Gabriel Manek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Melownteyy (bicara | kontrib)
k Mengubah gelar sesuai dengan yang resmi
Albert101032 (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
|archdiocese = [[Keuskupan Agung Ende|Ende]]|province =|metropolis=|diocese =
|see =
|elected =|appointed = 3 Januari 1961<br/>({{age in years and days|1913|8|18|1961|1|3}})
|term=|term_start =|quashed =|term_end = 19 Desember 1968<br/>({{age in years and days|19611913|18|318|1968|12|19}})
|predecessor = [[Antonius Hubertus Thijssen]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|opposed = |successor = [[Donatus Djagom]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|other_post = {{unbulleted list|Uskup Agung Tituler Bavagaliana (1968–1976)}}
<!---------- Orders ---------->
|ordination = 28 Januari 1941<ref name = CH>{{cite web|url=http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bmanek.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=03 Juli 2019|archive-date=2023-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230424170002/https://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bmanek.html|dead-url=no}}</ref><br/>({{age in years and days|19411913|18|2818|19891941|111|3028}})|ordained_by = [[Heinrich Leven]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|consecration = 25 April 1951<br/>({{age in years and days|19511913|48|2518|19891951|114|3025}})|consecrated_by = [[Heinrich Leven]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
Baris 39:
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
'''[[Pelayan Tuhan| Hamba Allah]] Mgr. Gabriel Yohanes Wilhelmus Manek, {{post-nominals|post-noms=[[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]}}''' ('''Lay Tjong Sie''') ({{lahirmati|Ailomea, [[Lasiolat, Belu|Lahurus, Belu]], [[Pulau Timor]], [[Hindia Belanda]]|18|8|1913|{{City-state|Denver|Colorado}}, [[Amerika Serikat]]|30|11|1989}}) adalah seorang [[imam]] dan juga [[uskup]] [[Indonesia]]. Ia menjadi Uskup pribumi kedua di Indonesia setelah Mgr. [[Albertus Soegijapranata]], [[S.J.]] Ia menjabat sebagai Uskup Larantuka sebelum kemudian menjadi Uskup Agung Ende, hingga ia mengundurkan diri dan menjadi Uskup Agung Emeritus.
 
Ia dikenal sebagai Uskup kaum miskin (''bishop of the poor'').<ref name="florestimur.info">{{Cite web |url=http://www.florestimur.info/Blog%20Posts/makam-manek1.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2016-08-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160822202618/http://www.florestimur.info/Blog%20Posts/makam-manek1.html |dead-url=yes }}</ref>
Baris 46:
Gabriel Manek dilahirkan sebagai anak laki-laki bungsu dari pasangan Yohanes Leki (Lay Phiang Sioe) dan Lioe Kioe Moy yang berdarah campuran [[Tionghoa]].<ref>{{Cite web |url=http://www.radarsorong.com/read/2013/04/12/10571/Ngalap-Berkah-di-Makam-Monsinyur-Manek |title=Salinan arsip |access-date=2017-11-27 |archive-date=2017-12-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171201042032/http://www.radarsorong.com/read/2013/04/12/10571/Ngalap-Berkah-di-Makam-Monsinyur-Manek |dead-url=no }}</ref> Pada keesokan hari setelah kelahirannya, ia dipermandikan dengan nama [[Santo Gabriel|Gabriel]] Yohanes Wilhelmus Manek oleh R.P. [[Arnold Verstraelen]], S.V.D. Pada waktu ini, ayahnya berada di [[Tiongkok]] sementara tidak lama kemudian ibunya meninggal dunia. Ia kemudian diadopsi oleh Maria Belak, istri Don Kaitanus Da Costa, raja [[Kerajaan Tasifeto]], yang berbasis di bagian utara [[Kabupaten Belu|Belu]].
 
