Guilherme dos Santos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Taylorbot (bicara | kontrib)
Mainarticle -> "Main" | t=251 su=21 in=21 at=21 -- only 11 edits left of totally 33 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
(14 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 3:
| image = Guilherme dos Santos.jpg
| image_size = 220px
| caption =
| office = Daftar Bupati Bobonaro{{!}}Bupati Bobonaro
| order = ke-3
Baris 9:
| term_end = 1999
| governor = {{ubl|[[Mário Viegas Carrascalão]]|[[José Abílio Osório Soares]]}}
| lieutenant =
| predecessor = [[Mariano Jose Lopes da Cruz]]
| successor = Jabatan dihapuskan
| office1 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
Baris 16:
| term_end1 = 30 September 1997
| constituency1 = [[Timor Timur (daerah pemilihan)|Timor Timur]]
| birthname =
| othername =
| birth_date = {{birth date and age|1939|1|4}}
| birth_place = Memo, [[Maliana]], [[Timor Portugis]]
| death_date =
| death_place =
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater =
| party = [[Berkas:TL-KOTA.png|30px]] [[Asosiasi Pahlawan Timor|KOTA]] (1974–1975)<br>{{parpolicon|Golkar}}
| spouse =
| children =
| profession =
| religion =
| signature =
| office2 = Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]]
| termstart2 = 1987
| termend2 = 1992
| otherparty = [[Uni Timor Aswain|Untas]] (sejak 2000)
| office3 = Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Timor Timur
| term_start3 = 1987
| term_end3 = 1992
| predecessor3 = Tidak diketahui
| successor3 = [[Antonio Freitas Parada]]
| constituency2 = [[Timor Timur (daerah pemilihan)|Timor Timur]]
}}
 
'''Guilherme dos Santos''' ({{lahirmati|Memo, [[Maliana]], [[Timor Portugis]]|4|1|1939}}) adalah tokoh pro-integrasi [[Timor Timur]] dan [[liurai]] di [[Memo, Maliana|Memo]]. Dia pernah menjabat sebagai Bupati Bobonaro dari 1992 hingga 1999. Sebelumnya, dia juga menjabat sebagai ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] Tingkat I Provinsi [[Timor Timur]].
 
Pada tanggal 10 Juli 2003, dia dinyatakan bersalah secara ''in absentia'' oleh Panel Khusus Kejahatan SeriusBerat ([[:en:Special_Panels_for_Serious_Crimes_(East_Timor)|Special Panels for Serious Crimes]]) di [[Dili]] atas keterlibatannya dalam pembantaian di kantor [[Kepolisian Resor Maliana|Polres Maliana]] yang berlangsung pada tanggal 8 September 1999.<ref name=":0">{{Cite web|last=Sahude|first=Syaldi|date=1 Juli 2007|title=Guilherme dos Santos|url=http://syaldi.web.id/mot/cons92z%20-%20Guilherme%20dos%20Santos.htm#_ftnref1|website=Masters of Terror|archive-url=https://web.archive.org/web/20220520073004/https://www.syaldi.web.id/mot/cons92z%20-%20Guilherme%20dos%20Santos.htm#_ftnref1|archive-date=2022-05-20|dead-url=no|access-date=1 September 2018}}</ref>
 
== Kehidupan awal dan karir politik ==
Dos Santos lahir di Desa [[Memo, Maliana|Memo]], [[Maliana]], pada tanggal 4 Januari 1939. Ayahnya merupakan [[liurai]] (raja) di Memo pada masa [[Timor Portugis|Portugis]].{{sfn|Fitzpatrick, McWilliam & Barnes|2016|p=189}} Dia menjalani pendidikan dasar (''escola primária'') dan lulus pada tahun 1953, sebelum melanjutkan ke sekolah menengah pertama (''escola pré-secundária'') selama dua tahun dan lulus pada tahun 1955. Dos Santos ikut mendirikan Partai [[Asosiasi Pahlawan Timor]] ([[Bahasa Tetun|Tetun]]: ''Klibur Oan Timor Asuwain'', KOTA) pada tahun 1974, sebuah partai yang didukung oleh para [[liurai]] (raja-raja kecil di Timor Leste) seperti dirinya.{{efn|Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) menulis bahwa Dos Santos adalah anggota [[Uni Demokrasi Timor|UDT]] {{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|2010|p=435}}}} Semasa [[Pendudukan Indonesia atas Timor Timur|pendudukan Indonesia]], Dos Santos bergabung dengan [[Partai Golongan Karya|Golongan Karya]] (Golkar).{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}
 
