Sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 114.122.68.69 (bicara) ke revisi terakhir oleh Serigala Sumatera
Tag: Pengembalian
→‎Etimologi: menambah konten
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
|population_as_of = 2018
|density_km2= 96
|ethnic_groups = [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], dan lain-lain
|map_caption=Pulau Sumatra di Indonesia
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]])
}}
'''Sumatra''' (bentuk tidak baku: '''Sumatera'''){{efn|Dalam ''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]'' telah disebutkan bahwa {{lang|id|'''Sumatra'''}} adalah ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia;<ref>{{Citecite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumatra|title={{urlencode:Sumatra – KBBI Daring|trans-WIKI}}|title=EntriArti untukkata "Sumatra" dalam versi daring dari ''Kamus Besar Bahasa Indonesia''|languagewebsite=id[[KBBI Daring]]|publisherdepartment=[[KementerianBadan Pendidikan, Kebudayaan, Riset,Pengembangan dan TeknologiPembinaan RepublikBahasa]], Indonesia[[Kemendikbud]]|websiteaccess-date=kbbi.kemdikbud.go.id24 Juni 2024}}</ref> Namun, secara populer dieja dalam bahasa Indonesia yang tidak baku sebagai {{lang|id|''Sumatera''}}.}} adalah [[pulau]] [[Daftar pulau menurut luas wilayah|keenam terbesar di dunia]] yang terletak di [[Indonesia]], dengan luas 473.481&nbsp;km². Penduduk yang tinggal di pulau ini sekitar 57.940.351 jiwa (sensus 2018)<ref name='makalahislam'>https://www.britannica.com/list/the-largest-islands-in-the-world</ref>. Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu ''Pulau Percha'', ''Andalas'', atau ''Suwarnadwipa'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "pulau emas"). Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
 
'''Sumatra''' (bentuk tidak baku: ''Sumatera''){{efn|Dalam ''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]'' telah disebutkan bahwa {{lang|id|'''Sumatra'''}} adalah ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia;<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumatra|title=Sumatra – KBBI Daring|trans-title=Entri untuk "Sumatra" dalam versi daring dari ''Kamus Besar Bahasa Indonesia''|language=id|publisher=[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]]|website=kbbi.kemdikbud.go.id}}</ref> Namun, secara populer dieja dalam bahasa Indonesia yang tidak baku sebagai {{lang|id|''Sumatera''}}.}} adalah [[pulau]] [[Daftar pulau menurut luas wilayah|keenam terbesar di dunia]] yang terletak di [[Indonesia]], dengan luas 473.481&nbsp;km². Penduduk yang tinggal di pulau ini sekitar 57.940.351 jiwa (sensus 2018)<ref name='makalahislam'>https://www.britannica.com/list/the-largest-islands-in-the-world</ref>. Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu ''Pulau Percha'', ''Andalas'', atau ''Suwarnadwipa'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "pulau emas"). Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
 
== Etimologi ==
AsalMenurut [[Hamka]], asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaankata ''Samudra'' dari nama [[Kesultanan SamudraSamudera Pasai|Samudra]] (yang terletak di pesisir timur [[Aceh]]). DiawaliNama denganini bersumber dari catatan kunjunganoleh [[Ibnu Batutah]], petualang asal [[Maroko]] ke negeri tersebut pada tahun [[1345]],. diaDia melafalkan kata ''Samudra'' menjadi ''Shumathra'', karena ketidakmampuannya dalam membaca huruf dalam [[Bahasa Sanskerta|Bahasa Sansekerta]]<ref>{{Cite book|last=Hamka (|date=1950) ''[|url=https://ia803101.us.archive.org/17/items/hamkasedjarahislamdisumaterazlib.org1/%5BHamka%5D_Sedjarah_Islam_di_Sumatera%28z-lib.org%29%20%281%29.pdf |title=Sedjarah Islam di Sumatera|location=Medan|publisher=Pustaka Nasional|pages=7|language=id|url-status=live}}</ref> Akan tetapi, [[Nicolaas Johannes Krom]] menyatakan bahwa kata Sumatera berasal dari kata ''Sumatrabhumi'' Medanyang :merupakan Pustakavariasi Nasionaldari ''[[Suvarnabhumi|Suwarnabhumi]].'' halPenggunaan 7</ref>kata danini kemudianmengalami menjadibeberapa variasi kata seperti ''SumatraSiometra'', selanjutnya''Sumutra'' nama''Samudra, iniSamatra, Sciamuthera'' yang tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan orang Eropa seperti orang [[Imperium Portugal|Portugis]], untuk dirujuk pada pulau ini,dan sehinggaorang kemudian dikenal meluas sampai sekarang[[Venesia]].<ref>Nicholaas Johannes{{Cite journal|last=Krom,|first=N. ''J.|date=1941|title=De Naam Sumatra'',|url=https://www.jstor.org/stable/20770508|journal=Bijdragen BKI,tot 100de Taal-, 1941.Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië|volume=100|pages=5–25|issn=1383-5408}}</ref>
 
