}}
** {{Kab singkat|Kepahiang}}
** {{Kab singkat|Lebong}}
** {{Kab singkat|Bengkulu Utara}}
** {{Kab singkat|Rejang Lebong}}
* {{flag|Sumatera Selatan}}
** {{Kab singkat|Musi Rawas Utara}}
| ethnicity= [[Suku Rejang|Rejang]]<ref>Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Hlm. 10</ref>
| speakers = tidak diketahui secara pasti
Baris 23 ⟶ 31:
| ancestor = Proto Rejang
| ancestor2 = Pra-Rejang
| ancestor3 = Rejang Purba<ref>McGinn, Richard. 2009. Out-of-Borneo subgrouping hypothesis for Rejang:
| dia1=Lebong<ref name="Rej">{{Cite book |last=MacGinn |first=Richard |url=http://sealang.com/archives/nusa/pdf/nusa-v14.pdf |title=Outline of Rejang Syntax |date=1982 |publisher=Universitas Atma Jaya |series=NUSA 14 |location=Jakarta}}</ref>
| dia2=Musi/Curup<ref name="Rej"
| dia3=Kepahiang/Keban Agung<ref name="Rej"
| dia4=Pesisir
| dia5=Rawas<ref>McGinn, Richard. 2007. Asal Bahasa Rejang</ref>
Baris 45 ⟶ 53:
| lingname3 = Musi
| linglist4 = rej-keb
| lingname4 =
| linglist5 = rej-pas
| lingname5 = Pasisir
Baris 51 ⟶ 59:
| lingname6 = Rawas
|notice=IPA
|mapcode=Rejang
}}
{{Contains special characters|Rejang}}
Baris 69 ⟶ 78:
== Jumlah penutur ==
Tidak ada data yang pasti mengenai jumlah suku Rejang atau penutur bahasanya. Menurut naskah karangan M. Hoesin, [[Daftar Gubernur Sumatera Selatan|Gubernur Sumatera Selatan]] keempat (1957-1958), yang diselesaikan pada 1932, pada tahun itu suku Rejang berjumlah 130.000 jiwa. Para penulis buku ''Adat Istiadat Daerah Bengkulu''
| last =
| first = Tim Penyusun
Baris 90 ⟶ 99:
| jfm = }}</ref>
Prof. McGinn (1982) yang meneliti mengenai bahasa Rejang dan mengadakan observasi lapangan di wilayah mukim suku Rejang memprediksi bahwa pada tahun 1982, penutur bahasa Rejang mencapai 200.000 jiwa. Ada pula Ethnologue dan Tryon (1995) memprediksi bahwa suku Rejang berjumlah lebih dari satu juta jiwa dan tergolong sebagai suku besar di Sumatra selain Minangkabau, Aceh, Toba, Dairi, dan Lampung.<ref name="Adelaar">{{cite book
| last = Alexander Adelaar
| first = K.
Baris 113 ⟶ 122:
| zbl = }}</ref> Prediksi ini diragukan keakuratannya. Ethnologue memprediksi setidaknya ada sekitar 350.000 penutur bahasa Rejang pada tahun 2000.<ref>{{cite web |url=https://www.ethnologue.com/language/rej.html|title=Rejang|accessdate=2019-01-03}}</ref> Beberapa sumber lain memperkirakan bahwa populasi Rejang saat ini mencapai lebih kurang 500.000 (setengah juta) jiwa.
Terbaru berdasarkan data tahun 2010, populasi Rejang berjumlah 20,6% dari total populasi Provinsi Bengkulu yang berjumlah 1.715.518 jiwa, atau sekitar 353.340 jiwa. Hal ini menjadikan suku Rejang sebagai suku terbesar kedua setelah suku Jawa (22,6%).<ref>{{cite web|url=https://www.radarbengkuluonline.com/2020/09/10/bps-jawa-rejang-serawai-tertinggi/|title=BPS: Jawa, Rejang, Serawai Tertinggi|last=|first=|website=Radar Bengkulu Online|publisher=|accessdate=4 Desember 2020|archive-date=2021-11-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20211116053309/https://www.radarbengkuluonline.com/2020/09/10/bps-jawa-rejang-serawai-tertinggi/|dead-url=yes}}</ref> Meskipun demikian, angka atau persentase ini tidak dapat diterima mentah-mentah bahwa dari seluruh penduduk Bengkulu ada 20,6% penutur bahasa Rejang. Hal ini dikarenakan terjadi pergeseran penggunaan bahasa dalam keluarga Rejang kontemporer, yakni orang tua tidak lagi mengajarkan dan menggunakan bahasa daerahnya, melainkan menggunakan bahasa Melayu. Fenomena alih bahasa ini menyebabkan banyak generasi muda Rejang tak lagi menuturkan bahasa orang tua mereka, yang apabila dibiarkan dapat menjerumuskan bahasa ini keambang kepunahan.<ref>{{Cite news
== Penamaan ==
Dalam bahasa Rejang bahasa ini disebut sebagai ''baso Jang'' (dialek Lebong, Musi, serta Pasisir) atau ''baso Hêjang'' (dialek Kebanagung). Istilah ''Baso Hêjang'' (ꤷꤼꥋ
