Lombok Karangasem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH[[Kerajaan Karangasem]]
{{Infobox Former Country
----
| conventional_long_name = Lombok Karangasem
<small>Bicarakan terkait topik ini di [[Pembicaraan:Kerajaan Karangasem]]</small>
| native_name = ''Lombok Karaṅasĕm''<br>ᬮᭀᬫ᭄ᬩᭀᬓ᭄ᬓᬭᬗᬲᭂᬫ᭄
| common_name = Lombok Karangasem
| continent = Asia Tenggara
| region =
| country = [[Indonesia]]
| era = [[Prasejarah Indonesia|Indonesia Prasejarah]] dan [[Kolonialisme|Era Kolonial]]
| status = Koloni [[Kerajaan Karangasem]]
| status_text =
| empire = Kerajaan Karangasem
| government_type = Koloni
| year_start = 1675
| year_end = 1894
| event_pre =
| date_pre =
| event_start =
| date_start =
| event1 = Penaklukan Karangasem atas Selaparang
| date_event1 = 1675
| event2 = [[Koloni]] dibentuk
| date_event2 = 1675
| event3 = [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem#Pemberontakan Sasak|Pemberontakan Sasak pertama]]
| date_event3 = 1855–1871
| event4 = [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem#Pemberontakan Sasak|Pemberontakan Sasak Kedua]]
| date_event4 = 1891
| event5 = [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem]]
| date_event5 = 1894
| date_end =
| p1 = Kerajaan Selaparang
| flag_p1 =
| p2 = Pagesangan|Kerajaan Pagesangan
| flag_p2 =
| p3 =
| p4 =
| p5 =
| flag_p5 =
| p6 =
| p7 =
| p8 =
| p9 =
| s1 = Hindia-Belanda
| flag_s1 = Flag of Netherlands.svg
| s2 =
| flag_s2 =
| flag_type = Bendera
| image_flag = Flag of the Kingdom of Karangasem.svg
| symbol =
| symbol_type =
| image_coat =
| image_map = AMH-6424-NA Map of Bali and Lombok.jpg
| image_map_caption = peta pulau Lombok dan Bali yang dibuat oleh Belanda pada tahun 1718 ketika Karangasem memerintah di bagian barat pulau Lombok |
| capital = [[Cakranegara, Mataram|Cakranegara]]
| national_motto =
| national_anthem =
| common_languages = [[bahasa Bali|Bali]] (dinasti, resmi)<br>[[Bahasa Sasak|Sasak]] (diakui) [[Bahasa Sumbawa|Sumbawa]]
| religion = [[Hinduisme]] (dinasti)<br>[[Islam]], [[Wetu Telu]], [[Animisme]]
| currency = perak lokal, dan [[Uang kepeng di Indonesia|Uang kepeng China]]
(pis bolong)|
| title_leader = Anak Agung Agung (Raja)
| leader1 = [[Anak Agung Ngurah Karangasem]]
| year_leader1 = 1675–1692 <small>(pertama)</small>
| leader2 = [[Gusti Gede Jelantik]]
| year_leader2 = 1890–1894 <small>(terakhir)</small>|
| title_deputy = Pengurus Koloni (Gubernur)
| deputy1 = [[Anglurah Nengah]]
| year_deputy1 = ?–1691 (<small>pertama</small>)
| deputy2 = [[I Gusti Bagus Jelantik]]
| year_deputy2 = 1893–1894 (<small>terkahir</small>)
| legislature
= |
| stat_year1 =
| stat_area1 =
| stat_pop1 =
| stat_year2 =
| stat_pop2 = |
| today = * [[Lombok Barat]]
* [[Kota Mataram]]
* [[Lombok Utara]]
* [[Lombok Tengah]]
* [[Lombok Timur]]
| footnotes =
| s9 =
| flag_s9 =
}}
'''Lombok Karangasem''' ([[Bahasa Bali|Bali]]:[[Aksara Bali]]:ᬮᭀᬫ᭄ᬩᭀᬓ᭄ᬓᬭᬗᬲᭂᬫ᭄; ''translit'': Lombok Karaṅasĕm) adalah jajahan [[Kerajaan Karangasem]] di pulau [[Lombok]] yang mencakup bagian Lombok Barat, sebagian Lombok Utara dan Tengah. Jajahan ini didirikan setelah penaklukan kerajaan Karangasem atas [[Kerajaan Selaparang]] pada tahun 1675 ketika Karangasem di perintah oleh [[Anak Agung Ngurah Karangasem]]. Kekuasaan Karangasem smakin meluas di pulau Lombok Bahkan sempat menguasai keseluruhan pulau ini pada tahun 1839. Kekuasaan Karangasem di Lombok berlangsung selama 2 abad setelah [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|Belanda menaklukkan Lombok dan Karangasem]] pada tahun 1894..<ref name="Ooi">[http://books.google.com/books?id=QKgraWbb7yoC&pg=PA790 ''Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ..., Volume 3'' by Keat Gin Ooi p.790''ff'']</ref><ref name="Keurs">[http://books.google.com/books?id=pOgsuCFVmOgC&pg=PA190 ''Colonial collections revisited'' By Pieter ter Keurs p.190''ff'']</ref><ref name="Lansing">[http://books.google.com/books?id=3zfVsO28NsYC&pg=PA20 ''Priests and programmers'' by John Stephen Lansing p.20]</ref> Sejak saat itu kebudayaan istana Bali juga turut berkembang di Lombok.<ref name="Ooi"/>
 