Nama asli Sumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah ''Pulau Ameh'' ([[bahasa Minangkabau]], berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita [[Cindua Mato]] dari [[Minangkabau]]. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatra. Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref>{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
Baris 57 ⟶ 56:
== Sejarah ==
 
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal. Kerajaan '''Haru,''' sebuah kerajaan [[Suku Karo|Karo]] yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatera Utara]] dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara [[Selat Malaka]].
 
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
 
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
Baris 66 ⟶ 67:
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]] maupun [[Katolik]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir termasuk sebagian wilayah lainya di [[Sumatera Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]] dan [[Konghucu]] utamanya dianut oleh orang-orang Tionghoa.
 
Berikut adalah 118 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
Baris 77 ⟶ 78:
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang,Suku Asal Sumatera Lain)
|12.308.609
|-
|43
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|34
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|4
|Suku Asal Sumatera Selatan
|4.826.272
|-
|5
|[[Suku Melayu]]
|4.016.182
|-
|6
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku MelayuSunda]]
|1.231.888
|-
|7
|Suku Asal Sumatera LainnyaLampung
|21.086109.804601
|-
|8
|[[Suku Asal JambiNias]]
|1.379021.351267
|}
 
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
 
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[Sumatera Selatan]]). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat di [[Sumatera Barat]]. Jalur ini menghubungkan antara kota [[Padang]] dengan [[Sawah Lunto]] dan kota Padang dengan kota [[Pariaman]]. Semasa kolonial Belanda hingga tahun [[2001]], jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun [[2006]], pemerintah provinsi Sumatera Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
 
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
 
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh ([[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]]), Medan ([[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]]), Padang ([[Bandara Internasional Minangkabau]], Batam ([[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]]), Tanjungpinang ([[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]]) dan Palembang ([[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Batam Centre (Batam), Bulang Linggi (Bintan), Sri Bintan Pura (Tanjungpinang) dan Bakauheni (Lampung).
 
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapa [[sawit]], [[tembakau]], [[minyak bumi]], [[timah]], [[bauksit]], [[batu bara]] dan [[gas alam]]. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
 
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Lahat (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen.
* Sawahlunto (Sumatera Barat), menghasilkan batubara.
 
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
 
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
|Suku# Asal[[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[Sumatera Barat]]
 
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[Laut Andaman]], di timur dengan [[Selat Malaka]], di sebelah selatan dengan [[Selat Sunda]] dan di sebelah barat dengan [[Samudra Hindia]]. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain [[Sungai Asahan|Asahan]] ([[Sumatera Utara]]), [[Sungai Siak]] ([[Riau]]), [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] ([[Sumatera Barat]], Riau), [[Batang Hari]] (Sumatera Barat, [[Jambi]]), [[Sungai Musi|Musi]], [[Sungai Ogan|Ogan]], [[sungai Lematang|Lematang]], [[Sungai Komer
 
== Sejarah ==
 
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal. Kerajaan '''Haru,''' sebuah kerajaan [[Suku Karo|Karo]] yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatera Utara]] dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara [[Selat Malaka]].
 
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
 
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
 
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir Sumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti [[Medan]], [[Batam]],[[Pekan Baru]], [[Palembang]] dan [[Bandar Lampung]], banyak bermukim etnis pendatang seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[India-Indonesia|India]]. Mata pencaharian penduduk Sumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
 
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]] maupun [[Katolik]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir termasuk sebagian wilayah lainya di [[Sumatera Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]] dan [[Konghucu]] utamanya dianut oleh orang-orang Tionghoa.
 
Berikut adalah 8 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Suku Bangsa
!Jumlah
|-
|91
|[[Suku Jawa]]
|15.239.275
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang,Suku Asal Sumatera Lain)
|12.308.609
|-
|3
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|4
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|5
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|107
|Suku Asal Lampung
|1.109.601
|-
|118
|[[Suku Nias]]
|1.021.267