Kerajaan Karangasem: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Saya setuju dengan perubahan yang dilakukan @Bukan Kaos Kaki (2)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tsabit Mustafid (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
 
(20 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tambah rujukan}}
{{Rapikan}}
{{Infobox Former Country
|native_name = ᬓᬭᬗᬲᭂᬫ᭄<br>''Karang Semadi''
Baris 23 ⟶ 25:
|event_start =
|event_end = Ditaklukkan [[Hindia Belanda]]
| image_map = KarangasemAMH-6424-NA KingdomMap atof itsBali peakand Lombok.jpg
| image_map_caption = Wilayahpeta ekspansipulau terluasLombok Kerajaandan Bali yang dibuat oleh Belanda pada tahun 1718 ketika Karangasem memerintah di pulaubagian Bali.<refbarat pulau name="karangasem6"/>Lombok
|capital = [[Amlapura]]
|common_languages = [[Bahasa Bali|Bali]] (Utama)
Baris 38 ⟶ 40:
}}
 
'''Kerajaan Karangasem''' ({{lang-ban|ᬓᬭᬗᬲᭂᬫ᭄|translit=Krajaan Karaṅasĕm}}) adalah salah satu kerajaan maritim [[Hindu]] yang berdiri pada abad ke-17 di bagian timur [[Pulau Bali]]. Pada masa kejayaannya, Kerajaankerajaan Karangasem pernah menguasai [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]] hingga [[Kabupaten Jembrana|Jembrana]] di barat dan bahkan memperluasmemiliki wilayah kekuasaan hingga [[Pulau Lombok]], danbahkan pada sempatakhirnya menguasai keseluruhan pulau ini pada tahun [[1839]].<ref name="Keurs">[http://books.google.com/books?id=pOgsuCFVmOgC&pg=PA190 ''Colonial collections revisited'' By Pieter ter Keurs p.190''ff'']</ref><ref name="Ooi">[http://books.google.com/books?id=QKgraWbb7yoC&pg=PA790 ''Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ..., Volume 3'' by Keat Gin Ooi p.790''ff'']</ref><ref name="Lansing">[http://books.google.com/books?id=3zfVsO28NsYC&pg=PA20 ''Priests and programmers'' by John Stephen Lansing p.20]</ref>. Setelah ditaklukkan [[Belanda]] pada tahun [[1894]], kerajaan ini berada di bawah kekuasaan pemerintah [[Hindia Belanda]]. Setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]], Kerajaan Karangasem berstatus sebagai [[Kabupaten Karangasem|Daerah Tingkat II Karangasem]] dalam pemerintahan [[Provinsi Bali]].<ref name="karangasem6">[http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2011/02/sejarah-kerajaan-karangasem.html Sejarah Kerajaan Karangasem]</ref>
 
== Sejarah ==
=== Asal nama ===
Nama Karangasem sebenarnya berasal dari kata '''Karang Semadi'''. Beberapa catatan yang memuat asal-muasal nama '''karangasem''' adalah seperti yang diungkapkan dalam Prasasti Sading C yang terdapat di Geria Mandara, [[Munggu, Mengwi, Badung|Munggu, Badung]]. Lebih lanjut diungkapkan bahwa Gunung Lempuyang di timur laut [[Amlapura]], pada mulanya bernama ''Adri Karang'' yang berarti Gunung Karang.
 
Pada prasasti tersebut diceritakan, bahwa pada tahun ''1072 Saka'', ''tanggal 12 bulan separo terang'', ''Wuku Julungwangi di bulan Cetra'', Bathara Guru menitahkan salah satu puteranya Sri Maharaja Jayasakti atau Hyang Agnijaya untuk turun ke [[Bali]]. Tugas yang diemban seperti dikutip dalam prasasti berbunyi ”''...gumawyeana Dharma rikang Adri Karang maka kerahayuan ing Jagat Bangsul...''”, yang artinya ”datang ke Adri Karang membuat Pura (Dharma) untuk memberikan keselamatan lahir-batin bagi Pulau Dewata”.
 
Hyang Agnijaya diceritakan datang bersama dengan saudara-saudaranya yaitu Sambhu, Brahma, Indra, dan Wisnu di Adri Karang (Gunung Lempuyang di sebelah timur laut kota [[Amlapura]]). Gunung Lempuyang dipilih Bathara Guru sebagai tempat untuk menyebarkan kasih-Nya bagi keselamatan umat manusia.
 
