Alawiyyin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Filing good (bicara | kontrib)
Penambahan pranala
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Menambah referensi penting
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
 
{{Infobox Family|name=Alawiyyin|footnotes=Alawiyyin adalah sebutan bagi semua keturunan paternal (garis lurus laki) Imam Ali dengan Sayyidah Fatimah dari kedua anaknya yang bernama Imam Hasan dan Imam Husein . Keturunannya tersebar di seluruh dunia dan biasa dipanggil Sayyid dan Syarif. Alawiyyin berbeda dengan Ba 'Alwi , dimana jika klaim Ba'Alwi sebagai keturunan paternal Rasulullah benar , maka semua Ba'Alwi adalah Alawiyyin, tapi tidak semua Alawiyyin adalah Ba'Alwi .Keturunan dari jalur Ba 'Alwi biasa dipanggil dengan habib (pria) dan habibah (wanita) .|members=al Hasani , al Husaini|otherfamilies=Keturunan Imam Ali dari jalur istri selain Sayyidah Fatimah|meaning=Semua keturunan paternal (jalur lurus laki) dari Imam Hasan dan Imam Husein|ethnicity=Arab , Quraish, Hasyimi, Al Hasani , Al Husaini|region=Hampir seluruh dunia}}
{{Infobox Family|name=Bani 'Alawi|footnotes=Ketika masih di [[Basra]], leluhur mereka Imam [[Ahmad al-Muhajir]] merupakan kepala keluarga atau Naqib dari keluarga al-Uraidhi. Sehingga nama keluarga mereka sebelumnya adalah al-Uraidhi. Namun ketika mereka hijrah ke [[Hadramaut]], mereka kemudian membentuk keluarga sendiri berdasarkan nama tiga putra Ubaidillah bin [[Ahmad al-Muhajir]]. Yakni: Basri (Bernama asli Ismail), Jadid dan Alawi. Nama terakhir inilah yang menurunkan Bani Alawi.
Kitab-kitab yang menyebut Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, kemungkinan besar menukil dari Habib Ali al-Sakran, seorang tokoh internal Ba Alawi sendiri.
Habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran (w.895 H.), menyebut Alwi sebagai anak dari Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib. Menurutnya, ditulis secara berkesinambungan sebagai Ubaid bin Ahmad bin Isa, hanya demikian belum ada urutan ke atas. Lalu ia berijtihad (berasumsi) bahwa Ubaid ini adalah sama dengan Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, seperti yang disebut dalam kitab Al-Suluk karya al-jundi (w. 730. H). Habib Ali al-Sakran menulis kitab yang bernama Al-Burqatul Mutsiqoh (selanjutnya disebut al-Burqah), yang untuk pertama kali nama Ubaidillah disebut sebagai Anak Ahmad bin Isa dengan argument bahwa Ubaidillah ini adalah nama lain Abdullah yang disebut oleh Al-Jundi (w. 730 H.).|caption=Lambang Rabithah Alawiyah|early_forms=[[Ali bin Ja'far|al-Uraidhi]]|members=[[Basyeiban]], [[Azmatkhan]] (Ditolak klaim tersebut oleh beberapa Keraton/Kedaton/Kasultanan yang bernasab kepada Azmatkhan garis Walisongo tetapi diakui oleh pihak [[Rabithah Azmatkhan]] bisa keduanya benar, bisa keduanya salah, bisa salah sarunya benar), [[al-Aydrus]], al-Muhdar, [[al-Attas]], [[Assegaf]], Albar (Albaar), [[Maula Aidid]], [[Bin Shahabuddin|Shahab]], [[al-Haddad]], Fad'aq, [[al-Habsyi Ba'Alawi|al-Habsyi]], Al-Hamid, al-Munaffar, [[Al Khered]], [[al-Kaff]], Bin Syechbubakar, Bafagih, Bilfaqih, dan sangat banyak lainnya|otherfamilies=Al Ahdal, Al Qudaimi, Al Jadid (Punah), Al Basri (Punah), Al Uraidhi|traditions=[[Tarekat Alawiyyah]]|heirlooms=|estate=|meaning=Keluarga Alawi bin Ubaidillah bin [[Ahmad al-Muhajir]]|ethnicity=[[Arab]]|region=Hampir seluruh dunia|birth_place=|Sapaan=[[Sayyid|Sa'adah]], [[Habib|Habaib]]}}
 
