Suku Melayu: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi tertunda]
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 2402:1980:4D6:FC7B:3496:FC4D:817F:298 (bicara) ke revisi terakhir oleh Hendri Saleh
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 50:
}}
[[File:Malay tricolour.svg|150px|thumbnail|Bendera [[Triwarna Melayu]] yang menunjukkan identitas orang Melayu]]
'''Suku Melayu''' ({{lang-ms|Orang Melayu}}, [[abjad Jawi|Jawi]]: أورڠ ملايو) adalah salah satu [[kelompok etnis]] di wilayah [[bangsa Austronesia|Austronesia]] yang menempati wilayah pesisirPesisir timurTimur [[Sumatra|Sumatera]], [[Semenanjung Malaka]], dan beberapa wilayah di [[Kalimantan]]. Selain itu, kelompok etnis ini juga dapat dijumpai di pulau-pulau kecil yang tersebar diantara wilayah besar tersebut. Wilayah-wilayah persebaran ini seringkali disebut sebagai [[duniaDunia Melayu]]. Wilayah-wilayahPada tersebutmasa padasekarang masaDunia sekarangMelayu merupakan bagian dari negara [[Malaysia]], [[Indonesia]] ([[Sumatra|Sumatera]] bagian timurTimur dan selatanSelatan, serta pesisirPesisir pantaiPantai [[Kalimantan]]), bagian selatanSelatan [[Thailand]] ([[Provinsi Pattani|Pattani]], [[Provinsi Satun|Satun]], [[Provinsi Songkhla|Songkhla]], [[Provinsi Yala|Yala]], dan [[Provinsi Narathiwat|Narathiwat]]), [[Singapura]], dan [[Brunei Darussalam]].
 
TerdapatMeskipun suku-suku bangsa tersebut sama-sama disebut Melayu, namun terdapat beberapa perbedaan unsur bahasa, kebudayaan, kesenian, dan keberagaman sosial diantara sub-kelompok turunan dari bangsa Melayu itu. Hal ini dikarenakan suku Melayu inti menyebar ke berbagai penjuru wilayah duniaDunia Melayu, sehingga terjadi asimilasi sub-kelompok turunandengan Melayuberbagai dengansuku beberapabangsa kelompokmaupun etnis daerah tertentu di wilayah [[Asia Tenggara Maritim]]. Secara historis, populasisehingga sukumelahirkan Melayu merupakansub-kelompok turunan langsung dari orang-orang suku {{PRBahasa|Austroasiatik}} Austronesia yang menuturkan bahasa-bahasa {{PRBahasa|Melayik}} yang menjalin kontak dan perdagangan dengan kerajaan, kesultanan, ataupun pemukiman tertentu (terutama dengan kerajaan [[Sejarah Brunei|Brunei]], [[Keajaan Kedah|Kedah]], [[Langkasuka]], [[Gangga Negara]], [[Chi Tu]], [[Nakhon Si Thammarat Kingdom|Nakhon Si Thammarat]], [[Kerajaan Pahang|Pahang]], [[Kerajaan Melayu|Melayu]] dan [[Sriwijaya]].){{sfn|Milner|2010|pp=24, 33}}{{sfn|Barnard|2004|pp=7 & 60}}
 
Secara historis, suku Melayu merupakan turunan langsung dari orang-orang suku {{PRBahasa|Austroasiatik}} Austronesia yang menuturkan bahasa-bahasa {{PRBahasa|Melayik}} yang menjalin kontak dan perdagangan dengan kerajaan, kesultanan, ataupun pemukiman tertentu (terutama dengan kerajaan [[Sejarah Brunei|Brunei]], [[Keajaan Kedah|Kedah]], [[Langkasuka]], [[Gangga Negara]], [[Chi Tu]], [[Nakhon Si Thammarat Kingdom|Nakhon Si Thammarat]], [[Kerajaan Pahang|Pahang]], [[Kerajaan Melayu|Melayu]] dan [[Sriwijaya]].){{sfn|Milner|2010|pp=24, 33}}{{sfn|Barnard|2004|pp=7 & 60}}
Perkembangan dan pendirian [[Kesultanan Malaka]] pada abad ke-15 menyebabkan revolusi besar-besaran pada sejarah bangsa Melayu. Hal tersebut terjadi karena kesultanan tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan pada tata kebudayaan dan kesultanan tersebut meraih kejayaan pada masa tersebut.
 
