Al-Muthi': Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| image_size = 280px
| alt = Bagian kepala dan ekor koin tembaga dengan penulisan Arab
| caption = [[Fals]] tembaga penguasa [[Kesultanan Samaniyah|Samaniyah]] [[Mansur I
| title = [[Daftar Khalifah|Khalifah]] <br />[[Penjaga Iman]]
| succession = [[Khalifah]] [[kekhalifahan Abbasiyah]] ke-23
Baris 46:
al-Mustakfi digulingakan dan dibutahakan, nampaknya sebagai tindakan balas dendam yang dipicu oleh al-Muthi', dan menjalani sisa masa hidupnya sebagai tahanan di istana khalifah, tempat ia wafat pada September 949.{{sfn|Busse|2004|pp=158–159}}
====Peran dan hubungan dengan Buwaihi====
Al-Muthi' adalah sosok lemah, karena sepenuhnya ditujukan dan dirancang menjadi [[penguasa boneka]] penguasa Buwaihi dari Irak, mula-mula Mu'izz al-Dawla, dan kemudian putranya, [[Izz al-Dawla]] ({{reign|967|978}}). Sebagai akibat dari kurangnya kekuasaan sebenarnya, al-Muthi' sendiri hampir tak disinggung dalam kronik-kronik masa kekuasaannya, dan para sejarawan abad pertengaahn menganggap masa kekuasaannya sebagai titik terrendah [[kekhalifahan Abbasiyah]],{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}} sebuah wacana yang juga disepakati oleh para cendekiawan modern.{{sfn|Hanne|2007|p=101}}
{{quote box
| width = 280px
| align = right
| bgcolor = #c6dbf7
| title =
| quote = "[Buwaihi] tidaklah melengserkan tatanan yang berdiri namun mendapati tempat di dalamnya dan, seperti kebanyakan pemimpin [[suku bangsa Jermanik|Jermanik]] yang [[kerajaan-kerajaan barbarian|meraih kekuasaan]] di [[kekaisaran Romawi]] pada abad kelima, mereka utamanya lebih berpegang pada status quo dan menerima pengesahan darinya ketimbang mereka menghancurkannya."
| source = Sejarawan [[Hugh N. Kennedy|Hugh Kennedy]] perihal pendirian Buwaihi dari kekhalifahan Abbasiyah{{sfn|Kennedy|2004|p=216}}
}}▼
Dalam teori, Buwaihi dan seluruh pejabat mereka di Irak terus bertindak atas nama khalifah Abbasiyah, dan seluruh pelantikan dan tindak hukum terus dibuat atas namanya.{{sfn|Kennedy|2004|p=216}}{{sfn|Donohue|2003|p=266}} Pada prakteknya, al-Muti' menjauh dari otoritas penting manapun. Dalam pertukaran untuk memperkenankan kehidupan yang nyaman dan aman di istana-istana khalifah, ia menyediakan pengesahan untuk membangkitkan rezim Buwaihi di mata dunia Muslim.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}}{{sfn|Kennedy|2004|pp=216, 239}} Opsi-opsi peniadaan kekhalifahan atau mengangkat Alid menjadi khalifah sangatlah ditolak, jika mereka benar-benar terhibur: tindakan semacam itu akan menimbulkan perlawanan besar, kekhalifahan Sunni lain dapat dengan mudah timbul di tempat lain, namun khalifah di bawah kendali Buwaihi akan membantu menghimpun kesetiaan mayoritas Sunni pada rezim baru tersebut, serta menghimpun bobot simboliknya pada Buwaihi dalam hubungan mereka dengan para pangeran Muslim lainnya.{{sfn|Kennedy|2004|p=216}}{{sfn|Cahen|1960|p=1350}} Selain itu, terdapat kekurangan dari kandidat Alid yang layak: imam terakhir [[Syi'ah Dua Belas Imam]], yang mewakili pendirian utama pengikuit Syi'ah di wilayah kekuasaan Buwaihi, telah meninggalkan [[okultasi (Islam)|okultasi]] pada tujuh puluh tahun sebelumnya, dan doktrin Zaydi menganggap bahwa para imam telah merebut kekuasaan diri mereka sendiri jika mereka menjadi sah.{{sfn|Kennedy|2004|p=216}}{{sfn|Cahen|1960|pp=1350, 1352}}
