Maulana Yusuf dari Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Raden Salman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
{{Infobox religious biography|honorific-prefix=|name=''Sultan Maulana Syarif Yusuf Al-Bantani''|image=COLLECTIE TROPENMUSEUM Begraafplaats Maulana Yusuf Pakalangan TMnr 60016489.jpg|alt=|caption=Makam Maulana Yusuf di Banten pada tahun 1920-an|religion=[[Islam]]|denomination=[[Sunni]]|known_for=Penakluk [[Kerajaan Sunda]]|birth_name=Maulana Yusuf|birth_date=|birth_place=|death_date=1585|death_place=|children=*[[Ratu Winaon]]
| honorific-prefix =
| name = Syarif Maulana Yusuf Al-Bantani
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Begraafplaats Maulana Yusuf Pakalangan TMnr 60016489.jpg
| alt =
| caption = Makam Maulana Yusuf di Banten pada tahun 1920-an
| religion = [[Islam]]
| denomination = [[Sunni]]
| known_for = Penakluk [[Kerajaan Sunda]]
| birth_name = Maulana Yusuf
| birth_date =
| birth_place =
| death_date = 1585
| death_place =
| children = *[[Ratu Winaon]]
*[[Maulana Muhammad]]
*Arya Upapati
| father = [[Maulana Hasanuddin]]
| mother = [[Ratu Ayu Kirana]]
|mother=[[Ratu Ayu Kirana]]|spouse=[[Ratu Hadijah]]|predecessor=[[Fatahillah]]|successor=[[Abdur Rauf al-Bantani]]|office1=Sultan [[Kesultanan Banten|Banten]] Ke-2|term_start1=1570|term_end1=1585|predecessor1=[[Maulana Hasanuddin]]|successor1=[[Maulana Muhammad]]|title=|region=|dynasty=[[Wangsa Banten|Hasan al-Bantani]]}}
| spouse = [[Ratu Hadijah]]
| succession = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]] Ke-2
| reign = 1570–1585
| predecessor = [[Maulana Hasanuddin]]
| successor = [[Maulana Muhammad]]
| title =
| region =
| dynasty = [[Wangsa Banten]]
}}
 
'''Maulana Syarif Maulana Yusuf''' atau '''Pangeran Pasareyan''' merupakan [[putraPutra]] dari [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia melanjutkan kekuasaan [[bapak]]nyabapaknya di [[Banten]] dalam rentang waktu [[1570]] - [[1585]].
 
Selama satu dekade kekuasannya, Maulana Yusuf menitikberatkan perhatiannya pada pengembangan kota (sekarang [[Kota Kuno Banten|Banten Lama]]), keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian, serta melanjutkan politik ekspansi ayahnya. Salah-satu pencapaian terbesarnya adalah menaklukkan Pulasari dan Pakwan Pajajaran, ibu kota [[Kerajaan Sunda]] di tahun [[1579|1979]].<ref>{{Cite book|last=Darmawidjaja|date=1968|url=https://books.google.com/books?id=gi4GAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Pulasari+1579&q=Pulasari+1579&hl=en|title=Orang Baduj: harimau djadi-djadian|publisher=Kinta|language=id}}</ref> Penaklukkan ini dilandasi oleh tekadnya untuk menyebarkan agama Islam hingga ke pedalaman Banten dan menghilangkan ancaman Kerajaan Sunda yang masih bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]. Sejak penaklukan tersebut, agama Islam semakin tersebar luas di daerah Banten dan [[Jawa Barat]]. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami era kejayaan dimana Banten berkembang menjadi salah-satu pusat perdagangan terpenting di [[Asia Tenggara]].<ref>{{Cite book|last=M.Hum|first=Ikot Sholehat|url=https://books.google.com/books?id=N1W6DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA136&dq=%22Maulana+Yusuf%22+kerajaan+Banten&hl=en|title=PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-227-199-9|language=id}}</ref>
 
