Pantun Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Pantun dalam kehidupan masyarakat Melayu
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Orang Melayu yang tidak berpantun
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 28:
[[buku]] yang berisi pantun-pantun Melayu pilihan, antara lain pantun tentang [[agama]], [[budi pekerti]], [[kejujuran]], menghormati kedua orang tua, dan pergaulan dengan sesama.
 
[[Buku]] ini diterbitkan oleh [[Adicita Karya Nusa]], sangat cocok untuk dijadikan sebagai [[sarana]] untuk menumbuhkembangkan minat baca pada [[anak-anak]], karena [[pantun-pantun]] yang dirangkum dari berbagai sumber ini dikemas dalam bentuk buku [[bergambar|bergambar.]].
 
== Pantun dalam Kehidupan Masyarakat Melayu ==
''KatunBukan bukankatun sembarang katun''
 
''TapiKatun katunsi pembuat baju''
 
''PantunBukan bukanpantun sembarang pantun''
 
''Ini pantun orang Melayu''
 
Pantun sudah merupakan pakainpakaian orangbagi masyarakat Melayu. NyarisDalam kehiduan sehari-harinya nyaris pantun tidak dituturkan ataupun mendengarnya. Hampir seluruh sendi-sendi aktivitas kehidupan sehari-harinyaorang Melayu diwarnai pantun. Mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali pada malam hari, terbiasapantun menuturkanterucap dan/atau mendengarkan pantunterdengar. Mulai dari seorang anak baru lahir, hinggasampai pemakaman orang meninggal dunia, padapantun acaranyatersaji terselipdalam pantunsituasi tersebut.
 
Pantun merupakan media jati diri orang Melayu. Menurut Tenas Effendy menyebut, jati diri orang Melayu adalah pola pikir dan perilakunyaperilaku yang dekat dengan nilai-nilai luhur agama Islam, budaya, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakatnya. Jati diri itu harus dipelihara dan dilestarikan orang Melayu. "Jika kepribadian dan jati diri itu hilang, oleh orang tua-tua Melayu disebut dengan lupa diri atau lupa pakaian,"masyarakt ujarnyatersebut.<ref>{{Cite book|last=Effendy|first=Tenas|date=2004|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=688895|title=Tunjuk Ajar Melayu (Butir-Butir Budaya Melayu Riau)|location=Yogyakarta|publisher=Adi Cita|isbn=979-9246-82-2|pages=1 - 2|url-status=live}}</ref>
 
Jati diri bagi orang Melayu sangat penting, Tenas Effendy menyebut, orang yang kehilangan jati diri disebut dengan ''lupa diri'' atau ''lupa pakaian''. Jadi, orang Melayu yang tidak pandai berpantun sama artinya dengan tidak ada jati diri atau tidak berpakaian.
 
== Pranala luar ==
Baris 51 ⟶ 53:
 
{{Buku-stub}}
 
== Referensi ==