Ikatan Pencak Silat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rioblahbloh (bicara | kontrib)
 
(281 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Organization
[[Berkas:IPSI.gif|thumb|right|170px|Lambang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)]]
| name = Ikatan Pencak Silat Indonesia
'''Ikatan Pencak Silat Indonesia''' (IPSI) adalah [[organisasi]] nasional [[Indonesia]] yang membawahi kegiatan [[Pencak silat]] secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.
| logo = LogoIPSI (1).png
| logo_size =
| abbreviation = IPSI
| formation = 18 Mei 1948
| founding_location = Surakarta
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| type = Organisasi [[Pencak silat]]
| headquarters = Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia, Jalan [[Taman Mini Indonesia Indah]] I, [[Jakarta Timur]], [[Indonesia]]
| leader_title = Ketua Umum
| leader_name = [[Jenderal]] [[TNI]] ([[HOR]]).([[Purnawirawan|Purn.]]) H. [[Prabowo Subianto]]
| website = {{URL|https://pbipsi.com/}}
}}
'''Ikatan Pencak Silat Indonesia''' atau disingkat IPSI adalah wadah organisasi bagi seluruh jajaran pencak silat [[Indonesia]].
 
IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]].<ref name="Pasal2AD">Pasal 2 Anggaran Dasar IPSI</ref>
== Sejarah Ikatan Pencak Silat Indonesia ==
 
IPSI didirikan dengan maksud mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan kegiatan pencak silat di dalam pelestarian, pengembangan, dan peningkatan kualitas seni dan budaya serta prestasi pencak silat secara menyeluruh dan berkesinambungan.<ref name="Pasal6AD">Pasal 6 Anggaran Dasar IPSI</ref>
=== Sejarah dan perkembangannya ===
[[Pencak Silat]] sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
 
IPSI bertujuan mempersatukan, membina persaudaraan dan kesetiakawanan antar perguruan pencak silat dalam rangka meningkatkan peran serta pencak silat untuk membangun Indonesia seutuhnya, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa.<ref name="Pasal7AD">Pasal 7 Anggaran Dasar IPSI</ref>
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
 
IPSI bersifat kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan, dan kesetiakawanan, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik [[Indonesia]], nirlaba, serta tidak berafiliasi, berorientasi, dan berfungsi politik.<ref name="Pasal4AD">Pasal 4 Anggaran Dasar IPSI</ref>
Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
 
== Sejarah IPSI ==
==== A. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda ====
{{Unreferenced section}}
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa rumpun Melayu, termasuk [[Indonesia]]. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan catatan PB IPSI sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak silat di [[Indonesia]].<ref name="Murhananto">Murhananto. 1993. Menyelami Pencak Silat. Jakarta: Puspa Swara.</ref> Induk organisasi pencak silat di [[Indonesia]] adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Jawa Tengah]].<ref name="Pasal2AD"/>
 
Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebenarnya sudah dimulai pada masa penjajahan [[Belanda]]. Pada tahun 1922 di [[Sagalaherang, Subang|Sagalaherang]], [[Kabupaten Subang|Subang]], [[Jawa Barat]], didirikan Perhimpoenan Pentjak Silat Indonesia untuk menggabungkan aliran pencak [[Jawa Barat]] yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Pada masa pendudukan [[Jepang]], Presiden [[Soekarno]] pernah menjadi pelindungnya.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
 
Upaya serupa juga diadakan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Pada tahun 1943, beberapa pendekar pencak silat, yaitu R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat Budaya Indonesia Mataram), Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari [[Sekolah Taman Siswa]]), R.M. Harimoerti (pendiri aliran pencak Tejokusuman), Abdoellah (pendekar Pencak Kesehatan), R. Soekirman (pendekar pencak Rukun Kasarasaning Badan), Alip Poerwowarso (pendekar pencak Setia Hati Organisasi), Soewarno (pendekar pencak Setia Hati Terate), R. Soepono Mangkoepoedjono (pendiri perguruan pencak Persatuan Hati), dan R.M. Soenardi Soerjodiprodjo (pendiri perguruan pencak [[Tunggal Hati Seminari|Tunggal Hati]]), mendirikan organisasi dengan nama Gaboengan Pentjak Mataram yang disingkat Gapema untuk bersama-sama menggalang pencak silat yang tumbuh di Kesultanan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Gapema diketuai oleh K.P.H. Nototaruno, adik Sri Paduka [[Paku Alam VIII]].<ref name="AgusWin">Win, Agus. 2016. Nunchaku Pencak Silat. Yogyakarta: Diandra Kreatif.</ref>
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.
 
