Amangkurat I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
|issue=[[Amangkurat II]]<br>[[Pakubuwana I]]<br/>GRA. Pamot<br/>KP. Martasana<br/>KP. Singasari<br/>
|father=[[Sultan Agung]]
|name=Amangkurat I<br />{{java|
|royal house=[[Wangsa Mataram|Mataram]]
|successor=[[Amangkurat II]]
|predecessor=[[Sultan Agung dari Mataram|Anyakrakusuma]]
|reign=
|title=Sunan Tegalarum
|posthumous name=Sunan Tegalarum<br>Sunan Tegalwangi
|native_lang1=[[Bahasa Jawa]]
|native_lang1_name1=
|regnal name=''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I''
|birth_name=Raden Mas Sayyidin
Baris 28:
}}
'''Amangkurat I''' ({{lang-jv|
== Kehidupan awal ==
Baris 36:
Pada 1645, ia diangkat sebagai raja Mataram menggantikan ayahnya yang bergelar ''Susuhunan ing Ngalaga''. Setelah penobatannya pada tahun 1646, ia bergelar ''Susuhunan Prabu Amangkurat Agung'', disingkat ''Amangkurat''. Dalam [[bahasa Jawa]], kata ''Amangku'' berarti "memangku" dan ''Rat'' berarti "bumi". Dengan demikian, gelar ''Amangkurat'' berarti "memangku bumi" atau makna harfiahnya "memerintah suatu negara". Ia kemudian menjadi raja yang memiliki kekuasaan penuh atas seluruh Kesultanan Mataram dan negara bawahannya. Pada penobatannya, semua anggota keluarga kerajaan bersumpah setia kepadanya.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Siswanta|first=Siswanta|date=2019-04-01|title=Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered|url=https://journal.upy.ac.id/index.php/karmawibangga/article/view/329|journal=KARMAWIBANGGA: Historical Studies Journal|volume=2|issue=1|doi=10.31316/fkip.v2i1.329|issn=2715-4483}}</ref>
Amangkurat I mendapat warisan ayahnya berupa wilayah Mataram yang sangat luas. Dalam hal ini, ia menerapkan sentralisasi. Setelah naik takhta, ia mencoba untuk membawa stabilitas jangka panjang di [[pulau Jawa]]
Untuk memajukan kejayaannya kembali, raja baru meninggalkan istana di [[Karta, Mataram|Keraton Karta]] dan pindah ke istana baru di [[Plered, Mataram|Keraton Plered]].{{sfn|Pigeaud|1976|pp=54–55}} Amangkurat I menetap di sana hingga setidaknya pada tahun 1666.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=87}}
Baris 71:
Ia digantikan oleh Raden Mas Rahmat pada 1677, yang memerintah sebagai [[Amangkurat II]].{{sfn|Pigeaud|1976|p=74}} Amangkurat II pada akhirnya dapat menumpas pemberontakan dan menangkap Trunajaya setelah beberapa pertempuran yang sengit, dimana Trunajaya kemudian dihukum mati dengan ditusuk [[keris]]. Perdamaian di Jawa akhirnya baru dipulihkan pada tahun 1682.{{Sfn|Hall|1981|p=348}}
== Keluarga ==
Sepanjang hidupnya Amangkurat I menikah dengan lima istri permaisuri dan beberapa istri selir. Istri permaisuri Amangkurat I yaitu Ratu Kilen I / Ratu Pambayun / Ratu Ageng dari Surabaya, Ratu Kilen II / Ratu Wetan dari Kajoran, Ratu Malang, Ratu Kancana dari Kranon, dan Ratu Pasuruan / Ratu Ayu Amangkurat dari Pasuruan. Istri selir Amangkurat I yang memberinya keturunan yaitu Raden Langenkusuma, Raden Mangkukusuma, Mas Ayu Galuh, Mas Ayu Wulan, Mas Ayu Marangsari, Mas Ayu Kenya, Rara Wilan, Bok Pantes, Mas Ayu Danariyem, dan Mas Ayu Tasib / Mas Ayu Tasik.
Dari pernikahan-pernikahannya Amangkurat I memiliki 22 orang anak. Sesuai urutan kelahiran, anak-anaknya yaitu:
# Raden Mas Rahmat / Raden Mas Kuning / Pangeran Adipati Anom Mataram / [[Amangkurat II]], anak dari Ratu Kilen I
# Perempuan yang meninggal sebelum diberi nama, anak dari Ratu Kilen I.
# Raden Mas Darajat / Pangeran Adipati Puger / [[Pakubuwana I]], anak dari Ratu Kilen II.
# Raden Ajeng Putih / Raden Ayu Pamot, anak dari Raden Langenkusuma.
# Raden Mas Kabula / Pangeran Harya Martasana, anak dari Raden Mangkukusuma.
# Raden Mas Pandonga / Pangeran Harya Singasari, anak dari Ratu Kilen II.
# Laki-laki yang meninggal sebelum diberi nama, anak dari Mas Ayu Galuh.
# Raden Mas Subekti / Pangeran Harya Selarung II, anak dari Ratu Malang.
# Laki-laki yang meninggal sebelum diberi nama, anak dari Mas Ayu Wulan.
# Raden Mas Sasika / Pangeran Harya Natabrata / Pangeran Harya Natapraja, anak dari Ratu Malang.
# Raden Mas Dadi / Pangeran Rangga Satata, anak dari Ratu Ayu Amangkurat.
# Raden Mas Sujanma / Pangeran Harya Panular, anak dari Mas Ayu Wulan.
# Raden Ajeng Brungut / Raden Ajeng Bubut / Raden Ayu Kaleting Kuning I / Raden Ayu Pucang / Raden Ayu Sindureja, anak dari Mas Ayu Marangsari.
# Raden Ayu Kaleting Kuning II / Raden Ayu Martayuda II / Raden Ayu Yudanagara I / Raden Ayu Bandara, anak dari Ratu Kancana.
# Raden Ayu Kaleting Biru / Raden Ayu Mangkuyuda, anak dari Mas Ayu Kenya.
# Raden Ayu Kaleting Wungu / Raden Ayu Kaliwungu / Raden Ayu Mangkupraja, anak dari Ratu Kancana.
# Raden Mas Satapa / Pangeran Harya Mantaram, anak dari Ratu Kancana.
# Raden Ajeng Mulat / Raden Ayu Kaleting Abang, anak dari Rara Wilan.
# Raden Ajeng Siram / Raden Ayu Kaleting Cemeng, anak dari Bok Pantes.
# Laki-laki yang meninggal sebelum diberi nama, anak dari Mas Ayu Danariyem.
# Raden Ajeng Tungle / Raden Ayu Kaleting Dadu / Raden Ayu Tanjung / Raden Ayu Danureja, anak dari Mas Ayu Tasib / Mas Ayu Tasik.
# Raden Ajeng Pusuh / Raden Ajeng Susuh / Raden Ayu Kaleting Ijo / Raden Ayu Wiramenggala, anak dari Mas Ayu Danariyem.
== Rujukan ==
|