Pada tahun 1920, Gabriel mulai menjalani pendidikan dasar (''normalschool'') di [[Halilulik]], Standard School di [[Ndona]] dan dilanjutkan di ''schakelschool'' [[Ndao]], [[Ende]], [[Flores]], lalu di Seminari [[Sikka]] tahun [[1927]]. Ia kemudian pindah ke Seminari [[Todabelu]], [[Matoloko]], [[Flores]] pada Juli [[1928]]. Ia masuk [[novisiat]] S.V.D. pada 16 Oktober 1932 (ada yang menulis tahun 1933) dan sejak 17 Januari 1937 (ada juga yang menulis tahun 1936) ia berkuliah di Seminari Tinggi Ledalero, dan lulus sebagai angkatan pertama setelah mengucapkan kaul pertamanya.<ref>{{Cite web |url=http://paulusbudikleden.blogspot.co.id/2012_05_01_archive.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2016-08-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160816230711/http://paulusbudikleden.blogspot.co.id/2012_05_01_archive.html |dead-url=no }}</ref> Pada [[15 Agustus]] [[1940]], ia mengucapkan kaul kekal sebagai anggota SVD di Seminari Tinggi SVD.<ref>{{Cite web |url=http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2016-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160829054031/http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://smnrlalian-jkt.blogspot.co.id/2011/09/mgr-gabriel-manek-svd.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2018-05-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180521051602/http://smnrlalian-jkt.blogspot.co.id/2011/09/mgr-gabriel-manek-svd.html |dead-url=no }}</ref> Tepat satu bulan kemudian pada [[15 September]] [[1940]], ia menerima tahbisan [[diakonat]]. Ia ditahbiskan sebagai [[imam]] pada [[28 Januari]] [[1941]] oleh Mgr. [[Hendrikus Leven]] di Gereja Nita, [[Maumere]].<ref>{{Cite web |url=http://www.wisata.nttprov.go.id/index.php/2014-01-20-04-43-22/2014-01-20-07-39-48/flores-timur/247-makam-ym-uskup-agung-mgr-gabriel-johanes-wilhelmus-manek-svd |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-17 |archive-date=2016-10-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161010230537/http://www.wisata.nttprov.go.id/index.php/2014-01-20-04-43-22/2014-01-20-07-39-48/flores-timur/247-makam-ym-uskup-agung-mgr-gabriel-johanes-wilhelmus-manek-svd |dead-url=yes }}</ref> Ia menjadi imam pribumi pertama di Nusa Tenggara Timur bersama dengan R.P. Carolus Kale Bale, S.V.D.<ref>{{Cite web |url=https://nanafrans.wordpress.com/2012/01/18/50-tahun-hierarki-indonesia/ |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2022-03-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220308170900/https://nanafrans.wordpress.com/2012/01/18/50-tahun-hierarki-indonesia/ |dead-url=no }}</ref>
 
Sebagai imam muda, ia bekerja sebagai pastor pembantu di Paroki Nita, Flores. Pada masa penjajahan Jepang, ia bekerja sebagai imam di seluruh daerah Flores Timur, Pulau Alor dan Pantar, karena kebanyakan imam diinternir. Ia kemudian bertugas di Lahurus dan terlibat dalam dunia politik atas izin Gereja. Saat itu, Manek bertugas sebagai Anggota Pemerintahan [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) yang berkedudukan di [[Kefamenanu]]. Ia bertugas di Timor pada periode 1946 hingga 1951. Kunci yang menjadi pokok perhatiannya adalah menyapa setiap umat secara personal, mengenal mereka; memperhatikan persoalan yang sedang dihadapi dan mencari upaya untuk meningkatkan kualitas iman umat. Sebagai pastor pribumi pertama di Nusa Tenggara itu, Manek dikenal dermawan dan penuh perhatian kepada kaum papa. Dia kerap menggunakan sampan kecil untuk menyeberang ke pulau-pulau di luar Larantuka guna menyapa umatnya.<ref>{{Cite web |url=http://www.radarsorong.com/index.php?mib=berita.detail&id=10571 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2016-09-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160919062737/http://www.radarsorong.com/index.php?mib=berita.detail&id=10571 |dead-url=no }}</ref> Dari Flores, ia kembali ke Timor dengan tugas khusus membuka dan memimpin Seminari Menengah St Maria Immakulata Lalian pada tahun 1950 bersama dengan Pastor Heinrich Janssen S.V.D. Ia diberi tugas sebagai Direktur Seminari, sementara Janssen menjadi Prefek Seminari. Ia sempat menjabat sebagai anggota parlemen [[Negara Indonesia Timur]].
 
=== Penunjukkan sebagai Uskup ===
Pada [[8 Maret]] [[1951]] bersamaan dengan pendirian Vikariat Apostolik Larantuka, ia ditunjuk sebagai [[Vikaris Apostolik]] [[Keuskupan Larantuka|Larantuka]] dengan gelar Uskup Tituler [[Alinda]]. Hal ini membuat Manek sebagai uskup pribumi kedua setelah [[Albertus Soegijapranata]], S.J. yang menjadi [[Keuskupan Agung Semarang|Vikaris Apostolik Semarang]] bergelar Uskup Tituler Danaba. Vikariat Larantuka dibentuk sebagai pemekaran dari [[Keuskupan Agung Ende|Vikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]]. Ia ditahbiskan sebagai uskup pada [[25 April]] [[1951]] oleh Penahbis Utama Mgr. [[Henricus Leven]], Vikaris Apostolik Emeritus Kepulauan Sunda Kecil bergelar Uskup Tituler Arca di Armenia. [[Jacques Pessers|Jacques Franciscus Maria Pessers]], S.V.D. yang merupakan [[Keuskupan Atambua|Vikaris Apostolik Atambua]] bergelar Uskup Tituler Candyba bersama dengan [[Albertus Soegijapranata|Soegijapranata]], [[Yesuit|S.J.]] yang merupakan Vikaris Apostolik Semarang bergelar Uskup Tituler Danaba menjadi Uskup Penahbis Pendamping.
 
