Kisaran (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ErYn97 (bicara | kontrib)
→‎Galeri kota kisaran: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 56:
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat setempat, Kisaran awalnya merupakan sebuah kampung yang terletak di sekitar aliran Sungai Silau yang dikenal sebagai "Sei Saran". Kampung Sei Saran ini adalah nama lain dari Kampung Tebing, yang dipercaya sebagai awal mula pemukiman orang-orang [[Melayu]], [[Batak Toba]], maupun suku bangsa pendatang lainnya di kawasan tersebut. Nama Kampung Tebing muncul karena berada di dekat kawasan Tebing yang banyak terdapat di tepi Sei Silau akibat dari proses erosi aliran Sei Silau. Kampung ini sekarang dikenal sebagai [[Tebing Kisaran, Kota Kisaran Barat, Asahan|Kelurahan Tebing Kisaran]].<ref>{{cite book|title=Sejarah Kota Kisaran|origyear=2013|date=2 September 2016|publisher=[[Unimed]]|last=Rahmad}}</ref>
 
Konon, pada zaman dahulu kala, kampung tersebut sering dilanda oleh banjir yang membuat masyarakat setempat menderita. Penduduk kampung pun mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memohon pertolongan kepada Dewata (<small>''dalam [[Bahasa Batak Toba]] disebut'' "Debata"</small>) yang diyakini sebagaidapat pengendalimengendalikan air.<ref>{{cite web|title=Inilah Asal-Usul Nama Kisaran|url=https://www.asahansatu.co.id/inilah-asal-usul-nama-kisaran/|date=22 September 2017|website=www.asahansatu.co.id}}</ref> Mereka mengadakan ritual dan memohon agar air sungai tidak lagi mengganggu mereka. Setelah beberapa waktu, permohonan mereka terjawab dan air sungai menjadi tenang, tidak lagi membanjiri kampung mereka. Sebagai ucapan terima kasih kepada Dewata, kampung tersebut kemudian diberi nama "Sei Saran", yang dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Batak Toba]] berarti "air yang tenang".
 
Seiring dengan perkembangan waktu, nama "Sei Saran" kemudian mengalami proses [[metatesis]] (perubahan bunyi kata) menjadi "Kisaran" dalam penggunaan sehari-hari. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat di Kisaran.
 
===Legenda 2===
Menurut kisah yang sudah ada sejak turun-temurun, pada sekitar abad XVIIke-16 (XVI), bukit Katarina adalah tempat bertempurnya panglima perang kerajaan CinaTiongkok dengan Raja Maria Pane ke-7 dari Buntu Pane Asahan, bernama Datuk Daurung. Kemudian setelah bertarung adu kesaktian, tidak ada yang kalah dan menang, maka masing-masing mengeluarkan aji pamungkas, yaitu menjelma menjadi seekor ular naga dan ikan dundung. Keduanya lalu terjun ke Sungai Silau (Sei Silau).<ref name="Legenda01"/>
 
Mereka bertempur dengan mengandalkan kesaktian masing-masing. Akan tetapi, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina dapat dipukul jatuh, tertusuk sanai (patil) dari ikan dundung jelmaan Datuk Daurung. Naga itu meraung-raung menahan sakit dan menggelepar, yang akhirnya terkulai hanyut dan terkapar di hilir Sungai Silau tidak seberapa jauh dari bukit itu.
Baris 157:
* Transportasi Online :
** [[Gojek]]
** [[Taxi Maxim |Maxim Motor &Mobil]]
** Kijek (Kisaran ojek online)
* [[Becak|Becak Motor]]
Baris 223 ⟶ 224:
{{coord|2|59|0|N|99|37|0|E|display=title}}
{{Commonscat|Kisaran}}
 
<!--{{Kota Kisaran}}-->
{{Kabupaten Asahan}}