Setelah beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1947, di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] juga berdiri satu organisasi bernama Gabungan Pentjak Seluruh Indonesia yang disingkat Gapensi dengan tujuan mempersatukan aliran pencak silat di seluruh [[Indonesia]]. Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari [[Sekolah Taman Siswa]]) bersama beberapa tokoh pencak silat lainnya, yaitu R.M. Soebandiman Dirdjoatmodjo (pendiri perguruan silat Perisai Diri), Ki Netra Widjihartani (pendiri perguruan pencak silat Prisai Sakti Mataram), R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat Bima), dan Widjaja.<ref name="AgusWin"/>
==== B. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda ====
 
Meskipun organisasi di [[Jawa Barat]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] ini bercita-cita nasional, namun keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI ([[Komite Olahraga Nasional Indonesia]]), mengadakan sebuah Konferensi Bagian Pencak di [[Solo]] pada tanggal 2 Juni 1948.<ref name="Oong"/>
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
 
Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di [[Solo]] pada awal tahun 1947 yang diprakarsai oleh Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]], yang di kemudian hari beliau menjabat sebagai [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]].<ref>{{cite web |url=https://www.kemdikbud.go.id/main/tentang-kemdikbud/daftar-menteri-pendidikan|title=Situsweb Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|last= |first= |date= |website= |publisher= |access-date=25 Desember 2021 |quote=}}</ref> Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI (Ikatan Pentjak Seluruh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]]. IPSI bernaung di bawah Kementerian Negara Urusan Pemuda.
==== C. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang ====
 
Para pendiri IPSI pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta adalah :<ref name="AgusWin"/>
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
 
* Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]], [[Gubernur Jawa Tengah]]
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.
* Soeratno Sastroamidjojo, Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu
* R. Marijoen Soedirohadiprodjo dari Setia Hati Organisasi
* Dr. Sahar dari Silat [[Sumatra|Sumatera]]
* Soeria Atmadja dari Pencak [[Jawa Barat]]
* Soeljohadikoesoemo dari Setia Hati [[Kota Madiun|Madiun]]
* Rachmad Soeronegoro dari Setia Hati [[Kota Madiun|Madiun]]
* Moenadji dari Setia Hati [[Solo]]
* Roeslan dari Setia Hati [[Kota Kediri|Kediri]]
* Roesdi Imam Soedjono dari Setia Hati [[Kota Kediri|Kediri]]
* S. Prodjosoemitro, Ketua PORI Bagian Pencak
* Mohamad Djoemali dari [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
* Margono dari Setia Hati [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
* Soemali Prawiro Soedirdjo dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia
* Karnandi dari Kementerian Pembangunan dan Pemuda
* Ali Marsaban dari [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]
 
Dengan didirikannya organisasi ini diharapkan bahwa pencak silat dapat digerakkan dan disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah air sebagai suatu ekspresi kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa pencak silat distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional.
==== D. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan ====
 
Sesuai dengan keinginan tersebut, langkah pertama yang diusahakan oleh IPSI adalah terbentuknya suatu sistem pencak silat nasional yang dapat diterima oleh seluruh perguruan pencak silat yang ada di tanah air. Untuk sementara waktu, diadopsikan sebagai standaard systeem pelajaran pencak silat dasar yang sudah disusun oleh R.M. S. Prodjosoemitro dan diajarkan di sekolah-sekolah di wilayah [[Solo]] dengan dukungan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] Balai Kota Surakarta. Hasil dari usaha standarisasi awal pencak silat ini dipertunjukkan oleh kurang lebih 1.000 pesilat anak-anak dalam demonstrasi senam pencak silat massal pada Pembukaan [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] I tanggal 8-12 September 1948 di Solo. Sejak [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] I tersebut, pencak silat dilombakan sebagai demonstrasi dalam kategori solo dan ganda, baik tangan kosong maupun senjata.<ref name="Oong"/>
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.
 
Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat sepakat mengenai perlunya organisasi nasional. Ada yang khawatir bahwa dengan penyusunan sistem pencak silat nasional maka persatuan aliran-aliran pencak silat tidak akan terlaksana, bahkan akan terdapat perpecahan karena tiap aliran atau perguruan pencak silat akan mengklaim dirinya yang terbaik.
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
 
Pada awalnya Gapensi ikut menolak karena anggota panitia IPSI dianggap didominasi oleh anggota perguruan pencak silat Setia Hati. Selain itu, beberapa perguruan pencak silat di daerah [[Kauman, Yogyakarta|Kauman]], yang saat ini dikenal dengan nama [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Tapak Suci]], ikut menolak karena Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] yang dijadikan Ketua IPSI dikenal sebagai salah seorang tokoh aliran kebatinan. Salah satu anggota Gapensi, yaitu Soeko Winadi, kemudian mendirikan organisasi yang bernama PerPI (Persatuan Pentjak Indonesia) yang menaungi perguruan pencak silat Benteng Mataram, Mustika, Bayu Manunggal, Bima Sakti, dan Trisno Murti. Organisasi baru ini didukung oleh Phashadja Mataram dan [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Tapak Suci]].<ref name="Oong"/>
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
 
Persatuan dan kesatuan jajaran pencak silat di [[Indonesia]] masih belum benar-benar terwujud dengan adanya berbagai organisasi pencak silat tersendiri di luar IPSI seperti Gapensi, PerPI, Putra Betawi, dan sebagainya. Ditambah lagi pada tahun 1950 ketika terjadi pergolakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik [[Indonesia]] yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]]. Panglima Komando Tentara dan Teritorium III [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Siliwangi]], Kolonel R.A. Kosasih, dibantu oleh Kolonel Hidajat dan Kolonel Haroen, pada bulan Agustus 1957 mendirikan PPSI (Persatuan Pentjak Silat Indonesia) di Bandung yang bertujuan menggalang kekuatan jajaran pencak silat untuk menghadapi [[Negara Islam Indonesia|DI/TII]] yang berkembang di wilayah [[Lampung]], [[Jawa Barat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Jawa Tengah]] bagian barat, dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Sesuai dengan wilayah pembinaannya, yang masuk di dalam PPSI adalah perguruan pencak silat aliran daerah [[Sunda|Pasundan]].<ref name="Oong"/>
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.
 
Akibat dibentuknya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan dan pengendalian pencak silat di [[Indonesia]]. Pendekar-pendekar [[Jawa Barat]] merasa bahwa kegiatan yang diprakarsai IPSI didominasi [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], tidak mencapai [[Jawa Barat]]. Menurut pendekar [[Jawa Barat]] tetap diperlukan suatu organisasi khusus untuk mengayomi dan mengembangkan perguruan-perguruan pencak silat yang beraliran [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1950-an IPSI dan PPSI bersaing berebut pengaruh di dunia persilatan dengan saling banyak mendirikan cabang di seluruh provinsi di Indonesia. PPSI berkembang di daerah [[Jawa Barat]], [[Lampung]], dan [[Jawa Timur]] bagian timur.<ref name="Oong"/>
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
 
Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] diadakan Kongres IPSI II yang memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun Pengurus Besar IPSI di mana Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] diangkat sebagai Ketua Umum, Sri Paduka [[Paku Alam VIII]] sebagai Wakil Ketua Umum, dan Rachmad sebagai Sekretaris Umum. Gapensi dan PerPI ikut bergabung dengan IPSI. Tokoh-tokoh Gapensi dan PerPI menduduki jabatan penting dalam keorganisasian IPSI.<ref name="Oong"/>
''Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.''
[[Kategori:[[Kategori:Kategori]]{{
; Templat
: Contoh item 1
: Contoh item 2
#
* Elemen contoh 1
* Elemen contoh B
* Elemen contoh C<s>
=== Text dicoret ===
</s>
# Elemen contoh 2
# Elemen contoh 3}}]]
 