Pada 1954, Manek mengadakan upacara penyerahan Keuskupan Larantuka kepada [[Hati Maria Yang Tak Bernoda]]. Pada 15 Agustus 1958, ia mendirikan Tarekat [[Puteri Reinha Rosari]] (PRR), bersama dengan Sr. Anfrida SSpS. Pada 4 Juni 1959 bersama dengan Isabella Diaz Gonzales, Manek menjajaki kemungkinan berdirinya Rumah Sakit Kusta Lewoleba di Lembata, [[Nusa Tenggara Timur]]. Hal ini disusul dengan ditempatinya rumah Bernardus Weka Lejab yang dijadikan poliklinik sekaligus Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) empat hari berselang. Rumah Sakit tersebut kini dikenal sebagai Rumah Sakit Lepra Beato Damian Lewoleba.<ref>{{Cite web |url=http://www.hidupkatolik.com/2013/04/08/rs-lepra-beato-damian-melayani-penderita-lepra-dengan-cinta |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-16 |archive-date=2016-08-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160822162251/http://www.hidupkatolik.com/2013/04/08/rs-lepra-beato-damian-melayani-penderita-lepra-dengan-cinta |dead-url=yes }}</ref>
 
Bersamaan dengan dipromulgasikannya Konstitusi Apostolik ''Qoud Christus Adorandus'' tentang berdirinya Hierarki Gereja Katolik di Indonesia secara mandiri oleh [[Paus Yohanes XXIII]], ia "bertukar posisi" dengan Mgr. [[Antonius Hubertus Thijssen]], S.V.D., di mana ia menjadi [[Keuskupan Agung Ende|Uskup Agung Endeh]], sementara Mgr. Thijssen menjadi [[Keuskupan Larantuka|Uskup Larantuka]]. Manek menghadiri tiga sesi pertama [[Konsili Vatikan II]]. Ia kemudian mengudurkan diri sebagai Uskup Agung Endeh pada [[19 Desember]] [[1968]] dan mendapat gelar Uskup Agung Tituler Bavagaliana. Sebagai Uskup Emeritus sejak 1968, Gabriel hidup sebagai perantau di [[San Fransisco]], [[Amerika Serikat]] dengan alasan menjalani pengobatan. Namun konon terjadi konflik yang begitu keras yang terjadi di Keuskupan Agung Endeh pada waktu itu, dan ia mendapat tekanan yang begitu berat. Setelah kesehatannya mulai membaik, ia melayani "Saint Francis Xavier Catholic Japanese Mission" dan juga komunitas kaum Negro di Gereja St. Patrick, Ouckland. Ia kemudian mengundurkan diri sebagai Uskup Agung Tituler Bavagaliana pada 15 Mei 1976.
 
== Meninggal dunia ==
Baris 72:
{{s-rel|ca}}
{{s-new|first}}
{{s-ttl|years=[[8 Maret]] [[1951]] [[ 3 Januari]] [[1961]]|title=[[Vikaris Apostolik]] [[Keuskupan Larantuka|Larantuka]]}}
{{s-aft|after=[[Antoine Hubert Thijssen]], [[S.V.D.]]}}
{{s-bef|before=[[Antoine Hubert Thijssen]], [[S.V.D.]]}}
{{s-ttl|years=[[3 Januari]] [[1961]] [[ 19 Desember]] [[1968]]|title=[[Uskup Agung]] [[Keuskupan Agung Ende|Endeh]]}}
{{s-aft|after=[[Donatus Djagom]], [[S.V.D.]]}}
{{S-break}}
{{s-pre}}
{{s-bef|before=[[Eris Norman Michael O'Brien]]}}
{{s-tul|title=[[Uskup]] [[Alinda]]|years=[[8 Maret]] [[1951]] [[ 3 Januari]] [[1961]]}}
{{s-aft|after=[[Charles Alexander Grant]]}}
{{s-bef|before = [[John Baptist Hubert Theunissen]], [[S.M.M.]]}}
{{s-tul|title = [[Uskup Agung]] [[Bavagaliana]]|years=[[19 Desember]] [[1968]] [[ 15 Mei]] [[1976]]}}
{{s-aft|after = [[László Pacifik Paskai]], [[O.F.M.]]}}
|}