Zulkifli Lubis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wanda 772 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 40:
|serviceyears = 1943—1961
}}
[[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]]. [[Purnawirawan|(Purn)]]. '''Zulkifli Lubis''' ({{lahirmati|[[Banda Aceh]]|26|12|1923|[[Jakarta]]|23|06|1993}}) adalah seorang tokoh militer Indonesia dan pernah menjadi ''Pejabat'' [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] periode [[8 Mei]] [[1955]] - [[26 Juni]] [[1955]].<ref name="Buku Peter"/> Selain itu ia juga dikenal sebagai pendiri dan juga mejabat sebagai Ketua Badan Intelijen pertama di Indonesia.
 
Zulkifli adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara. Ayahnya bernama Aden Lubis gelar Sutan Srialam dan ibunya bernama Siti Rewan Nasution. Kedua orangtuanya adalah guru di sekolah guru ''Normaalschool''.
Baris 58:
 
== Komandan Intelijen Pertama ==
Pertengahan tahun [[1944]], Zulkifli Lubis diajak oleh Rokugawa (bekas komandan Seinen Dojo) ke [[Malaysia]] dan [[Singapura]]. Disana ia berkenalan dengan Mayor Ogi, yang wajahnya mirip dengan orang Barat dan pandai berbahasa Prancis. Perwira intelejenintelijen Jepang yang tinggal satu kamar dengan Zulkifli Lubis itu sering bercerita mengenai pengalamannya melakukan kegiatan intelijen di [[Vietnam]]. Zulkifli Lubis beruntung karena ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berada di kota Singa itu memperoleh kesempatan untuk mempelajari dunia intelijen dalam praktik dengan bimbingan dari Rokugawa. Zulkifli dan Rokugawa senantiasa melapor kepada komandan Jepang untuk wilayah Asia Tenggara di Singapura. Di Singapura inilah ''Fujiwara Kikan'', sebuah badan rahasia Jepang untuk Asia Tenggara yang tersohor beroperasi. Ketika kemudian Zulkifli Lubis berada di Kuala Lumpur. Ia memperoleh kesempatan mengenai dunia intelijen lebih mendalam. Rokugawa mengajari Zulkifli mengenai bagaimana caranya mengetahui jumlah penduduk dalam satu kota atau mengetahui apakah rakyat itu anti atau pro Jepang.
 
Setelah belajar intelijen di luar negeri, Zulkifli kembali ke tanah air. Ia melibatkan diri dalam rencana Jepang untuk membentuk kelompok-kelompok intelijen di berbagai tempat di Jawa sebagai pasukan gerilya untuk menghadapi pasukan Sekutu jika kelak mendarat. Setelah Jepang menyerah, Sekutu pun mendarat dan tidak mendapat perlawanan yang berarti sebagaimana mestinya dari kelompok intelijen yang diorganisir oleh Zulkifli Lubis.