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_Ida_Wajan_Poenia_en_twee_meisjes_Tjakranegara_TMnr_60054970.jpg|thumb|Seorang bangsawan bali di Lombok bersama cucunya dan satu gadis eropa antara tahun 1920 dan 1940]]
 
Penaklukan pulau Lombok oleh [[Kerajaan Karangasem|monarki Karangasem]] pada tahun 1740 hingga puncaknya secara keseluruhan pada 1839, turut memberi pengaruh yang signifikan pada pribumi Sasak pada bidang budaya-sosial di pulau itu. Setelah penaklukan, terdapat gelombang migrasi dari pulau Bali untuk bermukim di pulau Lombok, dimana pusat koloni tersebut dibangun di Mataram, Lombok Barat dan kini dikenal dengan wilayah Cakranegara.
 
[[Berkas:Kaart Lombok Expeditie van 1894 met Ampenan Mataram en Tjakra Negara.jpg|thumb|Peta denah kuno [[Cakranegara]], Cakranegara dibangun dengan tatakota yang rapi, sesuai dari keinginan penguasa Bali sebagai pusat koloni dan pemerintahan atas pulau Lombok.]]
 
== Sejarah ==
Penduduk asli Pulau Lombok adalah [[Suku Sasak]], yang memeluk [[Islam]] sejak abad ke-16. Kelompok-kelompok bangsawan Bali dari [[Kerajaan Karangasem]] kemudian mulai menguasai bagian barat pulau Lombok. Salah satu dari mereka, yaitu kelompok [[Kota Mataram|Bali-Mataram]], berhasil menguasai lebih banyak daripada kelompok asal Bali lainnya, dan bahkan pada akhirnya menguasai keseluruhan pulau ini pada tahun 1839.<ref name="Ooi">[http://books.google.com/books?id=QKgraWbb7yoC&pg=PA790 ''Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ..., Volume 3'' by Keat Gin Ooi p.790''ff'']</ref><ref name="Keurs">[http://books.google.com/books?id=pOgsuCFVmOgC&pg=PA190 ''Colonial collections revisited'' By Pieter ter Keurs p.190''ff'']</ref><ref name="Lansing">[http://books.google.com/books?id=3zfVsO28NsYC&pg=PA20 ''Priests and programmers'' by John Stephen Lansing p.20]</ref> Sejak saat itu kebudayaan istana Bali juga turut berkembang di Lombok.<ref name="Ooi"/>
 
