Aenesidemus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dianosaurus (bicara | kontrib) k #article-section-source-editor Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
infobox |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox philosopher|region=[[Filsafat Barat]]|era=[[Filsafat Helenistik]]|name=Aenesidemus|birth_date={{circa|abad ke-1 SM}}|birth_place=[[Knossos]]|school_tradition=[[Pyrrhonisme]]|main_interests=[[Skeptisisme]]|notable_ideas=Sepuluh sifat Aenesidemus ("''The ten modes of Aenesidemus''")}}
'''Aenesidemus''' (lahir abad ke-1 SM, Knossos, Kreta) adalah seorang [[Filsafat|filsuf]] dan ahli [[Dialektik|dialektika]] dari sebuah perguruan tinggi di Yunani yang menghidupkan kembali prinsip Pyrrhonian. adalah aliran skeptisisme filosofis Yunani Kuno yang menolak dogma dan menganjurkan penangguhan penilaian atas kebenaran semua keyakinan. Pyrrhonisme merupakan solusi praktis terhadap masalah pengetahuan yang masih rumit dan “belum terpecahkan”. ▼
{{Pyrrhonisme}}
▲'''Aenesidemus''' (lahir abad ke-1 SM, Knossos, Kreta) adalah seorang [[Filsafat|filsuf]] dan ahli [[Dialektik|dialektika]] dari sebuah perguruan tinggi di Yunani yang menghidupkan kembali prinsip Pyrrhonian. adalah aliran skeptisisme filosofis Yunani Kuno yang menolak dogma dan menganjurkan Epoche, yaitu penangguhan penilaian atas kebenaran semua keyakinan. Pyrrhonisme merupakan solusi praktis terhadap masalah pengetahuan yang masih rumit dan “belum terpecahkan”.
Menurut Amy Tikkanen, Aenesidemus dalam tulisannya yang berjudul Pyrrhonian Discourses, merumuskan 10 teori untuk membela Skeptisisme, empat argumen untuk sifat-sifat yang muncul akibat mempersepsi, dua tentang hal yang dirasakan, dan empat mengenai hubungan antara yang mempersepsi dan hal yang dirasakan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Tikkanen|first=Amy|date=2924-05-05|title=Aenesidemus Greek philosopher|url=https://www.britannica.com/topic/Academy-ancient-academy-Athens-Greece|journal=Britannica}}</ref>
Baris 5 ⟶ 7:
Gisela Striker menulis sangat sedikit yang diketahui tentang biografi Aenesidemus. Dia pernah tinggal di [[Aleksandria|Alexandria]] (Aristocles ap. Eusebius, Praep. ev. XIV 18.22). [[Fotios I dari Konstantinopel|Photius]] menyebut Aenesidemus mendedikasikan sebuah buku kepada “sesama Akademisi,” Roman L. Tubero, dan ini sebagai bukti bahwa dia adalah sarjana yang [[Skeptisisme|skeptis]], namun kemudian memutuskan untuk berdebat. Tentu saja ini merupakan suatu bentuk skeptisisme berbeda tentang [[Pyrrhonisme|Pyrrho]].<ref>{{Cite web|last=Striker|first=Gisela|date=2022-06-05|title=5 - The Ten Tropes of Aenesidemus|url=https://www.cambridge.org/core/books/abs/essays-on-hellenistic-epistemology-and-ethics/ten-tropes-of-aenesidemus/75DEEC01D214EBF04FD0A54ACFE7DCCE|website=Cambridge University Press|access-date=2024-05-25}}</ref>
Dari catatan Photius diketahui bahwa Aenesidemus tidak puas dengan perubahan [[Dogmatik|dogmatis]] yang diadopsi perguruan tinggi, maka dia mengajukan banding kepada pendiri gerakan skeptis. Menurut Aenesidemus, dogmatis itu [[mitos]]. Tidak diketahuo dengan pasti perkenalan Aenesidemus dengan tradisi Pyrrhonist. Namun, para ahli sepakat
== Dialektika Logika ==
Baris 17 ⟶ 19:
== Zaman Filsafat ==
Amy Tikkanen melanjutkan, Epochē, dalam filsafat Yunani, “penangguhan penilaian atas kebenaran semua keyakinan,” adalah sebuah prinsip yang awalnya dianut oleh para skeptis filosofis nondogmatis dari
Epoche digunakan pada abad ke-20 oleh [[Edmund Husserl]], pendiri aliran [[Fenomenologi (filsafat)|fenomenologi]]. Edmund menilai epoche adalah sebuah teknik yang lebih mendasar dari abstraksi dan pemeriksaan esensi. Epocje berfungsi untuk menyoroti kesadaran itu sendiri. Menurut dia, filsuf harus mempraktikkan keraguan Cartesian, yang bersifat metodis dan tentatif. Terutama untuk semua hal yang masuk akal. Begitu juga dengan semua hal yang bersifat empiris-alami. Filsuf harus menempatkan hal-hal tersebut pada penangguhan keyakinan transendental.
Baris 23 ⟶ 25:
Edmud melanjutkan, filsuf harus mengenyampingkan keyakinannya dan fokus pada realita, seperti halnya melihat rumah, pepohonan, dan manusia, sama halnya dengan kesadarannya terhadap hal-hal tersebut. Dengan demikian, kesadaran tersebut kebal terhadap zaman yang melenyapkan objek-objeknya.
Namun, zaman telah menyelesaikan tugasnya, segera setelah kesadaran diwujudkan ke dalam persepsi batinnya, karena hanya dengan demikianlah kesadaran dapat dikenai abstraksi generalisasi dan pemeriksaan esensi yang sama seperti yang telah diterapkan pada objek-objeknya. Dengan demikian, dihasilkan fenomenologi murni yang melengkapi [[ontologi]] (teori keberadaan) untuk area khusus dan menjelaskan tentang munculnya atau
== Referensi ==
|