<ref>Maneechukate, Siriporn . 2014.{{cite web |url= https://media.neliti.com/media/publications/179911-ID-kata-serapan-bahasa-sanskerta-dalam-baha.pdf |title=Kata Serapan Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Thai Sebagai Bahan Pengajaran |accessdate=2018-11-09 |deadurl=no|df= }}</ref> Sementara kata ''Jang'' dan ''Hêjang'' bermakna 'Rejang', dengan makna asal yang belum diketahui. Dalam KBBI daring terdapat beberapa definisi atau makna dari kata "rejang". Salah satu di antaranya bermakna ''gerakan yang cepat (tentang lompat, lari)''.<ref>KBBI Daring{{cite web |url= https://kbbi.web.id/rejang-3 |title=rejang-3 |accessdate=2018-11-13 |deadurl=no|df= }}</ref> Apabila dikaitkan dengan pendapat Richard McGinn mengenai asal-usul bahasa Rejang, "rejang" sebagai ''gerakan yang cepat'' kemungkinan menggambarkan proses migrasi nenek moyang Rejang dari daerah sekitar [[Sungai Rajang]], Sarawak. Namun, hal ini hanya sebatas spekulasi saja.
Baris 133 ⟶ 142:
Bahasa Rejang adalah salah satu bahasa dalam [[Rumpun bahasa Austronesia]] dari rumpun yang lebih kecil yaitu Melayu-Polinesia yang beranggotakan ribuan bahasa, oleh karenanya berbagi kesamaan dalam pengucapan, tata kalimat, dan kosakata dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya. Bahasa Rejang tidak berkerabat secara jelas dengan [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|bahasa-bahasa Melayu-Polinesia]] lainnya di Sumatra. Menurut Ethnologue, bahasa ini merupakan isolat di dalam rumpun Melayu-Polinesia.<ref>Ethnologue{{cite web |url= https://www.ethnologue.com/subgroups/malayo-polynesian |title=Malayo-Polynesian |accessdate=2018-11-12 |deadurl=no|df= }}</ref> Sementara itu MultiTree menganggapnya sebagai bahasa yang belum diklasifikasikan.<ref>MultiTree: A Digital Library of Language Relationships{{cite web |url= http://multitree.org/codes/unmp |title=Unclassified Malayo-Polynesian |accessdate=2018-11-12 |deadurl=no|df= }}</ref> Selain Rejang, bahasa lain dalam keluarga Melayu-Polinesia yang belum diklasifikasikan menurut Ethnologue meliputi Katabaga, Gorap, dan Hukumina.
Dalam makalahnya tahun 2009, McGinn dari [[Universitas Ohio]] mengklasifikasikan bahasa ini ke dalam kelompok [[Bahasa Bidayuh|Bidayuh]] dari keluarga bahasa Dayak Darat yang dituturkan di [[Kalimantan Barat]] dan [[Sarawak]], [[Malaysia]]. Bahasa Bukar-Sadong diduga merupakan kerabat terdekat bahasa Rejang.<ref>McGinn, Richard (2009) "Out-of-Borneo subgrouping hypothesis for Rejangese".{{cite web |url=http://www.ohio.edu/people/mcginn/Out_of_Borneo_Hypothesis.pdf |title=Archived copy |accessdate=2018-11-04 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140102191035/http://www.ohio.edu/people/mcginn/Out_of_Borneo_Hypothesis.pdf |archivedate=2014-01-02 |df= }} dalam Adelaar & Pawley, eds, ''Austronesian historical linguistics and culture history''</ref> Ada kemungkinan bahwa bahasa Rejang bekerabat dengan bahasa yang baru saja ditemukan di wilayah [[Kabupaten Kaur|Kaur]], Bengkulu, yakni [[
Berikut adalah perbandingan kosakata numeral bahasa Rejang dengan bahasa-bahasa Austronesia lain yang dituturkan di wilayah sekitarnya:
Baris 150 ⟶ 159:
! 10
|-
! [[Bahasa Proto-Austronesia|
| align=center | *isa
| align=center | *
| align=center | *telu
| align=center | *
| align=center | *lima
| align=center | *enem
Baris 198 ⟶ 207:
| align=center | sepuluh
|-
! [[Bahasa
| align=center | satu
| align=center | duo
Baris 210 ⟶ 219:
| align=center | sepulu
|-
! [[Bahasa
| align=center | satu
| align=center | dua
Baris 218 ⟶ 227:
| align=center | enam
| align=center | tujuh
| align=center |
| align=center | sembilan
| align=center | sepuluh
Baris 259 ⟶ 268:
===Persebaran===
Berdasarkan data resmi rilisan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bahasa Rejang dituturkan di:<ref name="Rej"
#[[Kabupaten Bengkulu Tengah]]
##Desa Kelindang
Baris 345 ⟶ 354:
|--
|'''Dialek Rawas'''
| ''
|}
Baris 1.136 ⟶ 1.145:
== Kosakata ==
=== Pengaruh bahasa lain ===
Dalam perjalanan sejarahnya, bahasa Rejang tak lepas dari pengaruh bahasa lain. Pengaruh tersebut masuk ke dalam bahasa Rejang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh yang masuk secara langsung umumnya berasal dari bahasa-bahasa di sekitar wilayah penutur bahasa Rejang itu sendiri, yakni dari [[
Selain pengaruh dari bermacam rantai dialek Melayu di sekitar wilayah tuturnya, dewasa ini bahasa Rejang terpapar pengaruh bahasa-bahasa lai terutama bahasa Inggris. Pengaruh ini masuk dan menginfiltrasi bahasa Rejang melalui penyerapan kosakata bahasa Indonesia.