Richard H. Hopper menulis, nenek moyang suku Melayu adalah ras Austronesia atau Melayu Ponesia. Mereka berasal dari Timur Laut India, kemudian menjelajah daerah Yunnan di Tiongkok Selatan mejunu Birma - Siam - Indocina - Malaya antara tahun 2500 - 1500 SM. Mereka memiliki kebudayaan Neolitik dan agama Animistik.<ref>{{Cite book|last=Hopper|first=Richard H.|date=2016|url=https://www.tokopedia.com/damstore01/ribuan-tahun-sumatera-tengah-sejarah-manusia-rempah-timah-emas-hitam|title=Ribuan Tahun Sumatera Tengah Sejarah Manusia, Rempah, Timah dan Emas Hitam|location=Depok|publisher=Komunitas Bambu|isbn=9793731680|pages=6|url-status=live}}</ref>
 
Ras Austronesia tersebut kemudian masuk ke Nusantara, Papua Nugini, dan wilayah Pasifik hingga Hawaii, selanjutnya ke Pulau Paskah dan Selandia Baru, terus ke Madagaskar. Mereka menggunakan perahu bercadik, (Hopper menyebutnya Penggandung atau rakit dan kano ganda) yang menggunakan layar.
 
Perkembangan dan pendirian [[Kesultanan Malaka]] pada abad ke-15 menyebabkan revolusi besar-besaran pada sejarah bangsa Melayu. Hal tersebut terjadi karena kesultanan tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan pada tata kebudayaan. danKesultanan kesultananMalaka tersebutini meraih kejayaankejayaannya pada masa tersebut.
 
Menurut catatan sejarah, suku Melayu telah dikenal sebagai komunitas pedagang lintas perairan dengan karakteristik budaya yang dinamis.{{sfn|Milner|2010|p=131}}{{sfn|Barnard|2004|pp=7, 32, 33 & 43}} Mereka dapat [[difusi trans-budaya|menyerap]], [[Prinsip komunikasi antarbudaya|berbagi]], dan [[pembelajaran budaya|menyalurkan]] sekian banyak keunikan kebudayaan dari kelompok etnik lain, seperti kebudayaan Minang dan Aceh.
Baris 73 ⟶ 79:
}}
 
Kata Melayu pada awalnya merupakan nama tempat (toponim), yang merujuk pada suatu lokasi di SumatraSumatera. Setelah abad ke-15 istilah Melayu mulai digunakan untuk merujuk pada nama suku (etnonim).<ref name=":0" />{{Rp|3}}
 
Sastra ''[[Sejarah Melayu]]'', mengaitkan asal etimologis "Melayu" dengan sebuah sungai kecil bernama Sungai Melayu di SumatraSumatera, Indonesia. Epos tersebut salah menyebutkan bahwa sungai tersebut mengalir ke [[Sungai Musi]] di Palembang, padahal kenyataannya ia mengalir ke [[Sungai Batang Hari]] di Jambi.<ref>{{Cite journal|last=Reid|first=Anthony|date=October 2001|title=Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=32|issue=3|pages=295-313}}</ref>{{rp|298}} Beberapa orang berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari sebuah kata yang berasal dari [[bahasa Melayu]], yakni "melaju" yang berasal dari [[awalan]] 'me' dan [[akar kata]] 'laju', yang menggambarkan kuatnya arus pada sungai tersebut.{{sfn|Melebek|Moain|2006|pp=9–10}}
 
[[File:Candi Tinggi.jpg|thumb|upright=1|[[Candi Muaro Jambi]] di [[Jambi]], dikaitkan dengan keberadaan [[kerajaan Melayu]] pra-Islam. Candi-candi biasanya dibangun di tengah-tengah pusat kerajaan]]