Sulawesi Tenggara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Voltamen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 26:
|ibukota = [[Kota Kendari]]
|kota besar = [[Kota Baubau]]
|nama gubernur = [[Andap Budhi Revianto]] (penjabat)
|nama wakil gubernur = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = Nur Endang Abbas
|nama ketua DPRD = Abdulrahman Saleh
|luas = 38140
|penduduk = 2726590
|tahun populasi = 30 Juni 2023
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="SULTRA">{{cite web|url=https://sultra.bps.go.id/publication/2023/02/28/1828fe18cd21a894338918f9/provinsi-sulawesi-tenggara-dalam-angka-2023.html|title=Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2023|pages=86|work=BPS|access-date=29 Juli 2023|format=pdf}}</ref>
|kepadatan = auto
|kabupaten = 15
|kota = 2
Baris 40 ⟶ 31:
|kelurahan = 377
|desa = 1.915
|nama gubernur = [[Andap Budhi Revianto]] (penjabatPenjabat)
|nama wakil gubernur = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = NurAsrun Endang AbbasLio
|nama ketua DPRD = Abdulrahman Saleh
|luas = 38140
|penduduk = 27265902785517
|tahun populasi = 30 Juni 20232024
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="SULTRA">{{cite web|url=https://sultra.bps.go.id/publication/2023/02/28/1828fe18cd21a894338918f9/provinsi-sulawesi-tenggara-dalam-angka-2023.html|title=Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2023|pages=86|work=BPS|access-date=29 Juli 2023|format=pdf}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|95,8082% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 2,2624% [[Kekristenan]]
** 1,6664% [[Protestan]]
** 0,60% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|1,89% [[Hindu]] |0,05% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = {{collapsible list|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)|[[Bahasa Tolaki|Tolaki]] (dominan)|[[Bahasa Moronene|Moronene]]|[[Bahasa Cia-cia|Cia-cia]]|[[Bahasa Wawonii|Wawonii]]|[[Bahasa Wolio|Wolio]]|[[Bahasa Muna|Muna]]|[[Bahasa Bajo|Bajo]]|[[Bahasa Wakatobi|Wakatobi]]<br>[[Bahasa Sasak|Sasak]]|[[Bahasa Bali|Bali]]|[[Bahasa Jawa|Jawa]]|[[Bahasa Bugis|Bugis]]|[[Bahasa Toraja|Toraja]]|[[Bahasa Sunda|Sunda]]|[[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]]}}
|lagu = Wulele Sanggula (Tolaki)<br>Wonua Bombana (Moronene)<br>Otampo (Muna)<br>Kaki Dhisaku (Buton)
|ISO = ID-SG
Baris 71:
}}
 
'''Sulawesi Tenggara''' (disingkat '''Sultra''') adalah sebuah [[Daftar Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak bagian tenggara pulau [[Sulawesi]], dengan ibu kota [[Kota Kendari|Kendari]]. Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di provinsi [[Sulawesi Selatan]] dan Tenggara Sulselra dengan [[Bau-Bau]] sebagaiibukotanya ibuadalah kotakecamatan kabupatenBaubau. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.
 
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau [[Sulawesi]], secara geografis terletak di bagian selatan garis [[khatulistiwa]] di antara 02°45' – 06°15' [[Lintang Selatan]] dan 120°45' – 124°30' [[Bujur Timur]] serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140&nbsp;km² (3.814.000 ha) dan perairan ([[laut]]) seluas 110.000&nbsp;km² (11.000.000 ha). Pada pertengahan tahun 20232024, jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebanyak 2.726785.590517 orang.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 20232024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=234 NovemberOktober 20232024|format=visual}}</ref>
 
== Sejarah ==
Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di [[Provinsi Sulawesi Selatan]] dan [[Tenggara]] (Sulselra) dengan Kecamatan [[Baubau]] sebagai ibu kota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai [[Daerah]] [[Otonom]] berdasarkan [[Perpu]] No. 2 tahun 1964 [[Juncto]] UU No.13 Tahun 1964.
=== Masa Kesultanan – Kerajaan Nusantara ===
Sulawesi Tenggara pada masa pemerintahan Negara Kesultanan – Kerajaan Nusantara hingga terbentuknya Kabupaten Sulawesi Tenggara pada tahun 1952, sebelumnya merupakan [[Afdeling]]. [[Onderafdeling]] ini kemudian dikenal dengan sebutan Onderafdeling BoetonButon Laiwoi dengan pusat Pemerintahannya di Bau-Bau. Onderafdeling BoetonButon Laiwui tersebut terdiri dari: Afdeling BoetonButon, Afdeling Muna, dan Afdeling Laiwui.
 