Dalam penelitian sejarah keberadaan pura, ''Lempuyang'' dihubungkan dengan kata ''lampu'' yang artinya terpilih, dan ''Hyang'' yang berarti Tuhan (Bathara Guru, Hyang Parameswara). Di Adri Karang inilah Hyang Agnijaya membuat Pura Lempuyang Luhur sebagai tempat bersemadi
(''Karang Semadi''). Lambat laun nama ''Karang Semadi'' ini berubah menjadi ''Karangasem''.<ref name="karangasem6">[http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2011/02/sejarah-kerajaan-karangasem.html Sejarah Kerajaan Karangasem]</ref>
 
=== Berdirinya Kerajaan Karangasem ===
Pada abad ke-16 sampai abad ke-17, Karangasem berada di bawah kekuasaan [[Gelgel, Klungkung, Klungkung|Kerajaan Gelgel]], dengan rajanya I Dewa Karangamla yang berkedudukan di Selagumi (Balepunduk). I Dewa Karangamla menikahi janda I Gusti Arya Batanjeruk, patih kerajaan yang melakukan pemberontakan dan dibunuh di Desa Bungaya, dengan syarat bahwa setelah pernikahan keduanya, kelak anak dari janda Batanjeruklah yang menjadi penguasa. Syarat ini disetujui dan kemudian keluarga I Dewa Karangamla berpindah dari Selagumi ke Batuaya. I Dewa Karangamla juga mempunyai putra dari istrinya yang lain bernama I Dewa Gde Batuaya. Penyerahan kekuasaan kepada putra dari janda Batanjeruk inilah menandai awal mula berdirinya Kerajaan Karangasem yang dipegang oleh Dinasti Batanjeruk.<ref name="karangasem6"/>
 
=== Penaklukan Buleleng dan Lombok serta Penaklukkan Karangasem oleh Belanda ===
{{utama|Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem}}
[[Berkas:Officers of the Lombok expedition in 1894.jpg|jmpl|ka|245px|Para pemimpin yang terlibat perang di Lombok tahun [[1894]]: Anak Agung Ketut Karangasem, Mayor Jenderal P.P.H. van Ham,<ref name="Keurs"/> Mayor Jenderal J.A. Vetter (komandan),<ref name="Keurs"/> Residen M.C. Dannenbargh, dan Gusti Gede Jelantik.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Heer Djilantik en Heer Bagoes Djilantik Karang Asem Oost-Bali TMnr 10001920.jpg|jmpl|ka|220px|Gusti Gede Jelantik dan putranya, Gusti Bagus Jelantik, di Puri Agung Karangasem (sekitar tahun [[1900]]-an).]]
 
Setelah Raja I Gusti Anglurah Ketut Karangasem wafat, pemerintahan Kerajaan Karangasem dipegang oleh I Gusti Gede Karangasem (Dewata di Tohpati) antara tahun [[1801]]-[[1806]]. Pada saat itu wilayah Kerajaan Karangasem semakin besar yang meluaskan kekuasaannya sampai ke Buleleng dan Jembrana.<ref name="karangasem6"/> Setelah wafat, I Gusti Gede Ngurah Karangasem digantikan oleh putranya bernama I Gusti Lanang Peguyangan yang juga dikenal dengan nama I Gusti Gede Lanang Karangasem.
 
Kemenangan [[Kerajaan Buleleng]] melawan kekuasaan Kerajaan Karangasem menyebabkan raja Karangasem, I Gusti Lanang Peguyangan, menyingkir dan saat itu Kerajaan Karangasem berbalik dikuasai oleh raja Buleleng, I Dewa Pahang. Kekuasaan akhirnya dapat direbut kembali oleh I Gusti Lanang Peguyangan. Pemberontakan seorang ''punggawa'' kerajaan yang bernama I Gusti Bagus Karang pada tahun [[1827]] berhasil menggulingkan I Gusti Lanang Peguyangan sehingga melarikan diri ke [[Lombok]], dan tahta Kerajaan Karangasem dipegang oleh I Gusti Bagus Karang.
 
Ketika I Gusti Bagus Karang gugur dalam menyerang [[Lombok]], pada saat yang sama raja Buleleng, I Gusti Ngurah Made Karangasem, berhasil menaklukan Karangasem dan mengangkat menantunya I Gusti Gede Cotong menjadi
 
== Sejarah ==
Baris 122 ⟶ 99:
 
== Daftar raja ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Radja van Karangasem in uniform voor het gebouw Maskerdam TMnr 10001916.jpg|jmpl|ka|230px|[[I Gusti Bagus Jelantik|Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem]] saat berada di Balai Maskerdam, bangunan utama Puri Agung Karangasem, tahun [[1949]].]]
* Gusti Nyoman Karang (1600)<ref name="karangasem6"/>
* Anglurah Ketut Karang
Baris 140 ⟶ 117:
* Gusti Gede Oka (sebagai penguasa bawahan, 1850-1890)
* Gusti Gede Jelantik (1890–1908)
* [[I Gusti Bagus Jelantik|Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem]] (1908-1966)
* Anak Agung Agung Made Jelantik (sebagai kepala keluarga besar Puri Agung Karangasem, (1967-2007)<ref>{{Cite web |url=http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/djelantik.html |title=Seniman Tari: A.A.M. Djelantik |access-date=2015-08-15 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924113220/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/djelantik.html |dead-url=yes }}</ref>
* Anak Agung Agung Gede Putra Agung (sebagai kepala keluarga besar Puri Agung Karangasem, (2009-2023)<ref>{{Cite web |url=http://purikarangasem.com/puri/article/proff_putra_agung_crowned_as_the_new_raja |title=Proffessor Dr. Putra Agung crowned as the New Raja |access-date=2015-08-15 |archive-date=2018-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180617140451/http://purikarangasem.com/puri/article/proff_putra_agung_crowned_as_the_new_raja |dead-url=yes }}</ref>
 
== Galeri ==