Jawa Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k Mengembalikan suntingan 26346195 oleh 2404:C0:2420:0:0:0:AC89:F122 (bicara) Tag: Pembatalan |
||
(25 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{pp-vandalism|small=no}}{{coor title dm|6|58|S|110|7|E|region:ID_type:adm1st|display=title}}
{{Kotakinfo provinsi
|
| translit_lang1_type2 = [[Bahasa Jawa|Alfabet Jawa]]▼
| translit_lang1_info2 = Jawi Madya▼
▲| translit_lang1 = bahasa Jawa
|
▲| translit_lang1_type1 = [[Abjad Pegon|Pegon]]
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;▼
▲| translit_lang1_info1 = '''جاوي مـديا'''
|perrow = 1/2/2/2▼
▲| motto = ''Prasetya ulah sakti bhakti praja''<br/>{{small|{{jv}} Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara}}
▲|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|caption1=<center>[[Candi Borobudur]]
▲|perrow = 1/2/2/2
|image2=Candi Sewu, Central Java, Indonesia, 20220818 1346 9224.jpg
▲|image1=Borobudur Temple.jpg
|caption2=<center>[[Candi Sewu]]
|image3=
|caption3=<center>[[Keraton Surakarta Hadiningrat]]
|image4=Baturraden - Purwokerto, 2015-03-23.jpg
|caption4=<center>[[Lokawisata Baturraden|Baturraden]]
|image5=
|image6=Lawang sewu (2013).jpg▼
|caption5=<center>[[Telaga Warna (Dieng)|Telaga Warna]] di [[Dataran tinggi Dieng|Dieng]]
|caption6=<center>[[Lawang Sewu]]
|image7=Kali Surayu.jpg
|caption7=<center>[[Sungai Serayu]]
}}
|bendera = Flag of Province of Central Java.svg
|lambang
|peta
▲| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1945|8|19}}
▲| dasar hukum = UU No. 10 Tahun 1950
▲| ibukota = [[Kota Semarang]]
▲| kota besar = {{collapsible list|
* [[Kota Surakarta]]
* [[Kota Pekalongan]]
Baris 35 ⟶ 39:
* [[Kota Tegal]]
}}
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|97,26% [[Islam]]
|{{Tree list}}
Baris 58 ⟶ 62:
{{Tree list/end}}
|0,14% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,04% [[Hindu]] |0,02% Kepercayaan |0,01% [[Konghucu]]<ref name="JATENG"/>}}
|
|
|
|
024 - Semarang, Ungaran, Demak (Mranggen, Sayung)|
0271 - Surakarta (Solo), Kartasura, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, sebagian Boyolali|
Baris 88 ⟶ 92:
0299 - Nusakambangan|
0356 - Rembang bagian Timur (wilayah yang berbatasan dengan Tuban)}}
|
|
|G (eks-[[Keresidenan Pekalongan]])
|H (eks-[[Keresidenan Semarang]])
Baris 97 ⟶ 101:
|AD (eks-[[Keresidenan Surakarta]])
}}
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Provinsi Jawa Tengah''' (disingkat '''Jateng'''
Provinsi ini berbatasan dengan [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] di sebelah barat, [[Samudra Hindia]] beserta [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] di sebelah selatan, [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] di sebelah timur dan [[Laut Jawa]] di sebelah utara. Luas total wilayahnya 32.800,69 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi [[Pulau Nusakambangan]] di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan [[Jawa Barat]]), serta [[Kepulauan Karimun Jawa]] di [[Laut Jawa]].
Pengertian ''Jawa Tengah'' secara geografis dan budaya juga mencakup wilayah [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] secara [[de facto]], yang masih satu teritorial dengan Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah bagian tengah dikenal sebagai pusat [[budaya Jawa]]. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti == Sejarah ==
Baris 176 ⟶ 182:
=== Perwakilan ===
==== Perwakilan Provinsi ====
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah}}
==== Perwakilan Nasional ====
{{utama|Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2024–2029#Jawa_Tengah}}
{{lihat pula|Daftar daerah pemilihan nasional Indonesia}}
Jawa Tengah memiliki 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke [[DPR]] RI dan empat wakil ke [[DPD]].
== Demografi ==
Baris 196 ⟶ 206:
Mayoritas penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah [[Suku Jawa]]. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota [[Kota Surakarta|Surakarta]] terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah [[Tionghoa]], terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya, mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita rasakan saat berada di kota [[Semarang]] serta kota [[Lasem]] yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah, bahkan [[Lasem]] dijuluki ''Le Petit Chinois'' atau Kota Tiongkok Kecil.