[[Onderafdeling]] secara konsepsional merupakan suatu wilayah administratif setingkat kawedanan yang diperintah oleh seorang ([[wedana]] bangsa [[Belanda]]) yang disebut Kontroleur (istilah ini kemudian disebut [[Patih]]) pada masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]]. Sebuah onderafdeling terdiri atas beberapa ''[[landschap]]'' yang dikepalai oleh seorang hoofd dan beberapa distrik (kedemangan) yang dikepalai oleh seorang districthoofd atau kepala distrik setingkat asisten wedana.
Baris 87 ⟶ 86:
Dalam beberapa anggapan bahwa Onderafdeling merupakan jajahan kiranya tidaklah benar, karena dalam kasus Onderafdeling Boeton Laiwoi terdapat hubungan dominasi yang agak besar oleh Belanda sebagai pihak yang super power pada masa itu dengan Kesultanan dan Kerajaan di Sulawesi Tenggara khususnya Kesultanan Buton, sehingga diberikanlah status Onderafdeling Boeton Laiwoi.
 
Afdeling Kolaka pada waktu itu berada di bawah Onderafdeling Luwu (Sulawesi Selatan), kemudian dengan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1952 Sulawesi Tenggara menjadi satu Kabupaten, yaitu Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan ibu Kotanya Baubau. Kabupaten Sulawesi Tenggara tersebut meliputi wilayah-wilayah bekas Onderafdeling BoetonButon Laiwui serta bekas Onderafdeling Kolaka dan menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Pusat Pemerintahannya di Makassar.{{cn}}
 
=== Masa [[Orde Lama]] (1945-1965) ===
Melalui Undang-Undang No. 29 Tahun 1959, Kabupaten Sulawesi Tenggara dimekarkan menjadi empat [[kabupaten]], yaitu: [[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Kendari]], [[Kabupaten Kolaka]], dan [[Kabupaten Muna]]. Keempat daerah tingkat II tersebut masih merupakan bagian dari [[Provinsi Sulawesi Selatan]] dan [[-Tenggara]]. Sulitnya komunikasi perhubungan saat itu, antar Daerah Tingkat II se Sulawesi Selatan Tenggara dengan pusat Pemerintahan Provinsi di Makassar, menghambat pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun pelaksanaan tugas pembangunan disamping gangguan [[pemberontakan DI/TII]].
 
DaerahKabupaten Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas.{{Butuh rujukan}} Wilayahnya memiliki sumber daya mineral hasil tambang terutama [[nikel]].<ref>{{Cite book|last=Prasetyo, B. E., dkk.|date=2015|url=https://www.esdm.go.id/assets/media/content/KEI-Dampak_Pembangunan_Smelter_di_Kawasan_Ekonomi_Khusus_(Studi_Kasus_Provinsi_Sulawesi_Tenggara).pdf|title=Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara|location=Jakarta|publisher=Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral|isbn=978-602-0836-13-3|pages=1|url-status=live|access-date=2023-05-26|archive-date=2023-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20230814145359/https://www.esdm.go.id/assets/media/content/KEI-Dampak_Pembangunan_Smelter_di_Kawasan_Ekonomi_Khusus_(Studi_Kasus_Provinsi_Sulawesi_Tenggara).pdf|dead-url=no}}</ref> Hasil tambang lainnya berupa aspal dan sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainnya. Atas pertimbangan ini tokoh–tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara, membentuk Panitia Penuntut Daerah Otonom Tingkat I Sulawesi Tenggara. Tugas Panitia tersebut adalah memperjuangkan pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tenggara pada Pemerintah Pusat di Jakarta. Cita-cita tersebut tercapai dengan keluarnya Perpu No. 2 Tahun 1964 Sulawesi Tenggara yang menetapkan menjadi Daerah Otonom Tingkat I dengan ibu kotanya [[Kendari, Kendari|Kecamatan Kendari]].
 
Realisasi pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dilakukan pada tanggal 27 April 1964, yaitu saat dilakukannya serah terima wilayah kekuasaan dari Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara, Kolonel Inf. A. A. Rifai kepada Pejabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, J. Wajong. Pada saat itu, Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara mulai berdiri sendiri terpisah dari Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Karena itu, tanggal 27 April 1964 adalah hari lahirnya Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara yang setiap tahun diperingati.
 
=== Masa [[Orde Baru]] (1965-1998) ===
Pada 3 Agustus 1995, dibentuk satu [[kotamadya]] yaitu [[Kota Kendari]], yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kendari (kini bernama [[Kabupaten Konawe]]).
 
