(8 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
}}
[[Berkas:Säugethiere vom Celebes- und Philippinen-Archipel (Taf. III) (5984633427).jpg|jmpl|318x318px]]
'''Krabuku sangihe''' atau '''Tarsiuskrabuku sangihe''', ''(Tarsius'Tangkasi sangirensis)Sangir''', '''Senggasi''', '''Higo''', '''Tenggahe'''<ref name="unikom">{{cite web | title= | url=https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/294/8/UNIKOM_Teguh%20Setia%20Anugrah_11.%20BAB%20II.pdf | access-date=2024-04-01}}</ref> adalah hewan endemik dari Pulau Sangihe. TarsiusKrabuku ini memiliki ciri fisik dengan bulu berwarna cokelat kekuningan, panjang tubuh antara 11,5-12,5 cm, panjang ekor hampir dua kali panjang tubuh dengan ukuran sekitar 22,5-24 cm di mana ujung dari ekornya tersebut ditumbuhi rambut-rambut tipis. Hewan ini memiliki berat tubuh sekitar 110-120 gram. Uniknya, ukuran telinganya lebih besar dari kepalanya.
== Habitat ==
Hewan ini bisa bertahan hidup pada ketinggian yang bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 2.200 mdpl. Beberapa peneiliti juga menemukan '''TarsisusTarsius Sangirensis'sangirensis'' di ketinggian berkisar antara 10-150 mdpl dan bahkan ada yang menemukannya di sekitar ketinggian sampai 1.220 mdpl atau sekitar 4.000 kaki.<ref>{{Cite journal|last=Shekelle|first=Myron|date=2013|title=OBSERVATIONS OF WILD SANGIHE ISLAND TARSIERS Tarsius sangirensis|url=https://www.researchgate.net/publication/269702621|journal=Asian Primates Journal|volume=3|issue=1|pages=19-21}}</ref> Umumnya '''TarsisusTarsius Sangirensis'sangirensis'' mendiami hutan sekunder dan lahan perkebunan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.300 mdpl.<ref>{{Cite book|last=Řeháková|first=Milada|date=2018-05-30|url=http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.70512|title=Preliminary Observations of Infant Ontogeny in the Philippine Tarsier (Tarsius syrichta) and the First Description of Play Behaviour and Its Ontogeny in Tarsiers|publisher=InTech|isbn=978-1-78923-216-5}}</ref>
== Status Konservasi ==
Predator alami Tarsiuskrabuku Sangirensissangir adalah burung, ular, dan musang. Selain itu, yang menjadi ancaman eksistensi hewan ini adalah hilangnya habitat, fragmentasi habitat, dan Gunung api Awu juga dapat dianggap sebagai ancaman bagi populasi '''Tarsius Sangirensissangirensis,''' karena merupakan gunung berapi yang aktif dan mematikan yang terletak di Pulau Sangihe Besar. TarsiusKrabuku sangirensissangir sering juga diperdagangkan sebagai cendera mata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Sangihe. IUCN (The Internationl Union for Conservasion of Nature), '''''Tarsius sangirensis''''' termasuk ke dalam kategori genting yang adalah spesies yang berada dalam bahaya kepunahan dan tidak mungkin dapat lestari jika sumber-sumber penyebab kepunahannya tidak dihentikkan.<ref>{{Cite web|last=Matta|first=Firda Puspita Daeng|date=2015-03-01|title=KOMUNITAS Tarsius sangirensis DI PULAU BESAR, KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/71003/1/FIRDA%20PUSPITA%20DAENG%20MATTA%20%20-%20%20FST.pdf}}</ref>