Masjid Agung Jawa Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ~
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building
| image = Great Mosque of Central Java, aerial view.jpg
| caption = MasjidPemandangan Agungmasjid Jawadari Tengahudara dari Menara Al Husna
| building_name = Masjid Agung Jawa Tengah<br />{{lang|ar|الجامع الكبير جاوة الوسطى}}<br />{{jav|ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦄꦒꦼꦁ​​ꦗꦮꦶ​ꦩꦢꦾꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦄꦒꦼꦁꦗꦮꦶꦩꦢꦾ}}<br>{{sub|Masjid Agêng Jawi Madya}}
| location = [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| province =
Baris 21:
}}
 
'''Masjid Agung Jawa Tengah''' ({{lang-jv|ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦄꦒꦼꦁ​​ꦗꦮꦶ​ꦩꦢꦾꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦄꦒꦼꦁꦗꦮꦶꦩꦢꦾ|Masjid Agêng Jawi Madya}}) adalah masjid yang terletak di [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai secara keseluruhan pada tahun 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektare. Masjid Agung diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah.
Baris 28:
Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari [[Masjid Kauman Semarang]]. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu jejak keberadaannya. Raibnya banda wakaf Masjid Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di [[Kabupaten Demak|Demak]] lewat PT Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
 
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu akhirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Kauman Semarang yang telah kembali.
 
Pada tanggal 6 Juni 2001, [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]] membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis. Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan: status tanah, persetujuan pembiayaan dari [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah|APBD]] oleh [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah|DPRD]] Jawa Tengah]], serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
 
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan [[Daftar Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama]] [[Said Agil Husin Al Munawar|Said Agil Husen al-Munawar]], [[Sahal Mahfudh|Sahal Mahfudz]] dan [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]], [[Mardiyanto]]. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari negara-negara sahabat, yaitu [[Arab Saudi]], [[Uni Emirat Arab]], [[Qatar]], [[Kuwait]], [[Mesir, Palestina]], dan Abu Dhabi[[Palestina]]. Dengan demikian mata dan perhatian Dunia Internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
 
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Masjid dengan luas area tanah 10 ha dan luas bangunan induk untuk salat 7.669 meter² secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp. 198.692.340.000.
 
Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 November 2006, tetapi masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah [[Salat Jumat]] untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan [[Khatib]] Drs. H. M. Chabib Thoha, M.A. (Kakanwil [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Depag]] [[Jawa Tengah]]).
 
== Arsitektur ==
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural campuran [[Jawa]], [[Arab Saudi|Arab]], dan [[Romawi Kuno|Romawi]]. Diarsiteki oleh Ir. H. Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta yang memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001. Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
 
Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar-pilar bergaya [[Koloseum]] di [[Roma]] dihiasi kaligrafi [[kaligrafi]] yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rasul, di gerbang ditulis dua kalimat [[syahadat]], pada bidang datar tertulis [[abjad Jawi]] “Sucining Guno Gapuraning Gusti“.
Baris 45:
Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.
 
Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau (''Al Husna Tower'') yang tingginya 99 meter. Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam) dan pemancar [[TVKU (Semarang)|TVKU]]. Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai [[Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah|Museum Kebudayaan Islam]], dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi 5 teropongteleskop yang bisa melihat kotaKota Semarang. Pada awal [[Ramadan]] 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat [[Hisab dan rukyat|Rukyatul]] [[Hilal]] oleh Tim Rukyat Jawa Tengah dengan menggunakan [[teleskop]] canggih dari [[Observatorium Bosscha]].
 
== Fasilitas ==
Di dalam area MAJT terdapat Menara Asma Al-Husna Setinggisetinggi 99 Metermeter terdiri dari: lantai 1 untuk studio Radio DAIS MAJT dan pemancar [[TVKU (Semarang)|TVKU]], lantai 2 untuk museum[[Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah]], Lantai 18 rumah makan berputar, lantai 19 Gardugardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempattempat rukyat al-hilal. Sejak Juni 2017, masjid ini telah memiliki sebuah stasiun televisi yakni [[MAJT TV Semarang|MAJT TV]] yang siarannya bekerjasama dengan TVKU.<ref>{{cite web|url=http://berita.suaramerdeka.com/gandeng-tvku-majt-tv-segera-uji-coba-siaran/|title=Gandeng TVKU, MAJT-TV Segera Ujicoba Siaran|date=8 Januari 2017|publisher=[[Suara Merdeka]]|access-date=2017-06-29|archive-date=2017-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20170425185433/http://berita.suaramerdeka.com/gandeng-tvku-majt-tv-segera-uji-coba-siaran/|dead-url=yes}}</ref>
 
Area serambi Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di [[Masjid Nabawi]], Tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik dibuka setiap [[Salat Jumat]], [[Idulfitri]] dan [[Iduladha]] dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, tetapi jika pengunjung ada yang ingin melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid.