Kota Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perbaikan luas Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(57 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|provinsi = Sumatera Barat
|julukan = Kota Bengkuang
|motto = Padang, kota
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2/2/2
Baris 18:
|image7=Sign Padang pagi.jpg
}}
|caption = Dari Atas, kiri ke kanan: Panorama Kota dari [[Taman Sitti Nurbaya]], [[Museum Adityawarman]], Tagline Padang Kota Tercinta di Puncak [[Gunung Padang]],
|dasar hukum = UU Nomor 9 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|tanggal = [[19 Maret]] [[1956]]<ref name="UU"/>
Baris 28:
|pushpin_map_caption = Letak Padang di [[Indonesia]]
|coordinates_region = ID
|nama_walikota = [[Andree Algamar|Andree Harmadi Algamar]] (Pj.)<ref>https://www.hariansinggalang.co.id/berita/183709/dilantik-rabu-andree-algamar-pj-walikota-padang</ref>
|nama_wakil_walikota
|nama sekretaris daerah =
|ketua DPRD = Syafrial Kani
|luas =
|area_rank = 9
|population_rank = 19
|penduduktahun = 30 Juni [[
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|penduduk =
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|96,
|{{Tree list}}
* 2,
** 1,
** 1,
{{Tree list/end}}
|0,
|bahasa = [[bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[bahasa Minang|Minang]] (utama)<ref name="BPS"/><ref name="padangkota.bps.go.id">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kota+Padang&wid=1371000000&lang=id|last=|first=|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Padang|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=28 Agustus 2020|archive-date=2023-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230303162109/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kota+Padang&wid=1371000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>
|IPM = {{increase}} 83,29 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|sangat tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=3 November 2023}}</ref>
|kecamatan = 11
Baris 63:
}}
'''Kota Padang''' adalah [[kota]] terbesar di pantai barat [[Pulau Sumatra]] sekaligus [[daftar ibu kota provinsi di Indonesia|ibu kota]] [[provinsi]] [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini adalah pintu gerbang barat Indonesia dari [[Samudra Hindia]].<ref>{{Cite news|url=https://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah|title=Padang Ingin Kembalikan Kejayaan Indonesia sebagai Penghasil Rempah|last=Sumbar|first=Antara|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2020-06-13|date=2015-06-04|archive-date=2020-06-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200613120104/https://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah|dead-url=no}}</ref> Secara [[Geografi Kota Padang|geografi]], Padang dikelilingi perbukitan yang mencapai ketinggian 1.853 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]] dengan luas wilayah
[[Sejarah Kota Padang]] tidak terlepas dari peranannya sebagai [[rantau|kawasan rantau Minangkabau]], yang berawal dari perkampungan nelayan di muara [[Batang Arau]] lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya [[Belanda]] di bawah bendera [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC). Hari jadi kota ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari penyerangan [[loji]] Belanda di [[Pelabuhan Muara|Muara Padang]] oleh masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]]. Semasa [[penjajahan Belanda]], kota ini menjadi pusat perdagangan [[emas]], [[teh]], [[kopi]], dan [[rempah-rempah]]. Memasuki abad ke-20, ekspor [[batu bara]] dan [[semen]] mulai dilakukan melalui [[Pelabuhan Teluk Bayur]]. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]] serta jalur [[kereta api]] yang terhubung dengan kota lain di [[Sumatera Barat]].
Baris 93:
=== Masa kolonial ===
Kehadiran bangsa asing di Kota Padang diawali dengan kunjungan pelaut Inggris pada tahun 1649.<ref>{{cite book|last=Keane|first=A.H.|title=Eastern Geography: A Geography of the Malay Peninsula, Indo-China, the Eastern Archipelago, the Philippines, and New Guinea|url=https://archive.org/details/bub_gb_3HNKAAAAYAAJ|year=1892|publisher=E. Stanford}}</ref> Kota ini kemudian mulai berkembang sejak kehadiran bangsa Belanda di bawah ''[[Vereenigde Oostindische Compagnie]]'' (VOC) pada tahun 1663, yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan [[luhak]].<ref name="Freek">{{cite journal|last=Colombijn|first=Freek|title=Padang|volume=13|issue=4|year=1996|doi=10.1016/0264-2751(96)00010-8 |pages=281-288| issn=0264-2751}}</ref>
Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun [[Pelabuhan Muara|pelabuhan]] dan permukiman baru di pesisir barat Sumatra untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau. Selanjutnya pada tahun 1668, VOC berhasil mengusir pengaruh Kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatra, sebagaimana diketahui dari surat ''Regent'' Jacob Pits kepada [[Daftar Raja Pagaruyung|Raja Pagaruyung]] yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini.<ref>NA. VOC 1277. ''Mission to Pagaruyung''. fols. 1027r-v.</ref> VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17.<ref>{{Cite web |url=http://lifestyle.okezone.com/read/2011/05/16/408/457626/abad-17-kota-padang-pernah-jadi-kota-metropolitan |title=Abad 17 Kota Padang Pernah Jadi Kota Metropolitan |access-date=2014-12-26 |archive-date=2014-12-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141226094047/http://lifestyle.okezone.com/read/2011/05/16/408/457626/abad-17-kota-padang-pernah-jadi-kota-metropolitan |dead-url=no }}</ref> Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 7 Agustus 1669 terjadi pergolakan masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]] melawan monopoli VOC. Meski dapat diredam oleh VOC, peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang.<ref name="Pemda"/>
|