Di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan [[Jawa Barat]] juga terdapat banyak orang beretnis [[suku Sunda|Sunda]]. Mereka mendiami wilayah [[Kabupaten Brebes|Brebes]] bagian selatan, [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] bagian barat dan utara serta sebagian kecil wilayah [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] tepatnya di Dusun Cijurig, [[Dermaji, Lumbir, Banyumas|Desa Dermaji]], [[Kecamatan Lumbir]]. Jawa Tengah bagian barat seperti Cilacap bagian barat , Brebes bagian barat sungai pemali dan sebagian Banyumas dahulu dalam sejarahnya termasuk kedalam wilayah [[Kerajaan Sunda Galuh]] menyebabkan banyak unsur [[budaya Sunda]] yang tersisa didalamnya, termasuk dalam penamaan daerah, bahasa, dan adat istiadat lainnya.
Di pedalaman [[Blora]] (perbatasan dengan [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]]) terdapat komunitas [[Ajaran Samin|Samin]] yang terisolasi, masyarakat ini adalah keturunan para pengikut [[Samin Surosentiko]] yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Selain itu, di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas [[Arab-Indonesia]]. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Baris 277 ⟶ 287:
Sebagian besar masyarakat menggunakan [[bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap sebagai bahasa Jawa yang lazim dijumpai di sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian timur.<ref>{{Cite journal|last=Kartikasar|first=Erlin|date=2018|title=A Study of Dialectology on Javanese “Ngoko” in Banyuwangi, Surabaya, Magetan, and Solo|url=https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|journal=Humaniora|volume=30|issue=2|pages=128-139|doi=doi.org/102216/jh.v29i3.29131|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210122103922/https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/29131|dead-url=no}}</ref> Di samping itu, terdapat sejumlah dialek bahasa Jawa, namun secara umum terdiri dari dua, yakni ''kulonan'' dan ''timuran''. ''Kulonan'' dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa Standar. Sedang ''Timuran'' dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek [[Semarang]], dan Dialek [[Kabupaten Blora|Blora]]. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Dialek Mataram memiliki keunikan tersendiri. Dialek ini menerapkan dialek ragam Bahasa Jawakrama inggil (tingkat paling atas dalam Bahasa Jawa). Hal tersebut dipengaruhi dari adanya kerajaan Mataram dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Solo) yang menyebabkan dialek disana sangat sopan. Wilayah karesidenan dari dua kerajaan tersebut juga terpengaruh tutur kata dan dialeknya untuk wajib menggunakan kromo.<ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2016|title=Javanese Language and Culture in the Expression of Kebo Bule in Surakarta: An Ethnolinguistic Study|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|journal=Komunitas|volume=8|issue=2|pages=285-295|doi=http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v8i2.7195|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130030336/https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/7195|dead-url=no | issn=2460-7312}}</ref> Etnografi masyarakat karesidenen wilayah kerajaan memiliki konsep ''miturut marang Rama'' (Patuh atau tunduk kepada bapak, dalam hal ini Raja secara spesifik). Lambang bapak sebagai raja juga memengaruhi adat masyarakat patrilineal. Kehidupan kerajaan yang luhur diadaptasikan oleh masyarakat dalam bergaul dan berbahasa atau bertutur.<ref>{{Cite journal|last=Prasety|first=Eka|date=2018|title=Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Peribahasa Jawa|url=https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|journal=Repository Universitas Islam Indonesia|volume=|issue=|pages=56|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131121453/https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12722|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=Wakit|date=2017|title=The Local Wisdom Summarized in The Javanese Proverbs: A case Study of The Javanese Community in ExResidency on Surakarta|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|journal=Humaniora|volume=28|issue=3|pages=4|doi=https://doi.org/10.22146/jh.22279|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210130053138/https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/22279|dead-url=no}}</ref>
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di [[Brebes]] bagian selatan, dan Cilacap bagian utara dan barat sekitar [[Dayeuhluhur, Cilacap|Kecamatan Dayeuhluhur]], orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.<ref>Permana, Merdeka. 2010 "Sunda Lelea yang Terkatung-katung": Pikiran Rakyat</ref> Kelahiran dialek ini dipengaruhi salah satunya jalur perdagangan.<ref>{{Cite news|last=Gischa|first=Serafica|date=20 Januari 2020|title=Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|work=[[Kompas.com]]|access-date=24 Januari 2021|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131161610/https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/200000369/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-jalur-perdagangan?page=all|dead-url=no}}</ref> Perdagangan secara morfologi menghadirkan komunikasi dua arah antara pedagang dengan pembeli.<ref>{{Cite journal|last=Munandar|first=Yusuf|date=2016|title=Afiks Pembentuk Verba Bahasa Sunda|url=http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|journal=Humanika|volume=16|issue=1|pages=7|doi=|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210131125903/http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/730|dead-url=no}}</ref>
