Wangsa Goparana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adding the picture of person that's mentioned in the page Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(10 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
[[Dalem Wangsa Goparana]] atau Raden Aria Wangsa Goparana (Sunan Sagalaherang) adalah putra [[Sunan Wanaperih]] yang merupakan raja di [[Kerajaan Talaga Manggung]] sekitar abad ke-16 Masehi. Sunan Wanaperih adalah putra sulung dari Prabu Pucuk Umum dan Ratu Sunyalarang. Prabu Pucuk Umum atau Raden Rangga Mantri merupakan keturunan Raja Pajajaran [[Prabu Siliwangi]] atau [[Sri Baduga Maharaja]], sedangkan Ratu Sunylarang merupakan saudari sebapak dengan Nyai Ratu Pucuk Umun, istri dari Pangeran Santri dan ibu dari [[Prabu Geusan Ulun]], penguasa [[Kerajaan Sumedang Larang]], sehingga Sunan Wanaperih merupakan sepupu satu kakek dengan Prabu Geusan Ulun.
Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji kemudian digantikan oleh puteranya, Apun Surawijaya, yang memindahkan pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pasanggrahan Segalaherang TMnr 60016167.jpg|jmpl|Sagalaherang di tahun 1920]]
Tidak meneruskan jejak ayahnya sebagai raja di Talaga Manggung, Dalem Wangsa Goparana memilih pindah ke [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]] Subang untuk menyebarkan agama Islam, kelak keturunannya ada yang menjadi bupati seperti [[Wira Tanu I|Jayasasana]] (Raden Wira Tanu I) yang mendiami wilayah Cikundul atau [[Cikalongkulon, Cianjur|Cikalongkulon]] dan merupakan Bupati sekaligus perintis pemukiman wilayah Cianjur.
[[Dalem Wangsa Goparana]] merupakan murid dari [[Sunan Gunung Jati]] yang menjadi tokoh kunci penyebaran agama Islam di wilayah Subang dan sekitarnya. Sekitar tahun 1530 Masehi ia mengadakan perjalanan dalam rangka menyebarkan agama Islam, wilayah penyebaran agama Islam yang didatanginya di antaranya Subang, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi dan Limbangan. Menurut cerita rakyat, Dalem Wangsa Goparana diyakini merupakan tokoh perintis pemukiman di [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]] dan bahkan dipercaya sebagai pemberi nama wilayah Sagalaherang sehingga dia juga dikenal sebagai penguasa Sagalaherang
== Keturunan ==
Baris 26:
Dalem Tumenggung Yudanegara, atau Raden Tumenggung Aria Yudanegara (kadang disebut Yudanagara), adalah salah satu putra Dalem Wangsa Goparana yang lahir sekitar abad ke-16 Masehi dan dikenal dalam melanjutkan perjuangan ayahnya menyebarkan agama Islam dan memimpin wilayah Sagalaherang.
Keturunan Dalem Tumenggung Yudanegara tersebar di Subang, Bandung, dan wilayah lain di Jawa Barat. Dalem Tumenggung Yudanegara berputra Rd. Aria Tjakrayudha berputra Rd. Aria Tjakradiprana berputra Rd. Aria Judasesana berputra Rd. Rangga Brajadinata I berputra Rd. Ngabehi Indrakusumah berputra
Panembahan Rangga Aria Madamadia atau Raden Ngabehi Madamadia (kadang disebut Mahamadia) beristrikan Nyi Mas Tedjakusumah binti Kyai Patih Soeradimerta dan memiliki dua belas putra, empat di antaranya yaitu:
# Raden Rangga Martayuda (Demang Batu Sirap)
# Raden Prawiradiredja
# Raden Martadiredja
#
== Raden Astadipoera ==
[[File:Rd. Mohammad Rizki Luthfiah Aziz.jpg|thumb|
Keturunan Raden Mastawadana Mertawadana tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat dan di luar Jawa Barat. Salah satu garis keturunan vertikal ke bawah adalah bahwa Raden Mastawadana Mertawadana berputra Raden Astadipoera berputri Nji Raden Arseha (bersuamikan Raden Mas Kertawidoera bin Raden Mas Kertadipradja, pernah menjadi Demang di Pamanukan, Ciasem dan Sagalaherang. Ayahnya juga pernah menjadi Demang Pamanukan) berputra Rd. Supena Bratawidura (pernah mejadi [[Wedana]] di Cikalongwetan Bandung dan Balaraja Tangerang) berputra Nji Raden Nina Herlina (bersuamikan Letkol Pol. Raden Hasan Mustafa bin Raden Arfat Ranuatmaja, Perwira Polri yang juga Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung) berputra enam, di antaranya NR. Tia Fitriani (bersuamikan H. Muharam, berputra Raden Mohammad Rizki Luthfiah Aziz dan Raden Hasna Hanifah Salsabila) dan NR. Rini Iriani (bersuamikan H. Djuhara Rachmat berputra Raden Azka Naufal dan Raden Aghnia Amalia Muthia).<ref>{{Cite web|last=Bratawidura|first=Raden Supena|date=1969-02-12|title=Riwajat hidup R. Supena Bratawidura keturunan dari Ibu|url=https://www.geni.com/|website=www.geni.com|access-date=2024-04-05}}</ref>▼
▲
▲[[File:Rd. Mohammad Rizki Luthfiah Aziz.jpg|thumb|Foto Rd. Mohammad Rizki Luthfiah Aziz yang diambil pada tahun 2024]]
== Referensi ==
|