'''Alawiyyin''' ({{Lang-ar|العلويّن}}) adalah sebutan bagi keturunan Nabi Muhammad melalui Sayyidina [[Ali bin Abi Thalib]]. Keturunan Ali bin Abi Thalib melalui [[Fatimah az-Zahra]] binti Muhammad dikenal dengan sebutan [[Sayyid]] atau [[Syarif]]. Harus diketahui, istilah '''Alawiyyin''' berbeda dengan '''Ba'Alwi''' yang merupaka klan keluarga dari Yaman.
'''Alawiyyin''' ({{Lang-ar|العلويّن}}) adalah sebutan bagi kaum atau sekelompok orang yang memiliki pertalian darah dengan Alawi bin Ubaidillah<ref group=note>.</ref>. Sebutan lain untuk Alawiyyin adalah '''Ba 'Alawi''' atau Bani Alawi (keturunan Alawi). Ba' Alawi ialah nama keluarga bagi mereka yang memiliki nasab jalur laki-laki kepada [[Alawi bin Ubaidillah|Alawi]] bin [[Ubaidillah bin Ahmad|'Ubaidillah]].namun masih ada bukti valid adannya tokoh Ubaidillah ini ada yang mengatakan ini palsu ,aslinya mereka [[imigran yaman]] yang mengaku ngaku keturunan nabi<ref https://www.democrazy.id/2023/04/tokoh-nu-banten-tegaskan-tidak-ada_17.html?m=1>
 
Istilah '''Alawiyyin''' seringkali disalahartikan dianggap sama dengan [[Ba 'Alwi|Ba'Alwi / Ba'Alawi]]. Padahal Ba 'Alwi merupakan keturunan jalur laki-laki dari [[Alawi bin Ubaidillah|Alwi bin Ubaidillah]], yang klaim ketersambungan nasabnya kepada Nabi Muhammad SAW masih menjadi kontroversi karena ketiadaan sumber kitab sejaman yang mencatat Ubaidillah sebagai anak [[Ahmad al-Muhajir|Ahmad bin Isa]]<ref>Tabaqat al-Khawass Ahl al-Sudur wa al-Albab oleh Ahmad bin Sulaiman Abu Bakrah al-Turbani</ref><ref>Nashab al-Qurasy wa al-Hashimi oleh Murad Syukri Suwaidan</ref><ref>Asbab al-Nuzul oleh Sheikh Muqbil al-Wada'i</ref><ref>{{Cite book|last=Utsman al bantani|first=Imaduddin|date=2024|url=https://www.nahdlatul-ulum.com/wp-content/uploads/pdfs/Membongkar_Skandal_Ilmiah_Genealogi_Sejarah_Baalwi.pdf|title=Membongkar Skandal Ilmiah Genealogi Sejarah Ba 'Alwi|location=banten|publisher=Maktabah Nahdlatul Ulum|url-status=live}}</ref>.
 
