Skala magnitudo momen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(12 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
Sebuah peningkatan satu tahap dalam [[skala logaritmik]] ini berarti sebuah peningkatan 10<sup>1,5</sup> = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 10<sup>3</sup> = 1000 kali kekuatan awal.
Skala Magnitudo momen {{M|w}} dianggap sebagai skala magnitudo resmi untuk menentukan peringkat gempa bumi berdasarkan ukuran. Skala ini lebih berhubungan langsung dengan energi gempa dibandingkan skala lainnya, dan tidak meleset – artinya, skala ini tidak meremehkan besaran seperti yang dilakukan skala lain pada kondisi tertentu.
== Sejarah ==
[[File:Hiroo Kanamori by Christopher Michel in 2022 04.jpg|thumb|left|[[Hiroo Kanamori]] seismologi asal Jepang, yang membuat Skala magnitudo pada tahun 1979]]
Pada awal 1900an, sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana [[gempa bumi]] terjadi, bagaimana gelombang seismik dihasilkan dan merambat melalui kerak bumi, dan informasi apa yang dibawanya mengenai proses pecahnya gempa; Oleh karena itu, skala magnitudo pertama bersifat empiris. Langkah awal dalam menentukan besaran gempa secara empiris terjadi pada tahun 1931 ketika seismolog Jepang Kiyoo Wadati menunjukkan bahwa amplitudo maksimum [[gelombang seismik]] gempa berkurang seiring dengan bertambahnya jarak pada tingkat tertentu.
[[Charles Richter]] kemudian mencari cara untuk menyesuaikan jarak episentrum gempa (dan beberapa faktor lainnya) sehingga logaritma amplitudo jejak seismograf dapat digunakan sebagai ukuran "magnitudo" yang konsisten secara internal dan secara kasar berhubungan dengan perkiraan energi gempa. Dia membuat [[Skala Richter]] pada tahun 1930an. Namun Skala Ritcher memiliki banyak kekurangan.
[[Hiroo Kanamori]] dan seismolog Amerika Thomas C. Hanks kemudian mengembangkan ''skala magnitudo momen'' yang menggantikan [[skala Richter]] sebagai pengukuran kekuatan relatif gempa.
[[Hiroo Kanamori]] menemukan metode untuk menghitung distribusi slip pada bidang patahan melalui bentuk gelombang teleseismik dengan Masayuki Kikuchi. Selain itu, mereka mempelajari seismologi waktu nyata.
[[Hiroo Kanamori]] mengembangkan metode baru deteksi peringatan dini gempa bumi dengan analisis cepat gelombang P menggunakan jaringan yang kuat. Algoritme tersebut saat ini sedang diuji dengan sistem Peringatan Dini Gempa Bumi (EEW) Southern California Seismic Network "ShakeAlert", dan merupakan salah satu dari tiga algoritma yang digunakan oleh sistem.<ref>[http://www.gps.caltech.edu/feature_articles/show/18 Hiroo Kanamori, Kyoto Laureate] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091013015601/http://www.gps.caltech.edu/feature_articles/show/18 |date=2009-10-13 }}</ref>
== Penggunaan ==
Skala Magnitudo momen kini merupakan ukuran gempa yang paling umum digunakan untuk gempa berkekuatan sedang hingga besar.
Skala ini kini digunakan oleh seluruh otoritas seismologi dunia seperti [[Survei Geologi Amerika Serikat]], [[Badan Meteorologi Jepang]], [[:en:European-Mediterranean Seismological Centre|Pusat Seismologi Eropa-Mediterania]] dan [[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) Indonesia sejak 2017 (sebelum itu, BMKG menggunakan [[Skala Richter]]). untuk melaporkan gempa bumi besar (biasanya M> 4), menggantikan skala magnitudo lokal {{M|L}} dan magnitudo gelombang permukaan {{M|s}} (Mww, dll.) mencerminkan berbagai cara memperkirakan momen seismik.
