Bahasa Bali Nusa Penida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Made Arias (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pengembalian manual
 
(37 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
| familycolor = Austronesia
| fam2 = <!-- PARAMETER USANG -->
 
| ancestor = [[Bahasa Bali|Bali Kuno]]
| ancestor2 = Bali Aga
| glotto = nusa1244
| name = Nusa Penida
Baris 20 ⟶ 19:
| extlink = 1H9dkb3pKSQ
| extvideo = Lagu bahasa nusa penida "Gede ban bubuh sadek" by Kalego
| contoh_berkas = Nusa Penida Balinese dialect recorded.webm
| contoh_deskripsi = Seorang pria sedang bergurau dengan cucunya mengunakan bahasa Bali Nusa Penida
| sk = NA
| map = {{Peta interaktif bahasa|Nusa Penida|2=arg}} Balinese.png
|mapcaption = Peta persebaran dialek:
{{Legend3|#0080ff|Wilayah tempat bahasa Bali Nusa Penida sebagai bahasa mayoritas}} {{Legend3|#88c4ff|Wilayah tempat bahasa Bali Nusa Penida sebagai bahasa minoritas yang signifikan}}
| mapcode = Bali
}}
Baris 29 ⟶ 32:
Secara linguistik, bahasa Bali Nusa Penida dianggap sebagai dialek bahasa Bali yang merupakan [[Bahasa Melayu-Polinesia|bahasa Melayu-Polinesia]] dalam cabang [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]] di bawah [[rumpun bahasa Austronesia]]. Dialek ini dianggap dekat dengan dialek Bali Aga yang merupakan turunan dialek kuno dalam bahasa Bali.<ref name=":0"/>
 
== Klasifikasi ==
Dialek Nusa Penida merupakan sebuah [[dialek]] dari [[Bahasa Bali]] yang sendirinya termasuk dalam cabang {{PRBahasa|Melayu-Polinesia}} dari rumpun bahasa {{PRBahasa|Austronesia}}. Dalam rumpun Melayu-Polinesia, bahasa Bali berada di subcabang {{PRBahasa|Bali-Sasak-Sumbawa}}.<ref>{{cite book |last=Adelaar |first=K. Alexander |year=2005 |chapter=The Austronesian languages of Asia and Madagascar: a historical perspective |editor1=Adelaar, K. Alexander |editor2=Himmelmann, Nikolaus |title=The Austronesian languages of Asia and Madagascar |location=London |publisher=Routledge |pages=1–42}}</ref>
 
Dialek ini seringkali digolongkan sebagqi sub-dialek dari lain dalam bahasa Bali, yakni [[bahasa Bali Aga]]. Hal ini dikarenakan dialek NP memiliki persamaan ciri kebahasaan dengan dialek Aga yang oleh Jendra, dkk. (1997) dijabarkan sebagai berikut:<ref name=":0"/>
* Distribusi fonem {{IPAslink|h}} pada awal dan tengah kata;
* Masih ditemukannya [[akhiran]] {{IPAslink|ɲ|-ñə}} dan {{IPAslink|c|-cə}} yang merupakan [[alofoni]] [[morfem]] dari akhiran {{IPAslink|ə|-ə}};
* Intonasi pembicaraan penutur cenderung memiliki tempo yang cepat dan tekanan yang lebih keras;
* Kosakata dalam dialek Nusa Penida memiliki kemiripan dengan kosakata yang ada di dialek Aga dan sub-dialeknya yang lain.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan lain yang cukup mencolok antara kedua dialek, yakni hilangnya atau berkurangnya distribusi fonem {{IPAslink|a}} pada posisi akhir kata.<ref name=":0"/>
== Sejarah ==
Terdapat dugaan bahwa keberadaan ''basa Nosa'' berkaitan dengan invasi [[Kerajaan Majapahit]] yang dipimpin oleh patih [[Gajah Mada]] terhadap [[Kerajaan Bali]]. Setelah upacara pengangkatannya sebagai "Patih Amangkubhumi Majapahit" pada tahun 1336 M (1258 Saka), Gajah Mada bersama pasukannya berhasil menaklukkan Kerajaan Bali, termasuk Nusa Penida yang disebut sebagai ''Gurun'' (?){{efn|Nama ''Gurun'' juga kemungkinan merujuk pada [[Pulau Gorom, Seram Bagian Timur|Gorom]], sebuah pulau kecil di sebelah timur [[Pulau Seram|Seram]].}} dalam [[Sumpah Palapa]] oleh Gajah Mada. Penaklukan ini disinyalir memengaruhi kondisi kebahasaan di Pulau Bali maupun Nusa Penida.<ref name=":0"/>
 
== Persebaran ==
Baris 55 ⟶ 67:
| kamu
|-
| ''lepéhlépéh''
| ''kényél''
| lelah
Baris 102 ⟶ 114:
| ''aluh''
| mudah
|-
| ''taloh''
| ''taluh''
| telur
|-
| ''abian'', ''kamol''
| ''abian''
| kebun
|-
| ''bénéh''
| ''bénéh''
| benar
|-
| ''mékrocokan''
| ''mécanda''
| bercanda
|-
| ''hang''
| ''anak'', wång''
| orang
|-
|}
Baris 111 ⟶ 143:
* ''[[Nak Nusé]]''
 
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
{{Reflist}}