Ki Ageng Rendeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan situs terkait
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kajitow (bicara | kontrib)
k typo
 
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Rapikan}}
 
'''Ki Ageng Rendeng''' adalah salah satu mursyid washithah thoriqoh [[tarekat syattariyah]] di Pulau Jawa. Selain karena kealiman beliau dalam beragama, Ki ageng rendeng adalah salah satu dari banyak ulama Jawa yang menjadi pengikut [[Pangeran Diponegoro]] dalam geriliyagerilya melawan belanda.
 
== Sejarah ==
 
* '''Nama'''
Ki Ageng rendeng bukanlah nama asli melainkan nama gelar. Secara bahasa [[Ki Ageng]] adalah gelar pemimpin pada zaman dahulu, yang biasanya digunakan oleh tokoh pendiri suatu daerah tertentu atau tokoh dengan kesaktian yang legendaris dalam cerita tutur rakyat. Gelar ini digunakan pada masa awal masuknya agama islam di pulau jawa, yaitu kira-kira semenjak keruntuhan kerajaan [[Majapahit]] hingga awal berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak [[Islam]]. Sedangkan Rendeng menurut bahasa jawa adalah mongso udan atau musim hujan. Menurut masyarakat sekitar seperti Desa [[Kincang Wetan]] dan [[Sukolilo, Jiwan, Madiun]], mashurnya nama Ki Ageng Rendeng dikarenakan beliau mempunyai karomah dari Alloh untuk mendatangkan hujan di musim kemarau.<ref>{{Cite web|date=2019-01-28|title=Sejarah|url=https://kiagengrendeng.wordpress.com/sejarah/|website=Ki Ageng Rendeng|language=id-ID|access-date=2024-04-05}}</ref> Sejak itulah Nama Ki Ageng Rendeng mashur dan dikenal dimasyarakat.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|date=2021-07-24|title=Pemberian Papan Nama Lokasi di Makam Ki Ageng Rendeng Desa Kincang Wetan, Madiun oleh Mahasiswa KKN UM 2021|url=https://www.kompasiana.com/kknumkincangwetan2021/60fb7a11152510069f704e43/pemberian-papan-nama-lokasi-di-makam-ki-ageng-rendeng-desa-kincang-wetan-kecamatan-jiwan-kabupaten-madiun-oleh-mahasiswa-kkn-um-2021|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2024-04-05}}</ref>Nama Asli beliau Masih teka-teki, tetapi yang paling Masyhur di Masyarakat adalah Hasan Mustahir.
 
* '''Pelarian dari Mataram'''
Mataram merupakan Kerajaan bercorak islam yang lumayan besar. Akan tetapi mataram terpecah menjadi dua menjadi [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]] setelah adanya [[Perjanjian Giyanti]] pada 13 Februari 1755 yang didalangi oleh [[Belanda]]. Mengenai asal usul Ki ageng rendeng, dalam suatu riwayat, beliau merupakan salah satu pengikut dari [[Pangeran Diponegoro]] yang terlibat dalam [[Perang Jawa|perang jawa]] (De Java Oorlog) melawan pasukan tentara Belanda pada tahun 1825 sampai tahun 1830 Masehi. Setelah milisi pasukan pro [[Pangeran Diponegoro]] kalah dan Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda, akhirnya ki Ageng Rendeng berusaha untuk menghindari Belanda serta menjauh dari pusat kerajaan [[Mataram]] ( surakarta dan jogjakarta) menuju daerah Mancanegara Timur (masuk wilayah ngayogjakarta hadiningrat sebelum diganti oleh belanda menjadi residen pasca perang jawa). Hal tersebut diprediksi karena daerah mancanegara timur adalah basis yang setia dan antipati terhadap '''[[Perusahaan Hindia Timur Belanda|Vereenigde Oost Indische Compagnie]]''' (VOC). Begitupun setelah berpindah, tidak serta merta beliau menggunakan nama asli agar tidak diketahui oleh pihak Belanda maupun dari pihak kerajaan.
 
Sebelum menempati Kincang, Ki Ageng Rendeng Pernah membuka wilayah hutan yang dinamai desa [https://botok.magetan.go.id/portal/desa/sejarah-desa sembung], daerah yang sekarang bernama desa [[Botok, Karas, Magetan|Botok]], Karas Magetan.<ref>{{Cite web|title=SIDESKEL (Sistem Informasi Desa Dan Kelurahan)|url=https://botok.magetan.go.id/portal/desa/sejarah-desa|website=sideskel|language=en-US|access-date=2024-04-06}}</ref> Dikarenakan faktor politik yang rumit antara Kraton dan Belanda, beliau menugaskan salah satu putranya yang dikenal menggunakan nama samaran Jo Saliyo untuk meneruskan memimpin daerah tersebut. <ref>{{Cite web|title=SIDESKEL (Sistem Informasi Desa Dan Kelurahan)|url=https://botok.magetan.go.id/portal/desa/sejarah-desa|website=sideskel|language=en-US|access-date=2024-04-06}}</ref> Sedangkan Ki Ageng Rendeng berpindah ke tempat baru (Kincang). Beliau wafat di desa kincang dan dikenal sebagai pepunden wilayah Kincang, seorang Ulama' (Mursyid Wasithah Thoriqoh Syathoriah)<ref>{{Cite web|last=Yusuf|first=Wakid|date=2018-03-09|title=SEJARAH THAREQAT SYATTARIYAH|url=https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/03/09/sejarah-thareqat-syattariyah/|website=🇲🇨 ATTARBIYAH|language=id-ID|access-date=2024-04-06}}</ref>, dan seorang Waliyulloh. Diantara karomah beliau yang terkenal adalah do'a beliau yang di ijabah ketika meminta hujan, walaupun pada musim kemarau.
 
 
 
<ref>{{Cite web|title=SIDESKEL (Sistem Informasi Desa Dan Kelurahan)|url=https://botok.magetan.go.id/portal/desa/sejarah-desa|website=sideskel|language=en-US|access-date=2024-04-06}}</ref>
 
* '''[[Ki Nantang Yudo]] dan ki Ageng Rendeng'''