Keresidenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(12 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{globalizeGlobalkan|article|Hindia Belanda/2=[[Indonesia|date=Oktober 2022]]}}
'''Keresidenan''' (katabentuk tidak baku: '''karesidenan''') adalah sebuah wilayah [[pembagian administratif|administratif]] yang dikepalai oleh [[Residen (gelar)|residen]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Keresidenan|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keresidenan|title=Keresidenan|last=|first=|date=|website=KBBI Daring|publisher=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]], [[dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan KebudayaanTeknologi Republik Indonesia]]|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Menurut sejarah, pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India Britania]], [[Raj Britania Raya]], dan [[Hindia Belanda]] serta penerusnya [[Indonesia]] dan negara bagian [[Melaka]] di [[Malaysia]].
 
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada keresidenan lagi keresidenan dan yang muncul faktor kekuasaannya adalah [[kabupaten]]. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "Pembantupembantu Gubernurgubernur". Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks- keresidenan" masih dipakai secara informal. Setelah itu, muncul [[Tata nama|nomenklatur]] baru yaitu '''Badan Koordinasi Wilayah''' (Bakorwil) yang berada di bawah pemerintahan [[provinsi]]. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otonom dan administatif karena hanya bertugas mengkoordinasikan hal-hal tertentu kepada [[wali kota]] atau [[bupati]]. Cakupan Bakorwil tidak sama dengan keresidenan., misalnya SemisalProvinsi [[Jawa Tengah]],; eks keresidenanKeresidenan [[Keresidenan Kedu|Kedu]], Keresidenan [[Keresidenan Banyumas|Banyumas]], dan Keresidenan [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] masuk dalam satu Bakorwil.
 
Pengaruh pemberlakuan sistem keresidenan di Indonesia tampak pada pembagian pelat nomor ([[Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Indonesia|tanda kendaraan bermotor]]) hingga sekarangsaat ini.
 
== Sejarah ==
Baris 19:
[[Hindia Belanda]] dikuasai [[Imperium Britania|Britania Raya]] pada 1811 dengan menempatkan Letjen [[Thomas Stamford Raffles]]. Ia memerintah bekas jajahan Belanda ini dengan membagi-bagi [[Jawa|Pulau Jawa]] menjadi beberapa keresidenan (''residency'' dalam [[bahasa Inggris]]). Keresidenan-keresidenan ini dikepalai oleh para residen bangsa [[Eropa]]. Residen-residen ini membawahi para [[bupati]] bangsa pribumi yang mengepalai wilayah kabupaten. Residen pun diberi wewenang untuk menjalankan tugas-tugas dalam bidang administrasi, pemerintahan, [[fiskal]], peradilan, dan kepolisian. Dalam bidang peradilan, perkara besar akan dibawa ke tingkat keresidenan, sedangkan perkara kecil akan dibawa ke tingkat [[kabupaten]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nrhktUy_3jgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah|last=Nurcholis|first=Hanif|publisher=Grasindo|year=|isbn=9797597121|location=|pages=132}}</ref>
 
Pada 1816, [[Hindia Belanda]] diserahkan kembali ke tangan [[Kerajaan Bersatu Belanda|Belanda]] sesuai dengan [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London 1814]]. Pada zaman ini, diadakan kembali pembentukan keresidenan (''residentie'' dalam [[bahasa Belanda]]) dan kabupaten secara resmi, tepatnya saat [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|van der Capellen]] memerintah. Menurut Peraturan Komisaris Jenderal No, 3 tanggal 9 Januari 1819 yang dimuat dalam ''[[Lembaran negara|Staatsblad]]'' No. 16 tahun 1819, dibentuklah dua puluh keresidenan di Pulau Jawa: [[Keresidenan Banten|Banten]], [[Keresidenan Jakarta|Jakarta]], [[Keresidenan Bogor|Bogor]], [[Keresidenan Priangan|Priangan]], [[Keresidenan Karawang|Krawang]], [[Keresidenan Cirebon|Cirebon]], [[Keresidenan Tegal|Tegal]], [[Keresidenan Pekalongan|Pekalongan]], [[Keresidenan Semarang|Semarang]], [[Keresidenan Kedu|Kedu]], [[Keresidenan Grobogan dan Jipang|Grobogan dan Jipang]], [[Keresidenan Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Keresidenan Surakarta|Surakarta]], [[Keresidenan Jepara|Jepara dan Juana]], [[Keresidenan Surabaya|Surabaya]], [[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]], [[Keresidenan BesukiProbolinggo|BesukiProbolinggo]], [[Keresidenan Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Keresidenan Madura|Madura dan Sumenep]], [[Keresidenan Rembang|Rembang]], dan [[Keresidenan Gresik|Gresik]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Jf57CgAAQBAJ&printsec=frontcover|title=Sejarah Daerah Jawa Timur|last=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah|first=|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1978|isbn=|location=|pages=133}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sutherland|first=Heather|date=|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53573/INDO_17_0_1107130745_1_42.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Notes on Java's Regent Families - Part II|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
 
Pada [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman penjajahan Belanda]], seorang residen menjadi penguasa penjajahan tertinggi sekaligus mewakili [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] di wilayah kekuasaannya. Residen pun menjadi wakil dan lambang Pemerintah Hindia Belanda di keresidenannya dengan kekuasaan [[legislatif]], [[eksekutif]], dan [[Kehakiman|yudikatif]] di tangannya. Dengan itu, kekuasaannya mutlak dan tak terbatas.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=nhSghziY5jQC&printsec=frontcover|title=Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali|last=Agung|first=Ide Anak Agung Gde|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1993|isbn=979-461-156-5|editor-last=Koesoemanto|editor-first=H.J.|location=[[Jakarta]]|pages=73|editor-last2=Anggraini|editor-first2=Th. Enny}}</ref>
Baris 26:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van de resident aan de Kanarielaan te Banjoemas. TMnr 60004313.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Banyumas di Banyumas]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ambtswoning van de resident van de Lampongsche districten in Teloekbetoeng Zuid-Sumatra. TMnr 60013126.jpg|jmpl|300px|Kediaman residen Lampung di Teluk Betung]]
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het residentiehuis TMnr 10015450.jpg|COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_residentiehuis_TMnr_10015450|jmpl|300px|Kediaman residen Probolinggo di Probolinggo]]
[[Berkas:Java en Madoera aangevende de bestuursindeeling 1931.tif|jmpl|300px|Peta pembagian Keresidenan Jawa dan Madura tahun 1931]]
 
== Daftar Keresidenan di [[Hindia Belanda]] ==
Baris 155 ⟶ 158:
|Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Nganjuk, Blitar, Kota Blitar, Tuluangagung, dan Trenggalek
|-
|[[Keresidenan Pasuruan|Pasuruan]]-[[Keresidenan Malang|Malang]]
|[[Keresidenan Malang|Malang]]
|[[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]]-[[KotaKeresidenan Malang|Malang]]
|[[Kota Malang|Malang]]
|Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Batu, Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Bangil, Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Lumajang
|-