Buwaihi dengan cepat mengintegrasikan diri mereka sendiri ke sistem Abbasiyah tradisional dan sangat memperjuangkan pengesahan yang diberikan oleh khalifah, dalam bentuk gelar kehormatan dan diploma kegubernuran, atau pada tanda tangannya dalam risalah.{{sfn|Donohue|2003|pp=265–266}} Pada saat yang sama, al-Muthi' secara efektif mengurangi jabatan negara bergaji, dan pertanggungjawabannya berhias pada sorotan atas yudisier, lembaga keagamaan, dan urusan para anggota klan Abbasiyah secara luas.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}} Kepala jurutulis khalifah tak lagi disebut 'waliraja' ({{transl|ar|wazir}}), namun 'jurutulis' ({{transl|ar|katib}}), dan perannya dibatasi pada kepengurusan {{transl|ar|[[divan|diwan]] al-khilafa}}, sebuah departemen yang mengurusi harta benda khalifah, penyematan resmi dari gelar dan jabatan serta sertifikat atas nama khalifah, dan pelantikan hakim dan juri.{{sfn|Busse|2004|pp=229–230, 312–313}} Pada kenyataannya, pelantikan yudisial juga berada di bawah naungan amir Buwaihi, namun setidaknya untuk para sosok yang lebih senior, seperti kepala {{transl|ar|[[qadi]]}} Baghdad, khalifah diperkenankan untuk memberikan pengesahannya, [[jubah kehormatan]] dan diploma wajib. Dengan satu pengecualian yang diketahui, al-Muthi' umumnya berkompilkasi dengan pelantikan amir tersebut.{{sfn|Donohue|2003|p=121}}
Buwaihi menghimpun sorotan dekat terhadap khalifah, khususnya pada konflik periodik mereka dengan Hamdaniyah, sehingga ia dapat mengupayakan pengmbelotan pada mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh al-Muttaqi. Pada pertempuran musim panas 946, kala Hamdanids sempat menduduki Baghdad Timur, ia dtempatkan di bawah penahanan rumah di sebuah gereja di Baghdad Barat, dan tak dibebaskan sampai ia menyatakan sumpah kesetiaan kepada Buwaihi.{{sfn|Busse|2004|pp=143, 189}} Kala Mu'izz al-Dawla berkampanye melawan para pemberontak dari selatan Baghdad, al-Muthi' terpaksa untuk mendampingi penguasa Buwaihi, sehingga ia membelot ke utara kepada Hamdaniyah. Sebaliknya, kala {{transl|ar|amir al-umara}} Buwaihi berkampanye melawan Hamdaniyah di utara, al-Muthi' ditinggalkan pada bagian belakang di Baghdad.{{sfn|Busse|2004|p=143}} Pada 948/49, [[Ispahdost]], saudara ipar Mu'izz al-Dawla, ditangkap atas dakwaan bersekongkol dengan al-Muthi' (atau dengan Alid tak bernama).{{sfn|Donohue|2003|p=40}}
[[File:Dinar of Abu'l-Musk Kafur al-Ikhshidi, AH 355.jpg|thumb|upright=1.25|[[Dinar emas]] penguasa [[Ikhshidiyah]] [[Abu al-Misk Kafur]] yang dicetak pada 966 di [[Ramla]], [[Jund Filastin|Palestina]], atas nama al-Muthi']]
Kala memegang kekuasaan, Mu'izz al-Dawla membagi bekas wilayah kekuasaan mahkota khalifah terhadap tentaranya, dan al-Muthi' mengisi dirinya sendiri dengan gaji harian 2.000 [[dirham]] perak. Kala [[Basra]] dipulihkan dari keluarga Baridi tak lama setelahnya, ia memegang wilayah khusus disana, meraih pemasukan sampai 200.000 [[dinar emas]] per tahun.{{sfn|Busse|2004|pp=149–150}}{{sfn|Donohue|2003|p=17}} Walau penurunan besar Irak kemudian mengurangi pemasukannya oleh tiga perempat nilai aslinya, ini memperkenankan khalifah untuk mendukung para anggota klan Abbasiyah yang membutuhkan secara finansial, dan memberikan hadiah-hadiah kaya kepada [[Ka'bah]].{{sfn|Busse|2004|pp=149–150}} Pemasukan juga digelontorkan untuk pembangunan serangkaian paviliun di lapangan istana khalifah: Istana Merak ({{transl|ar|Dar al-Tawawis}}), Balai Oktagon ({{transl|ar|Dar al-Muthammana}}) dan Balai Lapangan ({{transl|ar|Dar al-Murabba'a}}).{{sfn|Le Strange|1922|p=259}}{{sfn|Busse|2004|p=191}}