Pada tahun 1952 dibentuk Lembaga Pencak Silat di bawah [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Pada tahun 1953 aktivitas pencak silat dipindahkan dari Jawatan Pendidikan Masyarakat ke Jawatan Kebudayaan. Pada tahun tersebut juga diadakan Kongres IPSI III di [[Kota Bandung|Bandung]]. Demonstrasi pencak silat yang bersifat internasional dalam misi kebudayaan Indonesia dilakukan pada tahun 1955 di [[Praha]], [[Leningrad]], [[Budapest]], dan [[Kairo]].<ref name="Oong"/>
== Aspek dalam pencak silat ==
=== Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian ===
 
Sistem pencak silat nasional yang telah distandarisasi oleh IPSI ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat, sehingga peralihan pencak silat dari sarana beladiri menjadi sejenis senam jasmani memakan waktu yang cukup lama. Tim ahli teknik IPSI yang terdiri dari pakar-pakar dari berbagai aliran dan perguruan pencak silat mempelajari ratusan kaidah dan gerak kemudian mencoba menyatukannya tanpa menghilangkan warna-warni yang khas. Mereka juga menyesuaikan sistem pelajaran tradisional pencak silat yang berpatokan kepada jurus (seri atau kumpulan gerakan) dengan prinsip olahraga modern.
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
 
Pada tahun 1960, PB IPSI membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan untuk menyusun peraturan pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi kriteria suatu pertandingan olahraga yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Anggota laborat tersebut terdiri dari R. Arnowo Adji H.K.P. dari [[Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri|Perisai Diri]], Janoearno dan Imam Soejitno dari Setia Hati Terate, Mohamad Hadimoeljo dibantu dr. Rachmadi Djoko Soewignjo dan dr. Mohamad Djoko Waspodo dari [[KPS Nusantara|Studi Grup Pencak Silat Nusantara]].<ref name="Oong"/>
=== Pencak Silat sebagai seni ===
 
Selain mengalami kesulitan teknis dalam mengembangkan metode dan sistematika olahraga yang dapat diterima oleh semua pihak, IPSI juga mendapat resistensi dari kalangan pendekar tradisional yang enggan menerima pemikiran-pemikiran baru karena tidak menginginkan reduksi pencak silat hanya kepada satu bentuknya, yaitu olahraga. Mereka khawatir bahwa aspek integral yang lain, khususnya aspek seni dan aspek spiritual, akan diabaikan dan tidak dapat dirasakan lagi sebagai unsur-unsur yang saling terkait dalam satu totalitas sosiokosmik.
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
 
Kesulitan juga datang dari luar dunia pencak silat, karena persaingan yang ketat dari beladiri impor. Antara tahun 1960 s.d. 1966, pada waktu terjadi kemerosotan ekonomi dan politik negara yang turut berdampak terhadap IPSI, beladiri [[karate]] dari [[Jepang]] secara resmi masuk [[Indonesia]] dan dengan tangkasnya memasuki kalangan pelajar dan [[militer]]. Pada awalnya, [[karate]] dan [[judo]] dipraktikkan sebagai olahraga dan dipertandingkan di depan umum. Penerimaan yang positif terhadap beladiri asing, memaksa kalangan pencak silat untuk berpikir dan berbuat lebih baik dalam usaha mengembangkan pencak silat olahraga. Kehadiran karate di Indonesia merupakan cambuk yang benar-benar efektif untuk membangunkan kalangan pencak silat dari tidurnya.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.
 
