Kerajaan Sambas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Aggasimalik (bicara | kontrib) |
||
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|+<big>'''Kerajaan Sambas'''</big>
|-
|- align=center
| colspan="2" | [[Berkas:Swapraja Sambas.svg|220px]]{{br}}''Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Sambas''
Baris 32 ⟶ 30:
| style="white-space: nowrap;" | {{br}}[[1300]]{{br}}[[1300]]-[[1675]] (1 Oktober 1609 Protektorat VOC-Belanda)<ref>{{id}} Arsip Nasional Republik Indonesia, Inventaris arsip Borneo Westerafdeeling, 1609-1890 dan Borneo Zuid en Oosterafdeeling, 1664-1890, Arsip Nasional Republik Indonesia, 1986</ref> {{br}}[[1675]]
|}
'''Kerajaan Sambas kuno'''<ref>Raja Sambas merupakan sebutan untuk penguasa Tanah Sambas sebelum tahun 1675 seperti tertulis dalam [[Hikayat Banjar]] (1663)</ref>adalah negara Sambas kuno yang mula-mula berdiri sekitar abad ke 7 (''lihat'': Pupuh XII dan XIV<ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama"> {{nl}}{{cite book|first=Hendrik|last=Kern|coauthors=|title=H. Kern: deel. De Nāgarakṛtāgama, slot. Spraakkunst van het Oudjavaansch|publisher=M. Nijhoff|year=1918|isbn=}}</ref>) hingga sampai masa Kerajaan Panembahan Sambas yang berakhir sekitar tahun [[1675]] di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia.
Baris 41 ⟶ 37:
Penguasa Kerajaan Sambas bergelar Ratu atau Panembahan. [[Ratu]] merupakan gelar penguasa yang levelnya berada di bawah dari gelar Maharaja (disebut Sultan pada masa Islam). [[Panembahan]] merupakan gelar yang mulai populer sejak [[1500]] karena digunakan oleh [[Panembahan Jimbun]] (alias [[Raden Patah]]), raja pertama [[Kesultanan Demak]].
Pada mulanya negara Sambas (Kerajaan Sanujuh / Neng Rio / Nek Riuh, milik Dayak bakati utara) menjadi vazal [[Kerajaan Bakulapura]] (bawahan [[Singhasari]]). Pada masa itu Tanjung Dato menjadi perbatasan wilayah mandala Bakulapura/Tanjungpura/Sukadana dengan wilayah mandala Borneo/Brunei/Barune<ref>{{en}} {{cite book|pages=713|url=http://books.google.co.id/books?id=xmH3o3vZk2AC&dq=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&pg=PA713#v=onepage&q=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&f=false|title=Encyclopædia metropolitana; or, Universal dictionary of knowledge|first=Edward|last=Smedley|year=1845}}</ref><ref name="Malayan miscellanies">{{en}} {{cite book|author=Malayan miscellanies|pages=7|url=http://books.google.co.id/books?id=fBYIAAAAQAAJ&dq=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&pg=RA3-PA7#v=onepage&q=Tanjong%20Dato%20Tanjong%20Sambar&f=false|title=Malayan miscellanies|year=1820}}</ref>Selanjutnya negara Sambas (Kerajaan Tan Unggal) menjadi [[vazal]] [[Kerajaan Tanjungpura]] (penerus Bakulapura) yaitu provinsi [[Majapahit]] di Kalimantan.<ref>{{id}} Bambang Pramudito, Kitab Negara Kertagama: sejarah tata pemerintahan dan peradilan Kraton Majapahit, Penerbit Gelombang Pasang, 2006</ref><ref>{{Cite web|date=11 Oktober 2023|title=Kerajaan Majapahit|url=https://
Sambas terletak di antara jalur pelayaran dari Tiongkok ke Champa menuju Tuban (pelabuhan Majapahit). Sambas menjalin hubungan dengan Tiongkok pada tahun [[1407]] sejak terbentuknya pemukiman Tionghoa [[Hui]] Muslim [[mazhab Hanafi|Hanafi]] didirikan di Sambas. Pemukiman Tionghoa ini di bawah koordinator Kapten Cina di [[Champa]], tetapi sejak tahun 1436 langsung di bawah gubernur Nan King.<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9798451163|pages=61}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>
Baris 60 ⟶ 56:
== Panembahan Ratu Sapudak ==