==== Kata serapan dari bahasa-bahasa Melayu ====
Baris 1.287 ⟶ 1.296:
{{Main|Aksara Rejang}}
[[Berkas:Rejang alphabet.jpg|jmpl|pus|upright=2.5|Sembilan belas huruf dalam Aksara Rejang]]
Masyarakat daerah pedalaman Sumatra Bagian Selatan sejak lama telah mengenal tulisan. Tulisan mereka secara komunal dikenal sebagai Surat Ulu atau [[Aksara Kaganga|Kaganga]].<ref>{{cite web|title=Surat Ulu, Sekerabat Aksara di Sumatra Bagian Selatan|accessdate=2018-11-05|url=http://www.wacana.co/2010/02/surat-ulu-aksara-kaganga-aksara-rencong-aksara-kerinci-dan-aksara-lampung/}}</ref><ref>{{cite web|title=Surat Ulu: Jejak Tradisi Tulis Lokal|accessdate=2018-11-05|url=http://www.himapes.com/2017/06/surat-ulu-jejak-tradisi-tulis-lokal.html}}</ref> Salah satu varian aksara tersebut adalah aksara Rejang yang dipakai untuk menuliskan bahasa lisan Rejang.<ref name="Rejang script as a sign to write Rejangese">{{Citation|title=Rejang (Redjang, Kaganga) Rjng|url=http://scriptsource.org/cms/scripts/page.php?item_id=script_detail&key=Rjng|publisher=Script Source|accessdate=12 March 2016}}</ref><ref name="code">{{Cite book|title=Ireak Ca'o Kutei Jang|last=|first=Kadirman|author2=|publisher=Balai Pustaka|year=2004|isbn=979-690-273-7|page=1|authorlink=}}</ref> Aksara Rikung memiliki beberapa perbedaan minor dengan keluarga Surat Ulu yang lain.<ref>Rapanie Igama, Ahmad. 2014. Surat Ulu: Tradisi Tulis Masa Lalu Masyakarat Sumatera Selatan</ref> Meskipun demikian, Rikung dan aksara-aksara yang berkerabat ini dipercaya sebagai turunan dari [[aksara Brahmi]] yang berasal dari [[India]] Selatan. Aksara tersebut termasuk kedalam rumpun {{PRBahasa|Kaganga}} (berserumpun dengan [[aksara Rencong]] dan [[Aksara Lampung]]).<ref>Rapanie Igama, Ahmad. 2014. Surat Ulu: Tradisi Tulis Masa Lalu Masyakarat Sumatera Selatan</ref>
Keberadaannya di Tanah Rejang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12 Masehi, jauh sebelum kedatangan Islam ke kawasan tersebut pada abad ke-18 Masehi. Rikung mulanya ditulis secara tradisional pada bahan-bahan alam terutama bambu dan tanduk kerbau. Dokumen tertua yang selamat (dari kerusakan) dan menggunakan ditulis dalam aksara Rikung berasal dari abad ke-18 Masehi dan umumnya berbahasa Melayu, bahasa yang dipandang sebagai bahasa tinggi kala itu.
Baris 1.681 ⟶ 1.690:
Berikut ini merupakan contoh teks [[Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia]] (Pasal 1) dalam bahasa Rejang beserta terjemahannya sebagai pembanding:
{|class="wikitable" style="font-size: 95%"
| style="background-color: #f1efef"; rowspan=
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|
|style="background-color: #
|-
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|
|style="background-color: #d1efef"; width="500"; align=right|''Kêtê tun laher mêrdiko,
|-
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|Kepahiang}}
|style="background-color: #d1ffff"; width="500"; align=right|''Kêhtê tun laher mêrdiko,
|-
|style="background-color: #f1efef"; colspan=2; align=center | '''Terjemahan'''
Baris 1.706 ⟶ 1.712:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
|