Baris 284 ⟶ 294:
# dialek Pekalongan ([[Kota Pekalongan]], [[Kabupaten Pekalongan]], [[Kabupaten Batang|Batang]], bagian timur [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Kedu–Bagelen ([[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kabupaten Temanggung|Temanggung]], [[Kabupaten Wonosobo|Wonosobo]], [[Kota Magelang]] dan sebagian [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]])
# dialek Semarangan ([[Kota Semarang]], [[Kabupaten Semarang]], [[Kota Salatiga]], [[Kabupaten Kendal|Kendal]], [[Kabupaten Demak|Demak]] dan bagian barat [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Pantura Timur atau dialek Muriaan ([[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], , [[Kabupaten
# dialek Blora (Bagian timur [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dan [[Kabupaten Blora|Blora]])
# dialek Mataraman atau Surakarta ([[Kota Surakarta]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Kabupaten Sragen|Sragen]], [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]], [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] yang berbatasan dengan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan bagian selatan [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]])
# dialek Banyumasan atau dialek Ngapak Selatan ([[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], bagian selatan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
# dialek Tegal atau dialek Ngapak Pantura ([[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], bagian utara [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]])
Baris 317 ⟶ 327:
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama [[Islam]] yang umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum [[Santri]] dan [[Abangan]]. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
Agama lain yang dianut adalah [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]), [[Hindu]], [[Buddha]], [[Konfusianisme|Kong Hu Cu]], dan aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen dan Katolik di Pulau Jawa. Seperti di kota [[Semarang]], [[Kota Magelang|Magelang]], [[Surakarta]] dan [[Salatiga]] yang memiliki populasi umat Kristen sekitar 15% hingga 25%.<ref name="jateng.bps.go.id">{{Cite web |url=https://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330/ |title=Jawa Tengah Dalam Angka 2016" |access-date=2017-07-08 |archive-date=2017-12-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171210155655/http://jateng.bps.go.id/index.php/publikasi/330 |dead-url=yes }}</ref>
== Perekonomian ==
Baris 340 ⟶ 350:
[[Berkas:Barakuda Beach 1 Karimun Jawa.JPG|ka|200px|jmpl|[[Pantai Barakuda Karimunjawa]]]]
Jawa Tengah memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang, misalnya, memiliki sejumlah bangunan kuno. Objek wisata di kota ini termasuk [[Puri Maerokoco]] (Taman Mini Jawa Tengah),<ref>{{Cite news|url= http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/17/109685/Optimalisasi-Fungsi-Puri-Maerokoco|title= Optimalisasi Fungsi Puri Maerokoco|date= 17 May 2010|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suara merdeka.com|archive-date= 2013-05-10|archive-url= https://web.archive.org/web/20130510034421/http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/17/109685/Optimalisasi-Fungsi-Puri-Maerokoco|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref> [[Museum Jawa Tengah Ranggawarsita]]<ref>{{Cite news|url= http://sains.kompas.com/read/2009/06/16/18114474/Gading.Gajah.Purba.Direkonstruksi.di.Museum.Ronggowarsito|title= Gading Gajah Purba Direkonstruksi di Museum Ronggowarsito|date= 16 June 2009|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= suara merdeka.com|work= [[Kompas.com]]|archive-date= 2013-09-20|archive-url= https://web.archive.org/web/20130920030244/http://sains.kompas.com/read/2009/06/16/18114474/Gading.Gajah.Purba.Direkonstruksi.di.Museum.Ronggowarsito|dead-url= no}}</ref> dan [[Museum Rekor Indonesia]] (MURI).<ref>{{Cite news |url= http://regional.kompas.com/read/2012/05/12/12142123/Kaligrafi.Pelapah.Pisang.Catat.Rekor.MURI |title= Kaligrafi Pelapah Pisang Catat Rekor MURI |date= 12 May 2012 |accessdate= 26 Juni 2012 |publisher= kompas.com |work= [[Kompas.com]] |editor-last= Wadrianto |editor-first= Glori K. |first= Puji |last= Utami |archive-date= 2014-04-07 |archive-url= https://web.archive.org/web/20140407065728/http://regional.kompas.com/read/2012/05/12/12142123/Kaligrafi.Pelapah.Pisang.Catat.Rekor.MURI |dead-url= no }}</ref> Banyak Wisata alam yang terdapat di
Kabupaten [[Jepara]] terdapat sejumlah bangunan kuno yaitu: [[Candi Angin]], [[Masjid Mantingan]], [[Kelenteng Hian Thian Siang Tee]], [[Benteng Portugis Banyumanis|Benteng Portugis]], [[Benteng VOC, Jepara|Benteng VOC]], [[Museum Gong Perdamaian Dunia]], [[Museum Kartini|Museum R.A Kartini]].<ref>{{Cite news|url= http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/17/121559/Pariwisata-di-Jepara-Penyokong-PAD-Terkuat-Setelah-Ukir|title= Pariwisata di Jepara, Penyokong PAD Terkuat Setelah Ukir|date= 17 Juni 2012|accessdate= 26 Juni 2012|publisher= kompas.com|archive-date= 2012-06-19|archive-url= https://web.archive.org/web/20120619200337/http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/17/121559/Pariwisata-di-Jepara-Penyokong-PAD-Terkuat-Setelah-Ukir|dead-url= yes|language= id|work= [[Merdeka.com]]}}</ref>
|