Hubungan bersitegang antara khalifah dan Buwaihi secara bertahap terhimpun sifat yang lebih biasa dan berkesinambungan: Buwaihi setidaknya secara resmi menghormati sisa pertanggungjawaban khalifah, dan al-Muthi' nampak menerima peran menonjolnya, meraih kembali beberapa kebebasan bertindak, dan menghimpun hubungan dekat dengan Mu'izz al-Dawla.{{sfn|Donohue|2003|pp=51, 62}}{{sfn|Busse|2004|pp=27–28}} Pada 955/56, Mu'izz al-Dawla bahkan mengangkat putranya yang berusia 13 tahun, kelak Izz al-Dawla, selaku ''[[chamberlain (jabatan)|chamberlain]]'' khalifah.{{sfn|Donohue|2003|pp=51, 52}} Pengecualian paling terkenal pada hubungan baik antara khalifah dan {{transl|ar|amir al-umara}} adalah upaya yang ditujukan untuk menghimpun pengangkatan kepala {{transl|ar|qadi}} Baghdad kepada [[Abdallah ibn Abi al-Shawarib]] dengan bayaran 200.000 dirham per tahun antara 961 dan 963. Ini ditentang oleh para ulama Sunni dan Syiah karena ilegal, dan al-Muthi' enggan menandatangani pelantikan yang dibuat oleh Mu'izz al-Dawla pada masa itu.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|pp=266–267}} Ini juga nyaris merupakan satu-satunya rujukan dalam sumber-sumber kegiatan al-Muthi' dalam lingkup keagamaan atau yudisial; yang lainnya masa kekuasaannya berlalu dalam kebungkaman.{{sfn|Busse|2004|p=137}}
Unsur positif dari penaungan tersebut adalah kestabilan.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}} Walau berpendirian cacat, al-Muthi' berkuasa selaku khalifah selama 29 tahun dan empat bulan [[kalender Islam|Hijriyah]], berseberangan dengan para pendahulunya yang berusia pendek, dan tak seperti mereka yang berurusan dengan sejumlah pretender pesaing pada kekhalifahan tersebut.{{sfn|Donohue|2003|pp=18, 263}} Cucu dari al-Muktafi memberontak di [[Armenia pada Abad Pertengahan|Armenia]] pada 960 dan mengklaim kekhalifahan tersebut sebagai al-Mustajir Billah sebelum dikalahkan oleh para penguasa [[Sallariyah]] lokal.{{sfn|Donohue|2003|p=263}}{{sfn|Busse|2004|p=29}} Pada 968, [[Muhammad bin al-Mustakfi|Abu'l-Hasan Muhammad]], putra dari al-Mustakfi, yang kabur ke istana [[Ikhshidiyah]] di [[Mesir]], meraih dukungan besar di Irak dengan menyembunyikan identitasnya dan berlagak sebagai [[Imam Mahdi|Mahdi]]. Perubahan utama dari kepentingannya adalah seorang panglima Buwaihi berdarah [[suku bangsa Turkic|Turk]], Sübüktegin al-Ajami, yang memnberikannya perlindungan dan menyiapkan kudeta atas namanya, sebekum identitasnya terbongkar dan ia diserahkan kepada al-Muthi'.{{sfn|Busse|2004|p=29}}{{sfn|Donohue|2003|pp=56, 263–264}} khalifah tak memberikan hukuman berat padanya, selain memerintahkanpemotongan hidungnya, sehingga menyingkirkannya dari suksesi;{{sfn|Busse|2004|p=158}} walau Abu'l-Hasan Muhammad kemudian memutuskan untuk kabur, harapannya merebut takhta tak pernah terwujud, dan sehingga suksesi khalifah masih bertahan dalam garis al-Muqtadir.{{sfn|Busse|2004|pp=28, 29}}