Hubungan dengan [[Inggris]] mulai berkembang, diawali oleh G.P. King yang memegang semua mandat perdagangan luar negeri Inggris. Namun [[Belanda]] berhasil menghentikan pengaruh Inggris dengan menandatangani perjanjian dengan kelompok Bali-Mataram pada tahun 1843.<ref name="Keurs"/> Kelompok Bali-Mataram adalah sekutu Belanda selama [[Perang Bali III|intervensi Belanda di Bali]] pada tahun 1849, dan atas bantuannya kelompok ini diberi kedudukan sebagai penguasa vasal atas wilayah [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]] di Pulau Bali.<ref name="Keurs"/>
 
== Pemberontakan Sasak ==
{{Utama|Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem}}
[[Berkas:Onderhandelaars Lombok 1894.jpg|jmpl|250px|Para pemimpin yang terlibat perang di Lombok tahun 1894: Anak Agung Ketut Karangasem, Mayor Jenderal P.P.H. van Ham (perwakilan),<ref name="Keurs"/> Mayor Jenderal J.A. Vetter (komandan),<ref name="Keurs"/> Residen M.C. Dannenbargh, dan Gusti Jelantik.]]
 
Pada tahun 1891 terjadilah pemberontakan dari masyarakat muslim Sasak di [[Lombok Timur]] terhadap penguasa Bali-Mataram, yaitu Anak Agung Gde Ngurah Karangasem.<ref name="Ooi"/><ref name="Keurs"/> Pemberontakan ini, yang merupakan kelanjutan dari pemberontakan sebelumnya pada tahun 1855 dan 1871, yang sebelumnya berhasil ditumpas oleh penguasa Bali-Mataram. Hal itu terjadi karena penguasa Bali-Mataram tersebut meminta masyarakat Sasak mengumpulkan ribuan orang untuk membantunya menyerang [[Kerajaan Klungkung]] di [[Bali]], dalam upayanya untuk menjadi penguasa tertinggi di Bali.<ref name="Reader"/>
 
Pada tanggal 25 Agustus 1891, putra penguasa Bali-Mataram yaitu Anak Agung Ketut Karangasem dikirim beserta 8.000 orang tentara untuk menumpas pemberontakan di [[Praya, Lombok Tengah|Praya]], yang termasuk wilayah [[Kerajaan Selaparang]].<ref name="Keurs"/> Pada tanggal 8 September, pasukan kedua di bawah putra lainnya Anak Agung Made Karangasem yang berkekuatan 3.000 orang dikirimkan sebagai pasukan tambahan.<ref name="Keurs"/> Karena tentara kerajaan tampak dalam kesulitan untuk mengatasi keadaan, diminta lagi bantuan penguasa bawahan Karangasem, yaitu Anak Agung Gde Jelantik, untuk mengirimkan 1.200 orang pasukan elit untuk menuntaskan pemberontakan.<ref name="Keurs"/> Perang berkecamuk berkepanjangan sejak 1891 hingga 1894, dan tentara Bali-Mataram yang lebih canggih persenjatannya dilengkapi dengan dua kapal perang modern, ''Sri Mataram'' dan ''Sri Cakra'', berhasil menduduki banyak desa yang memberontak dan mengelilingi kubu perlawanan Sasak yang terakhir.<ref name="Keurs"/>
 
Pada tanggal 20 Februari 1894, yang secara resmi Sasak mengirimkan utusan untuk meminta intervensi dan dukungan Belanda.<ref name="Keurs"/> Belanda, yang melihat peristiwa ini sebagai kesempatan untuk memperluas kendali mereka di Hindia Timur, memilih untuk memihak Sasak yang telah meminta perlindungan kepada mereka. Belanda segera saja mulai mengganggu impor senjata dan perlengkapan penguasa Bali-Mataram, yang selama ini mereka datangkan dari [[Singapura]].<ref name="Ooi"/><ref name="Keurs"/>
 
== Intervensi Belanda ==
[[Berkas:Lombok 1894 J. Hoynck van Papendrecht 1858 1933.jpg|300px|thumb|Serangan dari Belanda terhadap benteng Karangasem di Lombok pada tahun 1894.]]
 