== Skala ==
{{Lihat pula|Daftar gempa bumi di Indonesia|Daftar gempa bumi terkuat sepanjang sejarah}}
[[File:Comparison of recent and historic earthquakes by energy release.png|thumb|300px|Sebuah diagram perbandingan skala gempa bumi]]
Berikut ini penjelasan mengenai dampak khas [[gempa bumi]] dengan berbagai magnitudo di dekat pusat gempa. Nilai tersebut bersifat tipikal dan mungkin tidak tepat pada kejadian di masa depan karena intensitas dan dampak gempa bumi tidak hanya bergantung pada magnitudo tetapi juga pada (1) jarak ke pusat gempa, (2) kedalaman fokus gempa di bawah pusat gempa, (3) lokasi episentrum dengan jarak perkotaan, dan (4) kondisi geologi.<ref name="Ellsworth">{{cite book
|publisher=USGS
|last=Ellsworth
|first=William L.
|chapter-url=http://www.johnmartin.com/earthquakes/eqsafs/safs_693.htm
|chapter=The Richter Scale ML
|title=The San Andreas Fault System, California
|editor-first=Robert E.
|editor-last=Wallace
|id=Professional Paper 1515
|page=177
|year=1991
|access-date=2008-09-14
|archive-date=April 25, 2016
|archive-url=https://web.archive.org/web/20160425121745/http://www.johnmartin.com/earthquakes/eqsafs/safs_693.htm
|url-status=dead
}}</ref>
Intensitas dan jumlah korban jiwa bergantung pada beberapa faktor seperti (kedalaman gempa, lokasi pusat gempa, kepadatan penduduk, dan lain-lain) dan sangat bervariasi.
{| class="wikitable sortable"
! Magnitudo
! Besaran
! [[Skala intensitas Mercalli yang dimodifikasi|MMI]]
! Dampak gempa bumi
! Frekuensi rata-rata kejadian secara global (Perkiraan)
|-
|style="background:lightskyblue;"| 1.0–1.9
| Mikro
| I
| Tidak terekam [[seismograf]]
| Terjadi terus menerus selama jutaan tahun
|-
|style="background:paleturquoise;"| 2.0–2.9
| Minor
| II-III
| Tidak terasa, tetapi terekam oleh alat [[Seismogram]]
| Lebih dari satu juta per tahun
|-
|style="background:palegreen;"| 3.0–3.9
| Lemah
| III-IV
| Seringkali terasa, tetapi tidak menimbulkan kerusakan
| Lebih dari 100.000 per tahun
|-
|style="background:greenyellow;"| 4.0–4.9
| Ringan
| IV-V
| Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
| 10.000 hingga 15.000 per tahun
|-
|style="background:yellow;"|5.0–5.9
| Sedang
| V-VI
| Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang lokal. Umumnya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.
| 1.000 hingga 1.500 per tahun
|-
|style="background:gold;"| 6.0–6.9
| Kuat
| VI-VII
| Kerusakan pada sejumlah bangunan di kawasan berpenduduk. Struktur yang tahan gempa dapat bertahan dengan kerusakan ringan hingga sedang. Struktur yang dirancang dengan buruk akan mengalami kerusakan hingga runtuh. Terasa di area yang lebih luas; hingga ratusan kilometer dari pusat gempa. Guncangan kuat hingga hebat di daerah episentrum.
| 100 hingga 150 per tahun
|-
|style="color:white; background:darkorange;"| 7.0–7.9
| Besar
| VIII-IX
| Menyebabkan kerusakan pada sebagian besar bangunan, ada yang runtuh sebagian atau runtuh seluruhnya. Struktur bangunan yang dirancang dengan baik kemungkinan besar akan mengalami kerusakan. Dan jembatan putus
| 10 hingga 20 per tahun
|-
|style="color:white; background:red;"|8.0–8.9
| Sangat besar
| IX atau lebih tinggi
| Kerusakan besar pada bangunan, dan struktur yang mungkin hancur. Akan menyebabkan kerusakan sedang hingga berat pada bangunan kokoh atau tahan gempa. Merusak di area yang luas. Terasa di wilayah yang sangat luas.
| Sekali per tahun
|-
|style="color:white; background:maroon;"|9.0–9.9
| Ekstrem
| X atau lebih tinggi
| Hampir kehancuran total – kerusakan parah atau keruntuhan pada semua bangunan. Kerusakan parah dan guncangan meluas hingga ke lokasi yang jauh. Perubahan permanen pada topografi tanah. Dapat memicu [[tsunami]] besar; [[Gempa bumi Valdivia 1960]] adalah gempa terbesar hingga saat ini
| Satu hingga tiga per abad<ref name="McCaffrey2008">{{cite journal | title=Global frequency of magnitude 9 earthquakes | first=R. | last=McCaffrey | journal=Geology | date=2008 | volume=36 | issue=3 | pages=263–266 | doi=10.1130/G24402A.1}}</ref>
|}
== Lihat pula ==
{{Portal|Ilmu
* [[Skala Richter]] - Skala gempa terdahulu
* [[Seismometer]] - Alat pengukur gempa bumi
* [[Daftar gempa bumi di Indonesia]]
== Referensi ==
|