Silsilah Maulana Yusuf adalah putra Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten dari jalur al-Hasani dan Ratu Ayu Kirana. Ia juga merupakan salah-satu cucu dari [[Sunan Gunung Jati]] dari ibu dan cicitcucu dari Sultan Malaka yaitu Syarif Abdullah dari ayah. Oleh karenanya Maulana Yusuf masih berkerabat dengan para Sultan Malaka. Ia menikah dengan Ratu Hadijah dan mempunyai dua anak, yaitu Ratu Winaon dan [[Maulana Muhammad dari Banten|Pangeran Muhammad]]. Pangeran Muhammad inilah yang nantinya meneruskan takhta dan menjadi raja ketiga Kesultanan Banten.
 
== Masa pemerintahan ==
Baris 32 ⟶ 56:
 
Dalam rangka ekspansi wilayah dan penyebaran agama Islam, Sultan Maulana Yusuf memperluas pengaruhnya hingga ke pedalaman.<ref>{{Cite book|last=MARDIYONO|first=P.|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=SvY1EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT223&dq=%22Maulana+Yusuf%22+pedalaman&hl=en|title=GENEALOGI KERAJAAN ISLAM DI JAWA Menelusuri Jejak Keruntuhan Kerajaan Hindu dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7910-80-0|language=id}}</ref> Di tahun 1579, Kesultanan Banten di bawah pemerintahannya berhasil menaklukkan [[Pakwan Pajajaran]]. Penaklukan ini mengakibatkan berakhirnya pemerintahan [[Kerajaan Sunda]] di wilayah [[Jawa Barat]].<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=48|url-status=live}}</ref> Penaklukan ini membuat Islam semakin tersebar luas di Jawa Barat. Dalam penaklukkan ini, banyak penguasa dan alim-ulama yang ikut bersama Sultan Maulana Yusuf. Oleh karena itu, ponggawa-ponggawa yang ditaklukkan lalu diislamkan tetapi dibiarkan untuk memegang jabatannya semula. Berakhirnya kekuasaan Pajajaran ditandai dengan diboyongnya batu [[Palangka Sriman Sriwacana]] (singgasana raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20&nbsp;cm itu diboyong karena tradisi politik agar di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Setelah Pakuan ditelantarkan, diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang memilih meninggalkan keraton dan berpindah ke daerah [[kabuyutan]] di Lebak. Mereka menetapkan tata cara kehidupan lama yang ketat dan sekarang dikenal sebagai orang Baduy. Sultan Maulana Yusuf kemudian meninggal dunia pada 1585 M karena sakit dan dimakamkan di Pekalangan Gede, dekat kampung Kasunyatan sekarang. Karena itu, setelah meninggal ia diberi gelar Pangeran Panembahan Pekalangan Gede atau Pangeran Pasarean.{{Butuh rujukan}}
 
== Silsilah ==
 
=== Naskah Negarakertabumi ===
 
* Maulana Yusuf, bin
* Maulana Hasanuddin
* Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Jati / Susuhunan Cirebon
* Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim (Nyi Mas [[Rara Santang]]) binti [[Sri Baduga Maharaja]]
* Ali Nurul Alam + Puteri Mesir{{cn}}
* Jamaluddin Al-Husein
* Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin
* Amir Abdullah Khan
* Abdul Malik (India)
* Alwi 'Ammul faqih Hadhramaut
* Muhammad Shohib Mirbath
* Ali Khali' Qasam
* Alwi Shohib Bait Jubair
* Muhammad Maula as-Shauma'ah
* Alwi al-Mubtakir
* Ubaidillah
* [[Ahmad al-Muhajir]]
* [[Isa al-Rumi]]
* [[Muhammad An-Naqib]]
* [[Ali al-Uraidhi]]
* [[Ja'far ash-Shadiq]] ([[Madinah]])
* [[Muhammad al-Baqir]]
* [[Ali Zainal Abiddin]]
* [[Husein]]
* [[Fatimah az-Zahra]]
* Nabi Islam [[Muhammad]]
* Abdullah
* Abdul Muthalib
* Hasyim
* Abdul Manaf
* Qusay
* Kilab
* Murroh
* Ka'ab
* Luay
* Ghalib
* Dst.{{who}}{{cn}}
 