Penggeseran konseptual akhirnya terjadi, meskipun beberapa pendekar pencak silat keberatan apabila makna pencak silat sebagai unsur kebudayaan dalam arti luas dipersempit agar aspek olahraga dapat diutamakan. Pada bulan Januari 1961 IPSI dipindahkan dari Jawatan Kebudayaan ke Jawatan Pendidikan Jasmani. Kemudian pada tanggal 31 Desember 1967 IPSI turut aktif dalam mendirikan KONI. Jawatan Pendidikan Jasmani menyelenggarakan Seminar Pencak Silat Seluruh Indonesia yang membahas masalah penyusunan cara pertandingan pencak silat nasional. Kemudian dilakukan uji coba pertandingan bebas full body contact di [[Solo]] dan [[Kota Madiun|Madiun]]. Pada tahun yang sama berlangsung [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] V di Bandung yang juga mempertandingkan pencak silat.<ref name="Oong"/>
=== Pencak Silat sebagai olahraga umum ===
 
Pada tahun 1970-an muncul kerangka konseptual dimana induk-induk olahraga beladiri dianggap sebagai alat pertahanan nasional. Sebagai akibatnya cabang-cabang ilmu beladiri mulai ditempatkan di bawah pimpinan tokoh-tokoh militer.
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
 
Pada Kongres IPSI IV tahun 1973 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Ketua Umum PB IPSI Mr. K.R.M.T. [[Wongsonegoro]] yang usianya sudah sangat tua diganti oleh Letjen TNI [[Tjokropranolo]], yang di kemudian hari beliau menjabat sebagai [[Gubernur Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]]. Letjen TNI [[Tjokropranolo]] atau yang akrab dengan panggilan Bang Nolly ini dulunya adalah pengawal pribadi Panglima Besar Jenderal [[Soedirman]] pada masa revolusi nasional [[Indonesia]] melawan pendudukan penjajah [[Belanda]]. Pada tanggal 20-24 Nopember 1973 diadakan Seminar Pencak Silat III di [[Kota Bogor|Bogor]], nama Ikatan Pentjak Seluruh Indonesia diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia.<ref name="Oong"/>
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :
 
Beliau dengan dibantu oleh beberapa perguruan pencak silat melakukan pendekatan kepada pimpinan PPSI yang akhirnya dalam keputusan Kongres IPSI IV ini PPSI bergabung ke dalam IPSI. Kebetulan ketiga pimpinan PPSI satu korps dengan beliau di Corps [[Polisi militer|Polisi Militer]]. Perguruan-perguruan tersebut dianggap telah berhasil mempersatukan kembali seluruh jajaran pencak silat ke dalam organisasi IPSI.
* Olahraga rekreasi
*Olahraga prestasi
*Olahraga massal
 
Pada masa kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya, perguruan-perguruan yang ikut aktif dalam memperjuangkan keutuhan IPSI tersebut diberi istilah Perguruan Historis Pencak Silat dan dijadikan Anggota Khusus IPSI. Mereka dipandang mempengaruhi sejarah dan perkembangan IPSI serta pencak silat pada umumnya antara tahun 1948 dan 1973 dengan memberikan kontribusi kepada kesatuan pemikiran dalam pembentukan organisasi nasional tunggal pencak silat [[Indonesia]] yang diberi nama IPSI, kesatuan tekad untuk mempertahankan IPSI sebagai satu-satunya organisasi nasional pencak silat di [[Indonesia]], kesatuan dukungan untuk menjadikan IPSI sebagai anggota [[Komite Olahraga Nasional Indonesia|KONI]], dan kesatuan dukungan untuk memasukkan pencak silat dalam [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan.<ref name="Oong"/>
 