====Menghadapi tantangan Syi'ah dan Bizantium====
Di luar wilayah kekuasaan Buwaihi, di sisi lain, otoritas khalifah Abbasiyah terhadap sebagian besar dunia Muslim menurun.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}} Sampai keputusan perdamaian dengan Buwaihi pada 955, [[Samaniyah]] dari [[Khurasan]] enggan mengakui kekhalifahannya,{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}}{{sfn|Busse|2004|p=28}} dan, di barat, Kekhalifahan Fatimiyah Isma'ili pesaing bertumbuh makin kuat,{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}} [[Penaklukan Fatimiyah atas Mesir|merebut Mesir]] pada 969 dan permulaan peluasannya ke [[Bilad al-Sham|Syam]].{{sfn|Kennedy|2004|pp=315–322}} Bahkan di Baghdad, simpati pro-Syi'ah dari Buwaihi menandakan bahwa pengaruh Syi'ah, walau berjumlah kecil, bertumbuh. Pratek Syi'ah diperkenalkan ke kota tersebut, seperti ritual pengecaman terhadap khalifah [[Umayyah]] [[Mu'awiyah]], atau perayaan [[Ghadir Khumm]], diadakan sejak 963. [[bani Ali]] memegang kepemimpinan karavvan [[Haji]] tahunan, dan pertikaian jalanan antara partisan Sunni dan Syi'ah tercatat dalam beberapa tahun pada masa tersebut.{{sfn|Donohue|2003|pp=48–50}}
Pada saat yang sama, al-Muthi' memainkan peran utama selaku mediator dalam pembentukan koalisi anti-Fatimiyah yang meliputi Qarmatiyah di bawah [[al-Hasan al-A'sam]] dan penguasa [[Hamdaniyah]] Mosul, [[Abu Taghlib]], dengan bekingan Buwaihi. Koalisi tersebut meutuskan untuk menghentikan perluasan Fatimiyah ke Syam sampai 973/74.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Brett|2001|pp=313–314}} Dalam prosesnya, Qarmatiyah mengakui kedaulatan al-Muthi dalam {{transl|ar|[[khotbah (Islam)|khotbah]]}} Jumat dan koin-koin mereka, dan mengecap Fatimiyah sebagai penyaru.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|p=410}} Pada 951, kala Qarmatiyah mengembalikan [[Hajar Aswad]] ke Ka'bah di [[Makkah]], yang mereka ambil pada 930,{{sfn|Kennedy|2004|p=288}} al-Muthi' dirumorkan membayar mereka 30.000 dinar emas sebagai tebusan dari Hajar Aswad.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}
Sumber bahaya lain adalah laju [[Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Makedonia|Bizantium]] melawan Hamdaniyah di [[Mesopotamia Hulu]] dan Siria utara. Pada 960an, Bizantium menerobos perbatasan yang telah berusia berabad-abad di [[Pegunungan Taurus]] dan merebut [[Kilikia]] dan [[Antiokhia]], menurunkan keamiran Hamdaniyah [[Aleppo]] menjadi vassal upeti dalam prosesnya.{{sfn|Donohue|2003|p=268}} Pada 972, penyerbuan Bizantium mencapai [[Nisibis]], [[Amida (Mesopotamia)|Amida]], dan [[Edessa]]. Para pengungsi Muslim dari kota-kota tersebut membanjiri Baghdad dan memohon perlindungan. Tanpa kegendak dan tanpa kehandalan untuk menolong, Izz al-Dawla menyerahkan mereka kepada al-Muthi', karena [[jihad]] masih secara resmi menjadi pertanggungjawaban khalifah. Dalam hal sumber militer dan keuangan, al-Muthitak berdaya untuk membantu mereka, dan sehingga prestisenya terdera; kerusuhan menimpa kawasan Syi'ah [[Karkh]], yang berujung pada kebakaran.