Dos Santos merupakan anggota delegasi [[Pemerintah Sementara Timor Timur]] (PSTT) yang pergi ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] untuk menyampaikan petisi integrasi kepada Presiden [[Soeharto]] di [[Istana Negara]] pada tanggal 7 Juni 1976.{{sfn|Gonggong & Zuhdi|1995|p=88}} Setelah pembentukan DPRD Tingkat I [[Timor Timur]] pada tanggal 4 Agustus 1976 dengan komposisi anggota sebanyak 30 orang, Dos Santosdia ditunjuk untuk menjadi salah satunyasatu anggotanya.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}{{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi|2010|p=428}} UntukGuna menunjang karirnya sebagai birokrat, Dos Santos mengikuti kursus dasar orientasi pemerintahan (Sus Orientasi Pemerintahan) pada tahun 1977 dan kursus DPRD (Sus DPRD) I dan II pada tahun 1985. Dia terpilih menjadi ketua DPRD Tingkat I Timor Timur pada tahun 1982, sebelum kemudian menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] dua tahun berikutnya.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1987|p=303}}
 
Dos Santos terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]] pada tanggal 1 Oktober 1992, di mana dia menjadi anggota [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi I DPR RI]]. Di tahun yang sama, dia juga diangkat menjadi Bupati Bobonaro untuk menggantikan [[Mariano Lopes da Cruz]]. Saat menjabat sebagai bupati, dia terlibat dalam sengketa lahan pertanian dengan para petani penggarap dari [[:de:Saburai|Saburai]] yang cenderung pro-kemerdekaan. Dos Santos mengklaim bahwa tanah tersebut adalah warisan dari ayahnya selaku liurai.{{sfn|Fitzpatrick, McWilliam & Barnes|2016|p=189}} Dos SantosDia merupakan anggota delegasi Indonesia yang mengunjungi [[Vatikan]] pada bulan Agustus 1993 dalam rangka melakukan kegiatan ziarah.{{sfn|Center for Strategic and International Studies|1994|p=60}}
 
== Karir sebagai bupati ==
== Keterlibatan dalam kekerasan politik ==
 
Sebagai bupati, dia berperan penting dalam membangun kekuatan [[Milisi pro-Indonesia di Timor Leste|milisi pro-integrasi]] dan mengatur berbagai tindakan kekerasan yang mereka lakukan guna memastikan kemenangan kaum pro-otonomi dalam [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] yang diadakan oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] pada tahun 1999.{{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi |2010|2010}p=|p=3080}} Dos Santos memerintahkan beberapa pejabat pembantunya untuk memberi dukungan material terhadap milisi, seperti Manuel Gama (Kabag Keuangan Kabupaten Bobonaro), Jose Monis da Cruz (Kabag Pembangunan), dan Antonio Mendonça (Asisten Bupati I). Sebagian yang lain, seperti [[Leonito Martins]], bergabung dengan milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurus Merah Putih]] (DMP).<ref name=":0" />
=== Keterlibatan dalam kekerasan politik ===
Sebagai bupati, dia berperan pentingterlibat dalam membangun kekuatan [[Milisi pro-Indonesia di Timor Leste|milisi pro-integrasi]] dan mengatur berbagai tindakantindak kekerasan yang mereka lakukan guna memastikan kemenangan kaum pro-otonomi dalam [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] yang diadakan oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] pada tahun 1999.{{sfn|Timor-Leste, Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi |2010|2010}p=|p=3080}} Dos Santos memerintahkan beberapa pejabat pembantunya untuk memberi dukungan material terhadapkepada milisi, seperti Manuel Gama (Kabag Keuangan Kabupaten Bobonaro), Jose Monis da Cruz (Kabag Pembangunan), dan Antonio Mendonça (Asisten Bupati I). Sebagian yang lain, seperti [[Leonito Martins]], bergabung dengan milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurus Merah Putih]] (DMP).<ref name=":0" />
 
Dos Santos juga secara rutin mengalihkan dana dari anggaran sosial dan pembangunan kabupaten kepada para pemimpin [[Forum Persatuan Demokrasi dan Keadlian]] (FPDK), sebuah organisasi sayap politik dari para milisi pro-integrasi. Dia sering menghadiri berbagai rapat tertutup untuk ikut mengambil keputusan mengenai tindakan milisi.<ref name=":0" />
 
