Dunia Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dino Eri (bicara | kontrib)
Revisi dan Tambahan.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dino Eri (bicara | kontrib)
Indonesia adalah negara kesatuan bukan negara Melayu.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 1:
[[Berkas:Malay World and areas influenced by Malay culture map.png|jmpl|Negara-negara dengan warna merah adalah yang paling sering dianggap sebagai bagian dari dunia Melayu; daerah di mana orang Melayu adalah etnis mayoritas atau minoritas yang signifikan, atau di mana bahasa dan budaya Melayu telah mendominasi ([[Malaysia]], [[Singapura]], [[Brunei]], [[Indonesia|Indonesia bagian baratBarat]], dan [[Thailand Selatan]])|450px]]
[[Berkas:Malay & Islamic World Museum.JPG|jmpl|Museum Dunia Melayu dan Islam di [[Melaka]], [[Malaysia]].]]
 
'''Dunia Melayu''' atau '''Alam Melayu''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: دنيا ملايو atau عالم ملايو) adalah sebuah konsep atau ungkapan yang telah digunakan oleh penulis dan kelompok yang berbeda dari waktu ke waktu untuk menunjukkan beberapa pengertian yang berbeda, yang berasal dari beragam interpretasi mengenai [[Kemelayuan]], baik sebagai [[ras Melayu|kelompok rasial]], sebagai suatu [[kelompok linguistik]], atau sebagai kelompok [[kelompok etnoreligius|kultural]] politik. Penggunaan istilah "[[Suku Melayu|Melayu]]" di sejumlah besar [[konseptualisasi]] terutama didasarkan pada [[Malayisasi|pengaruh budaya Melayu]] lazim, yang terwujud secara khusus melalui [[Imperialisme linguistik|penyebaran bahasa Melayu]] di [[Asia Tenggara]] seperti yang diamati oleh kekuatan [[kolonial]] yang berbeda selama [[Zaman Penjelajahan]].<ref>{{harvnb|Ooi|2009|p=181}}</ref>
 
Konsep ini dalam jangkauan [[teritorial]] terluasnya dapat diterapkan untuk suatu kawasan yang identik dengan [[Austronesia]], tanah air bagi [[suku bangsa Austronesia]], yang membentang dari [[Pulau Paskah]] di timur ke [[Madagaskar]] di Barat.<ref>{{harvnb|Farrer|2009|p=26}}</ref> Gambaran seperti itu berasal dari pengenalan istilah [[ras Melayu]] pada akhir abad ke-18 yang telah dipopulerkan oleh [[orientalisme|orientalist]] untuk menggambarkan [[suku bangsa Austronesia]]. Dalam arti yang lebih sempit, dunia Melayu telah digunakan sebagai ''[[Sprachraum]]'', mengacu pada negara dan wilayah berbahasa Melayu di [[Asia Tenggara]], di mana standar [[bahasa Melayu]] yang berbeda adalah [[bahasa nasional]], atau variasinya adalah bahasa minoritas yang penting. Istilah tersebut dalam pengertian ini mencakup [[Brunei]], [[Indonesia|Indonesia bagian baratBarat]], [[Malaysia]], [[Singapura]], dan [[Thailand Selatan]], dan kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan konsep "[[Kepulauan Melayu]]" dan "[[Nusantara]]".<ref>{{harvnb|Amin Sweeney|2011|p=295}}</ref>
 
Sebagai alternatif, para sarjana modern memperbaiki gagasan dunia Melayu yang diperluas ini, alih-alih mendefinisikannya sebagai suatu area politik dan [[area budaya|budaya]]. Dalam konteks ini, dunia Melayu direduksi menjadi suatu kawasan yang merupakan tanah air bagi [[suku Melayu|orang-orang Melayu]], yang secara historis diperintah oleh [[kesultanan Melayu|kesultanan-kesultanan Melayu]] yang berbeda, di mana berbagai [[bahasa Melayu|dialek bahasa Melayu]] dan nilai budayanya adalah dominan. Daerah ini meliputi [[Semenanjung Malaya]], daerah pesisir [[Sumatra]] dan [[Kalimantan]], dan pulau-pulau kecil di antaranya.<ref>{{harvnb|Milner|1982|p=112}}</ref><ref>{{harvnb|Benjamin|Chou|2002|p=7}}</ref><ref>{{harvnb|Wee|1985|pp=61–62}}</ref>