=== Masa Reformasi (1998-sekarang) ===
Pada 21 Juni 2001, dibentuk satu [[kota]] baru bernama [[Kota Baubau]], yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buton. Kemudian selanjutnya terbentuk beberapa [[kabupaten]] baru, antara lain:
Baris 113 ⟶ 109:
# [[Kabupaten Muna Barat]], dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli 2014)
 
Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota. Saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki Kantor Penghubung Provinsi Sulawesi Tenggara pada Gedung Menara Global yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto [[Jakarta Raya]].
 
== Pemerintahan ==
Baris 136 ⟶ 132:
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara}}
 
=== DaftarPembagian kabupaten dan kotaadministratif ===
{{utama|Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara}}
{{:Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara}}
Baris 172 ⟶ 168:
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Sejarah kependudukan Sulawesi Tenggara<br />'''Sumber:'''<ref name="BPS">{{cite web |title=Penduduk Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus meningkat |url=http://sultra.bps.go.id/ |edition= |year= |publisher=BPS Sultra |accessdate=1 October 2010 |archive-date=2009-07-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090717095600/http://sultra.bps.go.id/ |dead-url=no }}</ref>
|}
 
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Proses pedole-dole.jpg|jmpl|ka|220px|Proses pedole dole, tradisi [[imunisasi]] masyarakat [[Suku Buton|Buton]].]]
 
Mayoritas penduduk yang mendiami provinsi Sulawesi Tenggara adalah suku asli setempat, termasuk diantaranya adalah suku [[Suku Tolaki|Tolaki]], [[Suku Buton|Buton]], [[Wawonii, Konawe Kepulauan|Wawonii]], [[Suku Banggai|Banggai]], [[Suku Balatantak|Balantak]], [[Suku Wolio|Wolio]]-Buton, [[Suku Muna|Muna]], [[Suku Moronene|Moronene]], dan lainnya.<ref>{{cite web|url=https://www.gramedia.com/literasi/suku-di-pulau-sulawesi/|title=Suku di Pulau Sulawesi|website=www.gramedia.com|accessdate=2022-10-23|archive-date=2022-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20221023124711/https://www.gramedia.com/literasi/suku-di-pulau-sulawesi/|dead-url=no}}</ref> Suku [[Suku Bugis|Bugis]] asal Sulawesi Selatan menjadi jumlah terbesar dari suku lain asal provinsi lainnya. Ada juga sebagian lagi suku [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Makassar|Makassar]], [[Suku Bali|Bali]], [[Suku Sunda|Sunda]] dan suku lainnya dari berbagai daerah di [[Indonesia]]. Dari data [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010]], sebanyak 1.401.478 jiwa atau 62,90% dari 2.227.937 jiwa penduduk, adalah suku asal Sulawesi Tenggara.<ref name="SUKU"/>
 
Berikut adalah banyaknya penduduk provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan suku bangsa, hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]]:<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=2022-10-23|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 236 ⟶ 231:
|-
| 10
| Asal [[SumatraSumatera]]
| style="text-align: right;" | 4.781
| style="text-align: right;" | 0,21%
Baris 256 ⟶ 251:
 
== Ekonomi ==
 
=== Komoditi ===
# [[Pertanian]], meliputi: [[kakao]], [[kacang mede]], [[kelapa]], [[cengkih]], [[kopi]], [[pinang]] [[lada]] dan [[vanili]]
Baris 265 ⟶ 259:
 
== Pendidikan ==
[[Berkas:Universitas Terbuka Kendari.jpg|jmpl|Gedung Universitas Terbuka UPBJJ Kendari]]
{{Perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara}}
 
Terdapat beberapa perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara baik negeri maupun swasta,<ref>{{Cite web|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/|title=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi|website=pddikti.kemdikbud.go.id/|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|access-date=2024-10-04|archive-date=2022-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20221207041425/https://pddikti.kemdikbud.go.id/|dead-url=no}}</ref> antara lain:
 
=== Negeri dan kedinasan ===
* [[Universitas Halu Oleo]] (UHO)
* [[Universitas Sembilanbelas November Kolaka]] (USN)
* [[Universitas Terbuka]] (UT) Kendari
* [[Institut Agama Islam Negeri Kendari]] (IAIN Kendari)
* [[Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari]] (Poltekkes Kemenkes Kendari)
* Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi
 
=== Swasta ===
* [[Univesitas Muhammadiyah Kendari]] (UM Kendari)
* [[Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara]] (Unusultra)
* [[Universitas Sulawesi Tenggara]] (Unsultra)
* [[Universitas Mandala Waluya]] Kendari
* [[Universitas Lakidende]] (Unilaki) di Konawe
* [[Universitas Dayanu Ikhsanuddin]] di Baubau
* [[Universitas Muhammadiyah Buton]]
* [[Universitas Karya Persada Muna]]
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==