<!--{| class="wikitable"
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
|+ Sepuluh Perguruan Historis Pencak Silat tersebut adalah :<ref name="Pasal3ART">Pasal 3 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
|-
| <gallery>Sh-logo.jpg|jmpl|Persaudaraan Setia Hati</gallery>
|| <gallery>
Berkas:Logo-psht.jpg|[[Persaudaraan Setia Hati Terate]]
</gallery>
|| <gallery>Keluarga_Silat_Nasional_Indonesia_Perisai_Diri.png|jmpl|Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri</gallery> || <gallery>Perguruan_Silat_Nasional_Perisai_Putih.png|jmpl|Perguruan Silat Nasional Perisai Putih</gallery> || <gallery> Lambang Tapak Suci Putera Muhammadiyah.gif|jmpl|Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah</gallery>
|-
| <gallery>Perguruan_Pencak_Silat_Phashadja_Mataram.png|jmpl|Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram</gallery> || <gallery>Perguruan_Pencak_Indonesia_Harimurti.png|jmpl|Perguruan Pencak Indonesia Harimurti</gallery> || <gallery>Persatuan_Pencak_Silat_Indonesia.png|jmpl|Persatuan Pencak Silat Indonesia</gallery> || <gallery>Persatuan_Pencak_Silat_Putra_Betawi.png|jmpl|Persatuan Pencak Silat Putra Betawi</gallery> || <gallery>Keluarga_Pencak_Silat_Nusantara.png|jmpl|Keluarga Pencak Silat Nusantara</gallery>
|}
 
Keputusan Kongres IPSI IV ini juga mengesahkan peraturan pertandingan pencak silat untuk dipergunakan dalam [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] VIII tahun 1973 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada [[Pekan Olahraga Nasional|PON]] itu cabang pencak silat diikuti oleh 15 daerah dengan 106 atlet putra dan 22 atlet putri. Pada tanggal 27 April sampai dengan 1 Mei 1975 dilangsungkan Kejuaraan Nasional Pencak Silat I di [[Kota Semarang|Semarang]] yang diikuti oleh 18 provinsi.
*1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
*2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
*3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
*4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
*5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
*6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
 
Dengan kerja keras PB IPSI di bawah kepemimpinan Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya serta dukungan pemerintah dan Presiden [[Soeharto]] sebagai Pembina Utama saat itu, IPSI dengan cepat menyebar luas di dalam negeri maupun ke luar negeri. Kehadiran IPSI sudah menjadi bagian dari pemerintah daerah.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).
 
Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] telah berlangsung pertemuan antar negara, yaitu [[Indonesia]], [[Malaysia]], dan [[Singapura]], serta peninjau dari [[Brunei Darussalam]], untuk pembentukan federasi internasional pencak silat. Musyawarah dilakukan di [[Anjungan Jawa Barat]], [[Taman Mini Indonesia Indah]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Hasil musyawarah ini adalah peresmian berdirinya Persilat ([[Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa]]). Sebagai Ketua Presidium Persilat ditunjuk Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua Umum PB IPSI. Dan untuk membantu beliau, sebagai Sekretaris Jenderal ditunjuk [[Oyong Karmayudha]], S.H.<ref name="Oong"/>
=== Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan) ===
<!---- bahagian ini diusulkan untuk dipecah ke dalam sejarah federasi pencak silat internasional
Disepakati pula untuk menetapkan keempat negara pendiri sebagai sumber pencak silat, yaitu:
 
{| class="wikitable"
Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
|+ PENDIRI SUMBER PENCAK SILAT<br/>
|-
| <gallery>Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia.png|jmpl|Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Singapura.png|jmpl|Persekutuan Silat Singapura (PERSISI)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Kebangsaan_Malaysia.png|jmpl|Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA)</gallery> || <gallery>Persekutuan_Silat_Brunei.png|jmpl|Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)</gallery>
|}-->
 
Sampai pertengahan tahun 2020, pencak silat telah menyebar ke 66 negara, diwadahi organisasi sebagai berikut :<ref>{{cite web |url=https://www.persilat.net/p/national-federations.html|title=Situsweb Persilat International Pencak Silat Federation|last= |first= |date= |website= |publisher= |access-date=25 Desember 2021 |quote=}}</ref>
== Program pembinaan Pencak Silat ==
 
