Amahusu, Nusaniwe, Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 16:
 
== Etimologi ==
Penamaan Amahusu setidaknya memiliki dua versi. Versi pertama, kata ''ama'' bermakna "bapak" dan kata ''husu'' bermakna "lebih muda". Versi kedua, kata ''ama'' artinya "desanegeri" (desa), sementara ''husu'' artinya "berburu".{{sfn|Jansen|1939|pp=326}} Amahusu memiliki [[teun]] ''Harmalakkabessy''.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=509}} Teun Amahusu menunjukkan posisi mereka sebagai sekutu laki-laki dan perlambang maskulinitas dalam hubungan [[pela]] dengan Hatalai. Hatalai sendiri ber-teun ''Silawanabessy'' yang menunjukkan bahwa negeri itu adalah sekutu perempuan dan perlambang femininitas.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=509}}
 
== Hubungan sosial ==
Amahusu terikat [[pela]] minum darah dengan [[Hatalai, Leitimur Selatan, Ambon|Hatalai]]. Sementara itu, [[Laha, Teluk Ambon, Ambon|Laha]] dan [[Tial, Salahutu, Maluku Tengah|Tial]] adalah negeri ''gandong''. Pada masa lalu, antara Amahusu dengan [[Lilibooi, Leihitu Barat, Maluku Tengah|Lilibooi]] dan [[Hitumessing, Leihitu, Maluku Tengah|Hitumessing]] terdapat hubungan adat melalui ikrar [[matakau]]. Namun, dewasa ini hubungan adat antara ketiga negeri sudah punah dan terlupakan. Amahusu juga dikenang oleh kalangan Muslim di Kota Ambon sebagai negeri Kristen yang membantu dalam pembangunan [[Masjid Raya Al-Fatah]],<ref>{{cite web |url=https://cahayaguru.or.id/kabar-terbaru/443 |title=Bedah Buku Guru Bacarita: Narasi Damai dari Maluku untuk Indonesia |author=<!--Not stated--> |date=19 Januari 2022 |website= |publisher=Yayasan Cahaya Guru |access-date=30 Mei 2024 |quote=Yusuf mengisahkan bagaimana K.H. Hassanusi mengenang kebaikan saudara mereka dari Amahusu (negeri Kristen) dalam pembangunan Masjid Al-Fattah.}}</ref> masjid utama dan terbesar di Kota Ambon.
 
=== Pela ===
Amahusu terikat [[pela]] minum darah dengan [[Hatalai, Leitimur Selatan, Ambon|Hatalai]].{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=509}} Pada masa lalu, Kapitan Sau Nusa dari matarumah Mainake di Amahusu berjumpa dengan seorang kapitan perempuan asal Hatalai, Nene Ahun. Mereka bertempur, tetapi tidak ada yang kalah dan menang. Kemudian, diadakan perdamaian antara keduanya di dekat kebun milik Kapitan Ilan Trete dari Negeri [[Soya, Sirimau, Ambon|Soya]]. Kapitan Sau Nusa menangkap putri Ilan Trete, memenggalnya, dan meminum darahnya bersama Kapitan Nene Ahun seraya mengikrarkan pela antara kedua negeri.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=509}} Sekitar kebun Ilan Trete yang menjadi tempat diikrarkannya pela Hatalai dan Amahusu saat ini masuk ke dalam [[pertuanan (Maluku)|pertuanan]] [[Negeri Urimessing, Nusaniwe, Ambon|Urimessing]] dan dulu di sana ada pisau yang terbuat dari batu, wujud sisa peninggalan [[megalitikum]]. Namun, pisau yang dimaksud saat ini sudah tidak ada lagi.{{sfn|Proyek Pengembangan Media Kebudayaan|1984|pp=6}} Disebutkan pula bahwa Amahusu ber-pela dengan [[Hualoy, Amalatu, Seram Bagian Barat|Hualoy]].
 
=== ''Gandong'' ===
Hubungan ''gandong'' diikat dengan dua negeri Muslim di [[Leihitu (geografi)|Jazirah Leihitu]], [[Laha, Teluk Ambon, Ambon|Laha]] dan [[Tial, Salahutu, Maluku Tengah|Tial]].
 
== Tokoh terkenal ==
Baris 28 ⟶ 34:
 
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book
|author = Dieter Bartels
|authorlink =
|title = Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah, Jilid II: Sejarah
|publisher = Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
|year = 2017
|page = 508-509
|isbn = 9786024241513
|ref= harv}}
* {{cite journal |last1=H. J. |first1=Jansen |last2= |first2= |date=1939 |title=Ethnographische Bijzonderheden van Enkele Ambonsche Negorijen (± 1930) |url=http://www.jstor.org/stable/2077044 |journal=Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde van Nederlandsch-Indië |volume=98 |issue=3 |pages=325-368 |doi= |access-date=11 April 2024}}