== Asal Mula ==
Baris 14:
 
Baru sejak 1700 M mereka mulai bermigrasi <ref>Dostal, Walter; Wolfgang Kraus, eds. (2005). [[iarchive:shatteringtradit00dost|Shattering Tradition: Custom, Law and the Individual in the Muslim Mediterranean]] (print). New York: I.B. Tauris. pp. [[iarchive:shatteringtradit00dost/page/n241|233]]–253.</ref> dalam jumlah besar keluar dari Hadhramaut di seluruh dunia untuk [[Dakwah|berdakwah]].<ref>Ibrahim, Ahmad; Sharon Siddique; Yasmin Hussain, eds. (December 31, 1985). ''Readings on Islam in Southeast Asia''. Institute of Southeast Asian Studies. p. 407. ISBN <bdi>[[Special:BookSources/978-9971-988-08-1|978-9971-988-08-1]]</bdi>.</ref> Perjalanan mereka juga telah membawa mereka ke [[Asia Tenggara]]. Para imigran hadhrami ini berbaur dengan masyarakat lokal mereka yang tidak biasa dalam sejarah diaspora. Misalnya, '''Keluarga Jamalullail''' dari [[Perlis]] adalah keturunan dari Ba 'Alawi. '''Habib Salih''' dari [[Lamu]], [[Kenya]] juga merupakan keturunan Ba 'Alawi. Di Indonesia, tidak sedikit dari para pendatang ini menikah dengan perempuan lokal (atau laki-laki, meski lebih sedikit), terkadang bangsawan atau bahkan keluarga kerajaan, dan keturunan mereka kemudian menjadi [[sultan]] atau raja, seperti di [[Kerajaan Kubu|Kesultanan Kubu]], [[Kesultanan Palembang|Kesultanan Palembang Darussalam]]<ref>{{cite book|last=bin Thahir Al-Haddad|first=Al-Habib Alwi|year=1997|url=https://books.google.co.id/books/about/Sejarah_masuknya_Islam_di_Timur_Jauh.html?id=kcU1AAAACAAJ&redir_esc=y|title=Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh|location=Jakarta|publisher=Lentera Basritama|isbn=9789798880087|pages=67}}</ref><ref>{{cite book|last=Noegraha|first=Nindya|year=2001|url=https://books.google.co.id/books/about/Asal_usul_raja_raja_Palembang_dan_hikaya.html?id=MqPBAAAACAAJ&redir_esc=y|title=Asal-usul Raja-raja Palembang dan Hikayat Nakhoda Asyiq dalam Naskah Kuno: Koleksi Perpustakaan Nasional RI|location=Jakarta|publisher=Perpustakaan Nasional RI|isbn=9789799316455|pages=}}</ref>, atau di [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Kesultanan Siak Indrapura]]<ref>Ulrike Freitag; William G. Clarence-Smith, eds. (1997). ''[https://books.google.com/books?id=gBTbS4eNGp8C&q=hadhrami+married+local+women+indonesia&pg=PA9 Hadhrami Traders, Scholars and Statesmen in the Indian Ocean, 1750s to 1960s]''. Vol. 57 (illustrated ed.). BRILL. p. 9. [[International Standard Book Number|ISBN]] <bdi>[[Special:BookSources/978-90-04-10771-7|978-90-04-10771-7]]</bdi>.</ref>.
 
Pencatatan riwayat migrasi 1700 M di Nusantara dalam hamisy kitab Syamsudzahirah yang tertua adalah dari manuskrip Palembang tahun 1748 Masehi diragukan karena bertentangan dengan manuskrip-manuskrip Nusantara yang lebih tua, yang menyebut bahwa para sultan dan wali di Nusantara ini adalah contohnya manuskrip Bangkalan yang berangka tahun 1624 Masehi, dimana keturunan Rasulullah Muhammad Saw dari jalur Musa al-Kadzim.
 
== Penyebaran ==
Baris 37 ⟶ 39:
==Referensi==
{{Reflist}}
 
== Bibliografi ==
 
* {{Cite book|last=Imaduddin Utsman Albantani|date=2024|title=Membongkar Skandal Ilmiyah: Genealogi & Sejarah Ba'Alwi (Finalisasi Keterputusan Genealogi Ba'alwi Kepada Nabi Muhammad SAW)|location=Banten|publisher=Maktabah Nahdlatul Ulum|ref={{harvid|Imaduddin Utsman Albantani|2024}}}}
 
{{masyarakat-stub}}