* Ikatan Pencak Silat [[Indonesia]]
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran.
* Persekutuan Silat [[Singapura]]
* Persekutuan Silat Kebangsaan [[Malaysia]]
* Persekutuan Silat Kebangsaan [[Brunei Darussalam|Brunei]]
* Philsilat Sports Association Inc
* Pencak Silat Association of [[Thailand]]
* [[Vietnam]] Pencak Silat Federation
* [[Kamboja|Cambodian]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat of [[Laos]]
* [[Myanmar]] Pencak Silat Association
* Federasi Pencak Silat [[Timor Leste]]
* [[Arab Saudi|Saudi Arabian]] Pencak Silat Federation
* [[Australia|Australian]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat Verband [[Austria|Osterreich]]
* [[Belanda|Netherlands]] Pencak Silat Federation
* [[Brasil|Brazilian]] Pencak Silat Federation
* [[Jerman|German]] Pencak Silat Federation
* Pencak Silat Federation of the [[Britania Raya|United Kingdom]]
* Federazione [[Italia|Italiana]] Pencak Silat
* [[Jepang|Japan]] Pencak Silat Association
* [[Korea Selatan|Korea]] Pencak Silat Federation
* [[Mesir|Egyptian]] Federation of Pencak Silat
* [[Palestina (wilayah)|Palestine]] Association of Seni Silat
* Association [[Prancis|France]] Pencak Silat
* [[Rusia|Russian]] Pencak Silat Federation
* Federacion [[Spanyol|Espanola]] de Pencak Silat
* Pencak Silat Verband [[Swiss|Schweiz]]
* dan sebagainya.
 
Tahun 1982 pencak silat mulai dipertandingkan pada tingkat internasional melalui Invitasi Pencak Silat Internasional ke-1 di [[Gelanggang Olahraga Bung Karno|Istana Olahraga Senayan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Yang ke-2 diadakan tahun 1984 di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan yang ke-3 tahun 1986 di [[Wina]], [[Austria]]. Pada tahun 1987, nama ini diganti menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang diselenggarakan di [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]. Selain Kejuaraan Dunia, pencak silat juga dipertandingkan di SEA Games.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
 
Sebagai usaha memasukkan pencak silat ke Asian Games, IPSI dan anggota Persilat lainnya telah membentuk organisasi pencak silat [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]] pada bulan Oktober 1999. Pada Asian Games 2002 di [[Korea Selatan]], pencak silat masuk dalam agenda sport cultural event.<ref name="Oong">Maryono, O’ong. 1999. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Press.</ref>
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
---->
Pada Munas IPSI tahun 2003, Ketua Umum PB IPSI yang dijabat oleh Mayjen TNI Eddie Mardjoeki Nalapraya digantikan oleh Letjen TNI [[Prabowo Subianto]]. Baru pada tahun 2018, pencak silat berhasil menjadi cabang olahraga resmi yang dipertandingkan di [[Pesta Olahraga Asia|Asian Games]].
 
== Keanggotaan IPSI ==
*1. Jalur pembinaan seni
Anggota IPSI adalah perguruan pencak silat.<ref name="Pasal11AD">Pasal 11 Anggaran Dasar IPSI</ref>
*2. Jalur pembinaan olahraga
*3. Jalur pembinaan bela diri
*4. Jalur pembinaan kebatinan
 
Keanggotaan IPSI terdiri dari :<ref name="Pasal1ART">Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
 
# Keanggotaan IPSI Pusat
{{olahraga-stub}}
# Keanggotaan IPSI Provinsi
# Keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota
# Keanggotaan IPSI Kecamatan
 
Untuk menjadi anggota IPSI Kecamatan, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai anggota aktif sekurang-kurangnya 25 orang dan memiliki domisili dan/atau sekretariat yang jelas.<ref name="Pasal5ART">Pasal 5 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
Untuk menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah pengurus tingkat kecamatan yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Kecamatan, sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah IPSI Kecamatan yang terdapat di wilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota bersangkutan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi Kabupaten/Kota yang belum mempunyai IPSI Kecamatan dan hanya ada satu perguruan pencak silat di wilayahnya, perguruan pencak silat bersangkutan dapat secara langsung mendaftar menjadi anggora IPSI Kabupaten/Kota yang terkait.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk menjadi anggota IPSI Provinsi, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah pengurus tingkat cabang yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya setengah dari jumlah IPSI Kabupaten/Kota yang terdapat di wilayah kerja IPSI Provinsi bersangkutan.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk menjadi anggota biasa IPSI Pusat, perguruan pencak silat yang bersangkutan harus mempunyai jumlah wilayah dan/atau cabang yang seluruhnya telah menjadi anggota IPSI Provinsi sekurang-kurangnya setengah ditambah satu IPSI Provinsi.<ref name="Pasal5ART"/>
 