Awalnya, Dos Santos setuju untuk mengadakan dialog dengan kelompok pelajar pro-kemerdekaan. Namun, akibat pengaruh dari [[Burhanuddin Siagian|Siagian]], pandangannya berubah dan dia menolak segala bentuk dialog dan negosiasi dengan mereka.{{sfn|Tanter, Selden, & Shalom|2001|2010}p=|p=83}} Oleh karena itu, Dos Santosdia tidak berniat untuk menyelenggarakan [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] di Bobonaro dengan penuhitikad hatibaik. Pada tanggal 24 Maret 1999, dia mengeluarkan instruksi yang mengharuskan semua pegawai negeri di kota [[Maliana]] untuk mengisi formulir yang menyatakan pendapat mereka mengenai status [[Timor Leste]] menjelang [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]]. Identitas responden tidak dilindungi dan tiap responden harus meminta tanda tangan dari atasan mereka. Selain itu, tidak diterangkan pula alasan Dos Santos selaku bupati memerlukan dokumen tersebut.<ref>{{Cite news|last=Polglaze|first=Karen|date=29 Maret 1999|title=East Timor public servants quizzed over loyalty|url=https://etan.org/et99/april/1-7/0etpubli.htm|work=Australian Associated Press|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
Pada tanggal 8 April 1999, di Bobonaro diadakan sebuah aksi unjuk kekuatan yang dilakukan oleh ratusan milisi pro-Indonesia dari seluruh Timor Leste, di mana opsi pro-Indonesia dalam referendum digaungkan secara militan di depan para pejabat militer dan sipil.<ref name=":0" /> Kemudian, pada bulan Juni 1999, iadia kemungkinan besar merestui serangan terhadap kerabat dari aktivis hak asasi manusia terkemuka, [[:en:Aniceto_Guterres_Lopes|Aniceto Guterres Lopes]],. denganDos Santos pernah mengatakanberkata bahwa dia akan "berurusan langsung" dengan para aktivis yang bertemu dengannya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=14 Juni 1999|title=Parents of Aniceto Guteres Lopes terrorised|url=http://etan.org/et99/june/13-19/13paren.htm|work=Fortillos|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
Misal,Dalam dalamsebuah sebuahacara kampanye pada tanggal 17 Juli, dia mengatakan bahwa satu-satunya dokumen yang diperlukan dalam pemungutan suara adalah [[Kartu Tanda Penduduk|kartu tanda penduduk]] (KTP). Ini bertentangan dengan persyaratansyarat yang diajukandiminta PBBoleh yangPBB, memintayakni dokumen identifikasi (seperti KTP dan surat baptis) dan surat kelayakan untuk mengikuti pengambilanpemungutan suara.<ref>{{Cite news|last=Dodd|first=Mark|date=27 Juli 1999|title=Frontier town becomes the UN's acid test|url=https://etan.org/et99/july/25-31/27fronti.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=20 Mei 2024}}</ref> Pada pertengahan bulan Juli 1999, Dos Santos mengancam akan membunuh personel PBB dari [[Australia]] apabila mereka tidak menjalankan peraturan pendaftaran pemungutan suara "dengan adil".<ref>{{Cite news|date=17 Juli 1999|title=Mayor Threatens To Kill Aussies|url=https://etan.org/et99/july/18-24/17mayor.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
[[Berkas:0250 Militia Commander Joao Tavares at Balibo Integration (1).jpg|jmpl|Dos Santos (kiri) dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] (kanan) saat acara kampanye pro-otonomi di [[Balibo]], 17 Juli 1999.]]Menjelang pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 30 Agustus 1999, iaDos Santos ikut memperparah masalah pengungsi yang sudah akut dengan memaksa warganya untuk melarikan diri ke [[Atambua]]. Dia mengatakan bahwa itu "lebih baik" daripada menghadapi konsekuensi yang akan terjadi jika kelompok pro-kemerdekaan memenangkan referendum. Untuk memfasilitasinya, pihak kabupaten akan menyediakan fasilitas transportasi. Sebagai penekanan, Dos Santos mengatakan bahwa dia "memiliki banyak uang" sehingga dapat tinggal di mana saja, tak seperti warganya yang "tidak punya uang". Milisi di Bobonaro juga mengancam akan mengobarkan "perang" jika rakyat menolak mendukung otonomi.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=20 Juli 1999|title=Bupati Bobonaro Paksa Warganya Mengungsi|url=https://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01604.html|work=MateBEAN|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
 