=== Naskah Kaprabonan ===
 
* Nabi Islam [[Muhamad]]
* Sarifah Siti Fatimah
* Husen
* Jaenal Abidin
* Muhammad Mubarakin
* Imam Ja’far Sidiq
* Musa
* Kalijam
* Habi Jamali
* Amad Nakiddi
* Ali Nakiddi
* Hasan Sukri,
* Muhammad Dadi
* Raja Banissrail
* Ratu Mesir
* Raja Duta
* Sunan Gunung Jati / Kanjeng Sinuhun Carbon / Syarif Hidayatullah
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
 
=== Kitab Purwaka Caruban Nagari<ref>Pangeran Raja (PR) Aria Cirebon. 1720. Purwaka Caruban Nagari. [[Cirebon]]: [[Kesultanan Kacirebonan]]</ref>{{fv}} ===
 
* Nabi Islam Muhammad
* Siti Fatimah
* Sayid Husen{{who}}
* Sayid Abidin
* Muhammad Baqir
* Ja’far Sidik
* Kasim al-Malik
* Idris
* Al-Baqir
* Ahmad
* Baidillah
* Muhammad
* Alwi al-Mishri
* Abdul Malik
* Amir
* Ali Nurul Alim
* Syarif Abdullah (Sultan Hut / Sultan Mahmud)
* Sunan Gunung Jati
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
 
Maulana Yusuf memiliki garis keturunan yang bersambung pada Nabi Islam [[Muhammad]] dari jalur [[Hasan bin Ali]].
 
* Nabi IslamMuhammad
* Fatimah Az-Zahra
* Imam Hasan As-sibith
* Hasan Al-Mutsanna (Syarif Mekah ke-1)
* Abdullah Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3)
* Musa Al-jaun (Syarif Mekah ke-7)
* Abdullah Al-kiram (Syarif Mekah ke-9)
* Musa (Syarif Mekah ke-12)
* Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21)
* Abdullah (Syarif Mekah ke-22)
* Ali
* Sulaiman
* Husin
* Isa
* Abdul Karim
* Mutha’in
* Idris
* Mekah Qatadah (Syarif Mekah ke-43)
* Ali
* Hasan
* Abi Nami
* Abi Dzabih Muhammad
* Athifah
* Muhammad
* Jarullah Abdul Aziz
* Abdullah (Sultan Malaka)
* Hidayatullah (Pendiri Kesultanan Banten)
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
 
Silsilah ini disusun berdasarkan kajian nasab Sayyid Yusuf al-Angawi Sumenep yang disusun oleh Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan dan Habib Alwi bin Abi Bakri bin Bil Faqqih. Selain disusun oleh ahli nasab dari tokoh Alawiyin, nasab di atas juga telah disempurnakan berdasarkan kajian nasab Keluarga Besar Anggawangsa Anggawi al-Hasani Surabaya yang menurunkan para Adipati, Tumenggung hingga Wedana di Jawa Timur. Keluarga Besar Anggawangsa sendiri merupakan keturunan Sultan Ageng Tirtayasa utamanya dari jalur Pangeran Purbaya. Anak keturunan Pangeran Purbaya di Jawa Timur menggunakan gelar MAS yang merupakan singkatan dari Maulana Syarif. Sebagian besar dari keturunan itu banyak yang dimakamkan di Pemakaman Boto Putih dan satu komplek dengan makam Sultan Banten terakhir yaitu Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin.
 
Jalur Athifah ini juga dikuatkan dengan keberadaan makam salah satu keturunan Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Muhammad Atif di Tangerang. Nama Muhammad Atif di nisbatkan dari nama leluhurnya yaitu Athifah bin Abi Dzabih Muhammad.
 
== Rujukan ==