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|p=146}}{{sfn|Donohue|2003|pp=268–269}} Izz al-Dawla memakai kesempatan tersebut untuk menekan al-Muthi' agar menjual harta-harta berharganya dan menyediakan 400.000 dirham, yang dipakai untuk mengerahkan para prajurit melawan Bizantium. Al-Muthi' melakukan protes dalam surat yang banyak dikutip, namun tak memiliki opsi selain untuk menaatinya; uang tersebut kemudian diserahkan oleh penguasa Buwaihi. Tindakan tersebut berujung pada kekeliruan politik untuk Izz al-Dawla, yang makin mengucilkan simpati Sunni di Baghdad, tempat kendalinya bertumbuh makin menekan.{{sfn|Busse|2004|pp=146–147, 150}}{{sfn|Donohue|2003|pp=269–270}}
====Abdikasi dan kematian====
Sepanjang bertahun-tahun, Izz al-Dawla makin mengucilkan prajurit Turkic-nya, di bawah panglima mereka [[Sabuktakin]], berpuncak pada upaya pembunuhan gagal terhadapnya.{{sfn|Busse|2004|pp=43–44}} Orang-orang Turki juga meraih dukungan dari penduduk Sunni di Baghdad setelah meredam kerusuhan pada 972.{{sfn|Donohue|2003|pp=269–270}} Akibatnya, pada 1 Agustus 974, Sabuktakin merebut kendali Baghdad dari Izz al-Dawla.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}
Kala kudeta terjadi, al-Muthi' meninggalkan Baghdad bersama dengan para anggota klan Buwaihi, namun Sabuktakin memaksanya kembali dan menahannya di istananya.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|pp=143–144}} Pada tahun-tahun berikutnya, dan dengan sisi kanannya lumpuh usai stroke pada 970,{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|p=153}}{{sfn|Donohue|2003|p=270 (note 37)}} al-Muthi' memutuskan untuk abdikasi dengan kesehatan sebagai alasannya, dan digantikan oleh putranya Abd al-Karim, sebagai [[al-Ta'i]] ({{reign|974|991}}), pada 5 Agustus.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}}{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Kennedy|2004|p=224}} ini adalah suksesi ayah ke putra pertama dari kekhalifahan tersebut sejak al-Muktafi pada 902.{{sfn|Busse|2004|p=153}}
Sabuktakin sendiri diangkat menjadi {{transl|ar|amir al-umara}} oleh khalifah baru,{{sfn|Busse|2004|pp=44, 144}} dan meninggalkan Baghdad untuk kampanye melawan Buwaihi, didampingi oleh al-Muthi' dan al-Ta'i.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}} Al-Muthi' wafat kala perjalanan, di [[Dayr al-Aqul]], pada 12 Oktober 974.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}}{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}} ia dikebumikan di mausoleum nenek pihak ayahnya, [[Shaghab]], di kawasan [[al-Rusafa, Irak|al-Rusafa]], Baghdad, tempat saudaranya al-Radi juga dikebumikan.{{sfn|Busse|2004|p=200}}
== Catatan ==
Baris 68 ⟶ 104:
* {{EI2 | last = Zetterstéen | first = K. V. | authorlink = Karl Vilhelm Zetterstéen | last2 = Bosworth | first2 = C. E. | authorlink2 = C. E. Bosworth | title = al-Muṭīʿ Li ’llāh | doi =10.1163/1573-3912_islam_SIM_5674 | volume = 7 | page = 799 }}
{{
{{s-hou|[[Dinasti Abbasiyah]]||913/14||12 Oktober 974|name=al-Muthi'}}
{{
{{s-bef|before=[[al-Mustakfi]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Khalifah Abbasiyah|Khalifah]] [[Kekhalifahan Abbasiyah]]|years=29 Januari/9 Maret 946 – 5 Agustus 974}}
{{s-aft|after=[[ath-Tha'i']]}}
{{s-end}}
{{Bani Abbasiyah}}
{{Portal bar|Biografi|Sejarah Islam|Islam}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Muthi'}}
▲}}
[[Kategori:Khalifah Abbasiyah]]
[[Kategori:Kelahiran 914]]
|