Dja Endar Moeda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Informasi sebelumnya keliru. Dja endar moeda itu sekolah di Kweekschool Padangsidimpuan, bukan di Keekschool Tanobato
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 3:
 
== Sekolah dan naik haji ==
Pada 1884, ia lulus dari [[kweekschool]] [[Kota Padangsidimpuan|Padang Sidimpuan]].<ref name=":34">{{Cite web|last=Pratama|first=Andika Yudhistira|date=29 Desember 2022|title=Dja Endar Moeda Harahap, Sang Raja Koran dari Sumatera|url=https://tirto.id/dja-endar-moeda-harahap-sang-raja-koran-dari-sumatera-gAeD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-12-19}}</ref> Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan oleh [[Willem Iskander]].<ref>{{Cite web|last=Pulungan|first=Thomas|date=29 Agustus 2021|title=Sejarah Pendidikan Jakarta dan Sekolah Guru Pertama di Batavia|url=https://metro.sindonews.com/read/525054/173/sejarah-pendidikan-jakarta-dan-sekolah-guru-pertama-di-batavia-1630163288|website=SINDOnews Metro|language=id-ID|access-date=2023-12-19}}</ref> Selama bersekolah, Moeda menjadi salah satu murid [[Charles Adriaan van Ophuijsen|Charles Adrian van Ophuijsen]].<ref>{{Cite web|last=Satyadarma|date=23 September 2017|title=Sekolah Tanobato dan Renaisans di Tapanuli|url=https://koransulindo.com/sekolah-tanobato-dan-renaisans-di-tapanuli/|website=Koran Sulindo|access-date=19 Desember 2023}}</ref> Selepas lulus, ia diangkat menjadi guru pembantu di [[Air Bangis]], lalu menjadi kepala sekolah di [[Batahan, Mandailing Natal|Batahan]], [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]] pada 1886.<ref name=":4">{{Cite web|last=|first=|date=2023-11-02|title=Para Pendekar Pers dari Sumatra - Koran Sulindo|url=https://koransulindo.com/para-pendekar-pers-dari-sumatra/|language=id-ID|access-date=2023-12-20}}</ref> Selama menjadi guru, ia juga menjabat sebagai editor untuk ''Soeloeh Pengadjar'' karena kemahirannya dalam [[Bahasa Belanda]] yang merupakan jurnal pendidikan yang diterbitkan di [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] pada 1887.<ref name=":0">{{Cite web|date=2022-10-10|title=Siapa Dja Endar Moeda?|url=https://cekricek.id/siapa-dja-endar-moeda/|website=Cekricek|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Dia dipindahkan dari Batahan ke [[Singkil, Aceh Singkil|Singkil]] dan melakukan ibadah haji pada 1892.{{sfn|Adam|2018|p=145}} Selain naik haji, ia juga melakukan ziarah ke makam ayahnya yang meninggal di [[Makkah]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Chambert-Loir|first=Henri|date=2013|url=https://books.google.co.id/books?id=jCKljTV03QMC&q=dja+endar+moeda+makam+ayahnya+yang+meninggal+di+sana&dq=dja+endar+moeda+makam+ayahnya+yang+meninggal+di+sana&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjiqKTZvp2DAxXd2DgGHd-jDewQ6AF6BAgGEAI|title=Naik haji di masa silam: 1900-1950|publisher=KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerja sama dengan École française d'Extrême-Orient (EFEO), Forum Jakarta-Paris, Perpustakaan Nasional, Republik Indonesia|isbn=978-979-9106-57-5|pages=471, 474|language=id|url-status=live}}</ref> Berdasarkan catatan perjalanan haji yang diterbitkannya di [[Bintang Hindia]] berjudul ''Perdjalanan ke Tanah Tjoetji'', ia memaparkan besaran biaya yang dia butuhkan saat menunaikan ibadah naik haji 750 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]] hingga 1.000 gulden yang lebih mahal dibandingkan pada tahun 1887 senilai 500 gulden. Ia pun menyarankan agar gulden yang dimiliki ditukar dengan uang [[Pound sterling|Poundsterling]] yang setara dengan 12,5-12,6 gulden karena bisa ditukar dengan 10 Ringgit Burung yang berlaku di Makkah, sedangkan 10 gulden hanya bisa ditukar dengan maksimal 8 Ringgit Burung.<ref>{{Cite web|last=Siregar|first=Edmiraldo|date=24 September 2021|title=Ongkos Naik Haji Zaman Dulu dan Masa Kini|url=https://kumparan.com/edmiraldo-siregar/ongkos-naik-haji-zaman-dulu-dan-masa-kini-1wae3feXXo9|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-12-20}}</ref> Catatan tersebut berisi 44 pasal dan diterbitkan secara berkala.<ref name=":1" />
 
== Kehidupan di Padang ==
Baris 24:
 