Selain itu, dia juga menghambat proses registrasi untuk pemungutan suara dengan memerintahkan [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|polisi]], [[Tentara Nasional Indonesia|tentara]], dan milisi di Bobonaro untuk memaksa pemilih agar tidak memberikan surat baptis mereka seperti yang diminta oleh PBB. Sebagai bupati, dia juga mengimbau warganya untuk tidak tidak berpartisipasi dalam pendaftaran. Dos Santos secara pribadi mengatakan bahwa dirinya tidak akan ikut serta.<ref name=":0" />
 
Untuk memastikan kemenangan kelompok pro-otonomi, Dos Santos berencana untuk memboyong pemilih secara ilegal dari [[Timor Barat]]. Dalam rapat Pemda Bobonaro pada tanggal 22 Juli 1999, dia menyampaikan rencana untuk menyelundupkan sekitar 10.000 pemilih dari [[Atambua]].<ref>{{Cite news|date=28 Juli 1999|title=Calon Pemilih Dicari di Daerah Sebelah|url=https://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01680.html|work=MateBEAN|access-date=20 Mei 2024}}</ref> Hal ini menyebabkan KepalaKetua EksekutifPerwakilan [[UNAMET]], [[:en:Ian_Martin_(UN_official)|Ian Martin]], mengajukan keluhan secara tertulis kepada kepala satuan tugas Indonesia, [[Agus Tarmidzi]], pada tanggal 19 Agustus. Martin menyatakan bahwa Dos Santos selaku bupati dan Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]] selaku Dandim Bobonaro telah menentang kebijakan pemerintah Indonesia untuk menjamin kondisi yang layak untuk pelaksanaan referendum.<ref name=":0" />
 
=== Keterlibatan dalam Pembantaian Maliana ===
{{Main|Pembantaian Maliana}}
Dos Santos terlibat dalam perencenaan [[Pembantaian Maliana]].<ref name=":0" /> Pada tanggal 10 Agustus, dia ikut memimpin rapat di kantor bupati untuk memutuskan bagaimana milisi akan bereaksi terhadap kekalahan Indonesia dalam referendum. Selain Dos Santos, hadir pula Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]] (Komandan Kodim di Bobonaro), Lettu Inf Sutrisno, [[João da Costa Tavares]], dan [[Jorge da Silva Tavares]]. Para kepala desa dan pemimpin milisi pro-integrasi juga ikut serta. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa milisi akan mencoba memancing reaksi dari [[Falintil]], sehingga mereka dapat dimobilisasi untuk membunuh para pendukung kemerdekaan. Dos Santos dan [[João da Costa Tavares|Tavares]] menyarankan pembuatan daftar pendukung kemerdekaan, sedang Burhanuddin akan menyediakan bantuan senjata untuk melaksanakan rencana tersebut.<ref name=":0" />
 
Dos Santos terlibat dalam perencenaan [[Pembantaian Maliana]].<ref name=":0" /> Pada tanggal 810 September 1999Agustus, paradia anggotaikut memimpin rapat di kantor bupati untuk memutuskan bagaimana milisi [[:de:Dadarus_Merah_Putih|Dadurusakan Merahbereaksi Putih]]terhadap (DMP)kekalahan diIndonesia bawahdalam pimpinanreferendum. [[NatalinoSelain Monteiro]]Dos danSantos, beberapa tokoh lain juga ikut memimpin jalannya rapat, seperti Letkol Kav [[HalilintarBurhanuddin (milisi)|HalilintarSiagian]] (Komandan Kodim di bawahBobonaro), pimpinanLettu Inf Sutrisno, [[João da Costa Tavares]], atasdan perintah[[Jorge Letkolda KavSilva Tavares]]. Semua kepala desa dan pemimpin milisi (termasuk [[BurhanuddinNatalino SiagianMonteiro]],) menyerangjuga sejumlahhadir besardalam pendukungrapat. kemerdekaanDalam yangpertemuan padatersebut tanggaldisepakati 3bahwa Septembermilisi diimbauakan untukmencoba mengungsimemancing direaksi kantordari [[KepolisianFalintil]], Resorsehingga Maliana|Polresmereka Maliana]].dapat Saatdimobilisasi terjadiuntuk pembantaian,membunuh para pendukung kemerdekaan. Dos Santos tidakdan mengambil[[João tindakanda apapunCosta untukTavares|Tavares]] menghentikannyamenyarankan ataupembuatan mencegahdaftar pembantaianpendukung susulankemerdekaan, yangsedang Burhanuddin akan menyediakan bantuan senjata untuk terjadimelaksanakan seharirencana berikutnyatersebut.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Sahude|first=Syaldi|date=1 Juli 2007|title=MalianaNatalino Monteiro|url=http://syaldi.web.id/mot/event4Natalino%20Monteiro.htm|website=Masters of Terror|access-date=2024 Mei 2024}}</ref>
 