Untuk mendapatkan keanggotaan IPSI, perguruan pencak silat harus mengajukan surat permohonan dengan mengisi formulir yang dapat diperoleh dari pengurus IPSI setempat dan menyerahkan kembali bersama dengan lampiran-lampiran lain, yaitu :<ref name="Pasal6ART">Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
# Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga perguruan yang sejiwa dan selaras dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPSI.
# Penjelasan tentang sumber aliran dan sejarah berdirinya perguruan pencak silat bersangkutan.
# Susunan pengurus dan jumlah anggota.
# Surat pernyataan kesanggupan menjunjung tinggi nama dan kehormatan IPSI dan mendukung serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan dan program IPSI.
 
Formulir yang telah diisi dan lampiran-lampirannya diserahkan kepada pengurus IPSI yang bersangkutan, yaitu :<ref name="Pasal6ART"/>
 
* Untuk keanggotaan IPSI Pusat kepada PB IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Provinsi kepada Pengprov IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota kepada Pengkab/Pengkot IPSI
* Untuk keanggotaan IPSI Kecamatan kepada Pengcam IPSI
 
Pengurus IPSI yang bersangkutan melakukan penilaian terhadap kebenaran syarat-syarat dan pengisian formulir keanggotaan IPSI dan lampiran-lampiran yang telah ditentukan.<ref name="Pasal6ART"/>
 
Apabila semua syarat dan formulir keanggotaan IPSI beserta lampirannya dinilai benar, maka perguruan pencak silat yang bersangkutan diberi sertifikat atau surat keterangan keanggotaan IPSI. Duplikat sertifikat tersebut dikirim kepada pengurus IPSI setingkat di atasnya dan kepada PB IPSI.<ref name="Pasal6ART"/>
 
Berdasarkan AD/ART IPSI IPSI hasil Munas XIV tahun 2016, terdapat 16 perguruan pencak silat yang terdaftar sebagai anggota IPSI Pusat, yang terdiri dari 10 anggota khusus dan 6 anggota biasa sebagai berikut :<ref name="Pasal4ART">Pasal 4 Anggaran Rumah Tangga IPSI</ref>
 
 
# [[Persaudaraan Setia Hati]]
# [[Persaudaraan Setia Hati Terate]]
# [[Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri]]
# [[Perisai putih|Perguruan Silat Nasional Perisai Putih]]
# [[Tapak Suci Putera Muhammadiyah|Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah]]
# [[Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram]]
# [[Perguruan Pencak Indonesia Harimurti]]
# [[Persatuan Pencak Silat Indonesia]]
# [[Persatuan Pencak Silat Putra Betawi]]
# [[KPS Nusantara|Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPS Nusantara)]]
*** Dibawah ini adalah Organisasi yang masuk IPSI setelah Pembentukan IPSI
# [[Merpati Putih|Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih]]
# [[Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia]]
# [[Persinas ASAD|Perguruan Silat Nasional ASAD (Persinas ASAD)]]
# [[Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia]]
# [[TETADA Kalimasada Indonesia]]
# [[Pagar Nusa|Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa]]
Kedudukan sebagai anggota biasa di tingkat IPSI Pusat dan anggota di tingkat IPSI Provinsi dapat dilakukan evaluasi tentang terpenuhinya syarat-syarat untuk menjadi anggota.<ref name="Pasal4ART"/>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [https://pbipsi.com/ Situsweb IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)]
* [https://www.persilat.net Situsweb Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210826010327/https://www.persilat.net/ |date=2021-08-26 }}
* [https://www.koni.or.id Situsweb KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)]
* [https://www.kemdikbud.go.id Situsweb Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]
{{Organisasi olahraga Indonesia}}
[[Kategori:Olahraga Seni Beladiri]]
[[Kategori:Pencak silat di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi olahraga Indonesia]]