[[Berkas:Ham, PPH van, 2de bevelhebber der expeditie naar Lombok, gesneuveld 26 augustus 1894.jpg|jmpl|250px|Jenderal P.P.H. van Ham, wakil panglima ekspedisi yang tewas pada pertempuran di bulan Agustus.]]
Blokade impor yang dilakukan Belanda ternyata tidak cukup untuk menghentikan perang, dan permintaan agar Mataram menyerah juga ditolak.<ref name="Keurs"/> Pada Juli 1894, Belanda berkeputusan untuk mengirimkan ekspedisi militer dengan tujuan menggulingkan kekuasaan penguasa Mataram.<ref name="Ooi"/> Tiga kapal dikirim dari [[Batavia]], yaitu ''Prins Hendrik'', ''Koningin Emma,'' dan ''Tromp'', untuk mengangkut 107 perwira, 1.320 tentara Eropa, 948 tentara pribumi, dan 386 kuda.<ref name="Keurs"/>
 
Sejak bulan Agustus 1894, pasukan Bali mulai menentang kehadiran militer Belanda dalam konflik tersebut. Pada malam hari tanggal 25 Agustus 1894, secara mendadak mereka menyerang kamp militer Belanda yang berpenghuni 900 orang yang didirikan di dekat Istana Mayura di Cakranegara, dan berhasil menewaskan lebih dari 500 orang tentara, pelaut, dan kuli yang berada di sana.<ref name="Ooi"/><ref name="Reader">[http://books.google.com/books?id=JlcL6HeY-uAC&pg=PA494 ''The rough guide to Bali & Lombok By Lesley Reader, Lucy Ridout p.494]</ref> Di antara korban tewas serangan tersebut adalah Jenderal P.P.H. van Ham, panglima pasukan Belanda.<ref name="Capaldi">[http://books.google.com/books?id=KSH8hxNmW3gC&pg=PA300 ''Bali handbook with Lombok and the Eastern Isles: the travel guide'' by Liz Capaldi, Joshua Eliot p.300]</ref> Belanda kemudian mundur dan berkubu dalam benteng di pinggir pantai.<ref name="Capaldi"/>
 
=== Bala bantuan Belanda (November 1894) ===
[[Berkas:Cakranegara destructions 1894.jpg|jmpl|250px|Penghancuran Cakranegara, 1894.]]
Belanda kembali dengan bala bantuan tambahan di bawah komando Jenderal Vetter. [[Kota Mataram|Mataram]] diserang hingga benar-benar hancur.<ref name="Ooi"/><ref name="Capaldi"/> Pada tanggal 8 November 1894, Belanda secara sistematis menembakkan meriam kepada posisi pasukan Bali di [[Cakranegara]], sehingga menghancurkan istana, menewaskan sekitar 2.000 orang Bali, sementara mereka sendiri kehilangan 166 orang.<ref name="Lansing"/> Pada akhir November 1894, Belanda telah berhasil mengalahkan semua perlawanan Bali, dengan ribuan orang Bali menjadi korban tewas, menyerah, atau melakukan ritual [[puputan]].<ref name="Ooi"/>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het Lombok-monument TMnr 10015712.jpg|jmpl|Monumen ekspedisi Belanda 1894]]
Lombok dan Karangasem selanjutnya menjadi bagian dari [[Hindia Belanda]], dan pemerintahan dijalankan dari Bali.<ref name="Ooi"/> Gusti Gede Jelantik diangkat sebagai regen Belanda pada tahun 1894, dan ia memerintah hingga tahun 1902.<ref>[http://books.google.com/books?id=JlcL6HeY-uAC&pg=PA298 ''The rough guide to Bali & Lombok'' by Lesley Reader, Lucy Ridout p.298]</ref> Harta kekayaan kerajaan Lombok disita oleh Belanda, di antaranya termasuk 230 kilo emas, 7.000 kilo perak, dan perhiasan dan karya sastra (termasuk [[Negarakertagama]]).<ref name="Keurs"/> [[Bangli]] dan [[Gianyar]] tidak lama kemudian juga mengakui kedaulatan Belanda, namun wilayah Bali selatan terus melawan sampai terjadinya [[intervensi Belanda di Bali (1906)]] berikutnya.<ref name="Lansing"/>
 
== Referensi ==