Ken Arok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ejaan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca)
 
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
| name = Ken Angrok
| title = Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi<br>(ꦯꦿꦷ​ꦫꦁ​ꦒꦃ​ꦫꦗꦱ​ꦨꦠꦫ​ꦱꦁ​​ꦲꦩꦸꦂꦮꦨꦸꦩꦶꦯꦿꦷꦫꦁꦒꦃꦫꦗꦱꦨꦠꦫꦱꦁꦲꦩꦸꦂꦮꦨꦸꦩꦶ)
| image = Bali-lontar-Tojan-Kénangrok.jpg
| caption = Bali-lontar-Tojan-Kénangrok.
Baris 28:
| issue-pipe =
| house = [[Rajasa]]
| father = Gajah[[Sri ParaJayamerta]]
| mother = Ken Ndok
| birth_date = 1182
Baris 39:
}}
 
'''Ken Angrok''' biasa disebut '''Ken Arok''' atau '''Sri Ranggah Rajasa'''<ref name="Candi Kidal">Marhaen,2023. https://web.archive.org/web/20221019034933/https://museum-singhasari.site/id/</ref> atau '''Sri Girinathaputra''' lahir di timur [[Gunung Kawi]] pada tahun [[1182]], wafat di istana Tumapel, [[Tumapel|Kutaraja]] pada tahun [[1227]], adalah pendiri dari [[Wangsa Rajasa]] dan [[Kerajaan Tumapel]] yang lebih dikenal dengan nama [[Kerajaan Singhasari]]. Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar '''Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi''' pada tahun [[1222]]. Menurut pararaton<ref>{{Cite book|date=2021|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-030-58292-0_160200|title=Pararaton|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-030-58291-3|pages=1014–1014}}</ref>Ken Arok adalah putra dari Ken Endog dengan Raja Jenggala [[Sri Jayamerta|Sri Maharaja Jayamerta Sang Brahmaraja Girindrattama Girinatha Wiswarupakumara]]<ref name=":1">{{Cite web|last=Unknown|title=Jenggala Dan Panjalu|url=https://siwisangnusantara.blogspot.com/2013/08/jilid-tiga-sejarah-nusantara-siwi-sang.html|website=SIWI SANG|access-date=2024-08-12|archive-date=2024-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20240812154438/https://siwisangnusantara.blogspot.com/2013/08/jilid-tiga-sejarah-nusantara-siwi-sang.html|dead-url=no}}</ref>,seorang Raja Jenggala yang mengalahkan Raja Kertajaya Kedhiri / Panjalu.
'''Ken Angrok''' biasa disebut '''Harry Kane''' atau '''Sri Ranggah Rajasa'''<ref name="Candi Kidal">
 
Marhaen,2023. https://museum-singhasari.site/id/</ref> lahir di timur [[Gunung Kawi]] pada tahun [[1182]], wafat di istana Tumapel, [[Tumapel|Kutaraja]] pada tahun [[1227]], adalah pendiri dari [[Wangsa Rajasa]] dan [[Kerajaan Tumapel]] yang lebih dikenal dengan nama [[Kerajaan Singhasari]]. Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar '''Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi''' pada tahun [[1222]]. Ken Arok adalah putra dari Arya Gajah Para seorang Wedana Blitar era kerajaan Kediri,Arya Gajah Para merupakan keturunan Arya wayahan dalem manyeneng dari kediri jawa timur berdasarkan catatan babad arya gajahpara.
== Silsilah ==
Raja Jenggala yang pada awal tahun 1194M menggempur Panjalu Kediri adalah Sri Maharaja Girindra,  ayah dari Putri Sasi Kirana.  Raja Jenggala ini disebut pula sebagai Sri Maharaja Jayamerta Sang Girindratama Girinatha wiswarupakumara,<ref name=":1" /> raja yang menganut agama Siwa. Girindra maupun Girinata artinya raja gunung. Sang Girinata juga sebutan lain bagi Dewa Siwa.
 
Selain memiliki putri bernama Sasi Kirana, Sri Maharaja Girindra ini juga memiliki seorang putra dari istri selir yang dikenal Pararaton sebagai Ken Arok.
 
== Versi Pararaton ==
Ken Arok lahir pada tahun [[1182]], sebagai putra ''Gajahbangsawan Para''<ref name=":0">Pitono, R Drs. (1965) "Pararaton", Jakarta: Penerbit Bhratara.</ref> dari Campara ([[Bacem, Sutojayan, Blitar]]) dengan seorang wanita desa Pangkur ([[Jiwut, Nglegok, Blitar]]) bernama ''Ken Ndok''.<ref name=":0" /><ref name=sukatman>Sukatman (2012) "Mitos Asal-usul Ken Arok Raja Singasari: Kajian Tradisi Lisan". Laporan Penelitian. Jember: FKIP Universitas Jember.</ref> "Gajah" adalah nama jabatan setara "Wedana" (pembantu adipati) pada era kerajaan [[Kediri]].{{fact}} Gajah Para,Beliau telah meninggal dunia saat Ken Arok masih dalam kandungan. Pada saat ibunya dibawa ke Kediri, bayi Ken Arok dibuang di sebuah pemakaman, hingga kemudian ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama ''Lembong''.<ref name=":0" />
 
Ken Arok tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri dan gemar berjudi, sehingga membebani Lembong dengan banyak hutang. Lembong pun mengusirnya. Ia kemudian diasuh oleh ''Bango Samparan'', seorang penjudi dari desa Karuman (sekarang [[Garum, Blitar]]) yang menganggapnya sebagai pembawa keberuntungan.
 
Ken Arok yang tidak betah hidup menjadi anak angkat ''Genukbuntu'', istri tua Bango Samparan dan Istri mudanya yang bernama ''Thirthaja''<ref name=":0" /> (Istri muda Bango Samparan mempunyai lima anak, yaitu Panji Bawuk, Panji Kuncang, Panji Kunal, Panji Kenengkung dan yang bungsu wanita bernama Cucupuranti),<ref name=":0" />, kemudian bersahabat dengan ''Tita'', anak kepala desa Siganggeng (sekarang [[Senggreng, Sumberpucung, Malang]]).<ref name=sukatman/> Keduanya pun menjadi pasangan perampok yang ditakuti di seluruh kawasan [[Kerajaan Kadiri]].
 
Setelah itu, Ken Arok bertemu seorang [[Brahmana]] dari [[India]] bernama '''Lohgawe''',<ref name=":0" /> yang datang ke tanah [[Jawa]] mencari titisan [[Wisnu]]. Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya.<ref name=sukatman/>