Panembahan Ratu Sapudak adalah kerajaan hindu Jawa berpusat di hulu Sungai Sambas yaitu di tempat yang sekarang disebut dengan nama "Kota Lama". Kerajaan ini dapat disebut juga dengan nama "'''Panembahan Sambas'''". Ratu Sapudak adalah Raja Panembahan ini yang ke-3, Raja Panembahan ini yang ke-2 adalah Abangnya yang bernama Ratu Timbang Paseban, sedangkan Raja Panembahan ini yang pertama adalah Ayah dari Ratu Sapudak dan Ratu Timbang Paseban yang tidak diketahui namanya. Ratu adalah gelaran itu Raja laki-laki di Panembahan Sambas dan juga di Kerajaan Majapahit.<ref>{{Cite web|date=11 Oktober 2023|title=Kerajaan Majapahit|url=https://
| pages= 290
| url= https://books.google.co.id/books?id=w7A9AAAAIAAJ&pg=PA290&dq=Pangeran-Natta&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHppWL5b7oAhWZWX0KHZZKAYIQ6AEIeTAJ#v=onepage&q=Pangeran-Natta&f=false
Baris 232 ⟶ 228:
== Hubungan Kerajaan Ratu Panembahan Sambas dan Kesultanan Banjar sampai abad ke-17 ==
Menurut [[Kakawin Nagarakretagama]] yang ditulis tahun [[1365]] menyebutkan [[Sambas]] sebagai salah satu negeri di provinsi Tanjungnagara (beribu kota di [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]]) yang telah ditaklukan [[Kerajaan Majapahit]] oleh [[Gajah Mada]].<ref>{{Cite web|date=11 Oktober 2023|title=Kerajaan Majapahit|url=https://
=== Abad XIV ===
Baris 263 ⟶ 259:
Sedangkan pada masa pemerintahannya, '''Kesultanan Sambas yang berdiri sejak tahun sekitar tahunn 1675 M, tidak pernah tunduk / bernaung kepada pihak-pihak kekuasaan manapun baik itu Kerajaan lainnya di Nusantara ini ataupun pihak Kolonial Eropa hingga kemudian pada masa Sultan Sambas ke-10 yaitu Sultan Umar Akamaddin III (tahun 1831 M)''', kekuasaan Kolonial Hindia Belanda mulai memengaruhi pemerintahan Kesultanan Sambas hingga masa kemerdekaan RI.
Bahkan '''Kesultanan Sambas''' sempat menjadi '''Kerajaan terbesar''' di wilayah Kalimantan Barat selama sekitar '''100 tahun''' yaitu dari awal abad ke-18 (tahun 17-an) hingga awal abad ke-19 (tahun 18-an), baru kemudian setelah Hindia Belanda mulai berkuasa di wilayah Kalimantan Barat, '''Kejayaan Kesultanan Sambas''' mulai meredup dan kemudian kebesaran Kesultanan Sambas itu digantikan oleh '''Kesultanan Pontianak.'''<ref>{{Cite web|date=14 Maret 2024|title=Kerajaan Pontianak|url=https://
Peta wilayah yang ditunjukkan di awal halaman ini adalah batas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas dari masa Sultan Sambas ke-4 yaitu Sultan Abubakar Kamaluddin (1730) hingga berakhirnya masa pemerintahan Kesultanan Sambas dengan bergabung kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950. Bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas tersebut diatas kemudian pada tahun 1956 dijadikan sebagai wilayah Kabupaten Sambas yang berlangsung selama sekitar 44 tahun hingga kemudian pada tahun 2000 wilayah Kabupaten Sambas itu dimekarkan menjadi 2 Kabupaten dan 1 Kota yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang seperti yang ada sekarang (2012. Jadi bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas sekarang menjadi wilayah dari 2 Kabupaten dan 1 Kota yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sambas yang sejak berpuluh tahun oleh masyarakat di wilayah ini di kenal dengan sebutan populer yaitu "SINGBEBAS" singkatan dari Singkawang, Bengakayang dan Sambas wilayah-wilayah inilah yang dahulu merupakan wilayah kekuasaan KESULTANAN SAMBAS. (Sumber: '''1. Arsip Nasional RI, Jakarta, 2. Silsilah Kesultanan Sambas, 3. Berita Daerah Provinsi Kalimantan Barat tahun 1956''')
|