Parakan, Temanggung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Sejarah Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 20:
Pada zaman perjuangan kemerdekaan, daerah ini terkenal dengan senjata [[bambu runcing]] bahkan nama [[bambu runcing]] sampai saat ini di abadikan sebagai julukan sebuah klub sepak bola kebanggaan warga kabupaten Temanggung, [[Persitema]] yang berkompetisi di [[Liga Indonesia]] yakni [[Persitema]] Laskar Bambu Runcing. Salah satu tokohnya adalah [[Subchi|K.H. Subchi]] yang dijuluki "Jenderal Bambu Runcing", bersama tokoh-tokoh yang lain yaitu [[Sumo Gunardo|K.H.R. Sumo Gunardo]], [[Nawawi Ichsan|K.H. Nawawi]], [[Muhammad Ali (Bambu Runcing)|K.H. M Ali]], [[Abdurrahman (Bambu Runcing)|K.H. Abdurrahman]], dan tokoh-tokoh lainnya seperti K.H. Mandur, Sahid Baidzowi, Ahmad Suwardi, K.H. Istachori Syam'ani Al-Khafidz. Parakan juga merupakan tempat lahir tokoh perjuangan nasional [[Mohamad Roem]], yang terkenal sebagai delegasi Indonesia dalam perundingan diplomasi [[Perundingan Roem-Royen|Roem-Roijen]].
Dikatakan Parakan karena bersemayam kyai yang disebut parak atau perek. Kyai Parak
Parakan pernah menjadi pusat pemerintahan [[Kabupaten Menoreh]] dengan bupati terakhir KRT. Sumodilogo yang membuat heboh dan meninggal dibunuh oleh tentara [[Diponegoro]]. KRT. Sumodilogo dimakamkan di desa [[Tegalrejo, Bulu, Temanggung]] sedang kepalanya di Selarong, Yogyakarta. Menurut catatan ada beberapa ulama pengikut [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang bermukim di [[Kabupaten Temanggung|Temanggung]].
|