Pada tanggal 8 September 1999, para anggota milisi {{interlanguage link|Dadarus Merah Putih|de}} (DMP) di bawah pimpinan [[Natalino Monteiro]], atas perintah Letkol Kav [[Burhanuddin Siagian]], menyerang 47 pendukung kemerdekaan yang pada tanggal 3 September telah diimbau untuk mengungsi di kantor [[Kepolisian Resor Maliana|Polres Maliana]]. Saat terjadi pembantaian, Dos Santos tidak mengambil tindakan apapun untuk menghentikannya atau mencegah pembantaian susulan yang terjadi sehari berikutnya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|last=Sahude|first=Syaldi|date=1 Juli 2007|title=Maliana|url=http://syaldi.web.id/mot/event4.htm|website=Masters of Terror|access-date=20 Mei 2024}}</ref>
Pada bulan Januari 2000, Dos Santos diinterogasi oleh [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ia sebelumnya sudah dituntut oleh [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]]. Namun, tanpa alasan yang jelas, namanya tiba-tiba keluar dari daftar tuntutan sekitar bulan Mei 2000. Pada bulan Agustus 2000, dia berada di [[Timor Barat]], di mana dia bergabung dengan organisasi [[Uni Timor Aswain]] (Untas) yang dirintis oleh para pemimpin milisi pro-Indonesia dengan tmaksud membalikkan proses kemerdekaan untuk [[Timor Timur]].<ref name=":0" /> Dua pegawai negeri yang berada di bawah wewenangnya, Sabino Gouveia Leite dan Francisco Noronha, didakwa di depan [[Panel Kejahatan Serius]] pada bulan Februari 2001 di Dili karena terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan.<ref name=":0" />
 
=== Buntut ===
Pada bulan Januari 2000, Dos Santos diinterogasi oleh [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ia sebelumnya sudah dituntut oleh [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]]. Namun, tanpa alasan yang jelas, namanya tiba-tiba keluar dari daftar tuntutan sekitar bulan Mei 2000. Pada bulan Agustus 2000, dia berada di [[Timor Barat]], di mana dia bergabung dengan organisasi [[Uni Timor Aswain]] (Untas) yang dirintis oleh para pemimpin milisi pro-Indonesia dengan tmaksudmaksud membalikkan proses kemerdekaan untuk [[Timor TimurLeste]].<ref name=":0" /> Dua pegawai negeri yang berada di bawah wewenangnya, Sabino Gouveia Leite dan Francisco Noronha, didakwa di depan [[Panel Kejahatan Serius]] pada bulan Februari 2001 di Dili karena terbukti melakukan tindak kejahatan kemanusiaan.<ref name=":0" />
== Kehidupan pribadi ==
Dos Santos mempunyai seorang istri yang secara politik berseberangan dengannya. Berkebalikan dengannya, sangSang istri mendukung kemerdekaan [[Timor TimurLeste]], hal yang sangat bertentangan dengan pandangan politiknya. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Juli 1999, setelah berbicara dalam sebuah kampanye pro-otonomi, dia memukul dan mengancam akan membunuh istrinya akibat perbedaan tersebut. Sang istri kemudian dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.<ref name=":0" />
 
== Catatan ==
Baris 96 ⟶ 106:
{{s-start}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|tahun=1992—1999|jabatan=[[Daftar Bupati Bobonaro|Bupati Bobonaro]]|pendahulu=[[Mariano Jose Lopes da Cruz]]|pengganti=Jabatan dihapuskan}}
{{kotak selesai}}
 
Baris 104 ⟶ 114:
[[Kategori:Kelahiran 1939]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Timor Leste]]