== Kepindahan dari Padang ==
Setelah pindah dari Padang, Dja Endar Moeda mendirikan media cetak di Kutaraja (sekarang [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]) dengan nama ''[[Pemberita Atjeh]]'' didirikan pada 1906.<ref>{{Cite web|date=2023-02-13|title=Menyoal Bapak Pers Indonesia di HPN 2023|url=https://waspadaaceh.com/menyoal-bapak-pers-indonesia-di-hpn-2023/|website=Waspada Aceh|language=id|access-date=2023-12-30}}</ref> Surat kabar ini merupakan surat kabar pertama yang berbahasa Melayu pertama di Aceh.<ref>{{Cite book|last=Sudirman|date=2012|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/21240/1/2012-Buku-Peranan%20Media%20Era%20Perjuangan.pdf|title=Peranan media massa pada masa perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI di Aceh 1945-1949|location=Banda Aceh|publisher=Balal Peleslarlan Sejarah dan Nila Tradlslonal Banda Aceh|editor-last=Muchsin|editor-first=Misri A.|pages=15|url-status=live}}</ref> Kepindahan Dja Endar Moeda ke Kutaraja juga menyerahkan kepengurusan ''Pertja Barat ke'' Dja Endar Boengsoe atau Abdul Kahar.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}}' Pada tahun 1908, dia Dja Endar Moeda pindah ke [[Kota Medan|Medan]] dan menerbitkan surat kabar ''[[Warta Berita]]'' serta ''[[Minangkabaoe]] dan'' membantu penerbitan [[Pembrita Betawi]] di [[Batavia]].<ref name=":3">{{Cite web|last=Pratama|first=Andika Yudhistira|date=29 Desember 2022|title=Dja Endar Moeda Harahap, Sang Raja Koran dari Sumatera|url=https://tirto.id/dja-endar-moeda-harahap-sang-raja-koran-dari-sumatera-gAeD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-12-19}}</ref> Kedua surat kabar hanya bertahan hingga 1909. {{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}} ''Pembrita Atjeh'' juga berhenti terbit pada tahun yang sama karena adanya saingan surat kabar yang juga tertbit di kota yang sama 1907 bernama [[Sinar Atjeh]] yang dieditori oleh Liem Soen What.<ref name=":1" />
 
Pada tahun 1910, ia mendirikan sebuah surat kabar bernama ''Pewarta Deli'' yang dimiliki oleh penerbitan N.V. Sjarikat Tapanuli. Mayoritas dari tim penyunting merupakan orang dari [[Suku Mandailing]] dan [[Suku Angkola]]. Surat kabar ini menjadi surat dalam Bahasa Melayu pertama yang terbit di Medan dan dimiliki oleh orang pribumi dengan Dja Endar Moeda.dengan dirinya sebagai pemimpin redaksi.<ref>{{Cite journal|last=Agustono|first=Budi|last2=Affandi|first2=Kiki Maulana|last3=Junaidi|first3=Junaidi|date=2021|title=Benih Mardeka in the Political Movement in East Sumatra, 1916–1923|url=https://dx.doi.org/10.21315/kajh2021.28.2.6|journal=KEMANUSIAAN The Asian Journal of Humanities|volume=28|issue=2|pages=135–157|doi=10.21315/kajh2021.28.2.6|issn=1394-9330}}</ref> Selain Dja Endar moeda, Soetan Malenggang bertindak sebagai administrator sekaligus menempatkan anaknya Kamaruddin dalam jabatan asisten editor. Pendirian surat kabar ini bertujuan untuk meningkatkan produksi suratkabar berbahasa Melayu di [[Sumatera Utara]]. Namun, hubungan Dja Endar Moeda dan pihak direksi tidak berjalan harmonis yang ditunjukkan denga tulisan Dja Endar Moeda dalam surat kabarnya ''Pertja Barat'' mencaci maki direksi dan surat kabar tersebut sehingga ia keluar pada tahun 1911 bersama dengan anaknya.<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=bN4MAQAAMAAJ&q=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&dq=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjzmZHFmrmDAxVm2jgGHUHIA_MQ6AF6BAgFEAI|title=Kronik kebangkitan Indonesia: 1908-1912|publisher=I:boekoe|isbn=978-979-1436-09-0|pages=353, 375|language=id|url-status=live}}</ref> Berdasarkan tulisan di ''Pewarta Deli'', Dja Endar Moedaa dicerca hendak menjatuhkan perusahaan tersebut sehingga dia digantikan sebagai pemimpin redaksi.<ref>{{Cite book|last=Said|first=Mohammad|date=1976|url=https://books.google.co.id/books?id=QjFeAAAAIAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3sJHyirmDAxVDVmwGHRCdA4YQ6AF6BAgFEAI|title=Sejarah pers di Sumatera Utara, dengan masyarakat yang dicerminkannya, 1885-Maret-1942|publisher=Waspada|pages=57|language=id|url-status=live}}</ref> Kemimpinan redaksi digantikan oleh [[Soetan Parlindoengan]] pada tanggal 18 Januari 1911.<ref>{{Cite book|last=Idrus|first=Ani|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=SXUcAAAAMAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjJ4PXqm7mDAxWiamwGHZ1PAPAQ6AF6BAgJEAI|title=Sekilas pengalaman dalam pers dan organisasi PWI Sumatera Utara|publisher=Waspada|pages=17|language=id|url-status=live}}</ref> Pada saat itu, direktur perusahaan Syarikat Tapanoeli diketuai oleh haji Mohamad Tahir yang bekerja sebagai juru tulis untuk [[Tjong A Fie]]. Selain Tahir, juga ada Haji Ibrahim Penghulu Pekan, Haji Abdul Hamid Pandjang Janggut, Haji Oesman serta beberapa penyalur batik di kursi direksi.<ref>{{Cite book|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA61&lpg=PA61&dq=Dja+Endar+Moeda++Sjarikat+Tapanuli&source=bl&ots=6kDYAxmZrX&sig=ACfU3U3oA72jl5gIdBYiNxEbJqJss4H3uw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiC9ZXnibmDAxW22DgGHTM1C144HhDoAXoECAIQAw|title=Seabad pers kebangsaan, 1907-2007|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|pages=61|language=id|url-status=live}}</ref>